Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIKA

TEORI KINETIK GAS

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK A (XI MIPA 2) :
1. SILVIA SEPTIANI
2. ANNISA ZAFIRA AZ ZAHRA
3. NAFISAH NAILAL HUSNA
4. LASMAIDA SINAMBELA
5. ROSTIEN JUNIANA
6. BASMAH HANUM YUANNISA
7. OTNIEL MARCO REVIVAL H
8. MAHARGA RAFIF AKBAR
GURU PEMBIMBING :
YUSNI NELVI, S.Pd
SMAN 10 PEKANBARU
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah dengan
judul“TEORI KINETIK GAS”

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 20 november 2023

Kelompok A

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………..…………………..……………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………...………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH………...……………………………………………………1
C. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………….1
BAB 2 PEMBAHASAN………...……………………………………………………………2
A. PERSAMAAN GAS IDEAL………………………………………………………….2
1. HUKUM BOYLE……………………………………………………………..2
2. HUKUM J.CHARLES………………………………….……………………..4
3. HUKUM GAY LUSSAC……………………………….……………………..8
4. PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL………………………………..…10
BAB 3 PENUTUP………..………………………………………………………………….12
A. KESIMPULAN ………………………………..…………………………………….12
B. SARAN…………………………………………………….………………...………12
C. KATA PENUTUP……………………………………………….……………………12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………...…………………………………...13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori kinetik adalah teori yang menjelaskan perilaku sistem sistem fisis dengan
menganggap bahwa sistem sistem fisis tersebut terdiri atas sejumlah besar molekul
yang bergerak sangan cepat.
Gas, sebagai salah satu sifat dan bentuk alam, memiliki karakteristik yang khas.
Berbeda dengan bentuk zat lainnya, karakteristik gas sangat erat kaitannya dengan
tekanan, temperatur dan volume. Beberapa teori dan hukumyang sangat
mempengaruhi dalam pemahaman sifat gas yang diantaranya adalah teori kinetik gas
dan hukum termodinamika. Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari
sudut momentum. Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi
diutamakan pada sifat zat secara keseluruhan sebagai hasil rata rata kelakuan partikel
partikel.

B. RUMUSAN MASALAH
• Apakah yang dimaksud dengan gas ideal ?
• Bagaimana sifat gas ideal ?
• Bagaimana perubahan gas ideal ?
• Bagaimana persamaan gas ideal ?

C. TUJUAN PENULISAN
• Mengetahui apakah gas ideal itu
• Mengetahui sifat gas ideal
• Mengetahui perubahan gas ideal
• Mengetahui persamaan gas ideal

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PERSAMAAN GAS IDEAL
Gas merupakan wujud zat yang partikel penyusunnya terdiri atas sejumlah besar
molekul yang bergerak acak ke segala arah. Secara mikroskopis kehadiran suatu gas
dijelaskan dengan besaran-besaran seperti tekanan, volume, dan temperatur. Pada bab
ini Anda akan mempelajari sifat-sifat gas ideal yang berkaitan dengan tekanan,
volume, dan temperatur tersebut secara mikroskopis, yaitu dengan suatu anggapan
atau model bahan yang terdiri atas partikel-partikel yang memiliki karakteristik
tertentu, seperti yang dikemukakan dalam teori kinetik gas. Dalam kenyataannya, gas
yang bersifat ideal tidak ditemukan. Akan tetapi, gas pada tekanan rendah dan pada
suhu kamar dapat dianggap memiliki sifat mendekati gas ideal.

Berikut ini model gas ideal jika ditinjau secara mikroskopis.


a. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom dan molekul) dalam jumlah yang
sangat banyak.
b. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak secara acak.
c. Partikel-partikel gas ideal tersebar merata dalam ruang yang sempit.
d. Jarak antara partikel jauh lebih besar daripada ukuran partikel sehingga ukuran
partikel biasanya diabaikan.
e. Tidak ada gaya antara partikel yang satu dan yang lain, kecuali jika terjadi
tumbukan.
f. Tumbukan antara partikel-partikel ataupun antara partikel dan dinding
terjadi secara lenting sempurna. Partikel dianggap sebagai benda licin yang tegar.
g. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku juga untuk gas ideal.

Jika proses gas berlangsung dengan suhu tetap, proses tersebut disebut proses
isotermal. Proses gas dengan tekanan tetap disebut proses isobarik, dan proses gas
dengan volume tetap disebut proses isokhorik. Berikut akan dibahas hubungan antara
variabel-variabel gas pada masing-masing keadaan tersebut,baik secara makroskopis
maupun mikroskopis.

1. HUKUM BOYLE
Hukum Boyle (Hukum Boyle’s Law): Hukum Boyle menyatakan bahwa pada
suhu konstan, volume gas ideal akan berbanding terbalik dengan tekanannya.
Dengan kata lain, jika tekanan pada gas ideal meningkat, maka volumenya akan
menurun, dan sebaliknya, jika tekanan menurun, maka volumenya akan
meningkat. Hukum Boyle dapat dirumuskan dengan persamaan matematika
sebagai P1V1 = P2V2, di mana P1 dan V1 adalah tekanan dan volume awal,
sedangkan P2 dan V2 adalah tekanan dan volume setelah perubahan.

Hukum Boyle dinamai dari ilmuwan Robert Boyle, seorang fisikawan dan
kimiawan Inggris abad ke-17. Pada tahun 1662, Boyle mempublikasikan

2
bukunya yang berjudul “The Sceptical Chymist,” di mana ia melakukan serangkaian
eksperimen untuk mempelajari sifat-sifat gas. Dalam penelitiannya, Boyle menemukan
bahwa pada suhu konstan, tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Dalam
bukunya, Boyle mengemukakan prinsip ini, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Boyle.

Penerapan Hukum Boyle:


1. Tabung Gas

Prinsip Hukum Boyle digunakan dalam tabung gas seperti tabung gas oksigen atau
tabung gas helium. Dengan memperhatikan hukum ini, tekanan gas dalam tabung
dapat diatur dengan mengubah volume tabung.

2. Balon udara panas

Hukum Boyle juga berperan dalam prinsip kerja balon udara panas. Ketika gas dalam
balon dipanaskan, volume gas meningkat sehingga tekanan dalam balon meningkat.
Ini menyebabkan balon terangkat ke udara.

3. Alat-alat Medis

Prinsip Hukum Boyle digunakan dalam alat-alat medis seperti ventilator dan CPAP
(Continuous Positive Airway Pressure) untuk mengatur tekanan udara yang masuk
atau keluar dari paru-paru pasien.

Bunyi Hukum boyle :

“Volume gas ideal pada suhu tetap berbanding terbalik secara langsung dengan
tekanan gas ideal.”

Hukum Boyle (Hukum Boyle’s Law)


Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, tekanan gas ideal (P) berbanding
terbalik dengan volume gas ideal (V). Rumus matematika untuk Hukum Boyle adalah:
Hukum Boyle-Gay-Lussac
Di mana
P1 dan V1 : tekanan dan volume awal gas,
P2 dan V2 : tekanan dan volume setelah perubahan.

Contoh soal :
1. Sebuah gas ideal memiliki volume awal 2 L dengan tekanan 3 atm. Jika tekanan gas
tersebut dikurangi menjadi 2 atm, berapa volume akhirnya? (Suhu konstan)
Jawaban :
Dalam Hukum Boyle, tekanan dan volume berbanding terbalik secara langsung.
Dengan menggunakan rumus Hukum Boyle (P1V1 = P2V2), kita dapat menghitung
volume akhir gas tersebut.
P1 = 3 atm (tekanan awal)
V1 = 2 L (volume awal)
P2 = 2 atm (tekanan akhir)

3
V2 = ?
Menyusun persamaan
P1V1 = P2V2
(3 atm) (2 L) = (2 atm) V2
6 atm L = 2 atm V2
Membagi kedua sisi persamaan dengan 2 atm:
V2 = 6 atm L / 2 atm
V2 = 3 L
Jadi, volume akhir gas tersebut adalah 3 L.

2. Sejumlah gas ideal pada mulanya mempunyai tekanan P dan volume V. Jika gas
tersebut mengalami proses isotermal sehingga tekanannya menjadi 4 kali tekanan
semula maka volume gas berubah menjadi…
Diketahui:
Tekanan awal (P1) = P
Tekanan akhir (P2) = 4P
Volume awal (V1) = V
Ditanya: volume akhir gas (V2)
Jawab:
Hukum Boyle (proses isotermal atau suhu konstan):
P V = konstan
P1 V1 = P2 V2
(P)(V) = (4P)(V2)
V = 4 V2
V2 = V / 4 = ¼ V
Volume gas berubah menjadi ¼ kali volume awal.

