Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR TEKNIK KIMIA

HUKUM GAS IDEAL

Dosen Pembimbing:
Bapak Faisal ST. MT.

Disusun Oleh:
Kelompok V (A3)

1. Nida Ul Husna NIM.220140072


2. Husnatul Hasanah NIM.220140076
3. Liza Aprillia NIM.220140083
4. Kelvin Yehelkiel Silaban NIM.220140086
5. Dalila Ori Nadiva NIM.220140094

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK KIMIA
2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan


rahmat dan karunia- Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tugas kelompok mata kuliah Pengantar Teknik Kimia yang berjudul
“Hukum Keadaan Gas Ideal”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengantar Teknik Kimia dan sebagai
asahan pengetahuan mahasiswa. Makalah ini disusun dari berbagai
referensi yang berhubungan dengan Mata Kuliah PTK seperti situs internet
dan buku.
Ucapan terimakasih kami kepada dosen pengampu dan juga kepada
teman-teman terkait dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi
ataupun struktur penyusunan makalahnya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………….. i
Daftar Isi……………………………………………………………… ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………… 1
1.3 Tujuan Masalah……………………………………… 2
Bab II Pembahasan
2.1 Teori kinetik Gas…………………………………….. 3
2.2 Hukum-Hukum Gas…………………………………. 4
2.3 Karakteristik Umum Gas…………………………….. 6
2.4 Sifat Gas Ideal………………………………………... 6
2.5 Perubahan Keadaan Gas Ideal……………………….. 7
2.6 Persamaan Gas Ideal…………………………………. 8
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan…………………………………………… 9
Daftar Pustaka………………………………………………………… 10

kdjjdkmc
hs
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori kinetik adalah teori yang menjelaskan perilaku sistem –
sistem fisis dengan menganggap bahwa sistem-sistem fisis tersebut terdiri
atas sejumlah besar molekul yang bergerak sangat cepat.
Gas, sebagai salah satu sifat dan bentuk alam, memiliki
karakteristik yang khas. Berbeda dengan bentuk zat lainnya, karakteristik
gas sangat erat kaitannya dengan tekanan, temperatur dan volume.
Beberapa teori dan hukum yang sangat mempengaruhi dalam
pemahaman sifat gas yang diantaranya adalah teori kinetik gas dan hukum
termodinamika. Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang
dari sudut momentum. Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan
sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara keseluruhan
sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel.
Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut
momentum. Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah
partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara keseluruhan sebagai
hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, untuk memahami lebih
lanjut tentang sifat- sifat gas dan hukum yang mendasarinya, maka
penulis menulis makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Beberapa h a l yang menjadi topik sentral permasalahan dalam makalah
ini yang akan dibahas adalah:
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan gas ideal ?
1.2.2 bagaimana sifat gas ideal?
1.2.3 Bagaimana perubahan gas ideal?
1.2.4 Bagaimana persamaan gas ideal?

1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah:
1.3. 1 Mengetahui apakah gas ideal itu
1.3.2 Mengetahui sifat gas ideal
1.3.3 Mengetahui perubahan gas ideal
1.3.4 Mengetahui persamaan gas ideal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Kinetik Gas


Teori kinetik adalah teori yang menjelaskan perilaku system-
sistem fisis denganmenganggap bahwa sejumlah besar molekul yang
bergerak sangat cepat. Teori kinetik gas tidak mengutamakan kelakuan
sebuah partikel , tetapi meninjau sifat zat secara keseluruhan berbagai
hasil rata-rata kelakuan partikel tersebut. Teori Kinetik gas menjelaskan
sifat-sifat makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan
memperhatikan komposisi molekular mereka dan gerakannya. Intinya,
teori ini menyatakan bahwa tekanan tidaklah disebabkan oleh gerakan
vibrasi di antara molekul- molekul, seperti yang diduga Isaac Newton,
melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang bergerak pada
kecepatan yang berbeda-beda.
Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau
Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. Dengan demikian, teroi
kinetika gas membahas sifat-sifat gas yang berhubungan dengan
gerakan translasi dari atom dan molekul dalam bentuk gas, serta
menguji bagaimana sifat-sifat gas tersebut dapat dibahas berdasarkan pada
gerakan translasi yang bebas dan kontinyu dari komponen-komponennya.
Untuk dapat membahas sifat-sifat gas dengan lebih sempurna, maka dalam
teori kinetika gas digunakan pendekatan gas ideal. Pengertian gas ideal
merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya
cukup jauh dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu
selalu bergerak secara acak ke segala arah. Pada saat partikel-partikel gas
ideal itu bertumbukan antar partikel atau dengan dinding akan terjadi
tumbukan lenting sempurna sehingga tidak terjadi kehilangan
energi.Persamaan keadaan gas ideal adalah hukum gas ideal
PV=nRT

