PRODUK MIGAS 2
“GAS”
Disusun oleh :
Sifat gas bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sifat kesetimbangan dan sifat - sifat
pengangkutan, Berdasarkan sifat kesetimbangan ini bisa dikatakan bahwa suatu sistem
yang berada dalam kesetimbangan tidak akan mengalami perubahan kecuali karena
adanya beberapa perlakuan eksternal yang dilakukan di atasnya (misalnya,
menambahkan panas). Dalam sifat ini, perilaku gas stabil dengan waktu, dan tidak
terdapat perubahan tampak akan terjadi, meskipun molekul bergerak tanpa henti.
Sebaliknya, sifat non-kesetimbangan menunjukkan bagaimana sistem merespon beberapa
tindakan eksternal, seperti pengenaan suhu atau perbedaan tekanan. Yang berikutnya
yakni sifat pengangkutan yang terbagi atas tiga yaitu Viskositas, bisa didefinisikan
sebagai gaya gesekan antara lapisan - lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu
lapisan - lapisan tersebut bergerak satu melewati lainnya. Viskositas terdapat pada zat
cair maupun gas. Sebagai contoh yaitu air mempunayi viskositas yang lebih rendah
dibandingkan madu. Berikutnya yaitu Konduktivitas Panas, apabila konduksi panas
perbedaan arti suhu dipertahankan di sebuah aliran fluida melalui fluida akan
menghasilkan energi. Dan yang terakhir adalah Difusi gas, merupakan proses di mana
partikel gas satu menyebar ke seluruh gas lain oleh gerak molekul. Sebagai contoh, ketika
kita membuka botol parfum, baunya bisa sangat cepat tercium di seberang ruangan. Hal
tersebut disebabkan karena sebagai partikel aroma arus keluar dari botol, molekul -
molekul gas di udara berbenturan dengan partikel dan secara bertahap mendistribusikan
mereka di seluruh udara. (Meutia,2020)
Gas dapat dinyatakan dalam beberapa cara, Gas mengembang mengisi dan
mengikuti bentuk tempatnya, Gas saling menyebar dan berdifusi satu sama lain serta
bercampur semuanya, jadi campuran gas adalah larutan homogen meskipun partikel
masing - masing gas tidak tampak, akan tetapi beberapa gas berwarna, seperti klorin
(kuning hijau), brom (merah coklat), dan yod (ungu). Beberapa gas mudah terbakar,
seperti hidrogen dan metana, dan beberapa gas inert secara kimia, seperti helium dan
neon. Ada empat sifat dasar yang menentukan perilaku gas secara fisik, yaitu jumlah gas,
volume gas, temperatur gas, dan tekanan gas. Apabila diketahui tiga dari sifat ini,
biasanya dapat dihitung harga dari sifat keempat, dengan menggunakan persamaan
matematik yang disebut persamaan keadaan. (Meutia, 2020)
Gas terdiri dari molekul yang bergerak ke segala arah dengan kecepatan tinggi
dan berjalan lurus. Molekul ini selalu bertumbukan dengan molekul yang lain (dinding
bejana) yang menyebabkan terjadinya tekanan. Volume yang ditempati oleh gas lebih
besar dibandingkan dengan volume molekul - molekul dari gas itu sendiri, Hal inilah
yang menyebabkan gas sifatnya lebih rapat dan kecil dibandingkan dengan cairan atau zat
padat biasa. Selain itu, gas juga bersifat kompresibel atau mudah ditekan karena molekul
selalu bergerak ke segala arah, mudah bercampur dengan gas yang lain dengan syarat
tidak bereaksi contohnya adalah O2, CO2 dan H2 dan sebagainya. Untuk itulah gas ini
dibagi menjadi tiga jenis yaitu Gas Monoatomik, dimana molekul di dalamnya hanya
bergerak translasi (tidak ada struktur dakhil dalam teori kinetik) sehingga U32 nRT,
berikutnya ada Gas Diatomik, dimana Setiap molekul berbentuk dumbel yang mana dua
bola disambung oleh sebuah tongkat. Molekul yang demikian mampu berotasi terhadap
salah satu dari tiga sumbu paling tegak lurus, ini. Namun inersia rotasi terhadap sumbu -
sumbu yang tegak lurus pada tongkat lebih layak untuk diperhatikan. Yang terakhir Gas
Poliatomik, Setiap molekul mempunyai tiga atau lebih atom yang disambung secara
bersama oleh tongkat dalam model sehingga mampu berotasi terhadap salah satu dari tiga
sumbu paling tegak lurus. Gas poliatomik mempunyai gerak rotasi dan translasi.
