Anda di halaman 1dari 25

TUGAS FINAL FISIKA DASAR

GAS DAN TERMODINAMIKA

Disusun Oleh :

Kelompok 2 ( DUA )

M. ILHAM K_22025014003
A. PABABBARI_22025014011
ANDI NAJAMUDDIN_22025014039
SALSABILAH PUTRI RIZAH_22025014040

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Islam Makassar
TA.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah
memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat
beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “ Gas
dan Termodinamika “ ini. Walaupun banyak isi dari rangkuman karya ilmiah ini
saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap karya ilmiah ini dapat
membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami
atau mengetahui sekilas tentang “ Gas dan Termodinamika “.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Final fisika Dasar
yang diberikan oleh Ibu Musdalifah S.ST.,MT.
Makalah ini berisi informasi tentang “ Gas dan Termodinamika “ Yang
kami harapkan pembaca dapat mengetahui berbagai aspek yang berhubungan
dengan gas dan termodinamika yang akan kami bahas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi pembaca. Terima kasih,

Makassar, 29 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1 Gas Ideal...................................................................................................................3
2.2 Hukum Boyle............................................................................................................4
2.3 Hukum Gay-Lussac.................................................................................................5
2.4 Hukum Charles........................................................................................................6
2.5 HUKUM GAS UMUM............................................................................................7
2.6 TEORI KINETIK GAS IDEAL.............................................................................8
2.7 LAJU RMS.............................................................................................................11
2.8 ENERGI DALAM GAS IDEAL...........................................................................12
2.9 Hukum ke Nol Termodinamika............................................................................15
2.10 Hukum I Termodinamika...................................................................................16
2.11 Hukum II Termodinamika..................................................................................18

BAB III PENUTUP..........................................................................................................20


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................20
3.2 Saran........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gas adalah salah satu dari tiga keadaan materi. Gas mempunyai sifat
khusus yang tidak dimiliki oleh zat cair maupun zat padat. Salah satu yang
menarik dari gas adalah sifat-sifatnya yang tidak tergantung dari kompisisi
kimianya. Semua gas memperlihatkan sifat-sifat yang hampir sama, bila variable
seperti tekanan dan suhunya diubah. Sifat-sifat fisik gas secara umum dapat
dinyatakan dalam hukum-hukum gas. Hukum-hukum ini berlaku untuk gas ideal,
sedangkan untuk gas nyata seperti yang banyak kita jumpai dalam kehidupan
sehari hari, rumusannya agak menyimpang. Meski demikian, sifat-sifat ideal suatu
gas bisa didekati oleh gas nyata pada kondisi tertentu.
Di dalam fisika dan termodinamika, persamaan keadaan adalah persamaan
termodinamika yang menggambarkan keadaan materi di bawah seperangkat
kondisi fisika. Persamaan keadaan adalah sebuah persamaan konstitutif yang
menyediakan hubungan matematik antara dua atau lebih fungsi keadaan
yang berhubungan dengan materi, seperti temperatur, tekanan, volume dan energi
dalam. Persamaan keadaan berguna dalam menggambarkan sifat-sifat fluida,
campuran fluida, padatan, dan bahkan bagian dalam bintang.
Keadaan keseimbangan termodinamika merupakan sistem yang
beradadalam keadaan seimbang termodinamika, apabila ketiga syarat
keseimbangan diatas terpenuhi. Dalam keadan mekanis, kimiawi dan termal maka
keadaan koordinat sistem maupun lingkungan cenderung tidak berubah sepanjang
masa. Termodinamika hanya mempelajari sistem-sistem dalam keadaan demikian.
Dalam keadaan seimbang termodinamika setiap sistem tertutup (yang mempunyai
massa atau jumlah partikel tetap misalkan N mole atau m kg) ternyata dapat
digambarkan oleh tiga koordinat dan semua eksperimen menunjukkan bahwa
dalam keadaan seimbang termodinamika, antara ketiga koordinat itu terdapat
hubungan tertentu yaitu ; f (x,y,z) = 0 dengan kata lain dalam keadaan seimbang
termodinamis, hanya dua diantara ketiga koordinat sistem merupakan
variabel bebas.Suatu gas disebut gas ideal bila memenuhi hukum gas ideal, yaitu
hukumBoyle, Gay Lussac, dan Charles dengan persamaan P.V = n.R.T. Akan
tetapi, pada kenyataannya gas yang tidak dapat benar-benar mengikuti hukum
gas ideal tersebut.
Hal ini dikarenakan gas tersebut memiliki deviasi (penyimpangan)
yang berbeda dengan gas ideal.Semakin rendah tekanan gas pada temperatur tetap
nilai deviasinya akan semakin kecil dari hasil yang didapat dari eksperimen dan
hasilnya akan mendekati kondisi gas ideal. Namun bila tekanan gas tesebut
semakin bertambah dalam temperatur tetap, maka nilai deviasi semakin besar