3. Di dalam sebuah bejana tertutup terdapat gas yang mempunyai tekanan 2 atm dan
volume 1 liter. Jika tekanan gas menjadi 4 atm maka volume gas menjadi…
Pembahasan:
Diketahui:
Tekanan awal (P1) = 2 atm = 2 x 105 Pascal
Tekanan akhir (P2) = 4 atm = 4 x 105 Pascal
Volume awal (V1) = 1 liter = 1 dm3 = 1 x 10-3 m3
Ditanya: Volume akhir (V2)
Jawab:
P1 V1 = P2 V2
(2 x 105)(1 x 10-3) = (4 x 105) V2
(1)(1 x 10-3) = (2) V2
1 x 10-3 = (2) V2
V2 = ½ x 10-3
V2 = 0,5 x 10-3 m3 = 0,5 dm3 = 0,5 liter

2. HUKUM J.CHARLES

Hukum fisika Charles, atau lebih dikenal sebagai Hukum Charles’s Law,
menggambarkan hubungan antara volume gas dan suhu dalam kondisi tetap
tekanan. Hukum ini dinamakan menurut ilmuwan fisika Prancis, Jacques Charles,
yang mempelajari perilaku gas pada abad ke 18.
4
Hukum Charles menyatakan bahwa volume gas yang dipegang konstan akan berbanding
lurus dengan suhu dalam skala termometer Celsius atau Kelvin. Dengan kata lain, jika suhu
gas meningkat, maka volumenya juga akan meningkat, dan sebaliknya, jika suhu gas
menurun, volumenya juga akan menurun, asalkan tekanan tetap.

Hukum Charles, juga dikenal sebagai Hukum Charles’s Law, ditemukan oleh seorang
ilmuwan fisika Prancis bernama Jacques Charles pada akhir abad ke-18. Jacques Charles
lahir pada tanggal 12 November 1746 di Beaugency, Prancis. Ia adalah seorang peneliti yang
tertarik pada sifat-sifat gas.

Pada tahun 1787, Jacques Charles melakukan serangkaian eksperimen yang melibatkan
pengukuran volume gas dalam hubungannya dengan suhu. Ia memperoleh kesimpulan
bahwa, pada kondisi tekanan yang konstan, volume gas akan berubah secara proporsional
dengan perubahan suhu dalam skala Celsius.

Hasil eksperimen ini diterbitkan dalam karya ilmiahnya yang berjudul “Recherches sur la
dilatation des gaz et des vapeurs” pada tahun 1787. Dalam karyanya tersebut, Jacques
Charles menyajikan hukum matematis yang menggambarkan hubungan antara volume gas
dan suhu, yang sekarang dikenal sebagai Hukum Charles.

Hukum Charles memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu termodinamika gas.
Kontribusinya membantu memperluas pemahaman kita tentang perilaku gas pada berbagai
kondisi suhu dan tekanan. Hukum ini juga merupakan dasar bagi hukum gas ideal yang lebih
luas yang menggambarkan hubungan antara volume, tekanan, dan suhu gas.

Sejak penemuan Hukum Charles, pemahaman kita tentang sifat gas dan hubungannya
dengan suhu terus berkembang, dan hukum ini tetap menjadi konsep dasar yang diajarkan
dalam ilmu fisika hingga saat ini.

Hukum Charles dinyatakan dalam bentuk matematis sebagai berikut:

V₁ / T₁ = V₂ / T₂
Di mana:
V₁ : volume awal gas,
T₁ : suhu awal gas dalam skala Celsius atau Kelvin,
V₂ : volume akhir gas setelah perubahan suhu,
T₂ : suhu akhir gas setelah perubahan suhu.
Secara verbal, hukum ini dapat diungkapkan sebagai berikut:

“Pada kondisi tekanan yang konstan, volume gas akan berbanding lurus dengan suhu
gas dalam skala Celsius atau Kelvin.”

Dengan kata lain, jika suhu gas meningkat (T₂ > T₁), maka volumenya juga akan meningkat
(V₂ > V₁), dan sebaliknya, jika suhu gas menurun (T₂ < T₁), volumenya juga akan menurun
(V₂ < V₁), asalkan tekanan tetap.
Dengan demikian, perubahan suhu pada gas dapat menyebabkan perubahan volume yang
proporsional. Hukum Charles’s Law menyediakan kerangka kerja matematis yang membantu

5
memahami dan menggambarkan hubungan ini.

Contoh Penerapan Hukum Charles


1. Balon udara panas

Penerapan Hukum Charles yang pertama adalah balon udara panas. Ketika udara di
dalam balon udara panas dipanaskan, suhu udara di dalamnya meningkat. Sesuai
dengan Hukum Charles, volume udara di dalam balon akan meningkat proporsional
dengan kenaikan suhu. Akibatnya, udara yang terperangkap di dalam balon akan
mengembang, mendorong balon untuk naik.

2. Tabung gas

Penerapan Hukum Charles yang kedua adalah tabung gas. Jika sebuah tabung gas
yang berisi udara dipanaskan, misalnya ketika tabung gas terkena sinar matahari
langsung, suhu udara di dalam tabung akan meningkat. Menurut Hukum Charles,
volume udara dalam tabung akan meningkat sesuai dengan kenaikan suhu. Hal ini
dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam tabung, yang dapat berdampak pada
penggunaan tabung gas dalam aplikasi seperti sistem pemanas ruangan atau kompor
gas.

3. Termometer gas

Penerapan Hukum Charles ketiga adalah Termometer gas. Termometer gas, seperti
termometer gas dengan skala Celsius atau Kelvin, juga mengikuti Hukum Charles.
Ketika suhu gas di dalam termometer meningkat, volume gas di dalamnya juga akan
meningkat. Ini akan terlihat pada skala termometer yang menunjukkan perubahan
suhu sesuai dengan perubahan volume gas.

4. Karet ban yang dipanaskan

Penerapan Hukum Charles keempat adalah karet ban yang dipanaskan. Ketika ban
kendaraan yang terbuat dari karet dipanaskan oleh panas sinar matahari atau gesekan
dengan jalan panas, suhu karet meningkat. Sesuai dengan Hukum Charles, volume
karet ban akan meningkat proporsional dengan kenaikan suhu. Akibatnya, ban dapat
terlihat sedikit membesar saat panas.

Contoh soal :

1. sebuah balon udara panas awalnya memiliki volume 2 liter dan suhu 25°C. Jika suhu
udara di dalam balon dinaikkan menjadi 50°C, berapa volume balon udara panas
tersebut?
Jawab :
Diketahui:
V₁ (volume awal) = 2 liter
T₁ (suhu awal) = 25°C = 25 + 273 = 298 K
T₂ (suhu akhir) = 50°C = 50 + 273 = 323 K

6
Menggunakan Hukum Charles:
V₁ / T₁ = V₂ / T₂
Substitusi nilai:
2 / 298 = V₂ / 323
Langkah-langkah untuk menemukan V₂ (volume akhir):
Cross-multiply:
2 * 323 = V₂ * 298
646 = 298V₂
Pisahkan V₂ dengan membagi kedua sisi persamaan dengan 298:
V₂ = 646 / 298
V₂ ≈ 2.17 liter
Jadi, volume balon udara panas setelah suhu dinaikkan menjadi 50°C adalah
sekitar 2.17 liter.

2. Diketahui sebuah gas memiliki volume awal sebesar V, dengan volume akhir sebesar
4V. Sementara itu, gas tersebut memiliki suhu sebesar T. Berapakah besar suhu akhir
dari gas tersebut?
Pembahasan:

V / T = 4V / T2
1 / T = 4 / T2
T2 = 4T
Jadi, suhu akhir gas tersebut adalah sebesar 4 kali dari suhu awal.

3. Di dalam sebuah bejana tertutup terdapat gas yang mempunyai volume 2 liter dan
suhu 27oC. Jika volume gas menjadi 3 liter maka suhu gas menjadi…
Pembahasan
Diketahui :

Volume awal (V1) = 2 liter = 2 dm3 = 2 x 10-3 m3


Volume akhir (V2) = 3 liter = 3 dm3 = 3 x 10-3 m3
Suhu awal (T1) = 27oC + 273 = 300 K
Ditanya : suhu akhir (T2)
Jawab :

Suhu gas berubah menjadi 450 Kelvin atau 177oC.