(Saputra, 2021)
Sebagian besar gas sulit untuk dapat diamati secara langsung. Oleh sebab itu, gas-
gas tersebut dijelaskan melalui penggunaan empat sifat fisik atau karakteristik
makroskopis, yaitu tekanan, volume, jumlah partikel (kelompok kimiawi berdasarkan
mol) dan suhu. Karakteristik gas diantaranya yaitu Partikel - partikel gas secara luas
terpisah satu sama lain dan akibatnya, memiliki ikatan antar molekul yang lebih lemah
daripada cairan atau padatan. Gaya antar molekul ini dihasilkan dari interaksi
elektrostatik antara partikel gas. Daerah bermuatan serupa dari partikel gas yang berbeda
menolak, sementara daerah yang bermuatan berbeda dari partikel gas yang berbeda
menarik satu sama lain; gas yang mengandung ion bermuatan permanen dikenal sebagai
plasma. Senyawa gas memiliki ikatan kovalen polar yang mengandung
ketidakseimbangan muatan permanen, sehingga mengalami gaya antar molekul yang
relatif kuat. Transien, muatan yang diinduksi secara acak ada pada ikatan molekul
kovalen non-polar dan interaksi elektrostatik yang disebabkan oleh mereka disebut
sebagai gaya Van der Waals. Interaksi gaya antarmolekul ini bervariasi dalam suatu zat
yang menentukan banyak sifat fisik yang unik untuk setiap gas. Perbandingan titik didih
untuk senyawa yang dibentuk oleh ikatan ionik dan kovalen membawa kita pada
kesimpulan ini. Dibandingkan dengan keadaan materi lainnya, gas memiliki kerapatan
dan viskositas yang rendah. Tekanan dan suhu mempengaruhi partikel dalam volume
tertentu. Variasi dalam pemisahan dan kecepatan partikel ini disebut sebagai
kompresibilitas. Pemisahan dan ukuran partikel tersebut berpengaruh terhadap sifat optik
gas. Akhirnya, partikel gas menyebar terpisah atau berdifusi untuk mendistribusikan diri
secara homogen ke seluruh wadah. (Saputra, 2021)
Adapun beberapa contoh gas yaitu Gas Beracun, Karbon monoksida adalah salah
satu gas beracun yang membahayakan manusia dan hewan dengan mendorong oksigen ke
atas. Dikenal dengan rumus CO, ia memiliki kerapatan yang lebih rendah daripada
oksigen dan karenanya lebih mudah diakses tetapi tidak menyediakan oksigen yang
cukup untuk bernafas. Beriktunya Gas Elemental (Gas Unsur), sebelas unsur – hidrogen,
nitrogen, oksigen, fluor, klor, helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon – ada
sebagai gas di bawah tekanan dan suhu standar tergantung pada elemennya ketika suhu
atau tekanan dinaikkan atau diturunkan, maka gas - gas tersebut akan beralih ke keadaan
lain. Berikutnya Gas Murni, tidak memiliki molekul gas lain yang bercampur dengannya
salah satu contohnya adalah oksigen murni. Meskipun kita tidak menghirup oksigen
murni karena atmosfer kita terdiri dari berbagai gas, pasien rumah sakit dengan kesulitan
bernapas akan bernapas dengan oksigen murni untuk membantu paru-paru mereka
mentransfer oksigen ke aliran darah secara lebih efisien. Berikutnya Gas dalam Industri,
Sejumlah gas campuran melayani keperluan industri di bidang manufaktur seperti
pengelasan, produksi baja, pendinginan, propelan, dan banyak lagi. Asetilena, butana,
propana, dan banyak gas lainnya bahkan digunakan dalam aplikasi rumah tangga sebagai
sumber panas bersuhu tinggi. (Neneng, 2014)
Mengenai Gas Adapun yang diproduksi dalam industry seperti LNG (Liquid
Natural Gas), LPG (Liquid Petroleum Gas), dan CNG (Compressed Natural Gas).
Namun yang akan dikaji lebih dalam adalah adalah LPG (Liquid Petroleum Gas) yang
merupakan campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. LPG
dihasilkan dari penyulingan minyak mentah atau dari kondensasi gas bumi dalam kilang
pengolahan gas bumi. Gas tersebut akan dicairkan dengan cara menambah tekanan dan
menurunkan suhunya untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan
penanganannya. Komponen utama LPG adalah Propana (C3H8) dan Butana (C4H10).
Komposisi lain dari LPG terdiri dari senyawa Propylene atau Propena (C 3H6), Buteylene
atau Butena (C4H8), dan sejumlah kecil Ethana (C2H4), dan Penthana (C5H12).
Berdasarkan komposisi Propane dan Butane, LPG dibedakan menjadi tiga macam
jenisnya, dan dari ketiga macam tersebut masing – masing memiliki manfaat dan
kegunaan diantaranya yakni LPG Propane yang Sebagian besar terdiri dari C3, LPG
Butane yang Sebagian besar terdiri dari C4, dan mix LPG yang merupakan campuran dari
Propane dan Butane. (Trylidya, 2015)
Adapun beberapa sifat dari LPG diantaranya adalah tidak berwarna sehingga
untuk melihat fluida tersebut maka perlu ditambah zat warna. Baunya menyengat untuk
menjamin factor keselamatan diberi zat odor sehingga apabila terjadi kebocoran akan
tercium. Tidak berasa, dan sangat sedikit beracun, apabila terjadi kebocoran diudara dalm
konsentrasi sekitar (2-3%) dapat menyebabkan Anaesthetic yang dapat mengakibatkan
pusing dan selanjutnya pingsan. Apabila terjadi kebocoran diruang tertutup dapat
menggantikan oksigen diruangan tersebut dan akan dapat mengakibatkan gangguan
saluran pernapasan ( sesak napas ) pada orang yang ada didalamnya. Mudah terbakar,
secara umum bahwa persyaratan mutu LPG harus dapat mudah menguap dengan
sempurna dan terbakar dengan baik saat pemakaian tanpa menyebabkan korosi atau
meninggalkan deposit dalam sistem. (Trylidya, 2015)
LPG sekarang ini memiliki banyak manfaat sebuah buah dari perkembangan
teknologi menggantikan posisi minyak tanah, meski demikian gas cair ini memiliki resiko
cukup tinggi pada penggunaanya yaitu kebocoran pada tabung bisa mengakibatkan
ledakan karena salah satu sifatnya yang mudah terbakar. Adapun manfaat teknologi gas
LPG secara adalah pada umumnya LPG digunakan sebagai alat bahan bakar untuk
keperluan memasak rumah tangga dengan komposisinya yaitu LPG Butane biasanya
dipergunakan oleh masyarakat umum untuk bahan bakar memasak, korek Api dll. LPG
juga sering digunakan sebagai bahan baku khususnya untuk keperluan industry dengan
komposisinya yaitu LPG Propane biasanya dipergunakan di industry – industry sebagai
pendingin, bahan bakar pemotong, untuk menyemprot cat dll. Bisa digunakan untuk
mandi hangat sebagai bahan bakar pemanas air gas dengan komposisinya yaitu LPG mix
biasanya dipergunakan dipergunakan oleh masyarakat umum untuk bahan bakar
memasak. ( Tikasari, 2005)
Weathering test ditetapkan pada suhu 34°F dan dilaporkan dalam bentuk %
volume. Untuk standarnya sendiri, hasil weatering test diisyaratkan minimum 95%
volume, baik itu untuk LPG Propana, LPG Butana maupun LPG Campuran. Pengujian
ini menggunakan beberapa alat, meliputi penangas air, termometer, kumparan
pendingin, pengujiannya pun menggunakan metode ASTMD 1837. Dalam
prakteknya, bila weathering test untuk LPG Propana hasilnya kurang dari 95% volume
dari yang teruapkan, hal ini mengindikasikan bahwa LPG ini mengandung komponen
butana. Untuk LPG Butana, bila hasil weathering test kurang dari 95%, dapat
dipastikan terdapat komponen pentana dalam LPG. Sementara untuk pengujian LPG
Campuran, bila hasil weathering test kurang dari 95%, berarti perbandingan antara
campuran komponen propana dan butana lebih banyak komponen butana. (Ineke,
2018)
2. Bomb
3. Bath dengan ketelitian 0,1°C ± 37,8°C dan 0,3 ± 70°C
4. Liquid chamber 2 opening Flexible Tubing, ukuran 6 – 7 mm (¼ inch)
b. Alat
1. Corrosion test cylinder
2. Water Bath
3. Copper Strip
b. Alat
2. Thermometer °C 1 buah
V. Langkah Kerja
5.1 Weathering Test ASTM D-1837
a. Thermometer
Masukan air 5 ml
c. Pengujian
Rendam Air Chamber pada water bath suhu 100ºF paling sedikit 10 menit
Dinginkan contoh dan Gasoline chamber dalam keadaan tertutup hingga suhu 32
– 40ºF
Dinginkan contoh dan Gasoline chamber dalam keadaan tertutup hingga suhu 32
– 40ºF
. Gosok lagi dengan serbuk silikon carbide (150 mesh) diatas permukaan pelat
yang bersih dengan alas kain katton yang telah dibasahi dengan beberapa tetes iso
oktana.Selama membersihkan Copper pakailah penjepit stainless steel dan jaga
jangan sampai tersentuh jari tangan.
b. Langkah kerja
Rendam test tube berisi contoh dan Lempeng Tembaga pada water bath yang
telah diatur suhunya sesuai jenis contoh yang diuji.Lamanya perendaman sesuai
dengan contoh yang diuji. (500C selama 3 jam, kecuali Aviation Fuel 1000C
selama 2 jam)
Kosongkan test tube dari contoh uji, kemudian dengan menggunakan penjepit,
angkat Lempeng Tembaga dan cuci dengan iso oktana, lalu keringkan.
Semprotkan peralatan dengan udara beberapa kali pada seluruh bagian peralatan,
Termasuk ruang antara keran dan orifice plate menggunakan udara. Buat
serangkaian penentuan menggunakan gas pada suhu yang sama seperti udara dan
hitung waktu rata-ratanya sebanyak jumlah pengujiannya.
Ulangi proses penentuannya dengan udara sebagai suhu asli setelah proses
flushing menggunakan udara.
Membuka aplikasi Lab solution dengan cara double klik icon yang terdapat di
desktop.
Membuka jendela analisis dengan cara klik Pilihan “Instrument” sebelah kiri,lalu
double klik “HP-HP-Instrument1”(User id:Admin,Password: (dikosongkan) lalu
klik’ok’.
b. Proses Conditioning
Menunggu sampai semua kromatogram keluar sesuai dengan waktu running yang
telah ditentukan(18 menit).
d. Memunculkan data analisa sampel yang telah di inject tadi
Membuka file cooling dengan cara memilih file open Method File-pilih file
“cooling” dengan cara double klik.
Mengklik “Download” dan tunggu sampai tulisan GC Not Ready (warna kuning)
berubah menjadi GC Ready(warna hijau).
Setelah GC Ready,klik “System Off” lalu klik “Yes” ketika muncul halaman
konfirmasi.
Memastikan GC.
Mematikan UPS.
VII. Perhitungan
Density
T 1² (24,99)² 624,5001
Density = = = = 0,9280
T 2² (25,94)² 672,8834
Ⅷ. Analisis
8.1. Weathering Test ASTM D-1837
Weathering Test adalah analisis Volatility yang dinyatakan dalam suhu
penguapan 95% produk dan untuk mengetahui kemurnian LPG, hasil analisa ini dapat
digunakan sebagai indikasi adanya komponen Pentana, fraksi berat dalam tipe LPG.
Tujuan pengujian ini ialah untuk mengetahui kecenderungan terjadinya
pengendapan/deposit dari LPG baik itu ketika di dalam tabung maupun ditempat
penampungan lainnya. Pada praktikum yang telah dilakukan sampel uji yang
digunakan praktikan adalah LPG (Liquid Petroleum Gas) berwujud cair saat masih
didalam tabung namun ketika dibuka salurannya akan keluar serta berwujud gas yang
nantinya hasil dari produk uji ini sangat berkaitan langsung dengan VapourPressure
dan Density produk artinya bahwa jika hasil Weathering Test tinggi maka Vapour
Pressurenya akan rendah dan density produk tinggi.
Pada praktikum yang telah dilakukan sampel uji yang digunakan yaitu LPG
(Liquid Petroleum Gas) yang diisi kedalam dua buah Gas Chamber Flexible
Tubing dengan ketelitian 0,1°C ± 37,8°C dan 0,3 ± 70°C namun terlebih dahulu
chamber tersebut di purging untuk membersihkan sisa – sisa gas ataupun zat
impuritis lainnya yang masih menempel dalam chamber dari pengujian
sebelumnya. Perendaman sampel uji di awal berlangsung selama 30 menit
bertujuan untuk menyamakan suhu ruang dan suhu dingin pada masing – masing
chamber, Adapun hasil awal setelah perendaman didapatkan hasilnya yaitu 70 Psi.
Langkah selanjutnya praktikan melakukan perendaman sampel uji yang
berlangsung selama 5 menit bertujuan untuk melihat perbedaan nilai RVP dari
masing – masing chamber dengan suhu yang konstan. Percobaan dilakukan
sebanyak dua kali percobaan maka didapatkan hasil uji sebelum perendaman dan
pengocokan berturut – turut yaitu 77 dan 79 psi.
Berdasarkan hasil pengujian yang didapatkan dapat dikatakan On Spec
berdasarkan spesifikasi dirjen migas untuk LPG yaitu 145 Psi (minimum 414 KPa)
sehingga masih berada dalam batas normal artinya tekanan uapnya normal, apabila
tekanan uap rendah maka makin besar laju uap sampel akan turun sebaliknya
apabila tekanan uapnya tinggi maka makin kecil laju uap sampel akan naik
akibatnya akan semakin boros efisiensi bahan bakar tersebut.
Ⅸ. Penutup
9.1 Weathering Test ASTM D-1837
a. Kesimpulan
LPG (Liquid Petroleum Gas) yang merupakan campuran dari berbagai unsur
hidrokarbon yang berasal dari gas alam. LPG dihasilkan dari penyulingan minyak
mentah atau dari kondensasi gas bumi dalam kilang pengolahan gas bumi.
Komponen utama LPG adalah Propana (C3H8) dan Butana (C4H10).
b. Saran
1) Praktikan diharapakan teliti dan bekerja berdasarkan prosedur uji yang berlaku
untuk menghindari terjadinya error alat ataupun hasil
2) Praktikan diharapkan menjaga keamanan serta ketertiban Ketika berjalannya
praktikum.
a. Kesimpulan
Gas LPG yang diuji dengan alat Rvp masuk dalam spesifikasi atau On
Spec, karena tidak terkontaminasi udara sehingga tidak mempengaruhi suhu
dan pembacaan nilainya akurat
b. Saran
Warna awal copper yaitu freshly polished dan setelah diuji, warna
copper berubah menjadi slight tarnish 1b, menurut ASTM copper strip
corrosion standards.
b. Saran
b. Saran
Ⅹ. Daftar Pustaka
Andaru, P. Pengertian GC- Gas Chromathography. Jawa Timur: PT. Persada Mandiri.
Era, Restu. 1999. ASTM D-323 Vapour Pressure. Jawa Tengah: Media Baca.
Hassan, Sidiq. 2018. Tabung Gas LPG (Liquid Petroleum Gas). Jawa Timur:
Universitas Muhammadiyah Gresik.
Ineke, Winarsih. 2018. Teknologi Minyak Bumi. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Meutia, Saputri. 2020. Percobaan Gas Ideal dengan Uji GC. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November.
Neneng, Laksminingpuri. 2014. Studi Kandungan Dan Temperatur Gas Panas Bumi
Kamojang Dengan Diagram Grid. Palembang: PT. Kalman Pustaka.
Trylidya, Carolina. 2015. Saluran Disitribusi Petroleum Gas PT. KITA Gas
Lhokseumawe. Aceh: Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Siti, khodijah. 2008. Uji Kandungan Sulfur Bahan Bakar. Makassar: Pustaka Media.
Walker, F. 2013. The Research and Motor Octane Numbers of Liquefied Gas (LPG).
Fuel, 797-811. Jakarta: Erlangga.
Ⅺ. Lampiran