1
sehingga hal ini menandakan bahwa hukum gas ideal kurang sesuai untuk
diaplikasikan pada gas secara umum yaitu pada gas nyata atau gas real.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini, kami batasi melalui perumusan masalah sebagai berikut :
1. Jelaskan mengenai Gas Ideal ?
2. Jelaskan mengenai Hukum Boyle ?
3. Jelaskan mengenai Hukum Gay-Lussac ?
4. Jelaskan mengenai Hukum Charles ?
5. Jelaskan mengenai Hukum Gas Umum ?
6. Jelaskan mengenai Teori Kinetik Gas Ideal ?
7. Jelaskan mengenai Laju RMS ?
8. Jelaskan mengenai Energi dalam gas ideal ?
9. Jelaskan mengenai Hukum Ke- Nol Termodinamika ?
10. Jelaskan mengenai Hukum Ke - 1 Termodinamika ?
11. Jelaskan mengenai Hukum Ke- 2 Termodinamika ?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengertian dari gas ideal.
2. Mengetahui hukum hukum pada Hukum Boyle.
3. Mengetahui penjelasan tentang hukum hukum Gay-Lussac
4. Mengetahui penjelasan hukum hukum tentang Charles.
5. Mengetahui hukum hukum tentang Gas Umum.
6. Mengetahui teori tentang Teori Kinetik Gas Ideal
7. Mengetahui kecepatan dari Laju RMS.
8. Mengetahuimolekul dan partikel Energidalamgasideal.
9. Mengetahui penjelasan hukum hukum Ke- Nol Termodinamika.
10. Mengetahui penjelasan hukum hukum Ke - 1 Termodinamika.
11. Mengetahui penjelasan hukum hukum Ke- 2 Termodinamika.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gas Ideal

Gas yang akan kita bahas di sini adalah gas ideal. Gas ideal
sebenarnya tidak ada di alam. Gas ideal merupakan penyederhanaan
atau idealisasi dari gas yang sebenarnya (gas nyata) dengan
membuang sifat-sifat yang tidak terlalu signifikan sehingga
memudahkan analisis.Namun orang dapat menciptakan kondisi
sehingga gas nyata memiliki sifat-sifat yang mendekati sifat-sifat
gas ideal. Beberapa sifat gas ideal sebagai berikut.

Sifat 1: Tidak ada interaksi antar molekul-molekul gas


Antar molekul gas tidak ada gaya tarik-menarik atau tolak-
menolak meskipun jarak antar molekul sangat dekat. Interaksi yang
terjadi antar molekul gas hanyalah tumbukan antar molekul yang
sifatnyaelastik sempurna. Setelah tumbukan tidak terjadi perubahan
energi kinetik total molekul. Sebaliknya pada gas nyata ada tarikan
antar molekul-molekulnya jika jarak antar molekul sangat dekat.
Gaya tarik menarik inilah yang menyebabkan gas dapat mencair.
Sedangkan gas ideal tidak dapat mencair.
Gas nyata mendekati sifat gas ideal jika jarak rata-rata antar
molekul sangat jauh sehingga gaya tarik antar molekul dapat
dianggap nol.Jarak antar molekul yang besar dapat dicapai dengan
memperkecil tekanan gas dan meperbesar suhunya (jauh di atas titik
didih).

Sifat 2: Molekul-molekul gas dapat dipandang sebagai partikel-


partikel yang ukurannya dapat diabaikan (dapat dianggap nol).
Dengan anggapan ini ruang yang ditempati gas ideal dapat
dianggap semuanya ruang kosong karena volume total semua
partikel gasdapat dianggap nol. Kondisi ini juga dapat didekati oleh
gas nyata pada tekanan rendah dan suhu tinggi di mana jarak rata-
rata antar molekul jauh lebih besar daripada diameter molekul gas.

3
Sifat 3: Dalam satu wadah partikel gas bergerak secara acak
ke segala arah. Tumbukan antar molekul gas maupun
tumbukan antarmolekul gas dengan dinding wadah bersifat
elastik sempurna sehingga energi kinetik total molekul-
molekul gas selalu tetap.

Setelah mendefinisikan sifat-sifat yang dimiliki gas ideal, mari kita


membahas sifat-sifat makroskopik gas tersebut. Sifat makroskopik gas
ideal diawali dengan kajian eksperimen. Dari kajian tersebut
dibangunlah rumus empiris yaitu rumus yang diduga memenuhi data-
data pengamatan. Kemudian para fisikan membangun landasan teoretik
mengapa sifat-sifat gas ideal seperti apa yang diamati (diukur).