7
3.HUKUM GAY-LUSSAC

Hukum Gay-Lussac (Hukum Gay-Lussac’s Law): Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa


pada volume konstan, tekanan gas ideal akan berbanding lurus dengan suhunya dalam skala
absolut (Kelvin). Dengan kata lain, jika suhu gas ideal meningkat, maka tekanannya akan
meningkat, dan sebaliknya, jika suhu gas ideal menurun, maka tekanannya akan menurun.
Hukum Gay-Lussac dapat dirumuskan dengan persamaan matematika sebagai P1/T1 =
P2/T2, di mana P1 dan T1 adalah tekanan dan suhu awal, sedangkan P2 dan T2 adalah
tekanan dan suhu setelah perubahan.

Hukum Gay-Lussac dinamai dari ilmuwan Prancis, Joseph Louis Gay-Lussac. Pada awal
abad ke-19, Gay-Lussac melakukan penelitian tentang sifat-sifat gas dan hubungan antara
tekanan dan suhu. Pada tahun 1802, ia mengemukakan temuan-temuannya yang menyatakan
bahwa pada volume gas yang tetap, tekanan gas ideal berbanding lurus dengan suhunya
dalam skala absolut. Penemuan ini dikenal sebagai Hukum Gay-Lussac atau Kadet Gay-
Lussac.

Penerapan Hukum Gay-Lussac:


1. Mesin Pembakaran Dalam

Hukum Gay-Lussac digunakan dalam mesin pembakaran dalam seperti mesin


mobil. Ketika bahan bakar dibakar dalam ruang pembakaran, suhu meningkat dan
tekanan gas di dalam ruang pembakaran juga meningkat, menghasilkan dorongan
yang mendorong piston.

2. Pembuatan Bir

Hukum Gay-Lussac digunakan dalam proses fermentasi dalam pembuatan bir.


Selama fermentasi, suhu kontrol dapat digunakan untuk mengontrol tekanan dalam
tangki fermentasi, yang penting untuk produksi bir yang berkualitas.

3. Balon Gas

Hukum Gay-Lussac juga terkait dengan penggunaan gas dalam balon seperti balon
helium. Saat suhu helium dalam balon naik, tekanan helium juga meningkat, yang
memungkinkan balon mengambang di udara.

Bunyi Hukum Gay-Lussac

“Tekanan gas ideal pada volume tetap berbanding lurus dengan suhu dalam skala
absolut (Kelvin).”

Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa pada volume konstan, tekanan gas


ideal (P) berbanding lurus dengan suhu dalam skala absolut (Kelvin). Rumus matematika
untuk Hukum Gay-Lussac adalah:

P1/T1 = P2/T2
8
Di mana
P1 dan T1 : tekanan dan suhu awal gas,
P2 dan T2 : tekanan dan suhu setelah perubahan.

Contoh soal :

1. Pada suhu awal 300 K, tekanan gas ideal adalah 2 atm. Jika suhu gas tersebut
dinaikkan menjadi 400 K, berapa tekanan akhirnya? (Volume tetap)
Jawaban :
Dalam Hukum Gay-Lussac, tekanan dan suhu berbanding lurus pada volume tetap.
Dengan menggunakan rumus Hukum Gay-Lussac (P1/T1 = P2/T2), kita dapat
menghitung tekanan akhir gas tersebut.
P1 = 2 atm (tekanan awal)
T1 = 300 K (suhu awal)
P2 = ? (tekanan akhir)
T2 = 400 K (suhu akhir)
Menyusun persamaan:
P1/T1 = P2/T2
(2 atm) / (300 K) = P2 / (400 K)
Mengalikan kedua sisi persamaan dengan 400 K:
(2 atm) * (400 K) / (300 K) = P2
P2 ≈ 2.67 atm
Jadi, tekanan akhir gas tersebut adalah sekitar 2.67 atm.

2. Tekanan awal gas di dalam tangki adalah 2 Pa pada suhu 100 K. Tentukan tekanan
akhir jika gas dipanaskan hingga suhu 200 K.
Pembahasan

Diketahui:
P1 = 2 Pa
T1 = 100 K
T2 = 200 K

Ditanya: P2?

