Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA FISIKA

GAS IDEAL DAN GAS NON IDEAL

KELOMPOK :1
ANGGOTA KELOMPOK :1. AZIZAH RISANI RUSNEL (21036065)
2. FARID NAUVAL ARKHAAN (21036022)
3. OLENA SILVIA (21036061)
4. SISKA MAHARANI (21036171)

PRODI : KIMIA NK

MATA KULIAH : KIMIA FISIKA I

DOSEN PENGAMPU : Prof. Drs. Ali Amran, M.Pd., M.A., Ph.D

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,nikmat dan
karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah Kimia Fisika I ini sebatas pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga saya berterima kasih kepada bapak Prof. Drs. Ali
Amran, M.Pd., M.A., Ph.D. selaku Dosen mata kuliah Kimia Fisika I yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Gas Ideal dan Gas Non-Ideal beserta hukum-hukum dan
persamaan-persamaan yang mendasarinya . Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
saya berharap dengan adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kelompok kami maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Padang, 31 Agustus 2022

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gas adalah kumpulan molekul-molekul yang bergerak di dalam suatu ruang dan
saling bertumbukan antara satu dengan yang lain. Tumbukan antar molekul ini
mengakibatkan terjadinya perubahan fisis pada molekul-molekul yang saling bertumbukan.
Gas terbagi dua yaitu gas ideal dan gas non ideal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang membedakan gas ideal dan gas non ideal?
2. Bagaimana sifat-sifat dari gas ideal?
3. Apa saja Hukum-hukum yang mendasari gas ideal dan gas non ideal?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan
makalah ini adalah:

1. Memahami perbedaan gas ideal dan gas non ideal.


2. Memahami sifat-sifat dari gas ideal.
3. Mengetahui hukum-hukum yang mendasari gas ideal dan non ideal.

D. Manfaat

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi para pembaca untuk
lebih memahami tentang gas ideal dan gas non ideal beserta hukum – hukum yang
mendasari gas ideal dan non ideal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gas Ideal
Gas ideal adalah sekumpulan partikel gas yang molekul-molekulnya terpisah
jauh satu sama lain dan bergerak secara acak sehingga partikel gas tidak saling
berinteraksi satu sama lainnya dan tidak memiliki gaya antar molekul. Gas non ideal
atau gas nyata adalah kebalikan dari gas ideal dimana adanya interaksi antara partikel
gas sehingga terdapat gaya antar molekul.

Gas ideal adalah gas-gas teoretis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang
bergerak secara acak dan tidak saling berinteraksi. Sifat-sifat gas ideal antara lain:
a. Volume molekulnya diabaikan terhadap volume ruang yang ditempatinya.
b. Gaya tarik antar molekul sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
c. Tumbukan antar molekul/partikel dan juga tumbukan partikel pada dinding tabung
bersifat elastis, sehingga setelah partikel bertumbukan sistem tidak mengalami
perubahan energi.
d. Tekanan disebabkan oleh tumbukan partikel pada dinding tabung. Besar kecilnya
tekanan gas disebabkan oleh jumlah tumbukan per-satuan luas per detik.

B. Hukum-Hukum yang Mendasari Gas Ideal


1. Hukum Boyle

Robbert Boyle melaporkan bahwa pada temperature tetap (isotherm), volume


gas berkurang jika tekanan diperbesar. Dari hasil percobaannya tersebut dapat
dikatakan bahwa volume berbanding terbalik dengan tekanan, yang dirumuskan seperti
ini:

1
𝑉~ (pada temperature tetap)
𝑃

Atau
𝑘2
𝑉=
𝑃
𝑉. 𝑃 = 𝑘2
V : volume
P : tekanan
K2 : tetapan yang berubah jika temperatur berubah
Perubahan keadaan sejumlah n mol gas dari keadaan 1 (V1, P1) menjadi
keadaan 2 (V2, P2) yang berlangsung pada temperatur tetap (isoterm) dapat dituliskan
seperti berikut ini.

Karena proses perubahan keadaan gas berlangsung secara isoterm maka k1 =


k2 , sehingga diperoleh hubungan P1, V1, P2, dan V2 seperti berikut ini.

