Disusun Oleh:
Kelompok 2
Norita Simbolon (A1C122041)
Adinda Salsabila (A1C122068)
Puji Syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Gas Nyata”. Kami
mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan arahan dan
dukungan dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat kami selesaikan tepat waktu. Makalah
ini disusununtuk memenuhi tugas Kimia Fisik 1.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang dapat menambahkan
ilmu dan wawasannya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini belum dapat
dikatakan sempurna hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan kami sebagai mahasiswa yang
masih terus belajar. Dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk memperbaiki makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Gas nyata tidak memenuhi hukum gas sempurna dengan tepat. Penyimpangan dari hukum
sangat penting pada tekanan tinggi dan suhu rendah, terutama ketika gas berada di titik
kondensasi menjadi cair. Gas nyata menunjukkan penyimpangan dari hukum gas sempurna
karena molekul berinteraksi dengan satu sama lain. Gaya tolak menolak menjadi signifikan
hanya jika molekul membantu pemuaian dan gaya Tarik menarik membantu kompresi.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
C. Tujuan Masalah
𝑝𝑉 = Z𝑅𝑇.
Perbandingan ini disebut kompresibilitas faktor (Z) dinyatakan sebagai berikut:
𝑽 𝒑𝑽
𝒁= =
𝑽𝒊𝒅 𝑹𝑻
Untuk gas ideal, nilai Z=1 dan tidak bergantung pada temperatur dan juga tekanan.
Sedangkan untuk gas nyata nilai Z tidak selamanya sama dengan 1, dan itu merupakan
fungsi temperatur dan tekanan, Z=Z(T,P). bagi gas ideal harga Z=1, tetapi untuk gas nyata
bergerak dari 0,6-2,2.
Gas nyata menunjukkan perilaku ideal ketika tekanan rendah dan suhu tinggi. Saat suhu
tinggi gas nyata mempunyai energi yang cukup untuk mengatasi gaya tarik menarik antar
molekul yang ada. Kemudian ketika tekanan rendah kita mengetahui bahwa apa pun di
bawah sekitar 10 atmosfer maka gas nyata akan menunjukkan perilaku ideal. Hal ini karena
jarak antar partikel sangat jauh sehingga volume masing-masing tidak signifikan jika
dibandingkan wadahnya. Gas nyata berperilaku cukup ideal pada kondisi ruangan, itulah
sebabnya kita dapat menggunakan hukum gas ideal saat menghitung variabel apa pun yang
tidak diketahui pada suhu ruangan. Hubungan antara tolak-menolak antar molekul dengan
proses pemuaian gas dapat diilustrasikan jika suatu gas ditempatkan pada wadah dengan
volume yang cukup besar, maka gas tersebut akan memiliki tekanan yang rendah. Sehingga
gaya tolak-menolak dan gaya tarik - menarik dapat diabaikan, karena jarak antar molekul-
molekul gas saling berjauhan satu dengan yang lainnya. Demikian juga sebaliknya, apabila
gas tersebut memiliki tekanan yang relatif besar, maka interaksi antar molekul gas tidak
dapat diabaikan. Tekanan yang besar dapat diabaikan. Tekanan yang besar dapat
meningkatkan interaksi antar molekul yang mengakibatkan gaya tolak-menolak dan Tarik-
menarik dapat diabaikan.
Gambar 1.1 interaksi molekul gas pada tekanan rendah dan tekanan tinggi(Sumber:
Yuli Rohyami,2018)
B. Sifat-sifat Gas Nyata
Gas nyata adalah kebalikan dari gas ideal, ada pun sifat-sifat gas nyata adalah
sebagaiberikut:
2. Terdapat gaya Tarik menarik antara molekul-molekul gas terutama jika tekanan
diperbesaratau volume diperkecil.
3. Adanya interaksi atau gaya Tarik menarik antar molekul gas nyata yang sangat kuat,
menyebabkan Gerakan molekulnya tidak lurus, dan tekanan ke dinding menjadi kecil,
lebih kecil daripada gas ideal.
