Anda di halaman 1dari 5

TEKANAN UDARA DALAM GELAS

A. Teori Singkat

Oksigen sangat berpengaruh dalam proses kelangsungan hidup manusia, hewan, dan
tumbuhan. Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidupnya.
Manusia dan hewan membutuhkan oksigen untuk bernafas. Tumbuhan membutuhkan oksigen
untuk proses fotosintesis. Makhluk hidup bisa mati tanpa adanya oksigen, karena sumber utama
makhluk hidup mampu bertahan hidup adalah oksigen.

Begitu juga dengan proses pembakaran lilin. Lilin akan tetap menyala jika lilin berada
pada tempat terbuka dan cukup udara. Jika lilin yang menyala itu kita tutup dengan
menggunakan gelas (misalnya), dalam waktu 4 detik, api itu akan padam. Hukum Boyle
menyatakan bahwa “dalam suhu tetap” untuk massa yang sama, tekanan absolut dan volume
udara terbalik secara proporsional. Hukum ini juga bisa dinyatakan sebagai: secara agak
berbeda, produk dari tekanan absolut dan volume selalu konstan.

Kebanyakan udara berjalan seperti udara ideal saat tekanan dan suhu cukup. Teknologi
pada abad ke-17 tidak dapat memproduksi tekanan tinggi atau suhu rendah. Tetapi, hukum
tidak mungkin memiliki penyimpangan pada saat publikasi. Sebagai kemajuan dalam teknologi
membolehkan tekanan lebih tinggi dan suhu lebih rendah, penyimpangan dari sifat udara ideal
bisa tercatat, dan hubungan antara tekanan dan volume hanya bisa akurat, dijelaskan sebagai
teori udara sesungguhnya. Penyimpangan ini disebut sebagai faktor kompresibilitas.

Robert Boyle (dan Edme Mariotte) menyatakan bahwa hukum tersebut berasal dari
eksperimen yang mereka lakukan. Hukum ini juga bisa berasal secara teori, berdasarkan
anggapan bahwa atom, molekul, dan asumsi tentang gerakan dan elastis sempurna (lihat teori
kinetis udara). Asumsi tersebut ditemukan dengan resisten hebat dalam komunitas ilmiah
positif saat itu. Tetapi, saat mereka terlihat merupakan konstruksi teoritis murni yang tidak ada
sedikit pun bukti pengamatan.

Pada tahun 1738, Daniel Bernoulli, mengembangkan teori Boyle menggunakan Hukum
Newton dengan aplikasi tingkat molekul. Ini tetap tidak digubris sampai kira-kira tahun 1845,
dimana John Waterston menerbitkan bangunan kertas dengan persepsi utama adalah teori
kinetis; tetap tidak digubris oleh Royal Society of England. Kemudian, James Prescott Joule,
Rudolf Clausius, dan Ludwig Boltzmann menerbitkan teori kinetis udara, dan menarik
perhatian teori Bernoulli dan Waterston.
Persamaan matematis untuk Hukum Boyle adalah:

Di mana

P.V = C

Dimana c = bilangan tetap (konstanta)

Bila tekanan diubah maka volume gas juga berubah maka rumus di atas dapat ditulis
sebagai berikut:

P1.V1 = P2.V2

Keterangan:

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm, Hg, N/m2, Pa)


P2 = tekanan gas akhir (atm, cm, Hg, N/m2, Pa)
V1 = volume gas mula-mula (m3, cm3)
V2 = volume gas akhir (m3, cm3)

Selama suhu tetap konstan, jumlah energi yang sama memberikan sistem persis selama
operasi dan secara teoretis, jumlah k akan tetap konstan. Akan tetapi, karena penyimpangan
tegak lurus ditrapkan, kemungkinan kekuatan probabilistik dari tabrakan dengan partikel lain.
seperti teori tabrakan, aplikasi kekuatan permukaan tidak mungkin konstan secara tak terbatas,
seperti jumlah k, tetapi akan mempunyai batas dimana perbedaan jumlah tersebut terhadap a.

Kekuatan volume v dari kuantitas udara tetap naik, menetapkan udara dari suhu yang telah
diukur, tekanan p harus turun secara proporsional. Jika dikonversikan, menurunkan volume
udara sama dengan meninggikan tekanan. Hukum Boyle biasa digunakan untuk memprediksi
hasil pengenalan perubahan, dalam volume dan tekanan saja, kepada keadaan yang sama
dengan keadaan tetap udara. Sebelum dan setelah volume dan tekanan tetap merupakan jumlah
dari udara, di mana sebelum dan sesudah suhu tetap (memanas dan mendingin bisa dibutuhkan
untuk kondisi ini), memiliki hubungan dengan persamaan.

Hukum Boyle, Hukum Charles, dan Hukum Gay-Lusaac menghasilkan hukum kombinasi
udara. Tiga hukum udara tersebut berkombinasi dengan Hukum Avogadro dan disamaratakan
dengan hukum udara ideal.
B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh gelas yang menutup lilin terhadap nyala api
2. Untuk mengetahui mengapa air dapat tersedot masuk kedalam gelas

C. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:
a. Gelas bening 1 buah
b. Piring 1 buah

2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:
a. Lilin 1 buah
b. Korek api 1 buah
c. Air 100 ml
d. Pewarna makanan

D. Langkah Kerja

Percobaan 1
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Nyalakan lilin di atas piring. Kemudian tutup lilin dengan gelas.

Percobaan 2
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Nyalakan lilin diatas piring
3. Tuang air sebanyak 100mL kedalam piring
4. Tutup lilin dengan gelas
5. Amati perubahan yang terjadi
E. Pertanyaan Pengarah

1. Coba Anda jelaskan mengapa api pada lilin mati pada saat ditutup gelas!
2. Jelaskan mengapa air dapat tersedot masuk ke dalam gelas!
3. Apa pengaruh gelas yang menutup lilin terhadap nyala api?
4. Mengapa permukaan air di dalam gelas lebih tinggi dibandingkan di luar gelas?
5. Bagaimana hasil praktikum yang telah Anda lakukan?

Lembar Jawaban
F. Kesimpulan Hasil Percobaan

Anda mungkin juga menyukai