Anda di halaman 1dari 23

 

KATA PENGANTAR  
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ”Gas Ideal”. 
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas ini, baik bantuan meterial, maupun bantuan berupa
dorongan semangat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan.Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga nantinya dalam menyusun laporan selanjutnya jauh lebih
 baik.Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin..

Yogyakarta , Maret 2014

Penyusun
 

DAFTAR ISI 

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ............................................................................................
1.2  Rumusan Masalah ……………………………………………………………….  

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gas Ideal ………………………………..………
………………………………..………………………
………………  

2.2 Persamaan Keadaan Gas (nyata dan Ideal)………………..……………….


Ideal)………………..………………...
..
2.3 Energi dalam Gas Ideal………………………………………….…
Ideal………………………………………….………
……..
..…
… 
2.4 Proses Adiabatik………………………………………………………..…
Adiabatik………………………………………………………..…...
...

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………………………………………………
Kesimpulan……………………………………………………………
……………  
DAFTAR PUSTAKA
 

BAB I 
PENDAHULUAN  

I.1 Latar Belakang 


Penggunaan paling umum dari sebuah persamaan keadaan adalah dalam
memprediksi keadaan gas dan cairan. Salah satu persamaan keadaan paling
sederhana dalam penggunaan ini adalah hukum
adalah  hukum gas ideal, yang
ideal, yang cukup akurat dalam
memprediksi keadaan gas pada tekanan rendah dan temperatur tinggi. Tetapi
 persamaan ini menjadi semakin tidak akurat pada tekanan yang makin tinggi dan
temperatur yang makin rendah, dan gagal dalam memprediksi kondensasi dari gas
menjadi cairan. Namun demikian, sejumlah persamaan keadaan yang lebih akurat
telah dikembangkan untuk berbagai macam gas dan cairan.Saat ini, tidak ada
 persamaan keadaan tunggal yang dapat dengan akurat memperkirakan sifat-sifat
semua zat pada semua kondisi.
Selain memprediksi kelakuan gas dan cairan, terdapat juga beberapa
 persamaan keadaan dalam memperkirakan volume padatan, termasuk transisi
 padatan dari satu keadaan kristal ke keadaan kristal lainnya. Terdapat juga
 persamaan-persamaan yang memodelkan bagian dalam bintang, termasuk  bintang
netron.Konsep
netron.Konsep yang juga berhubungan adalah mengenai fluida sempurna di dalam
 persamaan keadaan yang digunakan di dalam kosmologi. 
kosmologi.  

Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini
disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem).Untuk keadaan termodinamika
tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan.Properti yang tidak tergantung
dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi
keadaan dari sistem.Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan
 properti, yang merupakan fungsi keadaan.
 

I.2 Rumusan Masalah 


Adapun rumusan masalah yang disajikan dalam makalah ini adalah sebagai
 berikut :
1.  Apa yang dimaksud dengan gas ideal?
2.  Apa persamaan keadaan gas (nyata dan ideal)?
3.  Apa saja bagian yang terdapat dalam gas ideal?
 

BAB II
PEMBAHASAN  

2.1 Pengertian Gas Ideal  

Gas ideal adalah suatu gas yang memiliki sifat sebagai berikut:
1.  Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom atau molekul-molekul) yang
 jumlahnya banyak sekali dan antar partikelnya tidak terjadi gaya tarik-menarik.
2.  Setiap partikel gas bergerak dengan arah sembarangan atau secara acak ke segala
arah.
3.  Setiap tumbukan yang terjadi berlangsung lenting sempurna.
4.  Partikel gas terdistribusi merata dalam seluruh ruangan.
5.  Jarak antara partikel itu jauh lebih besar daripada ukuran partikel
6.  Volume molekuladalah pecahan kecil yang dapat diabaikan dari volume yang
ditempati oleh gas tersebut.
7.  Berlaku hukum Newton tentang gerak
Sifat gas ada dua, yaitu:
  Makroskopis, yaitu sifat sifat yang dapat diukur. Seperti volume, tekanan, suhu dan
massa.
  Mikroskopis, yaitu sifat sifat yang didasarkan pada kelakuan molekul molekul gas.
  Sifat sifat mikroskopik bisa dijelaskan dengan menggunakan sifat sifat mikroskopik.
Teori yang memandang gas dari sudut pandang mikroskopis dinamakan teori

kinetik gas. Dalam teori ini, besaran besaran mikroskopis ditulis dalam suatu
 besaran mikroskopis (massa molekul, kecepatan molekul, dsb)
Deskripsi makroskopis dari gas ideal : gas ideal adalah gas yang kerapatannya
cukup rendah, sifatnya sederhana. Yaitu kebanyakan gas pada suhu ruang dan
tekanan sekitar 1atm.

Deskripsi mikroskopis dari gas ideal : gas ideal adalah gas yang terdiri dari molekul
molekul yang sangat banyak an jarak pisah antarmolekul jauh lebih besar daripada
ukurannya, bergerak acak, dan patuh pada hukum gerak newton. Tumbukan yang
 

dialami tumbukan elastik, gaya molekul nya dapat diabaikan. Dan molekul gas
sama tidak bisa dibedakan satu dengan yang lain.

2.2 Persamaan Keadaan Gas (nyata dan ideal)

a)  Pada Gas Ideal

PV = nRT atau PV = N/No RT atau PV =NkT


=NkT
n = N/No

Keterangan:

P = tekanan gas (N/m²)


V = volume gas (m³)
n = jumlah mol gas (mol)
R = tetapan umum gas (8,31 x 10³)
T = suhu mutlak (K)
m = massa total gas
M = massa relatif partikel (atom atau molekul gas)
-23
k = ketetapan Boltzman (1,38 x 10 J/K)
24
 No = bilangan Avogadro (6,02 x 10  partikel/mol)
Dalam gas ideal mengandung:
  Hukum Boyle  : “Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor)
dijaga tetap, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.

PV = tetap
P1V1 = P2V2
 

  Hukum Charles  adalah hukum gas ideal  pada tekanan tetap yang menyatakan
 bahwa  pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus
terhadap temperaturnya (dalam Kelvin). 
Kelvin).  
Secara matematis, hukum Charles dapat ditulis sebagai:

   
Keterangan:
3
V : volume gas (m ),
T : temperatur gas (K), dan
k : konstanta.

Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh Joseph


oleh  Joseph Louis Gay-Lussac  pada tahun
1802, namun
1802,  namun dalam publikasi tersebut Gay-Lussac mengutip karya Jacques
karya  Jacques Charles
dari sekitar
tahun 1787 yang tidak dipublikasikan. Hal ini membuat hukum tersebut dinamai
hukum Charles.

   Lussac : “Ketika volume gas dipertahankan tetap maka tekanan gas


Hukum Gay –  Lussac
sebanding dengan suhu mutlaknya”. 
mutlaknya”.  

P ∞ T 

  Hukum Boyle Gas-Lussac

Hukum Boyle Gay  –   Lussac merupakan hasil eksperimen dalam ruang tertutup
(jumlah total
Hukum Boyle, 
Boyle,  hukum Charles, dan hukum Gay-Lussac merupakan hukum gas
gabungan. Ketiga hukum gas tersebut bersama dengan hukum Avogadro dapat
digeneralisasikan oleh hukum
oleh hukum gas ideal. 
ideal. 
 

atau disebut dengan Hukum Boyle-Gay Lussac.

Avogadro 
Avogadro mengamati bahwa gas-gas yang mempunyai volume yang sama.
Karena jumlah partikel yang sama terdapat dalam jumlah mol yang sama, maka
hukum Avogadro sering dinyatakan bahwa “pada suhu dan tekanan yang sama
(konstan),gas-gas dengan volume yang sama mempunyai
mempunyai jumlah mol yang sama”. 
sama”.  

V = a.n 
V = volume gas pada suhu dan tekanan tertentu
A = tetapan
n = jumlah mol

 b)  Pada Gas Nyata


Beberapa asumsi dan eksperimen telah dikembangkan untuk membuat persamaan
yang menyatakan hubungan yang lebih akurat antara P, V, dan T dalam gas nyata.
Beberapa persamaan gas nyata yang cukup luas digunakan yaitu persamaan van der
Waals, persamaan Kammerligh Onnes, persamaan Berthelot, dan persamaan

Beattie-Bridgeman.
Persamaan keadaan van der Waals 
Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hokum Charles, disebut gas
ideal.Namun, didapatkan, bahwa gas yang kita jumpai, yakni gas nyata, tidak secara
ketat mengikuti hukum gas ideal.Semakin rendah tekanan gas pada temperatur
tetap, semakin kecil deviasinya dari perilaku ideal.Semakin tinggi tekanan gas, atau
dengan dengan kata lain, semakin kecil jarak intermolekulnya, semakin besar
deviasinya.Paling tidak, ada dua alasan yang menjelaskan hal ini.Pertama, definisi
temperatur absolut didasarkan asumsi bahwa volume gas real sangat kecil sehingga
 bisa diabaikan.Molekul gas pasti memiliki volume nyata walaupun mungkin sangat
 

kecil. Selain itu, ketika jarak antarmolekul semakin kecil, beberapa jenis interaksi
antarmolekul akan muncul. Fisikawan Belanda Johannes Diderik van der Waals
(1837-1923) mengusulkan persamaan keadaan gas nyata, yang dinyatakan sebagai
 persamaan keadaan van der Waals atau persamaan van der Waals. Ia memodifikasi
 persamaan gas ideal dengan cara sebagai berikut: dengan menambahkan koreksi
 pada p untuk mengkompensasi interaksi antarmolekul; mengurango dari suku V
yang menjelaskan volume real molekul gas.

Persamaan van der Waals didasarkan


 pada tiga perbedaan yang telah disebutkan diatas dengan memodifikasi persamaan
gas ideal yang sudah berlaku secara umum. Pertama, van der Waals menambahkan
koreksi pada P dengan mengasumsikan bahwa jika terdapat interaksi antara molekul
gas dalam suatu wadah, maka tekanan riil akan berkurang dari tekanan ideal (Pi)

sebesar nilai P’. 


P’. 

 Nilai P’ merupakan hasil kali tetapan besar daya tarik molekul pada suatu
 jenis jenis gas (a) dan kuadrat jumlah mol gas yang berbanding terbalik terhadap
volume gas tersebut, yaitu:

Kedua, van der Waals mengurangi volume total suatu gas dengan volume
molekul gas tersebut, yang mana volume molekul gas dapat diartikan sebagai
 perkalian antara jumlah mol gas dengan tetapan volume molar gas tersebut yang
 berbeda untuk masing-masing gas (V – 
(V –   nb
nb).
Dalam persamaan gas ideal (PV = nRT), P (tekanan) yang tertera dalam persamaan
tersebut bermakna tekanan gas ideal (Pi), sedangkan V (volume) merupakan
volume gas tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan van der Waals
untuk gas nyata adalah:
 

Dengan mensubtitusikan nilai P’, maka persamaan total van der Waals akan
menjadi:

[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT (6.12)

 Nilai a dan b didapat dari eksperimen dan disebut juga dengan tetapan van der
Waals. Semakin kecil nilai a  dan b  menunjukkan bahwa kondisi gas semakin
mendekati kondisi gas ideal.Besarnya nilai tetapan ini juga berhubungan dengan
kemampuan gas tersebut untuk dicairkan.Berikut adalah contoh nilai a dan b pada
 beberapa gas.

- - -
a (L at
atm
m mol
mol ) b (10  L mol )
H2  0.244 2.661
O2  1.36 3.183
 NH3  4.17 3.707
C6H6  18.24 11.54

Daftar nilai tetapan van der Waals secara lengkap dapat dilihat dalam buku
 Fundamentals of Physical Chemistry oleh Samuel Maron dan Jerome Lando pada
tabel 1-2 halaman 20. Pada persamaan van der Waals, nilai Z (faktor
kompresibilitas):
 

Kurva P terhadap V dalampersamaan van der Waals  

Persamaan Kamerlingh Onnes 


Pada persamaan ini, PV didefinisikan sebagai deret geometri penjumlahan koefisien
 pada temperature tertentu, yang memiliki rasio “P” (tekanan) dan “V m” (volume
molar), yaitu sebagai berikut:
              
 

 Nilai A, B, C, dan D disebut juga dengan koefisien virial yang nilai dapat dilihat
dalam buku  Fundamentals of Physical Chemistry oleh Samuel Maron dan Jerome
Lando Pada tekanan rendah, hanya koefisien A saja yang akurat, namun semakin
tinggi tekanan suatu gas, maka koefisien B, C, D, dan seterusnya pun akan lebih
akurat sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan Kamerlingh akan memberikan
hasil yang semakin akurat bila tekanan semakin bertambah.

  Persamaan Berhelot
 
   
̅ 
̅   
Persamaan ini berlaku pada gas dengan temperatur rendah (≤ 1 atm), yaitu:
yaitu:  

 
 
  

Pc = tekanan kritis (tekanan pada titik kritis) dan T c = temperatur kritis (temperatur
 pada titik kritis). P, V, n, R, T adalah besaran yang sama seperti pada hukum gas
ideal biasa. Persamaan ini bermanfaat untuk menghitung massa molekul suatu gas.
  Persamaan Beattie-Bridgeman 
   
  
 
  
   

Dalam persamaan ini terdapat lima konstanta. Persamaan Beattie-Bridgeman ini


terdiri atas dua persamaan, persamaan pertama untuk mencari nilai tekanan (P),
sedangkan persamaan kedua untuk mencari nilai volume molar (Vm).
 

 
   
    
  
  () ()

Dimana:


       



         


 
  


 Nilai Ao, Bo, a, b, dan c  merupakan konstanta gas yang nilainya berbeda pada
setiap gas. Daftar nilai Ao, Bo, a, b,
b , dan c dapat dilihat dalam buku Fundamentals
buku  Fundamentals
of Physical Chemistry oleh Samuel Maron dan Jerome Lando pada tabel 1-5
halaman 23.Persamaan ini memberikan hasil perhitungan yang sangat akurat
dengan deviasi yang sangat kecil terhadap hasil yang didapat melalui eksperimen
sehingga persamaan ini mampu diaplikasikan dalam kisaran suhu dan tekanan yang
luas.
Suatu gas disebut gas ideal bila memenuhi hukum gas ideal, yaitu hukum
Boyle, Gay Lussac, dan Charles dengan persamaan P.V = n.R.T .Akan tetapi, pada
kenyataannya gas yang ada tidak dapat benar-benar mengikuti hukum gas ideal
tersebut.Hal ini dikarenakan gas tersebut memiliki deviasi (penyimpangan) yang
 berbeda dengan
den gan gas ideal. Semakin rendah tekanan
tekan an gas
g as pada temperatur tetap, nilai
deviasinya akan semakin kecil dari hasil yang didapat dari eksperimen dan hasilnya
akan mendekati kondisi gas ideal. Namun bila tekanan gas tesebut semakin
 bertambah dalam temperatur tetap, maka nilai deviasi semakin besar sehingga hal
ini menandakan bahwa hukum gas ideal kurang sesuai untuk diaplikasikan pada gas

secara umum yaitu pada gas nyata atau gas riil.


 

 
Gas ideal memiliki deviasi (penyimpangan) yang lebih besar terhadap hasil
eksperimen dibanding gas nyata dikarenakan beberapa perbedaan pada persamaan
yang digunakan sebagai berikut:
  Jenis gas
  Tekanan gas. Ketika jarak antar molekul menjadi semakin kecil, terjadi interaksi
antar molekul dimana tekanan gas ideal lebih besar dibanding tekanan gas nyata
(Pnyata< Pideal)
  Volume gas. Dalam gas ideal, volume gas diasumsikan sama dengan volume
wadah karena gas selalu menempati ruang. Namun dalam perhitungan gas nyata,
volume molekul gas tersebut juga turut diperhitungkan, yaitu: V riil  = Vwadah  –  
Vmolekul 

2.3 Energi dalam Gas ideal  

Energi dalam suatu gas (U) merupakan jumlah energi kinetik total dari seluruh
 partikel atau molekul gas dalam suatu ruangan.
ruan gan. Energi dalam (U) dituliskan dalam
 persamaan:

U= NkT atau U = NEk

Dengan energi kinetik tiap partikel Ek.


  Untuk gas monoatomik  

U= NkT atau U = Nrt

  Untuk gas diatomik pada suhu rendah (±300ºK) 

U = NkT
NkT atau
atau U = nRT
 

  Untuk gas diatomik pada suhu sedang (±500ºK) 

U= NkT atau U = nRT

  Untuk gas diatomik pada suhu tinggi (±1000ºK)  

U= NkT atau U = nRT

Besaran U sendiri tidak dapat diukur langsung dalam


dal am experimen, tetapi turunannya

yaitu kapasitas panas gas pada volume tetap Cѵ dapat diukur


diukur secara experimen:
U = 7/2 NkT 
Biasanya yang dapat dengan mudah terukur adalah perbandingan antara Cᴩ dan Cѵ,
yaitu γ = Cᴩ/Cѵ, dimana Cᴩ adalah kapasitas panas pada tekanan tetap. Dari
termodinamika klasik (makroskopis) akan diperoleh hubungan:
Cᴩ = Cѵ+nR  

  Proses Adiabatik

Dalam proses adiabatik, tidak ada kalor yang ditambahkan pada sistem atau
meninggalkan sistem (Q = 0). Proses adiabatik bisa terjadi pada sistem tertutup
yang terisolasi dengan baik. Untuk sistem tertutup yang terisolasi dengan baik,
 biasanya tidak ada kalor yang dengan seenaknya mengalir ke dalam sistem atau
meninggalkan sistem. Proses adiabatik juga bisa terjadi pada sistem tertutup yang
tidak terisolasi. Untuk kasus ini, proses harus dilakukan dengan sangat cepat
sehingga kalor tidak sempat mengalir menuju sistem atau meninggalkan

sistem.Pada proses adiabatik berlaku hubungan pV = konstan (buktikan),
 

 piVi = pf Vf  

Hukum Termodinamika I : dQ = dU + dW  
Proses adiabatik :  dQ = 0 

→  0 = dU + dW  
di mana: dU = mcv dT dan dW = pdv
(du = cv dT) 

→  m cv dT = - pdV 

Persamaan gas ideal : pV = mRT 


Integrasi diperoleh :  pdV + Vdp = mRdT 

-m cv dT + Vdp = mRdT


 

 
dp
V   m (R c v 
v   ) 
dT

= m . c p  →  Vdp = m cp dT 

dari persamaan : m cv dT = -pdV


m cp dT = Vdp 
  p
P   

→ V     p d   

dp  P   dV  


c P 
 p  c V 
V   V   → (diintegrasikan) 

ln p  c PP   lnV   c PP   


c  c 
diperoleh :   
V  + konst.  → dimana V  

ln p  ln V  
=   konst. 

atau,   p v   konst . 

dari,  m cv dT + p dV = 0 

mRT  
P  
gas ideal : pV = mRT  →  V  

m Cv dT   mRT   dV 0 
→  V  

dT   R   dV  0 

T Cv V   → (diintegrasikan) 
 

 
R/C
ln T + ln V V = konstan 

R   Cp Cv  1  ;  Cp 

dimana  Cv   Cv   Cv  

→ 
1
TV   kons tan 

(   1  ) 
dengan cara yang sama :   T p  kons tan 
 

BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 

Gas ideal adalah suatu gas yang memiliki sifat sebagai berikut:
1.  Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom atau molekul-molekul) yang jumlahnya
 banyak sekali dan antar partikelnya tidak terjadi gaya tarik-menarik.
2.  Setiap partikel gas bergerak dengan arah sembarangan atau secara acak ke segala arah.
3.  Setiap tumbukan yang terjadi berlangsung lenting sempurna.
4.  Partikel gas terdistribusi merata dalam seluruh ruangan.
5.  Jarak antara partikel itu jauh
ja uh lebih besar daripada ukuran partikel
6.  Volume molekuladalah pecahan kecil yang dapat diabaikan dari volume yang ditempati oleh
gas tersebut.
7.  Berlaku hukum Newton tentang gerak

Energi dalam pada gas ideal:


Energi dalam suatu gas (U) merupakan jumlah energi kinetik total dari seluruh partikel atau
molekul gas dalam suatu ruangan. Energi dalam (U) dituliskan dalam persamaan:

U= NkT atau U = NEk

Proses Adiabatik
 

DAFTAR PUSTAKA 

http://www.scribd.com/doc/36787993/Persamaan-Keadaan

http://www.gudangmateri.com/2010/01/termodinamika.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Charles

Maron, Samuel H dan Jerome B. Lando. Fundamentals


 Fundamentals of Physical Chemistry.London:
Chemistry.London:
Collier Macmillan Publisher

www.chem-is-try.org/materi.../gas-ideal-dan-gas-nyata/

www.scribd.com/doc/36787993/Persamaan -Keadaan 

www.tekim.undip.ac.id/staf/ratnawati/files/2010/.../bab-4-persamaan -keadaan.pptx
 Nurachmandani,setya. 2007. F isika 2. Surakarta:
2. Grahadi
Tim Fisika Dasar. Mekanika dan Termodinamika
 

MAKALAH TERMODINAMIKA

GAS IDEAL

DISUSUN OLEH :
SANZI FAREDY ( 13050097 ) JOURDY AFRIZAL ( 13050108 )

DESTA REYNALDI ( 13050098 ) PANDU LARAS P. ( 13050118 )

M. NURHIDAYAT ( 13050099 ) TAUFIK AZHARI ( 13050122 )

GANCAR RAMA J. ( 13050104 )

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto


Tahun Ajaran 2013/2014

GAS IDEAL
 

Anda mungkin juga menyukai