Perubahan tekanan, P akibat perubahan volum V untuk sejumlah n mol dan


temperatur T yang tetap, secara matematik dapat ditulis sebagai

Jika diturunkan terhadap P, maka dihasilkan

Subtitusi nilai k dari V.P = k2 ke dalam persamaan diatas menghasilkan

2. Hukum Charles

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan Charles pada tahun 1878, Charles
mengungkapkan bahwa pada saat tekanan konstan, suhu mutlak gas akan bertambah
dan volume gas akan semakin berkurang. Pada saat tekanan konstan, suhu gas
berbanding lurus dengan volume gas.

Hukum Charles dirumuskan sebagai berikut:

𝑉=𝑇 Dimana T konstan


𝑉 = 𝑘1 𝑇 (𝑘1 tetapan yang bergantung pada tekanan)

3. Hukum Gay-Lussac

Pada percobaan yang dilakukan oleh gay Lussac menghasilkan suatu rumusan
bahwa pemuaian setiap gas sama untuk setiap kenaikan temperature 1◦ C, yaitu 1/273
dari volumenya semula. Jika volume gas pada 0◦ C kita sebut V0 dan V adalah volume
pada sembarang temperature, maka gambaran penemuan Gay-Lussac sebagai berikut:

273 + 𝑡
𝑉 = 𝑉0 [ ]
273

Jika 273+ t = T, maka

𝑉= 𝑉 𝑇
0[ ]
𝑇0

𝑉 𝑇
Atau =
𝑉0 𝑇0

𝑉 𝑇
Persamaan yang lebih umum : 𝑣1 = 𝑇1
2 2

Persamaan umum diatas sangat berguna untuk menentukan volum atau


temperatur gas yang berubah keadaannya dari keadaan 1 ke keadaan 2 pada tekanan
yang tetap.

4. Tekanan Parsial

Jika jumlah gas, dinyatakan dengan cara apa pun, digandakan pada suhu konstan
dan tekanan, volumenya juga harus berlipat ganda. Namun, anggaplah sebuah wadah
menampung 1 g hidrogen pada STP, dan 1 g oksigen ditambahkan. Volume STP
campuran tidak akan digandakan; akan tetapi, jika 16 g oksigen ditambahkan. (Ini
terakhir pernyataan ini benar-benar benar hanya jika kondisinya adalah salah satu
pembatas dari tekanan nol bukan 1 atm.)

Kami terlibat pada titik ini dengan pengamatan lain, diwujudkan dalam
pernyataan yang dikenal sebagai hipotesis Avogadro, yang mengatakan bahwa volume
yang sama dari gas pada tekanan dan suhu yang sama mengandung jumlah mol yang
sama. Sekali lagi ini benar-benar pernyataan hukum yang membatasi, tepat hanya
dalam batas tekanan nol, tetapi kira-kira benar untuk gas nyata. Akibatnya, konstanta
A dari Persamaan. (1-4) adalah konstanta universal hanya jika V adalah volume per
mol, dan bukan, misalnya, per gram gas. Bentuk yang lebih umum adalah

Karena A tidak tergantung pada sifat gas, hanyalah jumlah total mol gas,
terlepas dari apakah ada campuran spesies. Hukum gas ideal yang sesuai diberikan oleh
Persamaan

𝑃 = 𝑛𝑅𝑇

Kami sekarang mendefinisikan tekanan parsial spesies ke-i dalam campuran gas
dengan persamaan

Membagi 2 persamaan di atas memberikan

Dimana 𝑥𝑖 menunjukkan fraksi mol spesies ke-i. Karena jumlah semua fraksi
mol menurut definisi harus sama dengan satu kesatuan, selanjutnya mengikuti bahwa
yaitu, tekanan total campuran gas ideal diberikan oleh jumlah tekanan parsial dari
berbagai spesies yang ada. Ini adalah pernyataan hukum Daltorts.