C. Persamaan Virial
Gambar 2 memperlihatkan beberapa isoterm eksperimen untuk karbon dioksida. Pada volume
molar besar dan temperatur tinggi, isoterm gas nyata dan isoterm gas sempurna tidak jauh
berbeda. Perbedaan kecil ini menunjukkan bahwa hukum gas sempurna berlaku pada tekanan
rendah.
𝑝𝑉𝑚 = 𝑅𝑇(1 + 𝐵′𝑝 + 𝐶′𝑝2 + · · ·)
Tekanan bergantung pada peningkatan pangkat dari variabel yang ada pada faktor
kompleksibilitas. Untuk menangkap penyimpangan yang terjadi pada gas nyata dapat
digunakan persamaan virial yaitu dengan mempertimbangkan nilai Z=1. Dari gambar 3 kita
dapat melihat bahwa pada tekanan rendah gas ideal bekerja dengan baik tapi ketika tekanan
tinggi maka penyimpangan akan terjadi.
Z=(1 + 𝐵′𝑝 + 𝐶′𝑝2 + · · ·)
Jadi ketika kita mendapatkan hasil penjumlahan Bp,𝐶𝑝2 dan seterusnya maka nilai Z=1.
Dalam banyak penerapan, deret yang lebih cocok adalah
𝐵 𝐶
𝑝𝑉𝑚= 𝑅𝑇(1 + 𝑉 + 𝑉 2 +...)
𝑚 𝑚
Persamaan virial dapat digunakan untuk memeragakan suatu hal penting yaitu
walaupun persamaan keadaan gas nyata dapat sama dengan gas sempurna sewaktu p ⟶0
semua sifat-sifatnya tidak perlu sama dengan sifat-sifat gas sempurna. Perhatikanlah misalnya,
nilai dZ/dp, kemiringan grafik faktor kompleksibilitas terhadap tekanan. Untuk gas sempurna
berlaku Dz/dp = 0 tetapi untuk gas nyata berlaku
𝑑𝑍
= 𝐵 + 2𝑝𝐶 + ⋯ ⟶ 𝐵 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑝 ⟶ 0
𝑑𝑝
Namun demikian, B tidak perlu nol. Oleh karena itu, walaupun untuk gas nyata Z ⟶ 1 1 ketika
p ⟶ 0 (dan lebih umum, persamaan keadaan gas nyata sama dengan hukum gas sempurna
ketika p⟶ 0 ) kemiringan kurva Z terhadap p tidak mendekati nol (nilai gas sempurna). Karena
sifat-sifat lain (yang akan kita lihat nanti) juga bergantung pada turunan-turunan, sifat-sifat gas
nyata tidak selalu sama dengan nilai-nilai gas sempurna pada tekanan rendah. Berdasarkan
persamaan yang kedua di atas, variasi Z terhadap volume molar pada volume molar besar
(setara dengan Tekanan rendah) adalah
𝑑𝑍
⟶ 𝐵 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑉𝑚 ⟶ ∞ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 → 0
1
𝑑(𝑉𝑚)
Karena koefisien virial bergantung pada temperatur mungkin ada temperatur di mana Z
mendekati 1 dengan kemiringan kurva nol pada tekanan rendah atau volume molar tinggi. Pada
temperatur inilah dikatakan temperatur Boyle, TB, sifat-sifat gas nyata sama dengan gas
sempurna dengan p → 0. Berdasarkan persamaan di atas Z mempunyai kemiringan nol sebagai
p → 0 jika B = 0, maka kita dapat menyimpulkan bahwa B = 0 pada suhu Boyle. Maka dari
persamaan 1.19 dapat disimpulkan bahwa 𝒑𝑽𝒎 = 𝑹𝑻𝑩 pada kisaran tekanan yang lebih luas
dibandingkan pada temperatur lain karena suku pertama setelah 1 (yaitu, B/Vm) dalam
persamaan virial adalah nol dan C/V2m dan suku yang lebih tinggi adalah sangat kecil. Untuk
helium TB = 22,64 K; untuk TB udara = 346,8 K; nilai lebih lanjut diberikan pada Tabel
Berikut.