Persamaan Umum Gas Ideal Secara umum gas ideal memiliki rumus untuk
menentukan proses penghitungan, antara lain:

PV = nRT
PV = m/Mr RT
P.Mr = m/V
RT P.Mr =
pRT
PV = N/N
RT PV =
NkT

Keterangan:

P = tekanan gas (Pa);


Mr = massa molekul relatif (kg/mol);
V = volume gas (m3);
Na = bilangan Avogadro = 6,02 × 1023 partikel/mol
m = massa 1 partikel gas (kg);
R = tetapan gas ideal (8,314 × 103 J/kmol.K;
k = konstanta Boltzman (1,38 × 10-23 J/K);
N = jumlah partikel gas
n = jumlah mol (mol);
ρ = massa jenis gas (kg/m3); dan
T = suhu gas (K).
2.2 Hukum Boyle

Robert Boyle mengukur sifat-sifat gas dalam keadaan yang


mendekati keadaan gas ideal. Boyle mencapai kesimpulan bahwa:

4
Pada suhu tetap maka volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya

Suhu tetap Tekanan diubah-ubah

(a) (b)
Gambar (a) Skema percobaan Boyle. (b) Hubungan antara volum dan tekanan gas pada
suhu konsntan.Tekanan gas berbanding terbalik dengan volum.

Pernyataan di atas dapat ditulis V = 1/P, dengan V volum dan P tekanan.

Hubungan ini dapat dutilis sebagai V = 𝐶1 / P , atau PV = 𝐶1 dengan 𝐶1 adalah


konstanta. ( Persamaan 1 )

Persamaan ini dikenal dengan hukum Boyle. Jika digambarkan


pada diagram P dan V (V adalah sumbu datar dan P adalah
sumbu vertikal ) maka jika tekanan atau volum gas diubah-
ubah pada suhu tetap, maka nilai tekanan dan volume pada
berbagai keadaaan berada pada kurva di Gambar.

2.3 Hukum Gay-Lussac

Gay-Lussac mengamati perubahan tekanan gas jika suhunya


diubah-ubah denganmempertahankan volume gas agar tetap. Gay-
Lussac mendapatkan kesimpulan

5
“Pada volume tetap, tekanan gas berbanding lurus dengan suhunya”

Pernyataan di atas dapat ditulis P  T, dengan T adalah suhu. Hubungan


ini dapat dutilissebagai P = 𝐶2T, atau 𝑃 = 𝐶2 dengan 𝐶2 adalah konstanta.
𝑇
Persamaan ini dikenal dengan hukum Gay-Lussac. ( Persamaan 2 )

Jika digambarkan pada diagram P dan T (T adalah sumbu datar dan P


adalah sumbu vertical) maka jika suhu atau tekanan gas diubah-ubah pada
volum tetap, maka nilai tekanandan suhu pada berbagai keadaaan berada pada
garis lurus seperti pada Gambar.

2.4 Hukum Charles


Charles mengamati sifat gas yang mendekati sifat gas ideal pada
tekanan tetap. Ia mengamati perubahan volum gas pada berbgai suhu.
Charles sampai pada kesimpulan bahwa

“Jika tekanan gas dipertahankan konstant maka volum


gasberbanding terbalik dengan suhunya”
P

T
Gambar (a) Skema percobaan Gay-Lussac. (b) Hubungan antara suhu dan tekanan gas
pada volumkonsntan. Tekanan berbanding lurus dengan suhu sebagaimana diungkapkan oleh
hukum Gay-Lussac.
Pernyataan di atas dapat ditulis V  T. Hubungan ini dapat
𝑃
ditulis sebagai V = C3 T, atau = 𝐶3 dengan C3 adalah konstanta.

Persamaan ini dikenal dengan hukum Charles. ( Persamaan 3 )

6
Jika digambarkan pada diagram V dan T (T adalah sumbu datar
dan V adalah sumbu vertical) maka jika suhu atau volum gas diubah-
ubah pada tekanan tetap, maka nilai volum dan suhu pada berbagai
keadaaan berada pada garis lurus seperti pada Gambar

Suhu diubah-unah
Tekanan tetap V

T
Gambar (a) Skema percobaan Charles. (b) Hubungan antara suhu dan volum gas pada
tekanankonsntan. Volum berbanding lurus dengan suhu sebagaimana diungkapkan oleh hokum
Charles.

2.5 HUKUM GAS UMUM


Persamaan 1 sampai 3 merupakan hasil pengamatan pada gas yang
mendekati sifat gas ideal. Tiap persamaan mengubungkan dua besaran gas,
yaitu P dan V, P dan T, danV dan T. Adakah suatu persamaan yang
menghubungkan ke tiga besaran tersebut sekaligus? Jawabannya ada. Ternyata,
tiga buah hukum gas yang tertera pada persamaan 1 sampai 3 dapat dilebur
menjadi satu persamaan.𝑃𝑉 = 𝐶4 dengan 𝐶4 adalah konstanta. ( Persamaan 4 )
𝑇

a) Pada persamaan (1), nilai 𝐶1 bergantung pada suhu. Pada suhu yang berbeda,
nilai 𝐶1 juga berbeda.

b) Pada persamaan (2), nilai 𝐶2 bergantung pada volum gas. Pada volum
berbeda, nilai 𝐶2 juga berbeda.

c) Pada persamaan (3), nilai 𝐶3 bergantung pada tekanan gas. Pada tekanan
berbeda, nilai 𝐶3 juga berbeda.

d) Tetapi pada persamaan (4), nilai 𝐶4 tidak bergantung pada suhu, tekanan,
maupunvolum gas. Pasa suhu, tekanan, dan volum berapa pun, nilai 𝐶4 selalau
sama.