Besaran yang berguna yang sekarang dapat didefinisikan adalah berat molekul
rata-rata gas, yang diberikan oleh

Dimana m dan η masing-masing adalah massa total jumlah mol yang ada. Kita
juga memiliki

Komplikasi sekarang mungkin muncul. Untuk menentukan berat molekul rata-


rata yang tepat dari campuran gas, perlu untuk mengekstrapolasi P/p ke batas tekanan
nol, namun dapat terjadi bahwa komposisi campuran itu sendiri tergantung pada
tekanan. Jadi, gas 𝑁2 𝑂4 sebenarnya terdiri dari campuran 𝑁𝑂2 dan 𝑁2 𝑂4 dalam jumlah
yang diberikan oleh konstanta kesetimbangan untuk proses 𝑁2 𝑂4 = 2𝑁𝑂2 :

Proporsi 𝑁𝑂2 yang ada akan meningkat seiring dengan penurunan tekanan total,
sehingga 𝑀𝑎𝑣 sekarang bervariasi dengan tekanan. Akibatnya, kita sekarang
mengetahui spesies dan karenanya berat molekul dan 𝐾𝑃 mereka tidak diketahui.
Persamaan (1-22) untuk 𝐾𝑃 hanya tepat untuk gas ideal, dan prosedur berikut
diperlukan. Yang pertama menentukan 𝑀𝑎𝑣 untuk serangkaian tekanan total
menggunakan Persamaan. (1-21). Setiap penentuan memberikan nilai 𝐾𝑃 , dengan
asumsi perilaku gas ideal, dan nilai-nilai ini kemudian diplot terhadap tekanan. 𝐾𝑃
sebenarnya diberikan oleh intersep pada tekanan nol.

5. Hukum Avogadro

Hasil penyelidikan yang dilakukan Avogadro tentang volume gas-gas


menghasilkan suatu pernyataan: Jika gas-gas diukur pada P dan T yang sama, maka
pada volume yang sama terdapat jumlah gas (n) yang sama pula. Dengan kata lain
bahwa volume gas bergantung pada jumlah molekul n. Secara matematik pernyataan
Avogadro dirumuskan sebagai berikut.

Persamaan diatas menyatakan bahwa pada temperature dan tekanan yang tetap,
jika jumlah mol berubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 maka volumenya akan berubah
dengan perbandingann V/n yang selalu tetap.

Turunan persamaan kedua terhadap n, dan disubstitusikan dengan persamaan


semula akan memperoleh persamaan

6. Hukum Dalton

Berdasarkan eksperimen menunjukkan bahwa jika dalam ruangan bervolume V


dan temperature T terdapat campuran mol gas A, mol gas B, dan mol gas C. maka
menurut persamaan gas ideal tekanan masing-masing adalah sebagai berikut.
Saat temperature tetap, tekanan total yang ditimbulkan oleh campuran gas yang
berada di dalam ruangan tertentu sama dengan jumlah tekanan masing-masing gas
tersebut jika ditempatkan dalam ruangan sendirian

Dengan n = nA + nB + nC

Jika masing-masing tekanan parsial dibandingkan dengan tekanan total, maka


akan diperoleh persamaan-persamaan berikut ini

7. Persamaan Gas Ideal

Hubungan antara ke empat parameter P,V, n dan T yang diperoleh dari hukum
Boyle, Charles-Gay Lussac, dan Avogadro dengan cara memasukkan kuosien-kuosien
yang telah diperoleh dari ketiga hukum tersebut ke dalam persamaan
Dari hukum Gay-Lussac diperoleh

Dari hukum Boyle diperoleh

Dari hukum Avogadro diperoleh

Sehingga persamaan gas ideal menjadi:

Hasil integralnya adalah

C. Gas Non Ideal

Gas non ideal atau gas nyata adalah gas yang terdiri dari dari partikel yang sangat
kecil dan berinteraksi hanya pada titik tumbukan. Sifat gas nyata menyimpang dari gas
ideal, terutama pada tekanan tinggi dan suhu rendah.
Pada tekanan tinggi, semua gas memiliki volume yang lebih tinggi dari hukum gas
ideal dan jauh lebih kompresibel. Factor kompresi (Z) yang umumnya diplot sebagai fungsi
dari tekanan. Hal ini didefenisikan sebagai:

Z sama dengan 1 pada semua tekanan untuk gas yang memmatuhi hukum gas ideal
dan ditemukan bahwa semua gas pada nilai ini cenderung pada tekanan rendah. Untuk
semua gas nyata, Z lebih besar dari 1 pada tekanan tinggi dan pada tekanan menengah Z
kurang dari 1. Plot Z sebagai fungsi p ditunjukkan pada gambar dibawah ini

D. Persamaan Virial

Persamaan virial terutama upaya matematika untuk menggambarkan


penyimpangan dari idealistis dalam hal kekuatan volume molar, Vm. Dibutuhkan bentuk:

Koefisien B, C, D, dll adalah koefisien virial. ekspresi menyatu sangat cepat,


sehingga B> C> D, dan ekspresi yang biasanya hanya dikutip dengan nilai-nilai untuk B
dan C di terbaik. Untuk gas pada tekanan rendah, Vm besar, membuat istilah kedua dan
selanjutnya sangat kecil, mengurangi persamaan dengan yang persamaan gas sempurna
keadaan. Untuk gas ideal, B, C, D, dll adalah sama dengan nol, dan persamaan lagi
mengurangi itu untuk gas ideal. Meskipun persamaan virial memberikan deskripsi akurat
tentang perilaku gas nyata, fit adalah empiris, dan koefisien B, C, D, dll, tidak mudah
berhubungan dengan perilaku molekul.
E. Persamaan Van Der Waals

Gas nyata (non ideal) bersifat menyimpang. Kinetika gas menjelaskan: massa gas
dapat diabaikan jika dibandingkan dengan volume bejana. Jika jumlah molekul banyak,
yaitu pada tekanan tinggi, volume gas harus diperhitungkan. Volume ideal sebenarnya lebih
kecil dari volume nyata. Pada tekanan tinggi rapatan gas tinggi molekul-molekul sangat
berdekatan, gaya antar molekul harus diperhitungkan karena ada gaya tarik menarik
tekanan yang sebenarnya lebih rendah dari tekanan ideal. Dari gas ideal, terutama pada
tekanan tinggi dan suhu rendah

Persamaan van der Waals berbeda dari hukum gas ideal karena membuat
kelonggaran baik untuk volume yang ditempati oleh molekul itu sendiri dan untuk gaya
tarik menarik di antara mereka. Untuk membuat koreksi untuk dimensi terbatas molekul,
misalkan b adalah volume efektif molekul dalam satu mol gas dan V adalah volume total n
mol gas. Dalam volume total ini, yang ditempati oleh molekul itu sendiri akan menjadi nb,
dan karenanya volume yang tersedia untuk kompresi bukan V tetapi (V-nb). Karena yang
terakhir adalah "ruang kosong", itu harus diganti dengan V dalam hukum gas ideal. Dapat
diantisipasi bahwa b akan menjadi karakteristik dan berbeda untuk setiap gas.

Faktor kedua untuk kesadaran adalah operasi gaya tarik-menarik antar molekul.
Perhatikan dinding wadah yang sedang dibombardir oleh molekul gas. Ketika molekul gas
tidak dibatasi dengan daya tarik satu sama lain, mereka akan membombardir tembok
dengan kekuatan penuh karena gerakan luar mereka. Namun, jika di bawah yang sama
kondisi molekul yang bergerak ke luar dikenai gaya tarik molekul ke dalam "tarik/' itu tidak
akan menabrak dinding dengan kekuatan setinggi jika tidak "ditarik kembali" oleh molekul
lain di dalam gas. Akibatnya, tekanan yang dihasilkan dari pemboman akan berkurang
dengan jumlah P'. Tekanan yang diamati, P, dengan demikian akan lebih kecil dari tekanan
ideal, Pif dengan jumlah P', atau

P = Pi- P'

Karena dalam ekspresi PcV = nRT tekanan Pt mengacu pada ideal tekanan, kita
harus mengganti nilainya dari ekspresi yang diberikan di atas, atau Pi = (P + P'). Jika kita
menggabungkan tekanan terkoreksi ini dengan

(P + P')(V - nb) = nRT


van der Waals menunjukkan bahwa besarnya koreksi tekanan P' untuk n mol gas
yang ada dalam volume V diberikan oleh

di mana a adalah karakteristik konstan dari setiap gas dan tidak tergantung pada
tekanan dan suhu. Ini adalah untuk setiap gas ukuran besarnya gaya tarik menarik
antarmolekul dalam gas. Jika ekspresi ini untuk P' diganti dalam Persamaan. (51) kita
peroleh

[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT


Ini adalah persamaan negara terkenal yang pertama kali dikembangkan oleh van
der Waals pada tahun 1873 dan yang menyandang namanya.