Berdasarkan rumus hukum Gay Lussac, maka:


P1T1 = P2T2
2100 = P2200 (dikali silang)
2 x 200 = 100 x P2
400 = 100P2
P2 = 4 Pa

3. Diketahui suatu gas dengan volume konstan memiliki tekanan awal sebesar 2 atm dan
tekanan akhirnya adalah 4 atm. Sementara itu, suhu akhir dari gas tersebut
adalah .
Berapakah suhu awal dari gas tersebut?
Pembahasan:
a). T2 = = (30 + 273) K = 303 Kelvin
9
b).
2 atm / T1 = 4 atm / 303 K
T1 = 2 atm. 303 K / 4 atm
T1 = 151,5 K
T1 = (151,5 – 273) = -121,5
Jadi, suhu awal dari gas tersebut adalah -121,5

4. PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL

Persamaan gas ideal adalah persamaan keadaan suatu gas ideal. Persamaan ini
merupakan pendekatan yang baik untuk karakteristik beberapa gas pada kondisi
tertentu. Persamaan ini pertama kali dicetuskan oleh Émile Clapeyron tahun 1834
sebagai kombinasi dari Hukum Boyle dan Hukum Charles.

Persamaan Keadaan Gas Ideal dapat ditulis secara sederhana sebagai berikut:

PV=nRT

• P mewakili tekanan gas


• V menunjukkan volume yang ditempati gas
• n adalah jumlah mol gas
• R adalah konstanta gas ideal atau universal
• T adalah suhu absolut dari gas

Contoh :

1. Ruang hampa belum dapat dikatakan sebagai ruang hampa sempurna karena masih
mengandung gas dengan satu atom hidrogen dalam tiap cm³ dengan suhu 3 K.
tekanan gas tersebut dalam atm (1 atm = 1.0 x 10*5 Nm¯² ) berorde sebesar …

2. Sebanyak 3 liter gas Argon bersuhu 27 °c


pada tekanan 1 atm (1 atm = 105 Pa) berada didalam tabung. Jika konstanta gas
umum R = 8,314 J/mol.K dan banyaknya partikel dalam 1 mol gas 6,02 x 1023
partikel, maka banyaknya partikel gas Argon dalam tabung tersebut adalah...
10
Pada soal ini diketahui:

• T = 27°C = (27+273) K = 300 K

• P = 1 atm = 105 Pa

•V=3L = 3 x 10-3 m³

• R=8,314 J/mol.K

• N = 6,02 x 1023 partikel

Cara menjawab soal ini sebagai berikut:

→PV=nRT

P.V

→n= R.T

105 Pa. 3. 10-3 m³ 8,314 J/mol.К. 300 К →n= = 0,12 mol

→ banyak partikel = n . N = 0,12. 6,02.

1023 partikel = x 1023 partikel.

3. Dalam tabung yang tertutup, volumenya dapat berubah-ubah dengan tutup yang dapat
bergerak mula-mula memiliki volume 1,2 lt. Pada saat itu tekanannya diukur 1 atm
dan suhunya 27O. Jika tutup tabung ditekan sehingga tekanan gas menjadi 1,2 atm
ternyata volume gas menjadi 1,1 lt. Berapakah suhu gas tersebut?

Penyelesaian

Diketahui:
V1 = 1,2 lt
P1 = 1 atm
T1 = 27O + 273 = 300 K
V2 = 1,1 lt
P2 = 1,2 atm
Ditanyakan: T2 =….?

11
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teori kinetik gas menjelaskan bahwa setiap zat terdiri dari atom ataupun
molekul. Kemudian atom dan juga molekul tersebut bergerak secara terus
menerus secara tidak beraturan. Teori kinetik gas adalah teori pertama yang
menjelaskan tentang tekanan gas berdasarkan konsep tumbukan molekul.

Gas ideal merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya
cukup jauhdibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu
selalu bergerak secara acak kesegala arah.

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan, hal ini
disebabkan oleh kurangnya referensi yang dimiliki penulis, maka untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari guru dan teman teman demi
kesempurnaan dimasa yang akan datang.

C. KATA PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini. tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

• https://www.zenius.net/blog/rumus-hukum-charles-dan-contoh-soal
• https://fatek.umsu.ac.id/2023/06/22/hukum-boyle-gay-lussac/
• https://fatek.umsu.ac.id/2023/06/23/hukum-charles-charles-law-
pengertian-sejarah-bunyi-penerapan-dan-contoh-
soal/#:~:text=Hukum%20Charles%20menyatakan%20bahwa%20volume,
akan%20menurun%2C%20asalkan%20tekanan%20tetap.
• Buku siswa aktif dan kreatif belajar fisika untuk sekolah menengah
atas/madrasah aliyah kelas XI peminatan matematika dan ilmu ilmu alam.

13

Anda mungkin juga menyukai