7
Oleh karena kekhasan tersebut, para ahli tertarik menentukan nilai 𝐶4
tersebut. Dan ternyatadari hasil pengukuran diperoleh. 𝐶4 = n R
(Persamaan 5 ) dengan n jumlah mol gas dan R disebut konstanta gas umum
yang memiliki nilai 8,315 J/(mol K). Dari persamaan (4) dan (5) diperoleh
satu persamaan yang berlaku untuk semua gas ideal atau gas nyata yang
mendekati sifat gas ideal, yaitu PV/T= Nr Persamaan (6) disebut persamaan
gas umum.
Contoh :

10 L dan tekanannya 1 atm. (a) Berapakah suhu gas tersebut? (b) Berapakah
volum gas jikasuhunya dijadikan setengahnya dan tekanannya dilipatduakan?
Jawaban :

Diberikan dalam soal n = 0,2 mol, V = 10 L = 10 x 10-3 m3 = 0,01 m3, dan P


= 1 atm = 105Pa
(a) Dengan menggunakan persamaan (12.6) maka suhu
adalah T=PV = 10’3 X 0.01=601 k
Nr 0.2 x 8,315
(b) Jika suhu diturunkan menjadi setengah T = 0.5 x 601 = 300,5
K, dan tekanandigandakan P = 2 x 105 Pa, maka volum gas
menjadi
𝑛𝑅𝑇 0,2 X 8,315 X = 0,0025 m3 =2,5 LP
3005
V= =
𝑃 2 𝑋 102

2.6 TEORI KINETIK GAS IDEAL

Hukum Boyle, Gay-Lussac, Charles, maupun hukum gas umum semuanya


didapatdari hasil pengukuran. Pertanyaan selanjutnya adalah adakah landasan
teori bagi hukum-hukum tersebut? Bisakah persamaan-persamaan gas yang
diperoleh dari haril eksperimen tersebut diturunkan secara teori? Jawabannya
ternyata bisa! Dan ini yang akan kita pelajari sekarang.
Mari kita tinjau gas yang berada dalam kubus tertutup dengan panjang sisi
s Walaupun kita pilih wadah berbentuk kubus, namun hasil yang diperoleh
berlaku untuk semua bentuk wadah. Misalkan jumlah partikel gas dalam kubus
tersebut N yang nilainya sangat besar.

8
Molekul-molekul bergerak dalam arah sembarang. Selanjutnya kita tinjau
molekul yang memiliki komponen kecepatan dalam arah y yang memiliki nilai
rata-rata sebesar vy. Molekul bergerak ke kanan dengan komponen kecepatan
+vy. Molekul tersebut lalu dipantulkan oleh dinding kanan secara elastik
sempurna sehingga bergerak balik dengan komponen kecepatan arah y sebesar –
vy

Gambar Partikel-partikel gas berada dalam kubus dengan sisi s. Partikel-


partikelgas bergerak secara random, baik dalam arah maupun besar kecepatan
(laju).
Jika massa satu molekul adalah m maka:
1. Momentum satu molekul sebelum menumbuk dinding kanan
adalah P1 =MV y
2. Momentum satu molekul setelah menumbuk dinding kanan adalah
P2 =m( - Vy )= - mvy
3. Perubahan momentum molekul akibat tumbukan
Δp = p2 - p1
= - mvy - mvy
= - 2mvy

Gambar Partikel bergerak bolak balik antara dua dinding dalam arah
sumbu-y. Tumbukan dengan dinding bersifat elastik sempurna sehingga
setelah dipantulkan dinding partikel bergerak balik dengan laju yang sama
(tidak ada kehilangan energi kinetik.

9
Berdasarkan hukum II Newton, gaya yang dilakukan dinding
−2𝑀𝑣𝑦
pada molekul adalah Fmd = 𝛥𝑝 =
𝛥𝑡 𝛥𝑡

Berdasarkan hukum III Newton, gaya yang dilakukan molekul pada


dinding sama dengan gaya yang dilakukan dinding pada molekul
tetapi berlawanan arah. Dengan demikian

Fdm = - Fmd = −2𝑀𝑣


𝛥𝑡

Molekul bergerak bolak-balik antara dinding kiri dan kanan. Molekul akan
kembali dipantulkan oleh dinding yang sama setelah menempuh jarak 𝑙 = 2s.
Dengan demikian,selang waktu terjadinya tumbukan berurutan adalah

Δt = 𝑙 / vy = 2s / vy
Dengan menggabungkan persamaan :
diperoleh Fdm = 2𝑀𝑣𝑦= Mv2y/s
2𝑠/𝑣𝑦

Luas satu dinding adalah s2. Maka tekanan yang dilakukan satu molekul pada
dinding adalah

P = Fdm / S2

= mv2y / S3

= mv2y / V

dengan V = s3 adalah volume wadah (kubus). Tekanan rata-rata yang dilakukan


(MV2Y) (MV2Y)
satu molekulpada dinding adalah ( 𝑃 ) = = Karena terdapat N
𝑉 𝑉
molekul dalam wadah maka tekanan total yang dihasilkan semua molekulpada
dinding adalah
P= N(P) = N (MV2Y)/v
= 2N (1/2 MV2Y)/v