Hukum ideal gas adalah lanjutan dari hukum gas yang ditemukan
secara percobaan. Fluida nyata pada densitas rendah dan temperatur tinggi
hampir mengikuti hukum gas ideal. Namun, pada temperatur rendah atau
densitas tinggi, fluida nyata mengalami penyimpangan jauh dari sifat gas
ideal, terutama,karena terkondensasi menjadi liquid atau terdeposisi
menjadi padat.

2.2 Hukum-Hukum Gas


2.2.1 Hukum Boyle

Berdasarkan percobaan yang dilakukannya, om Robert Boyle


menemukan bahwa apabila suhu gas dijaga agar selalu konstan, maka
ketika tekanan gas bertambah, volume gas semakin berkurang. Demikian
juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, volume gas semakin
bertambah. Istilah kerennya tekanan gas berbanding terbalik dengan
volume gas. Hubungan ini dikenal dengan julukan Hukum Boyle. Hukum
Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama Robert Boyle.
Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu gas yang berada
dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas
berbanding terbalik dengan volumenya. Untuk gas yang berada dalam dua
keadaan keseimbangan yang berbeda pada suhu konstan, diperoleh
persamaan sebagai berikut.

p1V1 = p2V2

Keterangan :

P1: Tekanan gas pada keadaan 1(N/m2)

P2: Tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)

V1: Volume gas pada keadaan 1 (N/m2)


V2: Volume gas pada keadaan 2 (N/m2)

2.2.2 Hukum Charles

Seratus tahun setelah om Obet Boyle menemukan hubungan antara


volume dan tekanan, seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang
bernama om Jacques Charles (1746-1823) menyelidiki hubungan antara
suhu dan volume gas. Berdasarkan hasil percobaannya, om Cale
menemukan bahwa apabila tekanan gas dijaga agar selalu konstan, maka
ketika suhu mutlak gas bertambah, volume gas pun ikt2an bertambah,
sebaliknya ketika suhu mutlak gas berkurang, volume gas juga ikut2an
berkurang. Hubungan ini dikenal dengan julukan hukum Charles. Hukum
Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama Jacques Charles.
Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana
tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu
mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang
berbeda pada tekanan konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

V1: Volume gas pada keadaan 1 (N/m2)

V2:Volume gas pada keadaan 2 (N/m2) T1:Suhu pada gas 1 (K)

T2:Suhu pada gas 2 (K)

2.2.3 Hukum Gay-Lussac

Setelah ohm obet Boyle dan ohm Charles mengabadikan namanya


dalam ilmu fisika, om Joseph Gay-Lussac pun tak mau ketinggalan.
Berdasarkan percobaan yang dilakukannya, ohm Jose menemukan bahwa
apabila volume gas dijaga agar selalu konstan, maka ketika tekanan gas
bertambah, suhu mutlak gas pun ikut2an bertambah. Demikian juga
sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, suhu mutlak gas pun ikut2an
berkurang. Istilah kerennya, pada volume konstan, tekanan gas berbanding
lurus dengan suhu mutlak gas. Hubungan ini dikenal dengan julukan
Hukum Gay-Lussac.

2.3 Karakteristik Umum Gas


1. Gas dapat mengembang untuk mengisi seluruh ruangan yang
ditempatinya.
2. Gas sangat mudah dimampatkan dengan memberikan tekanan.
3. Gas dapat berdifusi dengan cepat membentuk campuran
homogen.
4. Gas memberikan tekanan ke segala arah.
5. Jika gas dipanaskan maka tekanan akan meningkat, akibatnya
volume juga meningkat. 6.Gas terdiri atas partikel-partikel dalam
jumlah yang besar sekali, yang
dengan arah sembarang dan tersebar merata dalam ruang yang
kecil.
6. Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel,
sehingga ukuran partikel gas dapat diabaikan.
7. Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan
dinding tempatnya adalah elastis sempurna

