Disusun Oleh:
(21262011230) Arisal Ramadibrata
(22262011094) Hadiansyah
(22262011098) Iis Uswatun Hasanah
(22262011103) Muhamad Rizky Ramadhani
(22262011110) Rizqi Hamli Tamani Mifta Wijaya
(22262011114) Utari Intan Suryani
TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG
Jl. Soekarno Hatta No.378 Bandung 40235
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, yang berjudul “Wujud Zat Gas”. Tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi memenuhi syarat nilai akademik
dan memberikan sebuah pegangan pembelajaran yang berguna dengan nilai-nilai
positif yang bermanfaat di dalam kehidupan bagi para pelajar dan pembaca. Makalah
ini telah diupayakan secara maksimal, akan tetapi mungkin saja masih banyak
ditemukan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan
masukan sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini kearah yang lebih
baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sesuai
fungsinya.
1.2 Tujuan
- Mengetahui bunyi hukum-hukum gas
- Mengenal sifat-sifat gas
- Mengetahui tentang volume dan tekanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hukum-Hukum Gas
Hukum-hukum gas dikembangkan pada akhir abad ke-18, ketika para ilmuwan
mulai menyadari bahwa hubungan antara tekanan, volume dan suhu dari sampel gas
dapat diperoleh, yang menjadi dasar bagi pendekatan untuk semua gas. Gas
berperilaku dengan cara yang sama dalam berbagai kondisi karena semuanya
memiliki molekul yang sangat luas, dan persamaan keadaan untuk gas ideal berasal
dari teori kinetik. Hukum gas sebelumnya saat ini dianggap sebagai kasus khusus
persamaan gas ideal, dengan satu atau lebih variabel tetap dijaga konstan.
Hukum Boyle
Pada tahun 1662, Robert Boyle mempelajari hubungan antara volume dan tekanan
gas pada suhu konstan. Dia mengamati bahwa volume massa gas yang diberikan
berbanding terbalik dengan tekanannya asalkan suhu tetap konstan.
Hukum Boyle, dipublikasikan pada tahun 1662, menyatakan bahwa, pada suhu
konstan, produk dari tekanan dan volume massa tertentu dari gas ideal dalam sistem
tertutup selalu konstan. Hukum ini dapat diverifikasi secara eksperimental
menggunakan pengukur tekanan dan wadah volume variabel. Persamaan ini juga
dapat berasal dari teori kinetik gas: jika wadah, dengan jumlah molekul tetap di
dalam, berkurang volumenya, lebih banyak molekul akan menyerang area tertentu
dari sisi wadah per satuan waktu, menyebabkan tekanan yang lebih besar.
Pernyataan hukum Boyle adalah sebagai berikut:
Volume massa gas yang diberikan berbanding terbalik dengan tekanan ketika suhu
konstan.
Konsepnya dapat diwakili dengan rumus:
di mana P adalah tekanan, V adalah volume gas, dan k1 adalah konstanta dalam
persamaan ini (tidak sama dengan konstanta kesebandingan dalam persamaan lain di
bawah)
Hukum Charles
Hukum Charles, atau hukum volume, ditemukan tahun 1787 oleh Jacques
Charles. Hukum ini menyatakan bahwa, untuk massa tertentu dari gas ideal pada
tekanan konstan, volume berbanding lurus dengan suhu absolut, dengan asumsi
dalam sistem tertutup.
Pernyataan hukum Charles adalah sebagai berikut:[4] volume (V) dari massa gas
yang diberikan, pada tekanan konstan (Pa), berbanding lurus dengan suhu (K).
Sebagai persamaan matematis, hukum Charles ditulis sebagai:
,atau
atau
di mana V adalah volume gas, T adalah suhu absolut dan k2 adalah konstanta
kesebandingan (yang tidak sama dengan konstanta kesebandingan pada persamaan
lain di artikel ini).
Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay-Lussac, hukum Amontons atau hukum tekanan ditemukan oleh
Joseph Louis Gay-Lussac pada tahun 1809. Persamaan ini menyatakan bahwa, untuk
massa tertentu dan volume konstan gas ideal, tekanan yang diberikan pada sisi
wadahnya berbanding lurus dengan suhu absolut.
Sebagai persamaan matematis, hukum Gay-Lussac dinyatakan baik dengan:
atau
atau
Hukum Avogadro
Hukum Avogadro diitemukan oleh Amedeo Avogadro pada tahun 1811. Hukum
Avogadro menyatakan bahwa volume yang ditempati oleh gas ideal berbanding lurus
dengan jumlah molekul gas yang ada dalam wadah. Hal ini menghasilkan volume
molar gas, yang pada STP (273.15 K, 1 atm) adalah sekitar 22.4 L. Hubungan ini
dinyatakan oleh
di mana n sama dengan jumlah mol gas (atau banyaknya mol gas).
di mana
p adalah tekanan
V adalah volume
n adalah jumlah mol
R adalah konstanta gas universal
T adalah suhu (K)
di mana konstanta kesebandingannya, dinamai sebagai R, merupakan konstanta gas
universal dengan nilai 8.3144598 (kPa∙L)/(mol∙K). Rumusan yang sebanding
dituliskan sebagai:
di mana
P adalah tekanan
V adalah volume
N adalah jumlah molekul gas
k adalah konstanta Boltzmann (1.381×10−23 J·K−1 dalam satuan SI)
T adalah suhu (K)
Persamaan ini tepat hanya untuk gas ideal, yang mengabaikan berbagai efek
antarmolekul (lihat gas nyata).[18] Namun, hukum gas yang ideal adalah pendekatan
yang baik untuk sebagian besar gas di bawah tekanan dan suhu sedang.
Atau
5. Hukum Gas Nyata, dirumuskan oleh Johannes Diderik van der Waals (1873).
BAB III
PEMBAHASAN
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati suatu ruang. Dalam semua
benda pasti terdiri atas zat atau bisa juga disebut dengan materi. Berdasarkan
wujudnya, zat bisa di kelompokan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu zat cair, zat padat,
dan zat gas.
Zat gas mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volume berubah-ubah. Bentuknya
berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat gas berjauhan, tersusun tidak
teratur, gaya tarik antar partikel sangat lemah. Volumenya berubah-ubah dikarenakan
partikel pada zat gas dapat bergerak bebas meninggalkan kelompoknya.
Tekanan Gas
Tekanan zat gas merupakan tekanan yang terjadi pada suatu gas yang disebabkan
baik oleh faktor alam maupun faktor buatan.
Seluruh planet bumi dilapisi oleh suatu lapisan udara tipis yang memiliki berat
tertentu. Berat udara yang melapisi permukaan bumi ini juga dipengaruhi oleh adanya
gaya tarik gravitasi bumi. Setiap apapun yang memiliki bobot atau berat maka tentu
memiliki tekanan sebagaimana gas.
Tekanan gas atau dikenal juga sebagai tekanan udara menunjukkan besar gaya yang
diberikan (F) per satuan luas tertentu (A). Untuk mengukur kekuatan cairan termasuk
gas maka digunakanlah rumus tekanan. Tekanan udara juga berkaitan dengan satuan
suhu dan volumenya.
p1 x V1 = p2 x V2
Keterangan:
p1 adalah tekanan zat gas mula-mula.
V1 adalah volume zat gas mula-mula.
p2 adalah tekanan zat gas akhir.
V2 adalah volume zat gas akhir.
Rumus di atas digunakan untuk menghitung nilai tekanan gas yang ada di suatu
ketinggian di permukaan bumi. Pt adalah tekanan udara pada ketinggian tertentu di
atas permukaan bumi.
P0 adalah tekanan udara yang ada di titik acuan. Titik acuan yang diambil adalah
permukaan air laut sebesar 76 cmHg.
Variabel t adalah ketinggian yang dicari tekanan udaranya. Apabila diketahui
besar tekanan udara yang ada di suatu tempat, maka untuk mencari ketinggian pada
tempat tersebut dapat digunakan rumus berikut:
Saat digunakan untuk menghitung tekanan udara, salah satu kaki tabung dibuat
terbuka sementara lainnya ditutup.
Bagian kaki tabung yang terbuka terhubung ke lingkungan luar sementara kaki yang
tertutup dihubungkan ke ruang tertutup. Untuk mengukur tekanan gas pada
manometer raksa terbuka maka dapat menggunakan persamaan:
Preservoir = Pbar ± x
Apabila kaki yang terbuka memiliki level raksa lebih tinggi dibandingkan kaki yang
tertutup, maka untuk menghitung tekanan gasnya menggunakan rumus berikut:
Preservoir = Pbar + x cmHg
Sementara apabila kaki yang terbuka memiliki level raksa lebih rendah dibandingkan
kaki yang tertutup, maka untuk menghitung tekanan gasnya menggunakan rumus
berikut:
Preservoir = Pbar – x cmHg
Keterangan:
Preservoir = tekanan udara yang ada di ruang reservoir.
Pbar = Tekanan udara yang ada di lingkungan luar.
x = selisih level ketinggian permukaan raksa di kedua kaki tabung.
3. Manometer Logam
Manometer logam dibuat dari material logam yang digunakan untuk mengukur
tekanan udara yang tinggi. Biasanya manometer logam digunakan pada alat pengukur
tekanan udara ban, tekanan udara pada pembangkit listrik dan ketel uap. Untuk
mengetahui tekanan udara tinggal melihat jarum pada manometer.
Diketahui:
P1 = 30.000 Pa
P2 = 50.000 Pa
V1 = 0,5 m3
Jawab:
p1 x V1 = p2 x V2
V2 = 30.000 Pa x 0,5 m3 / 50.000 Pa
V2 = 0,3 m3
Sehingga dibutuhkan volume udara sebesar 0,3 m3 jika ingin tekanan udara menjadi
50.000 Pa.
2. Peristiwa Pernapasan
Konsep tekanan udara dan volume udara berkaitan erat dengan peristiwa pernapasan
yaitu mengeluarkan napas (ekspirasi) dan menarik napas (inspirasi). Saat menarik
napas, maka diafragma otot di antara tulang rusuk akan berkontraksi. Alhasil, rongga
dada pun membesar sehingga volume paru-paru meluas. Tekanan udara di dalam
paru-paru pun turun menjadi 758 mmHg, sehingga tekanan udara dari luar yang lebih
tinggi masuk ke dalam paru-paru. Sementara saat ekspirasi, maka diafragma otot di
antara tulang rusuk akan berelaksasi. Hal ini menyebabkan rongga dada dan organ
paru-paru berkurang volumenya. Tekanan dalam paru-paru pun meningkat menjadi
763 mmHg. Udara dari dalam paru-paru bergerak ke tekanan lebih rendah di luar
tubuh. Adanya perbedaan tekanan gas di permukaan bumi disebabkan oleh banyak
faktor. Perbedaan suhu udara menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hal
tersebut.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Gas merupakan zat yang tidak akan lepas dari kehidupan kita, karena yang
kita hirup sehari-hari untuk kepentingan tubuh kita berupa gas.
- Hukum-hukum gas terdiri dari ;
1. Hukum Boyle
2. Hukum Charles
3. Hukum Gay-Lussac
4. Hukum Avogadro
5. Hukum gas ideal dan gabungan
6. Hukum gas lain (Hukum Graham, Hukum Dalton, Hukum Amagat,
Hukum Henry, Hukum Gas Nyata).
- Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati suatu ruang.
Berdasarkan wujudnya, zat bisa di kelompokan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu
zat cair, zat padat, dan zat gas.
- Sifat – Sifat Zat Gas
1. Mengisi Seluruh Ruangan Yang Ditempatinya.
2. Ada di Segala Tempat.
3. Menekan Ke Segala Arah.
4. Memiliki Massa Berat.
5. Jarak Antar Partikel Berubah-ubah.
6. Susunan Partikelnya Tidak Teratur.
7. Gaya Tarik Antar Partikel Lemah.
8. Gerakan Partikel Sangat Bebas.
- Tekanan zat gas merupakan tekanan yang terjadi pada suatu gas yang
disebabkan baik oleh faktor alam maupun faktor buatan.
- Hukum tekanan zat gas dinyatakan oleh seorang ilmuwan Fisika asal Inggris
bernama Robert Boyle yang berkata bahwa, “hasil kali dari volume gas dan
tekanan di ruang yang tertutup selalu bernilai tetap selama suhu dari gas
tersebut tetap alias tidak berubah-ubah.”
- Rumus Tekanan Zat Gas = Pt = (P0 – t/100) cmHg
- Alat untuk Mengukur Tekanan Zat Gas
1. Manometer Raksa Terbuka
2. Manometer Raksa Tertutup
3. Manometer Logam
Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya kami menyadari masih terdapat beberapa
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan dan
isi kalimatnya yang masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dari ibu/bapak dosen mata kuliah ini agar dapat
memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
http://ebook.itenas.ac.id/repository/1ed36ac7ea814c1e5c4ab56434238220.pdf