= 2N (KY)/v

Lihat, (Ky) adalah energi kinetik rata-rata dalam arah sumbu-y. Energi ini
dihasilkan oleh satu derajat kebebasan gerak. Dengan demikian, berdasarkan
teorema ekipartisi energi, kitadapatkan
(KY)= ½ kT

1
Selanjutnya substitusi diperoleh :

P= 2N/V x ½ Kt = NKT/V

Jika n adalah jumlah mol gas dan NA adalah bilangan Avogadro maka
berlaku N = n NA.Dengan demikian
P= n (NAK) T / V

Dengan mendefinisikan NA k = R maka diperoleh persamaan yang tidak


lain daripadapersamaan gas umum, yaitu
P= nRT/V
Contoh :

Berapa massa jenis gas oksigen pada STP. Massa molekul oksigen adalam 32,0
sma.Jawab :
Jumlah mol gas oksigen per satuan volum pada kondidi STP adalah
𝑛 𝑃 1,013 𝑥 105
= 𝑅𝑇 = = 44,6 𝑚𝑜𝑙/𝑚3
𝑉 8,315 𝑥 273
Karena massa molekul oksigen adalah 32,0 sma maka massa satu mol molekul
oksigen adalah 32 g = 0,032 kg. Dengan demikian, massa jenis gas oksigen adalah
P = 0,032 X n/v= 0.032 X44,6 = 1,4 KG/M3

2.7 LAJU RMS

Salah satu besaran penting yang dimiliki molekul gas adalah laju rms.
Rms adalah ringkatan dari root mean square (akar rata-rata kuadrat).
Kecepatan ini diperoleh dengan terlebih dahulu mengkuadratkan kecepatan,
kemudian menentukan rata-ratanya, dan menarikakar dari harga rata-rata
tersebut. Untuk menentukan kecepatan rms, mari kita lakukan tahapberikut ini.

Kecepatan molekul gas secara umum memenuhi V = Vxi = Vyj = VzK


Kuadrat dari kecepatan tersebut adalah

V2 = v2x = v2y = v2z

Energi kinetik total satu molekul gas adalah :

½ mv2 = ½ mv2x +1/2 mv2y +1/2 mv2z

=Kx +Ky + K z

dengan Kx, Ky, dan Kz masing-masing energi kinetik yang berkaitan dengan
komponengerak arah x saya, arah y saja, dan arah z saja. Energi kinetik rata-rata :

1
½ m (v2) = (Kx) + (Ky) + ( Kz)
Karena Kx, Ky, dan Kz masing-masing mengandung satu derajat kebebasan
gerak, maka berdasarkan teorema ekipartisi energi, harga rata-ratanya
memenuhi Kx = kT/2, Ky = kT/2,dan Kz = kT/2. Substitusi ke dalam
persamaan diperoleh
½ m (v2) = ½ Kt + ½ Kt + ½ kt = 3/2 kt atau (v2) = 3kt/m
Dengan demikian, laju rms adalah
Vrms = √( v2) = √3kt/m

Contoh :

Berapakah laju rms molekul oksigen pada suhu 100 oC? Masa
atomic molekul oksigenadalah 32, sedangkan 1 sma = 1,67 10-27 kg.
Jawab :

Massa atom oksigen m = 32 x 1,67 x 10-27 = 5,344 1,67 x 10−26 kg dan


suhu gas T = 100oC = 100 +273 = 373 K. Laju rms adalah
3𝑘𝑇
Vrms = √ = 3X (1,38mX10−23 )X 373
= √, 9 x 10’5 2 = 538 m/s

𝑚 5,344 X 10−26

2.8 ENERGI DALAM GAS IDEAL

Dalam wadah yang bersuhu T, molekul gas selalu bergerak dengan


acak ke segala arah. Jika energi yang dimiliki molekul gas hanya
disumbangkan oleh geraknya, maka energi rata-rata yang dimiliki satu
molekul gas adalah :
( €) = ( ½ MV2) = (1/2 MV 2X) + ( ½ MV2Y) + ( ½ MV2Z)
Dengan menggunakan teorema ekipartisi energi maka
diperoleh ( €) = ½ KT + ½ KT = ½ KT = 3/2 KT

Jika terdapat n mol gas, maka jumlah molekul gas adalah N = nNA.
Energitotal semua molekul gas menjadi
U = N( €)
=Nna ( 3/2 kt)
= 3/2 nRT
di mana kita telah menggunakan hubungan NAk = R . Persamaan dikenal
dengan energi dalam gas ideal.

1
Contoh :

Pada suhu 73 oC energi dalam gas ideal adalah 500 J. Berapakah jumlah mol gas?
Jawab :
N = 2u/3RT = 2 x 500 = 0,12 MOL
3 x 8,315 x (73 = 273)

Gas monoatomik dan diatomik.


Persamaan diatas selalu berlaku untuk gas yang partikelnya hanya terdiri
dari satu atom. Gas semacam ini disebut gas monoatomik. Contoh gas
monoatomik adalah helium, neon, argon, dan krypton.
Jika satu partikel gas mengandung lebih dari satu atom, maka persamaan
energi dalam akan berbeda jika suhu berbeda. Sebagai contoh, kita tinjau gas
yangpartikelnya tersusun oleh dua tom. Gas semacam ini disebut gas diatomic.
Contohgas diatomic adalah O2, H2, Cl2, dan F2. Untuk gas diatomik maka
terjadi sejumlah mekanisme berikut ini.
i. Jika suhu gas diatomik cukup rendah, maka jarak antar atom hampir tidak
mengalami perubahan. Energi yang dimiliki tiap partikel gas praktis hanya
energigeraknya Dengan demikian, ungkapan energi dalam gas diatomik
pada suhu rendah sama dengan untuk gas monoatomik, yaitu

U = 3/2 NRT
Translasi secara bersama

Gambar Pada suhu rendah energi molekul diatomik


hanya berasal dari gerak translasi secara bersama dua atom
penyusun molekul.

ii. Jika suhu gas diatomik dinaikkan maka getaran mendekat dan menjauh
atom penyusun molekul gas mulai terjadi (Gambar 12.8). Atom-atom gas
dikatakan bervibrasi. Vibrasi tersebut menyebabkan munculnya dua
derajat kebebasan baru yaitu perubahan jarak dua atom, x, dan kecepatan
relatid dua atom, v. Perubahan jarak dua atom melahirkan energi potensial
u1 = kx2/2 dankecepatan relatif dua atom melahirkan energi kinetik K1 =
mv2/2. Karena tiap energi vibrasi memiliki satu derajat kebebasan, yaitu
kebebasan posisi, maka berdasarkan teorema ekipartisi energi, energi rata-
ratanya memenuhi Energi tiap molekul gas diatomic pada suhu sedang
menjadi
( E) = 3/2 KT + ½ KT + ½ KT =5/2 KT

1
Jika terdapat n mol gas, maka energi dalam gas diatomik pada suhu sedang
adalah U = 5/2 nRT
Translasi secara bersama

Gambar Vibrasi molekul diatomik


Vibrasi mendekat dan
menjauh

iii. Jika suhu dinaikkan lagi maka muncul rotasi molekul terhadap pusat
massanya. Rotasi yang terjadi memiliki dua kemungkinan arah seperti
yang ditunjukkan pada Gambar Rotasi yang dapat terjadi adalah rotasi
mengelilingi sumbu x dan rotasi mengelilingi sumbu z. Tidak dapat terjadi
rotasi mengelilingi sumbu y karena sumbu y sejajar dengan sumbu
molekul. Tiap arah rotasi mengasilkan energi kinetik rotasi masing-
masing. Dengan teorema ekipartisi energi, energi rata-rata untuk masing-
masing rotasi adalah kT/2. Dengan demikian, energi tiap molekul gas
diatomic pada suhu yang cukup tinggi menjadi.

( €) = 5/2 KT = ½ KT + ½ KT
= 5/2 KT

Jika terdapat n mol gas, maka energi dalam gas diatomik pada suhu tinggi
adalah U = 7/2 NRT
Rotasi terhadap
sumbu z
Translasi secara bersama

Rotasi terhadap sumbu x Vibrasi mendekat dan menjauh sepanjang sumbu y

1
Perlu ditekankan di sini bahwa suhu rendah, suhu sedang, dan suhu
tinggiberbeda untuk gas yang berbeda. Bisa terjadi suhu rendah bagi satu
gas merupakan sugu tinggi bagi gas lain. Lalu apa definisi yang tepat untuk
suhurendah, suhu sedang, dan suhu tinggi?
a. Suhu rendah adalah suhu ketika gerak rotasi molekul gas diatomik
belum muncul.
b. Suhu sedang adalah suhu ketika gerak rotasi molekul sudah muncul
tetapi gerakvibrasi belum muncul.
c. Suhu tinggi adalah suhu kerika gerak vibrasi molekul sudah
muncul. Suhu-suhutersebut berbeda untuk gas yang berbeda.

2.9 Hukum ke Nol Termodinamika

Selanjutnya kita akan bahas tentang termodinamika, yaitu


ilmu yang menghubungkan panas dengan mekanika. Topik utama
yang akankita bahas adalah pemanfaatan energi yang dihasilkan
akibat adanya proses dalam gas untuk menghasilkan kerja.

Kita mulai dengan definisi keseimbangan panas. Dua benda


berada dalam keseimbangan panas jika tidak ada pertukaran kalor
antara dua benda tersebut saat keduanya disentuhkan. Kondisi ini
hanya dapat dicapai jika suhu kedua benda sama. Sebab
perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu. Berkaitan
dengan keseimbangan panas, kita memiliki hukum ke nol
termodinamika. Hukum ini menyatakan:

Jika benda A berada dalam keseimbagan panas dengan


benda Bdan Benda B berada dalam keseimbangan panas dengan
benda C maka Benda A berada dalam keseimbangan panas
dengan benda C

Pernyataan ini diilustrasikan dalam Gambar Contohnya, kita


memiliki tiga wadah yang terbuat dari logam: wadah A bersisi air,
wadah Bberisi minyak, dan wadah C berisi gliserin. Misalkan wadah
berisi air dan minyak disentuhkan dan tidak diamati adanya
perubahan suhu pada keduanya maka air dan minyak maka kita
katakan berada dalam keseimbangan panas. Setelah disentuhkan
dengan air, misalkan wadah berisi minyak disentuhkan dengan
wadah berisi gliserin, dan juga tidak diamati adanya perubahan suhu
keduanya, maka minyak dan gliserin juga berada dalam

1
keseimbangan panas. Maka wadah berisi air dan wadah berisi
gliserin tidak akan mengalami perubahan suhu ketika disentuhkan.
Dengan kata lain, keduanya juga berada dalam keseimbangan
panas.
Setimbang termal Setimbang termal

A B B C

A C

Setimbang termal
Gambar Ilustrasi hokum ke-0 termodinamika. Jika benda A setimbang termal dengan
benda B danbenda B setimbang termal dengan benda C maka benda A setimbang termal dengan
benda C.

Hukum ke-0 termodinamikan merupakan landasan bagi


pembuatan alat ukur suhu. Ketika termometer diberi skala maka
sebenarnya termometer tersebut dibuat dalam kesetimbangan termal
dengan benda yang telah diketahui suhunya (benda referensi).
Termometer yang telah memiliki skala digunakan untuk mengukur
suhu benda-benda lain. Saat termometer berada dalam keseimbangan
termal dengan benda yang sedang diukur maka benda yang sedang
diukur tersebut berada dalam kesetimbangan termal dengan penda
yang digunakan saat memberi skala pada termometer. Jadi, suhu
benda yang diukur disimpulkan sama dengan suhu benda standar
yang digunakan untuk memberi skala pada termometer.

2.10 Hukum I Termodinamika

Selama gas mengalami suatu proses maka ada beberapa


peristiwa yang dapat terjadi, seperti:
 Energi dalam yang dimiliki gas berubah
 Muncul kerja yang dilakukan oleh gas atau yang dilakukan
oleh lingkungan.

1
 Ada pertukaran kalor antara gas dan lingkungan

Peristiwa di atas semuanya berpengaruh pada jumlah energi


yang dimiliki gas. Hukum I termodinamika merupakan hukum
kekekalan energi yang diterapkan pada sistem termodinamika.

 Misalkan energi dalam awal gas U1 dan energi dalam akhir


U2. Makaperubahan energi dalam adalah
ΔU = U2 - U1
 Misalkan pada gas dilakukan kerja oleh lingkungan sebesar
W.
 Misalkan juga terjadi aliran masuk kalor ke dalam gas
sebesar Q
Pertambahan energi dalam gas hanya tejadi karena adanya kerja yang
dilakukan lingkungan pada gas dan adanya aliran masuk kalor ke
dalam gas. Secara matematika, pernyataan di atas dapat diungkapkan
oleh persamaan
ΔU = W + Q
Persamaan Diatas merupakan ungkapan hukum I
termodinamika.Hukum I Thermodinamika dapat diilustrasikan
pada Gambar

Mendapat kerja W

U1 = U0 + W

Melakukan kerja W

U2 = U0 - W
Gambar Ilustrasi hukum I termodinamika.

1
Ketika menerapkah hukum I termodinamika, kita harus
memperhatikan tanda dengan seksama. Perjanjian untuk tanda ΔU,
W,dan Q sebgai berikut:

 ΔU positif jika energi dalam yang dimiliki gas bertambah


 ΔU negatif jika energi dalam yang dimiliki gas berkurang
 W positif jika lingkungan melakukan kerja pada gas
(sistem)
 W negatif jika gas (sistem) melakukan kerja pada
lingkungan
 Q positif jika kalor mengalir masuk dari lingkungan ke
gas (sistem)
 Q positif jika kalor mengalir keluar dari gas (sistem) ke
lingkungan

Contoh :
Dalam suatu proses isobaric, volum gas berubah dari 1 L
menjadi 2 L. Tekanan gas adalah 105 Pa. Jika pada proses
tersebut kalor masuk kedalam gas sebanyak 500 J, berapa perubahan
energi dalam gas?
Jawab :
Karena kalor masuk maka Q = + 500
J Kerja isobarik:
W = - P (V2 – V1) = - 105 x (2 x 10-3 – 10-3) = - 100 J

Berdasarkan hokum I termodinamika


ΔU = W + Q = -100 + 500 = 400 J

2.11 Hukum II Termodinamika

Telah kita bahas bahwa kalor dapat dimanfaatkan untuk


menghasilkan kerja. Namun, ada batasan tentang cara pemanfaatan
kalor tersebut. Batasan tersebut diungkapkan oleh hukum II
termodinamika. Ada dua versi ungkapan hukum II termodinamika,
yang ekivalen satu sama lain. Jika ungkapan pertama benar maka
ungkapan kedua benar, dan sebaliknya.

1
Pernyataan Kelvin-Planck

Tidak mungkin mebuat mesin yang menyerap


kalor dari reservoirpanas dan mengubah
seluruhnya menjadi kerja.
Konsekuansi pernyataan ini adalah tidak mungkin
membuat mesin kalor yang memiliki efisiensi 100%.
Pernyataan Kelvin-Plack dapat diulustrasikan pada Gambar
dibawah.

T
Gambar Ilustrasi pernyataan Kelvin-Planck untuk hukum II termodinamika

Pernyataan Clausius

Tidak mungkin membuat mesin pendingin yang menyerap


kalordari reservoir bersuhu rendah dan membuang ke reservoir
bersuhu tinggi tanpa bantuan kerja dari luar.

Pernyataan ini memiliki konsekuensi bahwa tidak mungkin


merancang mesin pendingin sempurna dengan koefisien unjuk kerja
Pernyataan Clausius dapat diulustrasikan pada Gambar dibawah.

Gambar Ilustrasi pernyataan Clausius untuk hukum II termodinamika

1
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
A. Sifat-sifat gas telah menarik minat peneliti sejak jaman
dahulu. Hal ini mendorong mereka untuk menyelidiki sifat-
sifat tersebut secara ilmiah. Kita mengenal ilmuwan-ilmuwan
yang memulai kajian ilmiah sifat-sifat gas seperti Robert Boyle
(1697-1691), Jacques Charles (1746-1823), dan Joseph Gay-
Lussac (1778-1850). Sehingga hukum-hukum gas diberi nama
sesuai dengan nama mereka sebagai penghargaan. Pada
makalah ini kita akan mempelajari hukum-hukum gas yang
ditemukan secara empirik (eksperimen) dan teori kinetik gas
yang merupakan penerapan hukum dinamika Newton pada
molekul-molekul gas serta aplikasinya dalam termodinamika.

B. Gas ideal adalah suatu gas yang memiliki sifat sebagai berikut:
1. Sifat 1: Tidak ada interaksi antar molekul-molekul gas
2. Sifat 2: Molekul-molekul gas dapat dipandang sebagai
partikel-partikel yang ukurannya dapat diabaikan (dapat
dianggap nol).
3. Sifat 3: Dalam satu wadah partikel gas bergerak secara
acak ke segala arah. Tumbukan antar molekul gas maupun
tumbukan antarmolekul gas dengan dinding wadah
bersifat elastik sempurna sehingga energi kinetik total
molekul-molekul gas selalu tetap.

C. Hukum ke Nol Termodinamika membahas tentang termodinamika, yaitu


ilmu yang menghubungkan panas dengan mekanika. Topik utama yang
akan kita bahas adalah pemanfaatan energi yang dihasilkan akibat
adanya proses dalam gas untuk menghasilkan kerja.

D. Hukum I Termodinamika, Selama gas mengalami suatu proses


maka ada beberapa peristiwa yang dapat terjadi, seperti: Energi
dalam yang dimiliki gas berubah, Muncul kerja yang
dilakukan oleh gas atau yang dilakukan oleh lingkungan,
Ada pertukaran kalor antara gas dan lingkungan, Peristiwa di
atas semuanya berpengaruh pada jumlah energi yang dimiliki
gas. Hukum I termodinamika merupakan hukum kekekalan
energi yang diterapkan pada sistem termodinamika.

2
E. Hukum II Termodinamika, Telah kita bahas bahwa kalor dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan kerja. Namun, ada batasan
tentang cara pemanfaatan kalor tersebut. Batasan tersebut
diungkapkan oleh hukum II termodinamika. Ada dua versi
ungkapan hukum II termodinamika, yang ekivalen satusama
lain. Jika ungkapan pertama benar maka ungkapan kedua
benar, dan sebaliknya. Menurut Pernyataan Kelvin-Planck
dan Pernyataan Clausius

3.2 Saran
A. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami.

B. Bagi para pembaca, apabila ingin menambah wawasan dan ingin


mengetahui lebih jauh, maka penulis dengan rendah hati agar lebih membaca
buku-buku lainnya yang berkaitan dengan Gas Dan Termodinamika.

C. Menjadikan Makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong


para mahasiswa dan mahasiswi berfikir aktif dan kreatif.

2
DAFTAR PUSTAKA

https://katadata.co.id/safrezi/berita/618268539471d/definisi-dan-persamaan-
umum-gas-ideal- dalam-ilmu-fisika

https://fmipa.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/7/2017/12/Diktat-Fisika-Dasar-
I.pdf

https://www.academia.edu/43114919/MAKALAH_TERMODINAMIKA_TENT
ANG_GAS_IDEAL_DAN_GAS_NYATA

https://www.academia.edu/9895062/Makalah_Fisika_Teori_Kinetik_Gas_and_Te
rmodinamika

Anda mungkin juga menyukai