2.4 Sifat Gas Ideal


Suatu gas dikatakan ideal jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Suatu gas terdiri atas partikel-partikel yang disebut molekul.
Setiap molekul identik (sama) sehingga tidak dapat dibedakan
dengan molekul lainnya.
2. Molekul-molekul gas ideal bergerak secara acak ke segala arah.
3. Molekul-molekul gas ideal tersebar merata di seluruh bagian.
4. Jarak antara molekul gas jauh lebih besar daripada ukuran
molekulnya.
5. Tidak ada gaya interaksi antarmolekul; kecuali jika
antarmolekul saling bertumbukan atau terjadi tumbukan antara
molekul dengan dinding.
6. Semua tumbukan yang terjadi baik antarmolekul maupun antara
molekul dengan dinding merupakan tumbukan lenting sempurna
dan terjadi pada waktu yang sangat singkat (molekul dapat
dipandang seperti bola keras yang licin).
7. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku pada molekul gas
ideal.

2.5 Perubahan keadaan gas ideal


Pada gas ideal terdapat empat macam perubahan keadaan
istimewa yaitu:
1. Proses isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana
terjadi perubahan- perubahan di dalam sistem tersebut. proses ini
dinamakan proses isotermik karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak
terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I
termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan
sistem (Q = W).
2. Proses isokorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang
konstan, gas dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada
dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan
kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di
sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.
QV = ∆U
3. Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap
konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada
dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini
dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Sebelumnya
telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang
diserap gas pada volume konstan
QV =∆U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai W = Qp – QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih
energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi
(kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV).

2.6 Persamaan Gas Ideal


Hukum-hukum gas ideal diantaranya Hukum boyle, Hukum Charles,
Hukum Gay lussac. Teori kinetik gas memberikan jembatan antara tinjauan
gas secara mikroskopik dan makrokospik. Hukum-hukum gas seperti hukum
Boyle, Charles, dan Gay Lussac, menunjukkan hubungan antara besaran-
besaran makrokospik dari berbagai macam proses serta perumusannya.
Kata kinetik berasal dari adanya anggapan bahwa molekul-molekul gas
selalu bergerak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:
1. Gas ideal merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat
yang jaraknya cukup jauh dibandingkan dengan ukuran partikelnya.
Partikel-partikel itu selalu bergerak secara acak ke segala arah.
2. Suatu gas dikatakan ideal jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:.Suatu gas terdiri atas partikel-partikel yang disebut molekul.
Setiap molekul identik (sama) sehingga tidak dapat dibedakan dengan
molekul lainnya.Molekul-molekul gas ideal bergerak secara acak ke segala
arah..Molekul-molekul gas ideal tersebar merata di seluruh bagian.Jarak
antara molekul gas jauh lebih besar daripada ukuran molekulnya.Tidak ada
gaya interaksi antarmolekul; kecuali jika antarmolekul saling bertumbukan
atau terjadi tumbukan antara molekul dengan dinding..Semua tumbukan
yang terjadi baik antarmolekul maupun antara molekul dengan dinding
merupakan tumbukan lenting sempurna dan terjadi pada waktu yang
sangat singkat (molekul dapat dipandang seperti bola keras yang
licin).Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku pada molekul gas
ideal.
3. Pada gas ideal terdapat empat macam perubahan keadaan
istimewa yaitu:
Proses isotermik yaitu berlangsung dalam suhu konstan, tidak
terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0), Proses isokorik berlangsung
dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan .
Proses Isobarik berlangsung dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha
(W = p∆V).
4. Persamaan gas ideal dapat ditinjau dari Hukum-hukum gas ideal
diantaranya Hukum boyle, Hukum Charles, Hukum Gay lussac dan Hukum
boyle-Gay lussac

DAFTAR PUSTAKA

Bahl, Arun dkk. 1999. Essentials Of Physical Chemistry.


Keenan,W, K; Klienfelter,D.C; dan Wood, j. H, 1989,
Kimi Untuk Universitas (terjemahan:A.Hadyana.P,jilid 1) Jakarta:
Penerbit Erlangga , hal. 150-244
Siswanto ,2007, kempetensi Fisika, Yogyakarta:Citra Aji parama.
Sukardjo, 2002, Kimia Fisika, Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai