PEMICU I
Gas dan Cairan
KELOMPOK 6
Anggota:
Ardha Bariq/1406553064
Evan Libriandy/1406607722
Martha Ivana/1406607924
Nadira Kamila/1406607956
Sheila Nadhifa/1406607905
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015
PENDAHULUAN
Definisi Masalah
Mempelajari sifat gas dan cairan dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan seharihari.
Gas Ideal
Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak
secara acak dan terus-menerus dan interaksi yang terjadi antar partikel dianggap elastis
sempurna. Gas ideal memenuhi hukum gas ideal yang dapat mempermudah analisis dan
perhitungan. Faktor kompresibilitas (Z) gas adalah nilai perbandingan antara volume
molar gas tersebut dan volume molar gas ideal pada suhu dan tekanan yang sama.
Gas ideal memiliki nilai Z sebesar 1. Yang membedakan antara gas ideal dan gas
nyata adalah, nilai Z dari gas nyata adalah tidak sama dengan 1. Hal ini disebabkan
karena volume molar gas nyata dipengaruhi oleh suhu, tekanan, gaya antar molekul, dan
faktor-faktor lainnya yang menyebabkan volume molar gas nyata tidak sama dengan
volume molar gas ideal. Gas nyata adalah gas yang tidak memenuhi hukum gas ideal. Gas
nyata biasanya terjadi ketika temperatur rendah dan tekanan tinggi, sehingga interaksi
antar molekul partikel gas diperhatikan karena jaraknya yang dekat. Gas yang terdapat
pada kehidupan nyata. Gas nyata dipengaruhi oleh faktor kompresibilitas, kapasitas panas
spesifik, gaya Van der Waals, efek termodinamika tidak seimbang, dan disosiasi molekul.
Proses Pencairan Gas
Pencairan gas dilakukan dengan merapatkan molekul gas dengan cara
meningkatkan tekanan gas atau menurunkan temperatur gas. Pada proses pencairan gas
ada 2 istilah penting yaitu Temperatur Kritis dan Tekanan Kritis. Temperatur Kritis adalah
temperatur dimana saat temperatur gas tersebut lebih besar atau sama dengan temperatur
kritisnya, maka tidak ada tekanan yang dapat mencairkan gas tersebut. Tekanan Kritis
adalah tekanan minimum yang dibutuhkan untuk mencairkan gas pada temperatur
kritisnya. Ada 3 cara untuk mencairkan gas, yaitu:
1. Memampatkan gas pada temperatur dibawah temperatur kritisnya
2. Memaksa gas bekerja terhadap gaya luar.
Pada cara ini, gas didinginkan terlebih dahulu kemudian dipaksa untuk
melakukan kerja pada sistem luar sehingga gas akan kehilangan energi dan
temperaturnya menurun drastis sehingga dapat dirubah menjadi cairan. Contoh
penggunaan cara ini adalah pada mesin uap.
3. Menggunakan Joule-Thomson Effect
Prinsip dasar pada cara ini bergantung pada volume, tekanan, dan temperatur gas.
Jika salah satu variabe tersebut diubah, maka satu atau dua variabel lainnya juga
akan berubah. Untuk mendinginkan gas dengan cara ini, pertama gas dipompa
terlebih dahulu kedalam wadah yang memiliki katup dengan lubang yang kecil
dibawah tekanan tinggi. Saat katup dibuka, gas akan keluar dan meluas dengan
sangat cepat sehingga menyebabkan temperaturnya menurun drastis.
Postulat Teori Kinetik Gas
Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum.
Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat
secara keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut. Postulat
teori kinetik gas adalah sebagai berikut:
Viskositas Gas
Viskositas adalah ukuran tahanan yang diberikan oleh suatu fluida terhadap gaya
geser terapan (Robert A. Alberty, 1984; 144) Semakin tinggi interaksi dan ikatan antar
molekul fluida, semakin tinggi tahanan yang diberikan oleh suatu fluida ke tekanan geser
yang diterapkan pada fluida tersebut, karenanya, viskositas fluida akan semakin tinggi,
Dalam pengertian sederhana viskositas alias kekentalan sebenernya merupakan
gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Atau kita sebut juga
sebagai gesekan internal fluida. Jadi, molekul-molekul yang membentuk suatu fluida
saling gesek menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antar molekul. Pada viskositas gas, semakin tinggi temperature semakin
tinggi viskositas. Semakin tinggi temperature, interaksi dan ikatan antar moleku fluida
pada gas akan semakin tinggi (molekul-molekul bertumbukan), sehingga tekanan fluida
akan semakin tinggi, viskositas gas semakin tinggi.
Fenomena Kritis
Fenomena Kritis merupakan peristiwa dimana sifat sifat zat cair dan gas mulai
menyatu (tidak dapat dibedakan). Setiap fluida memiliki titik kritis yang berbeda beda.
Fenomena kritis biasanya terjadi pada wadah tertutup yang memungkinkan terjadinya
peningkatan suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Sebagai akibat dari tingginya tingkat
perubahan, tegangan permukaan cairan akhirnya menghilang. Mustahil untuk
menkondensasikan gas menjadi cair hanya dengan meningkatkan tekanan. Hal ini hanya
akan menghasilkan gas yang sangat terkompresi. Partikel memiliki terlalu banyak energi
antarmolekul untuk berubah menjadi fase cairan.
Temperatur kritis bervariasi dari
substansi ke substansi dan tergantung pada
kekuatan atraksi antara partikel. Semakin kuat
tarik antarmolekul, semakin tinggi suhu kritis.
Meskipun titik kritis adalah titik akhir kurva
tekanan uap pada kurva suhu - tekanan (P-T),
ada fenomena yang sangat tidak biasa lainnya
yang terjadi pada saat zat mendekati titik
kritis,
misalnya,
baik
kompresibilitas
isotermal dan kapasitas panas berbeda hingga
tak terbatas sebagai cairan mendekati Tc.
Persamaan fenomena superkritis menurut
Van Der Waals:
V c =3 b
Pc =
a
27 b2
T c=
8a
27 Rb
Cairan Superkritis
Cairan superkritis adalah zat pada kondisi di atas suhu kritis (TC) dan tekanan
kritis (PC) dari zat tersebut. Titik kritis merupakan suhu tertinggi dan tekanan di mana zat
bisa digolongkan sebagai uap dan cair dalam kesetimbangan. Fenomena ini dapat dengan
mudah dijelaskan dengan mengacu pada diagram fase untuk karbon dioksida murni.
Soal Nomor 2
Di industri ini, mereka diperkenalkan dengan istilah faktor kompresibilitas yang
menunjukkan bahwa gas tersebut bukanlah gas ideal. Jelaskan apa yang Anda
ketahui tentang gas ideal. Berdasarkan faktor kompresibilitas ini, bagaimana anda
dapat membedakan bahwa gas tersebut merupakan gas ideal atau gas nyata. Dan
jelaskan apa yang anda ketahui tentang gas nyata.
Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak secara
acak dan terus-menerus dan interaksi yang terjadi antar partikel dianggap elastis
sempurna. Gas ideal memenuhi hukum gas ideal yang dapat mempermudah analisis dan
perhitungan. Faktor kompresibilitas (Z) gas adalah nilai perbandingan antara volume
molar gas tersebut dan volume molar gas ideal pada suhu dan tekanan yang sama.
Gas ideal memiliki nilai Z sebesar 1. Yang membedakan antara gas ideal dan gas nyata
adalah, nilai Z dari gas nyata adalah tidak sama dengan 1. Hal ini disebabkan karena
volume molar gas nyata dipengaruhi oleh suhu, tekanan, gaya antar molekul, dan faktorfaktor lainnya yang menyebabkan volume molar gas nyata tidak sama dengan volume
molar gas ideal. Gas nyata adalah gas yang tidak memenuhi hukum gas ideal. Gas nyata
biasanya terjadi ketika temperatur rendah dan tekanan tinggi, sehingga interaksi antar
molekul partikel gas diperhatikan karena jaraknya yang dekat. Gas yang terdapat pada
kehidupan nyata. Gas nyata dipengaruhi oleh faktor kompresibilitas, kapasitas panas
spesifik, gaya Van der Waals, efek termodinamika tidak seimbang, dan disosiasi molekul.
Soal Nomor 3
Sebuah tabung 12 L akan diisi dengan gas N2, dengan cara mengalirkan gas tersebut
dari tabung 1 L dengan tekanan 20 atm. Dengan asumsi gas tersebut adalah gas
ideal, hukum siapa yang bisa anda gunakan untuk menentukan tekanan akhir gas
N2? Jika gas nyata, bagaimana cara menentukan tekanan akhir gas tersebut?
Terangkan juga hukum-hukum gas lain.
Asumsi Gas Ideal
Hukum yang dapat digunakan adalah Hukum Boyle, karena suhunya tetap
konstan dalam sistem tertutup, yang mempengaruhi hanya volume dan tekanan.
P1 . V1 = P2 . V2
20atm.1L=P2.12L
P2=5/3L
AsumsiGasNyata
PersamaanyangdapatdigunakanyaitupersamaanVanderWalls,yaitu:
[[ (
P+
[ (
20+
)]
a n2
( V nb)
2
V
nRT
1,390 .1
2
1
)]
] [[ (
=
P+
( 1 1 . 0,03913 )
1 . 8,206.102 . 298
[ (
P 2+
)]
a n2
(V nb)
2
V
nRT
1,390. 1
2
12
)] (
12 1. 0,03913 )
1 . 8,206.102 .298
P2=1,71atm
HUKUMHUKUMGASIDEAL
HukumGayLussac
BunyihukumGayLussac:apabilavolumegasyangberadapadaruangtertutup
dijagakonstan,makatekanangasberbandinglurusdengansuhumutlaknya
Dari grafik dapat terlihat bahwa kurva yang terjadi
disebut kurva isokhorik yang artinya volume sama.
Diperoleh persamaan sebagai berikut :
Hukum Boyle
Hukum Boyle menyatakan bahwa volume dari suatu massa gas berbanding
terbalik dengan tekanan saat suhu dipertahankan konstan. Hukum Boyle membuktikan
bahwa pada temperature tetap, volume sejumlah tertentu gas berbanding terbalik dengan
tekanannya. Karena temperaturnya tetap, maka disebut isotherm.
Hukum boyle berbunyi : apabila suhu gas yang berada pada ruang tertutup
dijaga konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya
Dari grafik dapat dilihat bahwa peningkatan tekanan
berakibat berkurangnya volume.
Maka didapatkan rumus :
P1.V1 = P2.V
Hukum Charles
Bunyi Hukum Charles : apabila tekanan gas yang berada pada ruang tertutup
dijaga konstan, maka volume gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya
Dari grafik dapat terlihat bahwa kurva disebut kurva
isobaric yang artinya bertekanan sama. Gas yang
berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda
pada tekanan konstan, diperoleh persamaan :
V1/T1 = V2/T2
Hukum Avogadro
Hukum Avogadro berbunyi gas gas yang
memiliki volum yang sama , pada suhu dan tekanan yang sama, memiliki jumlah molekul
yang sama juga. Untuk membandingkan dengan gas yang berbeda dapat menggunakan
rumus berikut :
V1/n1 = V2/n2
o
[ ( )]
V2
(V nb) = nRT
a dan b adalah nilai yang ditentukan secara eksperimen untuk setiap gas dan disebut
dengan tetapan van der Waals. Semakin kecil nilai a dan b menunjukkan bahwa perilaku
gas semakin mendekati perilaku gas ideal. Besarnya nilai tetapan ini juga berhbungan
denagn kemudahan gas tersebut dicairkan.
Persamaan Keadaan Virial
Vm
= RT
1+
B
C
D
+
+
+
2
Vm
Vm
V m3
( )( )( )
Dari persamaan di atas terlihat bahwa apabila konstanta Virial mempunyai nilai
yang dapat diabaikan ,maka persamaan diatas menjadi persamaan gas ideal. Pada tekanan
1 atm, nalai B>>C>>D dan seterusnya sehingga pada tekanan yang rendah hanya nilia B
yang berperan. Pada tekanan yang lebih tinggi, koefisien C,D, dst menjadi semakin besar
sehingga harus dimasukkan ke dalam persamaan. Nilai-nilai B,C,D dst harus diperoleh
dari percobaan dan berbeda dengan konstanta pada persamaan Van dxer Waals. Tidak
terdapat hubungan yang jelas antara besaran B,C,D dengan sifat-sifat miolekular, tetapi
persamaan Virial ini dapat digunakan untuk mengetahui secara jelas mengenai sifat-sifat
gas nyata secara tepat.
Soal Nomor 4
Menerangkan cara mendapakatkan persamaaan Van der Waals. Dalam persamaan
van der waals, terdapat dua konstanta yang sangat tergantung pada karakteristik
dari masing-masing gas. Terangkan bagaimana cara menentukan nilai konstanta
tersebut.
Van der Waals menyadari bahwa dua asumsi teori kinetik molekular patut
dipertanyakan. Teori kinetik mengasumsikan bahwa partikel gas yang hanya menempati
sebagian kecil dari total volume gas dapat diabaikan. Ini juga mengasumsikan bahwa
gaya tarik-menarik antara molekul gas adalah nol. Asumsi pertama bekerja pada tekanan
mendekati 1 atm. Tapi sesuatu terjadi pada validitas asumsi ini sebagai gas yang
dikompresi. Bayangkan untuk saat itu atom atau molekul dalam gas semua berkerumun di
salah satu sudut silinder, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah.
Pada tekanan normal, volume yang ditempati oleh partikel-partikel ini adalah
sebagian kecil dari total volume gas yang diabaikan. Tetapi pada tekanan tinggi, ini tidak
lagi benar. Akibatnya, gas nyata tidak sekompresibel gas ideal pada tekanan tinggi. Oleh
karena itu volume gas nyata lebih besar dari yang diharapkan dari persamaan gas ideal
pada tekanan tinggi.
Van der Waals mengusulkan untuk membenarkan fakta bahwa volume gas nyata
terlalu besar untuk dimasukkan ke dalam persamaan gas ideal. Oleh karena itu, Van Der
Waals mengurangi nilai volume gas nyata tersebut dengan sebuah konstanta yang disebut
b. Konstanta b yang digunakan pada persamaan gas ideal untuk gas nyata disebut juga
sebagai jumlah mol partikel-partikel yang terdapat dalam gas nyata. Volume gas nyata
total akan dikurangin dengan jumlah molekul partikel-partikel di gas.
P (V nb) = nRT
Ketika tekanan relatif kecil, dan volume cukup besar, istilah nb terlalu kecil untuk
membuat perbedaan dalam perhitungan. Tetapi pada tekanan tinggi, ketika volume gas
kecil, istilah nb mengoreksi fakta bahwa volume gas nyata lebih besar dari yang
diharapkan dari persamaan gas ideal.
Asumsi bahwa tidak ada gaya tarik-menarik antara partikel gas tidak mungkin
benar. Jika itu benar, gas tidak akan mengembun untuk membentuk cairan. Pada
kenyataannya, ada sebuah kekuatan tarik-menarik yang kecil antarmolekul gas yang
cenderung memegang molekul bersama. Gaya tarik-menarik ini memiliki dua akibat:
1) Gas mengembun untuk membentuk cairan pada suhu rendah; dan
2) Tekanan gas nyata kadang-kadang lebih kecil dari yang diharapkan untuk gas
ideal.
Untuk mengoreksi fakta bahwa tekanan gas nyata lebih kecil dari yang
diharapkan dari persamaan gas ideal, van der Waals menambahkan istilah untuk tekanan
dalam persamaan ini. Istilah ini berisi konstanta kedua (a) dan memiliki bentuk:
n2
v2 .
Persamaan lengkap van der Waals karena itu ditulis sebagai berikut.
P+
an
( V nb )=nRT
2
V
Persamaan ini adalah keajaiban. Persamaan ini membuat perilaku gas nyata dapat
diaplikasikan ke dalam persamaan gas ideal dengan beberapa perubahan. Namun,
persamaan ini terbilang tidak umum. Persamaan gas ideal adalah berlaku untuk gas
apapun, sedangkan persamaan van der Waals berisi sepasang konstanta (a dan b) yang
hanya berlaku untuk gas yang tidak mengalami perubahan fase.
Persamaan gas ideal memprediksi bahwa nilai PV vs P untuk gas akan
membentuk garis horizontal karena PV harus berupa sebuah konstanta. Data eksperimen
untuk PV vs P untuk H2 dan gas N2 pada 0C dan CO2 pada 40C diberikan pada gambar
di bawah. Nilai dari konstanta van der Waals untuk beberapa gas tertera di bawah ini.
Senyawa
He
Ne
H2
Ar
O2
N2
CO
CH4
CO2
a (L2-atm/mol2)
0.03412
0.2107
0.2444
1.345
1.360
1.390
1.485
2.253
3.592
b (L/mol)
0.02370
0.01709
0.02661
0.03219
0.03803
0.03913
0.03985
0.04278
0.04267
NH3
4.170
0.03707
Soal Nomor 5
Campuran gas terdiri dari 30% vol N 2, 50 % vol CO, 15% vol H 2, dan 5 % O2,
bantulah industry tersebut dalam menentukan fraksi berat, fraksi mol, berat
molekul rata-rata, tekanan partial, dan densitas campuran.
* Menggunakan basis 100 m3 campuran, keadaan STP
Volume N2
= 30 m3, = 1.2506 kg/m3, Mr = 28
Volume CO
= 50 m3, = 1.250 kg/m3, Mr = 28
Volume H2
= 15 m3, = 0.0899 kg/m3, Mr = 2
Volume O2
= 5 m3, = 1.4290 kg/m3, Mr = 32
Massa
= volume.
Massa N2
= 30 m3 (1.2506 kg/m3) = 37.518 kg
Massa CO
= 50 m3 (1.250 kg/m3) = 62.5 kg
Massa H2
= 15 m3 (0.0899 kg/m3) = 1.3485 kg
Massa O2
= 5 m3 (1.4290 kg/m3) = 7.145 kg
Jumlah massa campuran = 108.5115 kg
Fraksimassa N 2=
37.518
=0.345751
37.528+62.5+1.3485+7.145
Fraksimassa CO=
62.5
=0.575976
37.528+62.5+1.3485+7.145
Fraksimassa H 2=
1.3485
=0.012427
37.528+62.5+1.3485+7.145
Fraksimassa O2=
7.145
=0.065846
37.528+62.5+1.3485+7.145
Mol N2
= 37.518 kg / 28.02 = 1.338972 mol
Mol CO
= 62.5 kg / 28.01 = 2.231346 mol
Mol H2 = 1.3485 kg / 2.016 = 0.668899 mol
Mol O2 = 7.145 kg / 32 = 0.223281 mol
Jumlah mol campuran = 4.462498 mol
Fraksimol N 2=
1.338972
=0.30005
1.338972+2.231346+ 0.668899+ 0.223281
Fraksimol CO=
2.231346
=0.500022
1.338972+2.231346+0.668899+0.223281
Fraksimol H 2=
Fraksimol O2 =
0.668899
=0.149893
1.338972+2.231346+0.668899+ 0.223281
0.223281
=0.050035
1.338972+2.231346+0.668899+ 0.223281
108.5115
=24.31631
4.462498
Tekanan parsial N 2=
jumlah massacampuran
jumlah mol campuran
nRT
V
= 101,30131 Pa
= 101,2907 Pa
Tekanan parsial H 2=
101.2143 Pa
3
101.3572 Pa
Densitas campuran=
Soal Nomor 6
Menjelaskan proses pencairan gas.
Dalam mencairkan suatu gas, kita perlu mengurangi temperatur gas tersebut
hingga di bawah titik kritisnya dan menaikkan tekanan gas tersebut hingga di atas titik
kritisnya. Temperatur kritis (critical temperature) adalah temperatur minimal dimana gas
tidak dapat dicairkan pada tekanan kritisnya. Pada kondisi ini, kondisi zat antara pada
fase gas atau cair tidak bisa ditentukan. Tekanan kritis (critical pressure) adalah tekanan
minimal yang diperlukan untuk mencairkan gas pada temperatur kritisnya. Sebagai
contoh adalah gas metana. Gas metana memiliki temperatur kritis -116 oF. Pada suhu
tersebut, dibutuhkan tekanan sebesar 667,8 psia untuk mengubah wujud gas metana
menjadi cairan metana.
Inti dari pencairan gas alam adalah bagaimana kita bisa mendinginkan gas alam
sampai dibawah titik didihnya (160oC pada tekanan 1 atm) menggunakan suatu pendingin
yang bisa mendinginkan pada suhu cryogenic (suhu dibawah 0oC) yaitu refrigeran.
Ternyata ada beberapa proses pencairan gas alam yang menggunakan skema dan
refrigeran yang berbeda beda tetapi tetap menghasilkan LNG dengan kualitas dan
kapasitas yang sama. Proses proses ini telah diaplikasikan di berbagai kilang LNG yang
ada di dunia.
Proses proses pencairan LNG:
Gambar B.2. Simplified Process Diagram dari proses pencairan LNG APCI
Ciri khas dari proses ini adalah menggunakan Main Heat Exchanger, di PT Badak NGL
unit ini disebut dengan 5-E1 dan merupakan unit yang palling terkenal diantara unit lain.
Proses ini menggunakan propan sebagai pendingin gas alam awal dan mixed
refrigerant/multi component refrigerant sebagai pendingin lanjutan dan pencair gas alam.
Berikut adalah proses yang terjadi di PT Badak NGL Bontang.