Tabel 1-2 mencantumkan konstanta van der Waals untuk sejumlah gas. Gas-gas
seperti karbon disulfida, amonia, sulfur dioksida, kloroform, dll., yang mudah
terkondensasi, memiliki nilai a yang relatif tinggi, menunjukkan gaya tarik antarmolekul
yang kuat. Di sisi lain, untuk yang permanen gas seperti argon, karbon monoksida, helium,
dan hidrogen, nilai a jauh lebih rendah, dan karenanya dalam hal ini gaya antarmolekul
adalah jauh lebih lemah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Gas ideal merupakan kumpulan partikel gas yang molekulnya terpisah jauh antara
satu dengan yang lain serta bergerak secara acak sehingga partikelnya tidak saling
berinteraksi satu sama lain dan tidak memiliki gaya antar molekul sedangkan gas non ideal
adalah gas yang terdiri dari partikel yang memiliki interaksi antar partikel lainnya sehingga
menghasilkan gaya antar molekul.

Gas ideal memiliki sifat yang partikelnya bergerak secara acak, yaitu volume
molekulnya diabaikan terhadap volume ruang yang ditempatinya disebabkan karena gas
memiliki ukuran yang tidak tetap sehingga partikelnya tidak saling berinteraksi satu sama
lain. Gaya tarik antar molekul sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Tumbukan antar
molekul atau partikel dan juga tumbukan partikel pada dinding tabung bersifat elastis
sehingga setelah partikel bertumbukan sistem tidak mengalami perubahan energi hal ini
menyebabkan tidak terjadi gaya antar molekul. Tekanan disebabkan oleh tumbukan
partikel pada dinding tabung titik besar kecilnya tekanan gas disebabkan oleh jumlah
tumbukan persatuan luas per detik.

Hukum yang mendasari gas ideal diantaranya yaitu hukum Boyle yang menyatakan
bahwa pada temperatur tetap volume gas akan berkurang jika tekanan diperbesar. Hukum
Charles menyatakan bahwa pada saat tekanan konstan suhu mutlak gas akan bertambah
dan volume gas akan semakin berkurang, pada saat tekanan konstan suhu gas berbanding
lurus dengan volume gas. Hukum gay lussac menyatakan bahwa pemuaian setiap gas sama
untuk setiap kenaikan temperatur 1°C yaitu 1/273 dari volumenya semula. Tekana parsial
yaitu apabila jumlah gas dinyatakan dengan cara apapun digandakan pada suhu konstan
dan tekanan, volumenya juga harus berlipat ganda. Hukum avogadro menyatakan jika gas-
gas diukur pada tekanan dan temperatur yang sama maka pada volume yang sama terdapat
jumlah gas yang sama pula. Hukum Dalton menyatakan bahwa pada temperatur tetap
tekanan total suatu zat sama dengan jumlah tekanan parsialnya.

Pada gas non ideal persamaan filial mengutamakan upaya matematika untuk
menggambarkan penyimpangan dari idealistik dalam kekuatan volume molar untuk gas
pada tekanan rendah volume molar akan besar yang sebaliknya apabila gas pada tekanan
tinggi maka volume molarnya sangat kecil. Persamaan Van der Waals melakukan
kelonggaran untuk volume yang ditempati oleh molekul itu sendiri dan untuk gaya tarik-
menarik molekul satu dengan molekul lainnya, hal ini bertujuan untuk membuat koreksi
untuk dimensi terbatas molekul.
DAFTAR PUSTAKA

Adamson, Arthur W. (1979). A Text Book Of Physical Chemistry. New York : Academic

Press.

Principles of Physical Chemistry by Samuel H. Maron, Carl F. Prutton (z-lib.org)

Purba, Leony Sanga Lamsari. 2020. Kimia Fisika. UKI : Jakarta

Sumarna, Omay. 2016. Modul 1 Sifat-Sifat Gas. Banten. Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai