Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
“Elektrolisis”

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Raihan Azmi Simatupang


NIM : 211420001
Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : I (Satu)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
(PEM AKAMIGAS)

Cepu, 23 Maret 2022


PERCOBAAN 6 :
ELEKTROLISIS

I. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan reaksi elektrolisis
2. Mahasiswa dapat mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada
reaksi elektrolisis.
II. Keselamatan Kerja
Beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam percobaan ini adalah:
1. Hati – hati saat bekerja dengan larutan kimia.
2. Perhatikan MSDS dari tiap bahan yang digunakan dalam praktikum ini
(MSDS terdapat dalam lampiran).
3. Limbah cair sisa percobaan dibuang ke dalam wadah buangan limbah cair,
tidak diperkenankan membuang limbah ke dalam wastafel.
4. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke wadah buangan limbah padat.
5. Peralatan gelas ditangani dengan hati-hati.
6. Hati-hati saat bekerja dengan listrik.
7. Bahan-bahan yang digunakan, jangan sampai tertelan.
8. Bahan-bahan asma/basa yang digunakan, jangan sampai terkena kulit, jika
terkena kulit segera bilas dengan air yang mengalir.
9. Dalam setiap pengamatan yang dilakukan, jaga jarak mata anda dengan
materi yang diamati, hati-hati mata jangan sampai terkena efek dari
zat/reaksi yang terjadi. Jika terkena segera bilas dengan air.
10. Bersihkan (cuci) peralatan setiap kali sehabis digunakan percobaan. Tabung
reaksi dibersihkan dengan sikat tabung reaksi.

III. Dasar Teori


Proses dimana reaksi redoks yang tidak bisa berlangsing spontan, disebut
elektrolisis. Banyaknya perubahan kimia yang dihasilkan oleh arus listrik berbanding lurus
dengan kuantitas listrik yang lewat. Fakta ini ditemukan oleh Michael Faraday dalam tahun
1834 sebelum sifat electron dari arus listrik diketahui (Keenan, 1984).
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenan dengan interkonversi
energi listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah redoks (oksidasi -reduksi)
dimana dalam reaksi ini energi yang dilepas oleh reaksi spontan diubah menjadi
listrik atau dimana energi listrik digunakan agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi.
(Chang, 2004)
Elektrokimia menghubungkan reaksi kimia oksidasi reduksi dengan fisika
aliran muatan. Ini membuka kesempatan penggunaan energi bebas yang tersedia dalam
reaksi kimia spontan untuk menghasilkan kerja yang berguna serta pemanfaatan
energi menghasilkan reaksi yang tidakmungkin dengan jalin lain. (Oxtoby, 2001)
Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel galvanic (atau
sel volta). Sel seperti ini mengubah energi kimia menjadi energi listrik, yang dapat
digunakan untuk melakukan kerja. Sebuah sel di mana potensial luar yang berlawanan
menyebabkan reaksi berlangsung dalam arah berlawanan secara spontan disebut sel
elektrolisis; sel seperti ini digunakan ergi listrik yang dihasilkan oleh rangkaian luar untuk
melakuakn reaksi kimia yang sebetulnya tidak dapat berlangsung. Jika sebuah sel diubah
menjadi sebuah sel elektrolisis dengan penambahan sumber potensial luar yang berlwanan
arah dengan aliran electron, juga terdapat sebuah pembalikan pada sisi anoda dam katoda.
Dalam sel elektrolisis, oksidasi berlangsung di elektroda pearak, yang karenanya menjadi
anoda dan elektroda tembaga ,menjad katoda (Oxtoby, 2001).
Reaksi kimia yang dihasilkan jika arus listrik melewati lelehan senyawa ion atau
larutan elektrolit disebut elektrolisis. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dinamakan larutan elektrolit, sel yang dapat melakukan elektrolisis disebut el elektrolisis.
Sel elektrolisis memiliki tiga ciri utama, yaitu sebagai berikut. a. Larutan elektrolit yang
mengandung ion bebas. Ion-ion ini dapat memberikan atau menerima elektron sehingga
elektron dapat mengalir melalui larutan. b. Ada dua elektroda dalam sel elektrolisis c. Ada
sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang hanya mengalirkan arus listik searah (DC)
(Suharsini, 2006).
Menurut Arrhenius (tahun 1890) hantaran listrik larutan disebabkan oleh partikel
bermuatan yang disebut ion. Ion positif tertarik ke katoda dan ion negatif ke anoda.
Totalnya merupakan perpindahan muatan dari suatu kutub ke kututb lainnya. Oleh sebab
itu listrik dapat mengalir dalam dua medium, yaitu logam dan larutan. Dalam logam, listrik
dihantarkan oleh elektron (bermuatan negatif) yang bergerak sehingga disebut penghantar
elektronik. Dalam larutan listrik dihantarkan oleh ion yang bergerak dan disebut
penghantar elektrolit (Sukri, 1999).
Dalam suatu sel elektrolisis, satu setengah reaksi berlangsung di satu komponen
elektroda dan setengah reaksi lain berlangsung dikompartemen lain. Dengan cara ini proses
reduksi dan oksidasi yang bertanggung jawab atas keseluruhan reaksi spontan dipisahkan
ketika reaksi berlangsung electron yang dibebaskan pada setengah reaksi didalam satu
kompartemen berjalan melalui sirkuit luar dan masuk sel melaluielektron lain. Elektroda
tempat terjadinya oksidasi disebut anoda, elektroda tempat terjadinya reduksi disebut
katoda. Jika reaksi spontan berlangsung pad asel gelvani, electron disendapkan pada satu
electron (sisi oksidasi, anoda) dan diambil dari electron lain (sisi katoda) yaitu reduksi
(Atkins, 1993).
Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik. Aliran
listrik melalui suatu konduktor (penghantar) melibatkan perpindahan elektron dari
potensial negatif tinggi ke potensial lainnya yang lebih rendah. Mekanisme dari transfer ini
tidak sama untuk berbagai konduktor. Dalam penghantar elektronik, seperti padatan dan
lelehan logam, penghantaran berlangsung melalui perpindahan elektron langsung melalui
penghantar dari potensial yang diterapkan. Dalam hal ini, atom-atom penyusun penghantar
listrik tidak terlibat dalam proses tersebut. Akan tetapi penghantar elektrolistik yang
mencangkup larutan elektrolit dan lelehan garam-garam. Penghantaran berlangsung
melalui perpindahan ion-ion baik positif maupun negatif menuju elektroda-elektroda.
Migrasi ini tidak hanya melibatkan perpindahan listrik dari suatu elektroda ke elektroda
lainnya tetapi juga melibatkan adanya transport materi dari suatu bagian konduktor ke
bagian lainnya (Sri Mulyati ,2003).
Alat elektrolisis terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau
leburan), dan dua elektroda, anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksida sedangkan
pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Pada suatu percobaan elektrolisa reaksi yang
terjadi pada katoda bergantung pada kecenderungan terjadinya reaksi reduksi
(Nurwachid ,2006).
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus
listrik. Pada sel elektrolisis, reaksi kikia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui
larutan elektrolit, yaitu sel energi listrik (arus listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi
redoks).
Prinsip dasar elektrolisis adalah sebagai berikut : (Nur Dwi Oktawati,2013).
a. Proses elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi kimia
b. Realsi elektrolisis merupakan reaksi tidak spontan karena melibatkan energi listrik dari
luar
c. Reaksi elektrolisis berlangsung di dalam sel elektrolisis, yang terdiri dari satu jenis
larutan atau leburan elektrolit dsn memiliki dua macam elektroda, yaitu
1.) Katoda, yaitu elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar
(elektroda negatif). Katoda merupakan tempat terjadinya reduksi.
2.) Anoda, yaitu elektroda yang mengalirkan elektron kambali ke sumber arus listrik luar
(elektroda positif). Anoda merupakan tempat terjadinya oksidasi.
Dalam sel, reaksi oksidasi reduksi berlangsung spontan, dan energi kimia yang
menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi kistrik. Bila potensial diberikan pada sel
dalam arah kebalikan dengan arah potensial sel, reaksi sel yang berkaitan negatif dengan
potensial sel akan diinduksi. Dengan kata lain, reaksi yang tidak berlangsung spontan kini
diinduksi dengan energi listrik. Proses ini disebut elektrolisis. Contoh dari elektrolisis
adalah pengecasan baterai timbal dan penyepuhan tembaga dengan logam perak. Aspek
kuantitatif elektrolisis antara lain:
a. Hukum Faraday I
Jumlah massa yang dikalikan pada katoda atau anoda berbanding lurus dengan jumlah
listrik yang digunakan selama elektrolisis.
b. Hukum Faraday II
Apabila dua sel elektrolisis atau lebih dialiri arus listrik dalam jumlah yang sama maka
perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan sebanding dengan massa ekuivalen zat-zat
tersebut. (Anonim,2009)

III. Bahan yang Digunakan


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

– Larutan Kalium Iodida (KI) 1 M


– Larutan Tembaga (II) Sulfat (CuSO4) 1 M
– Indikator FenolFlatein (PP)
– Amilum
– Elektroda C

IV. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
– Tabung reaksi pyrex
– Beaker glass
– Rak tabung reaksi
– Klem dan statif
– Pipet tetes
– Kabel
– Pipa U
– Power Supply
– Erlenmeyer
– Corong
VI. Prosedur Percobaan

a. Elektrolisis Larutan Kalium Iodida ( KI )

Menyediakan alat dan bahan. Menyusun rangkaian sesuai


dengan gambar berikut.

Mengisi pipa U dengan larutan KI 1 M


sebanyak ± 50 ml

Menyalakan power supply kurang


lebih selama 5 menit dan
mengamati perubahan yang terjadi di
katoda dan anoda.

Mencatat hasil pengamatan tersebut.

Mengambil larutan dari katoda Mengambil larutan dari katoda


sebanyak dan menaruh kedalam 2 sebanyak dan menaruh kedalam 2
tabung reaksi masing-masing 2 ml. tabung reaksi masing-masing 2 ml.
Memberikan keterangan pada Memberikan keterangan pada
tabung reaksi I dan II. tabung reaksi I dan II.

Memberikan amilum pada tabung Memberikan indikator Fenolftalein


reaksi baik dari larutan anoda (PP) pada tabung reaksi baik dari
maupun katoda, masing-masing larutan anoda maupun katoda,
sebanyak 4 tetes pada tabung masing-masing sebanyak 4 tetes
reaksi berlabel I. pada tabung reaksi berlabel I.

Mencatat hasil pengamatan tersebut.

b. Elektrolisis Larutan Tembaga (Cu) Sulfat (CuSO4)

Menyediakan alat dan bahan. Menyusun rangkaian seperti


point (a).

Menyalakan power supply kurang


lebih selama 5 menit dan mengamati
Mengisi pipa U dengan larutan
perubahan yang terjadi di katoda dan
Tembaga (Cu) Sulfat (CuSO4)
anoda.
VII. Hasil Praktikum Mencatat hasil pengamatan tersebut.
(Dalam bentuk tabel)

VIII. Perhitungan
(Tambahkan kalau ada perhitunganya)

IX. Tugas
(Soal diketik)

X. Analisis
(Meliputi: Analisa hasil praktikum, Analisa alat, Analisa kesalahn (error), Kesesuaian hasil
praktikum dengan teori, Jawaban dari pertanyaan di modul, Grafik)

I. Penutup
A. Simpulan
B. Saran

II. Daftar Pustaka

III. Lampiran
(Berisi laporan sementara, foto-foto praktikum, dan grafik perhitungan dari literatur (jika
ada).

Anda mungkin juga menyukai