PLANT 1 - GAS PURIFICATION
Proses di Plant 1 adalah pemurnian gas dengan pemisahan kandungan CO2 (Carbon
Dioksida) dari gas alam. Kandungan CO2 tersebut harus dipisahkan agar tidak
mengganggu proses selanjutnya. Pemisahan CO2 dilakukan dengan proses absorbsi
larutan Mono Ethanol Amine (MEA), yang sekarang diganti dengan Methyl De Ethanol
Amine (MDEA) produksi Ucarsol. Proses ini dapat mengurangi CO2 sampai di bawah 50
ppm dari aliran gas alam. Batas maksimum kandungan CO2 pada proses selanjutnya
adalah 50 ppm.
PLANT 2 - GAS DEHYDRATION AND MERCURY REMOVAL
Selain CO2, gas alam juga mengandung uap air (H2O) dan Mercury (Hg) yang akan
menghambat proses pencairan pada suhu rendah. Pada Plant 2, kandungan H2O dan Hg
dipisahkan dari gas alam. Kandungan H2O pada gas alam tersebut akan menjadi padat
dan akan menghambat pada proses pendinginan gas alam selanjutnya. Pemisahan
kandungan H2O (Gas Dehydration) dilakukan dengan cara absorbsi menggunakan
molecullar sieve hingga kandungan H2O maksimum 0,5 ppm. Kandungan mercury (Hg)
pada gas alam tersebut jika terkena peralatan yang terbuat dari aluminium akan terbentuk
amalgam. Sedangkan tube pada Main Heat Exchanger 5E-1 yang merupakan alat
pendingin dan pencairan utama untuk memproduksi LNG adalah terbuat dari aluminium.
Pemisahan kandungan Hg (Mercury Removal) dilakukan dengan cara absorbsi senyawa
belerang menggunakan molecullar sieve hingga kandungan Hg maksimum 0,1 ppm.
PLANT 3 FRACTINATION
Sebelum gas alam didinginkan dan dicairkan pada Main Heat Exchanger 5E-1 pada suhu
yang sangat rendah hingga menjadi LNG, proses pemisahan (fractination) gas alam dari
fraksi-fraksi berat (C2, C3, C4, dst) perlu dilakukan. Proses fraksinasi tersebut dilakukan
di Plant 3. Pemisahan gas alam dari fraksi beratnya dilakukan pada Scrub Column 3C-1.
Setelah dipisahkan dari fraksi beratnya, gas alam didinginkan terlebih dahulu hingga
temperatur sekitar -50C dan selanjutnya diproses di Plant 5 untuk didinginkan lebih
lanjut dan dicairkan. Sedangkan fraksi beratnya dipisahkan lagi sesuai dengan titik
didihnya dengan beberapa alat (Deethanizer, Deprophanizer dan Debuthanizer) untuk
mendapatkan prophane, buthane dan condensate.
PLANT 4 REFRIGERATION
Pencairan gas alam dilakukan dengan menggunakan sistem pendingin bertingkat. Bahan
pendingin yang digunakan: Propane dan Multi Component Refrigerant (MCR). MCR
adalah campuran Nitrogen, Methane, Ethane, Prophane dan Buthane yang digunakan
untuk pendinginan akhir dalam proses pembuatanLNG. Plant 4 menyediakan pendingin
Prophane dan MCR. Baik prophane maupun MCR sebagai pendingin diperoleh dari hasil
sampingan pengolahan LNG.
A. Siklus Pendingin Prophane
Cairan prophane akan berubah fase menjadi gas prophane setelah temperaturnya naik
karena dipakai mendinginkan gas alam maupun MCR. Sesuai dengan kebutuhan
pendinginan bertingkat pada proses pengolahan LNG, kondisi cairan prophane yang
dipakai pendinginan ada 3 tingkat untuk MCR dan 3 tingkat untuk gas alam. Gas
prophane setelah dipakai untuk pendinginan dikompresikan oleh Prophane Recycle
Compresor 4K-1 untuk menaikkan tekanannya, kemudian didinginkan oleh air laut, dan
selanjutnya dicairkan dengan cara penurunan tekanan. Inti dari proses refrigerasi ini
adalah digunakan untuk mendinginkan gas umpan sebelum masuk ke sistem refrigerasi
MCR. Kandungan prophane yang digunakan yaitu lebih dari 99%.
Liquefin process merupakan teknologi yang paling baru dan diperkirakan akan
menghasilkan kilang LNG dengan kapasitas besar. Heat exchangernya menggunakan
jenis plate and fin.
Proses pencairan gas alam di kilang LNG Badak menggunakan sistem pendingin multi
komponen dari APCI. Secara umum, pengolahan LNG adalah sebagai berikut
1. Bahan baku gas alam berasal dari lading dilewatkan melalui knock out drum
untuk memisahkan kondensat cair sebelum memasuki kilang LNG.
2. Karbondioksida (CO2) dipisahkan oleh penyerapan kimia dengan amine proses.
3. Pemisahan air dengan molecular sieve.
4. Propana (C3H8), Butana (C4H10), dan kondensat dipisahkan dari feed LNG dalam
kolom fraksinasi. Pendinginan LNG dengan proses refrigeration.
5. Pendinginan tahap akhir dan pencairan LNG pada Kriogenik Utama pada heat
exchanger dengan menggunakan komponen pendingin multi sebagai media
pendingin.
oksigen cair lebih besar daripada dewars (CLC menampung 80-450 liter, CST
menamoung 500-420.000 galon, sedangkan dewars hanya menampung 5-200 liter).