Dimana :
P = tekanan gas (Pa)
n = jumlah mol gas ( mol2 )
a = konstanta empiris (atm.liter2. mol-2)
V = volume gas (m3)
b = konstanta Van Der Waals (atm.mol -1)
R = Konstanta gas (R = 0,08205 L.atm.mol -1 K-1)
E. Contoh soal dan pembahasan
Hitunglah tekanan yang diberikan oleh 2 dm3 mol-1 etana pada 27C jika mengikuti persamaan
van der Waals. a = 5.489 dm6 atm mol-2, b = 0.0638 dm3 mol. Bandingkan nilainya dengan gas
ideal! Gunakan persamaan van der Waals untuk 1 mol-1.
Pembahasan :
Persamaan van der Waals untuk 1 mol adalah sebagai berikut.
(P + a/V2) (V – b) = RT
Dapat ditulis ulang menjadi
P = (RT/V – b) – a/V2
𝟎.𝟎𝟖𝟐𝟏 𝒅𝒎𝟑 𝒂𝒕𝒎 𝒎𝒐𝒍−𝟏 𝑲−𝟏)(𝟑𝟎𝟎 𝑲) 𝟓.𝟒𝟖𝟗 𝒅𝒎𝟔 𝒂𝒕𝒎 𝒎𝒐𝒍−𝟐
= -
(𝟐.𝟎 – 𝟎.𝟎𝟔𝟑𝟖) 𝐝𝐦𝟑 𝐦𝐨𝐥−𝟏 𝟐 𝐝𝐦𝟑 𝐦𝐨𝐥−𝟏)𝟐
= 12.72 – 2.7445
= 9.976 atm
Persamaan gas ideal sebagai berikut. P=RT/V
(0.0821 atm dm³ mol¹ K¹)(300 K)
= 2 dm𝟑 mol−𝟏
= 12.315 atm
Hasil dari dua persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa gas ideal dianggap tidak terjadi gaya
tarik-menarik antar molekul sehingga menyebabkan tekanan pada gas ideal lebih besar
daripada tekanan gas nyata.
Hitunglah koefisien virial untuk uap isopropanol pada 200°C. B = -388 cm³ mol-1, C=-26.000
cm³ mol. Hitung Z dan V dari uap isopropanol pada 200°C dan 10 bar dengan menggunakan :
a) Persamaan gas ideal
Pembahasan:
T=200°C =473,15 K
𝑅𝑇 (83.14)(473,15)
V= = =3.934 cm³ mol-1
𝑉 10
𝑃𝑉 (10)(3.546)
Z= 𝑅𝑇 = (83,14)(473,15) = = 0.9014
𝑅𝑉 (83,14) (3.546)
V= 𝑃 + 𝐵 =+ =388 3.546 cm3mol-1
(10)
𝑅𝑇 𝐵 𝐶
V= = (1 + 𝑉 + 𝑉 2 )
𝑃
𝑅𝑇 𝐵 𝐶
𝑉𝑖+1= = (1 + 𝑉𝑖 + 𝑉𝑖 2 )
𝑃
𝑅𝑇 𝐵 𝐶
Iterasi 1: V₁ = = (1 + 𝑉0 + 𝑉02 )
𝑃
Z = 0,8866
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan teori kinetik di alam tidak ada yang namanya gas ideal semuanya nyata.
Gas nyata mempunyai gaya tarik menarik antar partikel dan partikel mempunyai
volume. Gas nyata menunjukkan perilaku ideal ketika suhunya tinggi, artinya partikel
mempunyai energi yang cukup untuk mengatasi gaya tarik menarik apa pun. Kemudian
pada saat tekanan rendah partikel partikelnya akan menjauh sehingga volume masing-
masing tidak signifikan.
B.Saran