Anda di halaman 1dari 8

Laporan Percobaan Untuk Membuktikan Hukum Hukum pada Gas

Di susun oleh:

Kelompok 6:

1.Vera Pariska

2. Ummu Khairunissyah

3.VioraYohanda

4.M.Alif Pasyah

Kelas : XI Mipa A

Guru Pembimbing: Herlina Yuliastri M.pd

SMAN 2 KOTA BENGKULU

Jl.Mahoni,Padang Jati,Kec.Ratu Samban,Kota Bengkulu


Hukum-hukum gas dikembangkan pada akhir abad ke-18, ketika para ilmuwan mulai
menyadari bahwa hubungan antara tekanan, volume dan suhu dari sampel gas dapat diperoleh,
yang menjadi dasar bagi pendekatan untuk semua gas. Gas berperilaku dengan cara yang sama
dalam berbagai kondisi karena semuanya memiliki molekul yang sangat luas, dan persamaan
keadaan untuk gas ideal berasal dari teori kinetik. Hukum gas sebelumnya saat ini dianggap
sebagai kasus khusus persamaan gas ideal, dengan satu atau lebih variabel tetap dijaga konstan.

1.Hukum Boyle

Pengertian dari hukum Boyle adalah salah satu hukum yang ada dalam ilmu fisika dan saling
menghubungkan antara besarnya tekanan gas dengan volume gas.

Robert Boyle menemukan penelitian tentang adanya hubungan antara tekanan dan volume suatu
gas yang ada di dalam ruang tertutup jika dikalikan hasilnya akan tetap atau konstan.

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penemu hukum boyle tersebut, maka bunyi
dari hukum adalah "Tekanan gas akan berbanding terbalik dengan volume gas jika ada di dalam
ruang tertutup, dan terjadi pada suhu tetap"

dari bunyi hukum tersebut sesuai dengan alat pompa yang dapat ditemukan di dalam kehidupan
sehari – hari, seperti alat suntik, pompa sepeda, dan lain sebagainya.

Rumus boyle:
Ada rumus kunci dalam hukum Boyle, yaitu:

P . V = C

Di mana C dapat diartikan sebagai bilangan konstan. Kemudian, jika tekanan diubah maka
jumlah gas akan ikut berubah. Sehingga rumusnya dapat ditulis sebagai:

P1 . V1 = P2 . V2

Keterangan:

P = Tekanan gas (atm, cm, Hg, N/m2, dan Pa)

V = Volume gas (m3, dan cm3)

P1 = Tekanan gas mula – mula (atm, cm, Hg, N/m2, dan Pa)

P2 = Tekanan gas akhir (atm, cm, Hg, N/m2, dan Pa)

V1 = Volume gas mula – mula (m3, dan cm3)

V2 = Volume gas akhir (m3, dan cm3)

c = konstanta

Percobaan hukum boyle:

Hasil percobaan menyatakan bahwa ketika sedang memompa atau alat pompa ditarik, maka
volume gas yang ada di dalam ruang pompa akan semakin besar.

Apabila pengisap atau alat pompa tersebut ditekan, maka volume udara di dalam ruang pompa
akan semakin kecil, dan udara dapat masuk ke sebuah ban karena tekanan yang diberikan
semakin besar.

2.Hukum Charles
Hukum Charles merupakan salah satu dari hukum mengenai gas ideal yang ada di dalam
termodinamika dan kimia fisik yang membahas hubungan antara tekanan gas yang berbanding
lurus dengan suhunya.

Bunyi Hukum Charles:

“Apabila tekanan gas yang berada di dalam suatu ruangan tertutup bersifat konstan, maka suhu
mutlaknya akan berbanding lurus dengan volume gas tersebut.”

Rumus Hukum Charles

Dari bunyi hukum Charles tadi, persamaan matematika yang sesuai dengan hukum Charles
adalah sebagai berikut:

Keterangan:

V1 = Volume gas awal (Hukum Charles: Bunyi, Rumus, Penerapan, dan Contoh Soal 51)

T1 = Suhu gas awal (Kelvin)

V2 = Volume gas akhir (Hukum Charles: Bunyi, Rumus, Penerapan, dan Contoh Soal 52)

T2 = Suhu gas akhir (Kelvin)

Percobaan hukum Charles:

Alat dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum:

1. Bejana
2. Air
3. Tabung kaca
4. Pipa Kapiler

Langkah Kerja:

Pada bejana berisi air yang dapat didinginkan atau dipanaskan (suhu T sebagai variabel bebas)
ditempatkan tabung kaca berisi gas dengan volume V. Pada ujung bagian atas permukaan gas
diisi cairan raksa agar pergerakan gas dapat diamati. Posisi pipa kapiler diatur sedemikian rupa
agar stabil berdiri di dalam bejana. Ujung mulut pipa kapiler dibiarkan terbuka agar memperoleh
tekanan P ruang yang nilainya dapat dipertahankan tetap.
3.Hukum Gay-Lussac

Hukum Gay Lussac merupakan sebuah hukum yang membahas mengenai hubungan antara
tekanan dan suhu dari gas ideal pada keadaan volume yang konstan.

Bunyi Hukum Gay Lussac:

“Tekanan suatu gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya pada keadaan volume yang
konstan (isokhorik).”

rumus hukum Gay Lussac :

Keterangan:

P1 = Tekanan awal gas ideal (Pa, atm, Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan
Penerapan 133)

P2 = Tekanan akhir gas ideal (Pa, atm, Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan
Penerapan 133)

T1 = Suhu awal gas ideal (Kelvin)

T2 = Suhu akhir gas ideal (Kelvin)

V = Volume gas ideal (Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 135)

n = Jumlah molekul zat (mol)


R = Tetapan gas ideal (0,082 L.atm/mol.K atau 8,314 J/mol.K

Percobaan hukum gay lussac

Alat dan Bahan :


1. Bola tembaga dengan katup dan alat pengukur tekanan
2. Alat pengisap
3. Pembakar bunsen
4. Gelas kimia
5. Penyangga kaki tiga
6. Termometer
7. Beban dan jangka sorong
8. Klem dan statip

Langkah Kerja:

1. Susunlah alat-alat percobaan, seperti terlihat pada gambar.


2. Bukalah katup, kemudian tutuplah katup pada bola tembaga pada suhu kamar. Catatlah nilai
tekanan gas di dalam bola tembaga yang ditunjukkan oleh alat pengukur tekanan. 
3. Benamkan bola tembaga ke dalam air es. Pastikan jumlah es yang terdapat di dalam gelas
kimia cukup banyak sehingga dicapai suhu stabil sistem antara 0 –10° C. Pastikan juga bahwa
bola tembaga tidak menyentuh dasar gelas kimia dan air es menutupi seluruh bola tembaga.
4. Masukkan termometer ke dalam gelas kimia (perhatikan agar termometer tidak menyentuh
bola tembaga dan dasar gelas kimia).
5. Setelah temperatur stabil, catatlah nilai temperatur dan tekanan tersebut ke dalam tabel.
6. Nyalakanlah pembakar bunsen. Kemudian, catatlah nilai tekanan dan temperatur untuk setiap
kenaikan tekanan yang ditunjukkan oleh alat pengukur tekanan.
7. Lakukanlah langkah ke-6 sampai air di dalam gelas kimia mendidih.
4.Hukum Boyle Gay-Lussac

Hukum Gay Lussac merupakan sebuah hukum yang membahas mengenai hubungan antara
tekanan dan suhu dari gas ideal pada keadaan volume yang konstan.

Bunyi Hukum Gay Lussac:

“Tekanan suatu gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya pada keadaan volume yang
konstan (isokhorik).”

Rumus Hukum boyle gay lussac:

Percobaan Hukum Boyle Gay Lussac:

 
Alat
a. Botol, yang akan dipakai sebagai penampung gas
b.  b.Pipa U, yang salah satu sisi selangnya dipanjangkan, untuk mengamati
pemuaiangas dan mengukur h
c. Termometer, untuk mengukur suhu air yang  akan dipanaskan
d. Panci, sebagai wadah penampung air yang akan dipanaskan
e. Pemanas air listrik, untuk memanaskan air dalam pancif . M e t e r a n , u n t u k
m e n g u k u r p a n j a n g   s e l a n g y a n g b e r i s i g a s g.Dempul, untuk menutup
sambungan antara botol dengan selang2 )

B a h a n :

a. Air, untuk membantu memanaskan gas dalam botol dan sebagai indikator pengukuran h
dalam pipa U
Langkah Kerja:

1.Menyusun alat-alat yang diperlukan seperti  gambar di bawah ini:


2.Mengukur volume, tekanan, dan suhu gas dari dalam botol.
3.Merebus air di gelas pengukur sampai mendidih dengan pemanas air listrik
4.Memasukkan air panas ke dalam bak air 
5.Mengamati pemuaian gas dengan melihat permukaan air pada pipa U
6.Mencatat suhu,volume,dan tekanannya

Anda mungkin juga menyukai