Kedua tempat penyimpanan terakhir menggunakan tekanan dan umumnya oksigen cair
akan keluar dalam bentuk gas.
Manfaat:
-
Untuk pernapasan penyelam, astronot, atau penderita penyakit tertentu, serta terapi klinik
kecantik
Untuk mengurangi kadar karbon dalam besi gubal pada industri baja
Untuk mengelas baja (bersama asetilen)
Untuk mengoksidasikan berbagai zat di industri kimia
Gas Nitrogen (N2)
Bahan: Udara
Proses Pembuatan: Dilakukan bersamaan dengan pembuatan oksigen.. Udara yang
mengandung 78% gas nitrogen didinginkan sehingga diperoleh nitrogen dan oksigen cair.
Lalu cairan tersebut di distilasi pada suhu -195,8oC. Nitrogen cair akan menguap dan
terpisah dengan oksigen cair. Uap ini ditampung dan dapat digunakan sesuai keperluan.
Penyimpanan: Gas nitrogen disimpan dalam bentuk cairan kriogenik. Penyimpanan
nitrogen pun sama dengan penyimpanan oksigen yaitu menggunakan dewars, cryogenic
liquid cylinders, dan cryogenic storage tanks.
Manfaat:
Pembuatan amoniak
Sebagai atmosfer inert dalam makanan kemasan untuk memperpanjang kadaluarsa
Nitrogen cair digunakan sebagai pendingin untuk membuat suhu sangat rendah
Gas Hidrogen (H2)
Proses Pembuatan:
Steam Reforming: Gas alam direaksikan dengan uap air pada suhu 700oC 1000oC
dengan bantuan katalis menghasilkan H2, CO2, dan CO. Gas hydrogen lalu dimurnikan
untuk memisahkannya dengan CO2 dengan cara penyerapan.
Elektrolisa Air: Memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air jadi gas hydrogen dan
oksigen. Gas H2 muncul di kutub negative dan oksigen muncul di kutub positif.
Gasifikasi Batubara: Batubara dipanaskan untuk diubah menjadi fase gas.
Penyimpanan: Tempat penyimpanan hidrogen cair umumnya berada pada sistem
penyimpanan on-site (berada langsung pada tempat, tidak mengalami penyaluran jarak
jauh) yang terdiri dari tangki, penguap, dan kendali. Sistem dibuat dengan aturan-aturan
arus, tekanan, dan regulasi gas. Tangki yang digunakan berbentuk silinder dan
ditempatkan pada posisi horizontal. Tangki bersifat vakum dan dapat menampung
hidrogen sebesar 1500-25000 galon.
Manfaat:
Pemicu B
Soal Nomor 1
Menjelaskan Postulat Teori Kinetika Gas dan Distribusi Kecepatan Molekul Gas
dengan asumsi setiap mobil yang melaju adalah suatu molekul gas yang berada di
dalam sebuah ruangan dengan volume V.
Dari tingkah laku gas di atas dapat dirumuskan teori tentang gas, yang disebut
teori kinetik (molekular) gas (ideal), yang merupakan postulat untuk memodelkan
partikel gas dalam ruang. Postulat itu adalah sebagai berikut:
1) Gas terdiri dari partikel kecil disebut molekul. Molekul suatu gas yang sama akan
mempunyai massa dan ukuran yang sama, tetapi berbeda dari gas molekul lain.
Molekul itu bergerak menurut garis lurus. Asumsi dasar ini didasari atas
penemuan bilangan Avogadro yang menunjukkan jumlah molekul dalam 1 kg
mol pada tekanan 76 cmHg dan temperature 0 C (keadaan normal).
1 kg mol = 22,4 m3
1 kg mol berisi 6,03 x 1023
Dari ketentuan ini dapat dihitung bahwa dalam 1 m 3 gas dalam kondisi
normal/standar terdapat 3 x 1025 molekul. Jumlah ini cukup besar.
2) Molekul tidak melakukan gaya satu sama lain kecuali pada saat bertumbukan.
Asumsi ini memberi petunjuk bahwa di antara dua tumbukan molekul bergerak
lurus beraturan. Molekul gas sering bertabrakan sesamanya dan dengan dinding
wadah. Tabrakan molekul dengan dinding wadah menimbulkan gejala pada
dinding yang disebut tekanan, yaitu gaya yang dialami dinding per satuan luas.
3) Tekanan gas pada suhu tertentu tidak berubah, berarti tidak ada energi yang
hilang selama tabrakan. Dengan kata lain, semua tabrakan molekul gas bersifat
elastis (lenting) sempurna. Dinding tempat tumbukan licin sempurna. Asumsi ini
menunjukkan bahwa kecepatan searah dinding tidak berubah besarnya.
4) Energi kinetik rata-rata molekul berbanding lurus dengan suhu mutlak.
5) Pada tekanan yang lebih rendah, jarak rata-rata antar molekul sangat besar, maka
daya tarik menarik atau tolak menolak antar molekul diabaikan. Berdasarkan
kondisi standard (tekanan 76 cmHg dan temperature 0C), 1 m 3 berisi 3 x 1025
molekul. Tentukan berapa kali diameter molekul jarak antar molekul tersebut.
Dalam kondisi standar diperkirakan diameter molekul 3 x 10 -10 m.
6) Ruang yang ditempati molekul gas sangat kecil sehingga dapat diabaikan
terhadap volume wadah.
7) Pada saat tidak ada gaya dari luar kedudukan molekul dalam satu volume tersebar
merata di seluruh ruangan. Pengertian ini memberi petunjuk bahwa, jika:
V = volume yang ditempati molekul
N = jumlah molekul dalam volume V
n = jumlah molekul per satuan volume
Menurut asumsi dasar tersebut, maka di setiap titik dalam volume V harga n
harus sama.
dN = ndV
Jika diambil volume dV yang cukup kecil maka dalam volume dV ini akan
terdapat sejumlah molekul dN yang besarnya dapat dinyatakan dengan rumus di
atas berlaku untuk dV yang masih bisa ditempati oleh sejumlah molekul yang
cukup besar, sedangkan rumus di atas tidak akan berlaku jika dV kecil sekali
hingga lebih kecil dari volume sebuah molekul sehingga dN dan dV adalah nol.
8) Semua arah dari kecepatan molekul memiliki kemungkinan yang sama. Asumsi
ini memberi petunjuk bahwa arah kecepatan molekul pada suatu saat bisa
dianggap ke arah ke mana saja.
Kecepatan awal suatu molekul dengan kecepatan awal molekul yang lain di antar
tumbukan-tumbukan dapat saja sama dan dapat juga berbeda. Dengan demikian ada
sebaran jumlah molekul mulai dari kecepatan nol hingga kecepatan sangat besar. Sebaran
tersebut digambarkan dengan suatu fungsi distribusi kecepatan molekul (v) yang disebut
fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann.
Perlu diketahui dulu beberapa pokok pikiran yang berhubungan dengan kasus
yang akan dibahas. Pertama, adalah pokok pikiran mengenai pengertian distribusi. Jika
kita mempunyai sejumlah indi:idu atau sekelompok individu dan kelom ini dengan
kriteria tertentu kita bagi atas kelas-kelas tertentu sehingga diperoleh beberapa kelas dari
kelas paling bawah sampai kelas tertinggi maka pembagian seperti ini disebut distribusi.
Sebagai contoh jika kita mempunyai sejumlah siswa dan akan kita adakan
pengelompokan atas dasar prestasi belajarnya maka hasil pekerjaan ini akan dapat
diketahui berapa orang siswa yang termasuk kelas siswa amat pandai berapa siswa yang
termasuk kelas sedang dan seterusnya.
Kedua, perlu diketahui bahwa distribusi dapat digunakan untuk menghitung nilai
rata-rata. Artinya jika kita mengetahui distribusi atas kriteria tertentu maka kita dapat
menghitung nilai rata-rata kriteria tersebut. Contohnya dari distribusi prestasi belajar
siswa kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa rata-rata. Akurasi perhitungan rata-rata
dari sebuah distribusi cukup tinggi dan dapat dipertanggung jawabkan.
Fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann digunakan untuk menghitung kecepatan
ratarata c (mean speed) molekul dalam gas. Perlu dipahami bahwa fraksi molekul atau
jumlah relatif molekul yang mempunyai kecepatan v sampai v+dv ditulis sebagai (v)dv.
Perkalian fraksi molekul dengan kecepatan ditulis v(v)dv. Kecepatan rata-rata c
diperoleh dengan mengevaluasi integralnya,
1
8 RT 2
vf ( v ) dv =(
)
M
c =
0
Bentuk persamaan diatas merupakan bentuk kontinyu (fungsi kontinyu) dari perhitungan
rata-rata diskrit. Dalam bentuk diskrit, rata-rata dari molekul-molekul yang memiliki
kecepatan vx1, vx2, dan seterusnya dihitung melalui:
c = vx=
N 1. vx 1+ N 2. vx 2+
N 1+ N 2+
Peluang bahwa molekul mempunyai komponen velositas dalam jarak vx sampai vx + dvy
dan vz sampai dengan vz sampai dengan dvz adalah:
m
df ( v )=
2 kT
3
2
) .e
m v
2 kT
Soal Nomor 2
Bayangkan mobil-mobil yang melaju di jalan tersebut adalah molekul gas yang
berada dalam satu ruangan, dengan diameter s, jelaskan bagaimana anda dapat
menentukan jumlah tumbukan antar mobil per volume per jam. Jelaskan juga jalan
bebas rata-rata dan viskositas gas.
Jika mobil-mobil adalah molekul gas yang berada dalam suatu ruang dengan diameter s,
maka untuk menentukan jumlah tumbukan yang terjadi antar mobil per volume per waktu
dapat menggunakan persamaan:
Dimana adalah luas penampang ruang, v adalah kecepatan rata-rata mobil, N adalah
jumlah mobil, dan V adalah volume mobil. Sehingga jika diumpakan ruang berbentuk
bola maka persamaan untuk menentukan jumlah tumbukan yang terjadi antar mobil per
volume per jam menjadi:
4 2 s2 v N
3600 sekon
z=
Sehingga persamaan untuk menentukan jalan bebas rata-rata per waktu menjadi:
=
V
2 N
dan untuk menentukan persamaan jalan bebas rata-rata mobil per volume per jam:
=
3600 sekon
4 2 s2 N
Pemicu C
Soal Nomor 1
Pada kondisi kritis, sifat fisik cairan dan uap menjadi identic dan tidak ada
perbedaan yang dapat diamati diantara mereka. Jadi masing-masing temperature,
tekanan uap jenuh, dan volume molar yang berhubungan pada titik ini disebut
sebagai temperature kritikal (TC), tekanan kritikal (PC) dan Volume kritikal (VC).
Dengan memanfaatkan kurva P-V-T, jelaskan fenomena kritis cairan dengan dan
berikan contoh. Jelaskan perbedaannya dengan cairan superkritis. Berikan
penjelasan singkat fungsi dan manfaat cairan pada kondisi superkriis berbanding
pada konsidi STP.
Andres (1869) mempelajari P - kondisi T dari beberapa pencairan gas. Dia
menetapkan bahwa untuk setiap gas pada suhu pada table di bawah ini gas dapat diubah
menjadi cair tetapi di atas itu gas tidak dapat dicairkan. Suhu ini disebut suhu kritis dari
gas.
Suhu kritis (Tc) gas yang dapat didefinisikan sebagai suhu yang di atas tidak bisa
dicairkan tidak bergantung seberapa besar tekanan yang diberikan. Tekanan kritis (Pc)
adalah tekanan minimum yang diperlukan untuk mencairkan gas pada suhu kritis.
Volume kritis, Vc, adalah volume yang ditempati oleh satu mol gas pada suhu
kritis dan tekanan kritis. Tc, Pc dan Vc secara kolektif disebut konstanta kritis gas. Semua
gas nyata memiliki konstanta kritis gas.
Cairan Superkritis
Cairan superkritis adalah zat pada kondisi di atas suhu kritis (TC) dan tekanan
kritis (PC) dari zat tersebut. Titik kritis merupakan suhu tertinggi dan tekanan di mana zat
bisa digolongkan sebagai uap dan cair dalam kesetimbangan.
Kerugian
1. Bersifat toxic dalam jumlah besar
2. Salah gas rumah kaca
Soal Nomor 2
Salah satu cairan superkritis yang banyak digunakan sebagai pelarut adalah CO 2
superkritis. Carilah satu referensi yang menjelaskan penggunaan CO 2 superkritis,
jelaskan keunggulannya dibandingkan pelarut lain. Jelaskan juga pemanfaatan CO 2
superkritis dan cairan superkritis lainnya sehubungan dengan slogan Green
Chemistry di bidang lainnya.
Secara umum Cairan superkritis berguna sebagai bahan ekstraksi aroma bunga
dari bunga dan proses menciptakan kopi tanpa kafein. Ekstraksi menggunakan cairan
superkritis jauh lebih efisien daripada metode ekstraksi normal, yang memerlukan
KESIMPULAN
Pada kenyataanya tidak ada gas ideal di dunia ini, yang ada hanya gas yang
mendekati ideal. Gas yang mendekati ideal tersebut harus juga memenuhi sebagian besar
syarat gas ideal di atas dan juga dalam tekanan rendah dan temperatur tinggi. Pada
kenyataannya, volume molekul gas tidak dapat diabaikan karena dalam jumlah yang
banyak, volume molekul akan mempengaruhi perhitungan. Gas yang tidak memenuhi
sayarat-syarat gas ideal disebut dengan Gas nyata. Gas nyata memenuhi hukum hukum
gas nyata seperti hukum van der waals, Redlich-Kwong, dan Berthelot.
Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum.
Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat
secara keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut Setiap
partikel pada gas memiliki energi kinetik dan untuk gas ideal energi kinetik. Karena
molekul-molekul gas tidak seluruhnya bergerak dalam kecepatan yang sama
Viskositas adalah ukuran tahanan yang diberikan oleh suatu fluida terhadap gaya
geser terapan (Robert A. Alberty, 1984; 144) Semakin tinggi interaksi dan ikatan antar
molekul fluida, semakin tinggi tahanan yang diberikan oleh suatu fluida ke tekanan geser
yang diterapkan pada fluida tersebut, karenanya, viskositas fluida akan semakin tinggi
Suatu titik dimana zat tersebut tidak bisa dibedakan apakah zat tersebut gas atau
cair disebut titik kritis (tekanan, temperature, dan volume kritikal). Cairan Superkritikal
adalah suatu fasa yang mengambil banyak sifat dari gas tetapi memiliki densitas yang
hampir sama dengan cairan.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, peter. De paula, julio. Physical Chemistry. 8th ed. Oxford university press: New
york. 2006
Atkins, peter. De paula, julio. Physical Chemistry for the life sciences. 2nd ed. Oxford
university press: New york. 2006
Ikhsan, Jaslin. Teori Kinetik Gas Modul 1 Pembelajaran Kinetika Kimia. 2013. FMIPA
UNY Jurusan Pendidikan Kimia
Stanley M. Walas, Phase Equilibria in Chemical Engineering, Butterworth Publishers,
1985. ISBN 0-409-95162-5
Maron, Samuel H. , Jerome B. Lando. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry.
United States of America: Macmilan Publishing Co, Inc.
Putra, Anandya, 2015. Proses Pendinginan Gas Alam menjadi Gas Alam Cair
(LNG). Proses
LNG
PT
Badak,
[Online].
1,
6.
Available
at: https://www.scribd.com/doc/263321534/261243800-Proses-LNG-PT-Badak [Accessed
20 September 2015].
Gases, Liquefaction of - body, used, water, process, form, energy, methods, system,
carbon. 2015. Gases, Liquefaction of - body, used, water, process, form, energy, methods,
system, carbon. [ONLINE] Available at: http://www.scienceclarified.com/Ga-He/GasesLiquefaction-of.html. [Accessed 13 September 2015].
Petrucci, Ralph, and William Harwood. F. Geoffrey Herring. Jeffry
Madura. General Chemistry: Principles and Modern Applications. 9th ed. Upper Saddle
River, NJ: Pearson, 2007.