Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FISIKA

“Hukum-Hukum Pada Gas”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 , XI MIPA B

1. DEVINA RIZKY UTAMI


2. ATTAR NADRA FALAH
3. DELANI TIARA RAMADHANI
4. ARIEF JUDISTIO

PEMERINTAHAN KOTA BENGKULU


SMA NEGERI 02 KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, yang telah
melimpahkan rahmat,inayah, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yangberjudul “ Makalah Hukum-
Hukum Gas” . Semoga makalah ini dapat bermanfaat, bagi kita semua.

Besar harapan kami agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
bermanfaat bagipara pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini agar dapat lebihbaik. Kami mengakui bahwa makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan.Oleh karena itu kami berharap kepada
para pembaca untuk memberikan masukan- masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini

Bengkulu, 21 November 2022


Penyusun

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................3

1.3.Tujuan Penelitian......................................................................................................4

1.4.Manfaat bagi Penelitian............................................................................................4

BAB II....................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................5
2.1.Pengertian Gas..........................................................................................................5

2.2.Perbedaan Gas Ideal dan Gas Nyata......................................................................11

2.3.Hukum-hukum Gas Ideal.......................................................................................13

2.4.Persamaan Umum Gas Ideal..................................................................................14

2.5.Hukum Gas Nyata..................................................................................................15

2.6.Membuktikan Hukum Boyle Gay Lussac..............................................................15

BAB III.................................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................................16
3.1.Kesimpulan.............................................................................................................16

3.2.Saran.......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada pembahasan ini (hukum-hukum gas persamaan keadaan) sudah menjelaskan


secara panjang pendek mengenai hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-
Lussac.Ketiga hukum gas ini baru menjelaskan hubungan antara suhu, volume dan tekanan
gas secaraterpisah. Hukum Boyle hanya menjelaskan hubungan antara Tekanan dan volume
gas. HukumCharles hanya menjelaskan hubungan antara volume dan suhu gas. Hukum Gay-
Lussac hanyamenjelaskan hubungan antara suhu dan tekanan gas.Perlu diketahui bahwa
ketiga hukum inihanya berlaku untuk gas yang memiliki tekanan dan massa jenis yang tidak
terlalu besar. Ketigahukum ini juga hanya berlaku untuk gas yang suhunya tidak mendekati
titik didih. Gas dimaksudkan di sini adalah gas yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari.
Istilah kerennyagas riil alias gas nyata… misalnya oksigen, nitrogen dkk…
Karena hukum obet Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lussac tidak berlaku
untuksemua kondisi gas maka analisis kita akan menjadi lebih sulit. Untuk mengatasi hal
ini(maksudnya untuk mempermudah analisis), kita bisa membuat suatu model gas ideal
alias gassempurna. Gas ideal tidak ada dalam kehidupan sehari-hari; yang ada dalam
kehidupan sehari-hari cuma gas riil alias gas nyata. Gas ideal cuma bentuk sempurna yang
sengaja kita buatuntuk mempermudah analisis, mirip seperti konsep benda tegar atau fluida
ideal. Ilmu fisikatuh aneh-aneh…. dari pada bikin ribet dan pusing sendiri lebih baik cari saja
pendekatan yang lebih mudah Kita bisa menganggap hukum Boyle, hukum Charles dan
hukum Gay-Lusac berlaku pada semua kondisi gas ideal, baik ketika tekanan dan 

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan
sebagai berikut.
1.2.1.Pengertian hukum boyle,hukum charles,hukum gas lussac,hukum gas ideal
ditinjau dari segi mikroskopik dan makroskopik ?
1.2.2.Menentukan persamaan keadaan hukum boyle,hukum charles,hukum gas
lussac,hukum gas ideal?
1.2.3.Menerapkan persamaan hukum boyle,hukum charles,hukum gas lussac,hukum
gas ideal?
1.2.4.Menjelaskan diagram hukum boyle,hukum charles,hukum gas lussac,hukum gas
ideal?

1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1.Untuk Menjelaskan Pengertian hukum boyle,hukum charles,hukum gas
lussac,hukum gas ideal ditinjau dari segi mikroskopik dan makroskopik
1.3.2.Untuk Menentukan persamaan keadaan hukum boyle,hukum charles,hukum gas
lussac,hukum gas ideal
1.3.3.Dapat Menerapkan persamaan keadaan hukum boyle,hukum charles,hukum gas
lussac,hukum gas ideal
1.3.4.Dapat Menjelaskan diagram hukum boyle,hukum charles,hukum gas
lussac,hukum gas ideal

1.4.Manfaat bagi Penelitian


Manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini, sebagai berikut.
1. Bagi Penulis
Dari pembuatan makalah ini, penulis dapat mengetahui secara rinci mengenai hukum

boyle,hukum charles,hukum gas lussac,hukum gas ideal

2. Bagi Pembaca
Melalui makalah ini, pembaca dapat memperoleh pengetahuan lebih mengenai
hukum boyle,hukum charles,hukum gas lussac,hukum gas ideal serta
penerapannya dalam menyelesaikan soal-soal. Selain itu, makalah ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan pustaka tambahan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Gas

Gas adalah salah satu dari tiga bentuk dasar materi. Gas terdiri dari molekul atau
atom dengan gerakan acak namun berkesinambungan. Kecepatannya meningkat seiring
dengan kenaikan suhu. Molekul gas berjauhan satu sama lain dan tidak peka terhadap gaya
tarik antarmolekul (Gerak
Brown). Semua gas memiliki sifat umum yang sama diantaranya :
 Gas bersifat transparan.
 Gas akan terdistribusi merata dalam ruang dengan berbagai bentuk.
 Gas dapat ditekan dengan tekanan luar.
 Volume sejumlah gas akan sama dengan volume wadah yang menempatinya.
 Gas dapat berdifusi ke segala arah.
 Gas dapat bercampur sempurna dengan gas yang lain.
 Gas dapat dijelaskan dengan parameter suhu dan tekanannya.

2.2 Perbedaan Gas Ideal dan Gas Nyata

Gas ideal adalah gas teoretis yang terdiri dari partikel partikel titik yang bergerak
secara acak dan tidak saling berinteraksi. Gas ideal mematuhi persamaan gas umum dan
hukum-hukum gas dalam segala kondisi suhu dan tekanan. Gas nyata memiliki sifat
kebalikan dari gas ideal, gas nyata tidak mematuhi persamaan gas umum dan hukum-hukum
gas dalam segala kondisi suhu dan tekanan.

Sifat-sifat Gas Ideal :


 Tidak ada gaya tarik menarik antarpartikelnya. Jika dibandingkan ukuran ruangan,
ukuran partikel gas ideal bisa diabaikan.
 Tumbukan yang terjadi antara partikel gas dan dinding ruangan merupakan
tumbukan
 lenting sempurna.
 Partikel gas tersebar secara merata di dalam ruangan. Berlaku Hukum Newton
tentang gerak.
 Energi kinetik rata-rata molekul gas ideal sebanding dengan suhu mutlaknya.

Sifat-sifat Gas Nyata:


 Gas nyata bersifat tidak ideal, yaitu gas yang tidak mematuhi dengan tepat hukum
gas ideal. Volume molekul gas nyata tidak dapat diabaikan.
 Terdapat gaya tarik menarik antara molekul-molekul gas terutama jika tekanan
diperbesar atau volume diperkecil, hal ini menyebabkan gerakan molekulnya tidak
lurus, dan tekanan
 ke dinding menjadi kecil, lebih kecil daripada gas ideal.

2.3 Hukum-Hukum Gas Ideal

1. Hukum Boyle
"Pada suhu konstan, volume sejumlah gas berbanding terbalik dengan tekanannya.”(tekanan gas
bertambah sedangkan volumenya berkurang).

Penerapan hukum Boyle di kehidupan sehari-hari terdapat pada penerapan prinsip


kerja pompa. Pompa adalah alat yang dipakai untuk memindahkan gas/zat cair. Menurut
prinsip kerja ini, pompa dikelompokkan menjadi dua yakni pompa hisap dan pompa tekan.
Contohnya pompa angin ban kendaraan dimana ketika penghisap ditarik, maka volume
udara yang ada dalam sebuah pompa tersebut membesar dan udara tidak dapat masuk ke
sebuah ban karena harus masuk melewati katup (ventil) dari karet. Jika pengisap ditekan
maka volume udara didalam sebuah pompa akan mengecil dan udara dapat masuk ke
sebuah ban melewati ventil karena tekanannya membesar. Alat sejenis yang memakai
prinsip hukum boyle adalah alat suntik, pipet, pompa tekan dan pompa hisap.

Hukum Boyle (atau sering direferensikan sebagai Hukum Boyle-Mariotte) adalah


salah satu dari banyak hukum kimia dan merupakan kasus khusus dari hukum kimia ideal.
Hukum Boyle mendeskripsikan kebalikan hubungan proporsi antara tekanan absolut dan
volumeudara, jika suhu tetap konstan dalam sistem tertutup.. Hukum ini dinamakan setelah
kimiawan dan fisikawan Robert Boyle, yang menerbitkan hukum aslinya pada tahun 1662.
Hukumnya sendiri berbunyi: “Untuk jumlah tetap gas ideal tetap di suhu yang sama, P
[tekanan] dan V [volume] merupakan proporsional terbalik (dimana yang satu ganda, yang
satunya setengahnya)”. Secara matematis ditulis sebagai berikut:

C1
P=
V
P .V =C1 ............................................................................(1)
P .V =konstan

Dimana C 1=? Dimana bilangan tetap (konstanta)


Selama suhu tetap konstan, jumlah energi yang sama memberikan sistem persis
selama operasi dan, secara teoritis, jumlah k akan tetap konstan. Akan tetapi, karena
penyimpangan tegak lurus diterapkanm, kemungkinan kekuatan probabilistik dari tabrakan
dengan partikel lain, seperti teori tabrakan, aplikasi kekuatan permukaan tidak mungkin
konstan secara tak terbatas, seperti jumlah k, tetapi akan mempunyai batas dimana
perbedaan jumlah tersebut terhadap a.
Kekuatan volume (V) dari kuantitas tetap udara naik, menetapkan udara dari suhu
yang telah diukur, tekanan (P) harus turun secara proporsional. Jika dikonversikan,
menurunkan volume udara sama dengan meninggikan tekanan.Hukum Boyle biasa
digunakan untuk memprediksi hasil pengenalan perubahan, dalam volume dan tekanan
saja, kepada keadaan yang sama dengan keadaan tetap udara. Sebelum dan setelah volume
dan tekanan tetap merupakan jumlah dari udara, dimana sebelum dan sesudah suhu tetap
Bila tekanan diubah maka volum gas juga berubah maka rumus di atas dapat ditulis
sebagai berikut.
P1 . V1 = P2 . V2
Keterangan:
P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cmHg, mmHg, N/m2, Pa)
P2 = tekanan gas akhir (atm, cmHg, mmHg, N/m2, Pa)
V1 = volum gas mula-mula (m3, cm3)
V2 = volum gas akhir (m3, cm3)

Bila digambarkan dalam sebuah grafik diperoleh kurva isotherm seperti pada gambar
1 berikut ini:

2. Hukum Charles

"Pada tekanan tetap, volume sejumlah gas tertentu berbanding lurus dengan suhu (°C).”
Bila tekanan gas dibuat konstan, maka pada saat suhu gas dinaikkan volumenya akan
bertambah. Secara metematik ditulis sebagai berikut:
atau
V =C1 T
V 2
=C ………………………………………………………..(2)
T
V
=konstan
T

Dimana C1 = konstanta pembanding.


Penerapan hukum Charles di kehidupan sehari-hari terdapat pada ruang bakar pada
mesin (Combustion Chamber), dimana Pada 4-stroke engine, jika ruang bakar telah panas
bahan bakar yang telah mengalami proses pengabutan oleh karburator lalu masuk kedalam
ruang bakar akan mengalami kenaikan volume akibat suhu dan tekanan dari piston pada
fase naiknya kruk-as (tahap kompresi). Pada proses ini gaya pada silinder terhadap piston
akan meningkat. Pada tahap pembakaran, api dari spark plug akan memicu ledakan pada
ruang bakar dan mengakibatkan peningkatan suhu dan volume gas, hal ini menimbulkan
gaya tekan ke bawah yang menjadi sumber gerak pada mesin.
Hukum Charles juga dikenal sebagai hukum volume, menjelaskan bagaimana gas
cenderung mengembang saat dipanaskan, yang pertama kali diterbitkan oleh filsuf alam
Joseph Louis Lussac pada tahun 1802, tetapi hal tersebut tidak dipublikasikan oleh Jacques
Charles.Sekitar 1787 Charles melakukan percobaan dengan mengisi 5 balon untuk volume
yang sama dengan gas yang berbeda. Dia kemudian menaikkan suhu balon sampai 80 ° C,
semua volume balon meningkat dengan jumlah yang sama. Penelitian ini direferensikan
oleh Gay-Lussac pada tahun 1802 ketika ia menerbitkan sebuah makalah tentang hubungan
yang tepat antara volume dan temperatur gas. Hukum Charles menyatakan bahwa di bawah
tekanan konstan, sebuah gas dengan volume ideal sebanding dengan suhu mutlak. Volume
gas pada tekanan konstan meningkat secara linear dengan suhu gas mutlak. Rumus yang ia
ciptakan adalah :

V1 V2
=
T1 T2
Hukum Charles bila digambarkan dalam sebuah grafik akan diperoleh kurva isobar seperti
gambar 2.

3. Hukum Gay Lussac

"Pada volume tetap, tekanan sejumlah gas tertentu berbanding lurus dengan suhu (°C)."
Hukum Gay Lussac menyatakan hubungan antara tekanan (P) terhadap suhu (T) gas dalam
ruang tertutup pada volume (V) konstan. Secara matematik dapat dirulis sebagai berikut:
p
=C 3 T
T
P
=C3………………………………………………………………..(3)
T
Dimana C3 = konstanta pembanding yang bernilai tetap
Penerapan hukum Gay Lussac di kehidupan sehari-hari terdapat pada penggunaan
panic presto dimana prinsip dasar yang digunakan pada Panci Presto adalah kenaikan titik
didih. Secara teori, air akan mendidih pada suhu 100 °C pada tekanan I atmosfer. Karena
panci presto terbuat dari bahan stainless yang tebal dan kuat serta mempunyai tutup yang
rapat, maka uap air yang yang dihasilkan saat proses pendidihan tidak mungkin keluar dan
hanya terkumpul dalam panci presto. Air yang terkumpul inilah yang membuat tekanan air
dalam panci presto naik.

P1 P2
Rumus T = T
1 2
Keterangan:

 P1 = tekanan gas awal (N/m²)


 P₂ = tekanan gas akhir (N/m²)
 T₁ = suhu mutlak gas pada keadaan awal (°C)
 T2= suhu mutlak gas pada keadaan akhir (°C)

Bila digambarkan dalam sebuah grafik, maka akan diperoleh sebuah kurva isokur seperti
gambar 3.

4. Hukum Gas Ideal

Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak secara acak
dan tidak saling berinteraksi. Konsep gas ideal sangat berguna karena memenuhi hukum gas ideal,
sebuah persamaan keadaan yang disederhanakan, sehingga dapat dianalisis dengan mekanika
statistika.

Pada kondisi normal seperti temperatur dan tekanan standar, kebanyakan gas nyata
berperilaku seperti gas ideal. Banyak gas seperti nitrogen, oksigen,hidrogen, gas mulia dan karbon
dioksida dapat diperlakukan seperti gas ideal dengan perbedaan yang masih dapat ditolerir. Secara
umum, gas berperilaku seperti gas ideal pada temperatur tinggi dan tekanan rendah, karena
kerjayang melawan gaya intermolekuler menjadi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan energi
kinetik partikel, dan ukuran molekul juga menjadi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan ruangan
kosong antar molekul.

Model gas ideal tak dapat dipakai pada suhu rendah atau tekanan tinggi, karena gaya
intermolekuler dan ukuran molekuler menjadi penting. Model gas ideal juga tak dapat dipakai pada
gas-gas berat seperti refrigeran atau gas dengan gaya intermolekuler kuat, seperti uap air. Pada
beberapa titik ketika suhu rendah dan tekanan tinggi, gas nyata akan menjalani fase transisi menjadi
liquid atau solid. Model gas ideal tidak dapat menjelaskan atau memperbolehkan fase transisi. Hal
ini dapat dijelaskan dengan persamaan keadaan yang lebih kompleks.

Dengan menggabungkan persamaan (1), (2), dan (3) akan diperoleh persamaan berikut ini:

PV =C 4 T

Atau

PV
=C 4 ………………………………………………(4)
T

Dimana C4 = konstanta yang tergantung banyaknya nilai gas. Persamaan (4) dikenal sebagai Hukum
Gas Ideal, yang secara matematik sering dituliskan dengan hubungan :

PV =nRT

Keterangan :

n R=C4 yang disebut konstanta gas umum

N
n=
N0

N=? jumlah molekultotal

N 0=? bilangan avogardo = 6,02 x 1023

2.4 Persamaan Umum Gas Ideal

Dengan penambahan hukum Avogadro, hukum gas gabungan dikembangkan menjadi hukum umum
gas ideal.

Rumusnya adalah P.V = n.R.T

Keterangan:

 P = tekanan gas (N/m2)


 V volume gas (m3)
 n = jumlah gas (mol)
 R = konstanta gas umum (R-8,314 J/mol. K)
 T = suhu mutlak gas (°C)

2.5 Hukum Gas Nyata


1. Persamaan Van Der Waals

Persamaan Van der Waals menggambarkan keadaan gas nyata secara riil dengan hasil yang
lebih akurat saat tekanan dan kepadatan gas cukup besar dan melibatkan empat variabel
keadaan, yaitu tekanan zat cair p, volume total wadah zat cair, jumlah partikel, dan suhu
mutlak.

Rumus: (P+) (V-bn) = nRT

Keterangan:
 P = tekanan gas (N/m²)
 V = volume gas (m³)
 n = jumlah gas (mol)
 R = konstanta gas umum (R = 8,314 J/mol. K
 T = suhu mutlak gas (°C)
 a = Konstanta empiris (gaya antar partikel)
 b = konstanta empiris (mewakili mol zat)

2. Faktor Kompresibilitas

 Faktor kompresibilitas (Z) adalah perbandingan volume molar suatu gas dengan
volume gas ideal pada tekanan dan suhu yang sama
 Digunakan untuk memodifikasi hukum gas ideal untuk melihat perilaku gas nyata.
Secara umum, Penyimpangan dari keadaan ideal menjadi lebih besar saat
gasmendekat perubahan fasa, suhu yang lebih rendah atau tekanan yang lebih
tinggi.
 Faktor kompresibilitas didapatkan dari perhitungan persamaan keadaan virial.
 Untuk gas yang merupakan campuran dari 2 atau lebih gas murni, komposisi
gastersebut harus diketahui sebelum kompresi dapat dihitung.

3. Persamaan Virial

 Dalam persamaan virial, koefisien harus ditentukan menggunakan hasil dari


pengalaman.
 Karbon dioksida pada suhu tinggi (> 50 °C) dan volume konsentrasi molar
tinggi(Vm>0,3 L/mol), garis isotherm terlihat mendekati gas ideal.
 Koefisien virial tergantung pada suhu.
 B, C adalah koefisien virial ke-2 dan ke-3.

2.6. Membuktikan Hukum Boyle Gay Lussac

1. Alat dan bahan :

 Lilin
 Gelas bening
 Piring - Korek api
 Air 100mL
 -Pewarna makanan

2. Langkah kerja

Percobaan 1:

 Menyiapkan alat dan bahan


 Nyalakan lilin di atas piring. Kemudian tutup lilin dengan gelas.
 Percobaan 2:
 Menyiapkan alat dan bahan
 Nyalakan lilin diatas piring
 Tuang air sebanyak 100mL kedalam piring
 Tutup lilin dengan gelas
 Amati perubahan yang terjadi

Hasil
Percobaan 1:
Api dari lilin tersebut padam pada saat ditutup oleh gelas.

Percobaan 2:
Api dari lilin tersebut padam pada saat ditutup oleh gelas dan menyebabkan air yang berada
diluar gelas tersedot masuk kedalam gelas.

Pembahasan
Api membutuhkan oksigen untuk dapat menyala, Namun pada saat ditutup oleh gelas lama
lama oksigen akan habis yang menyebabkan api dari lilin tersebut akan padam.

Air yang berada diluar gelas dapat tersedot kedalam gelas karena tekanan udara didalam
gelas lebih kecil dibandingkan tekanan udara yang berada diluar gelas sehingga air tersebut
tersedot kedalam gelas.

Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa bukan hanya makhluk hidup yang
membutuhkan oksigen melainkan proses pembakaran juga membutuhkan oksigen.Selain itu
dapat kita simpulkan juga bahwa tekanan sangat berpengaruh pada proses tersedotnya air
kedalam gelas pada proses percobaan tersebut.
DOKUMENTASI
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

a. Sifat-sifat gas:

 Gas mempunyai volume dan bentuk menyerupai wadahnya.


 Gas merupakan wujud materi yang paling mudah dimampatkan.
 Gas-gas akan segera bercampur secara merata dan sempurna jika ditempatkan
dalamwadah yang sama.
 Gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan cairan dan
 padatan.

b. Hukum-hukum gas; Hukum Boyle, Hukum Gay-Lussac, Hukum Boyle-Gay Lussac,Hukum


Charles
c. Untuk menentukan berat molekul dilakukan penimbangan pada sejumlah gas tertentu
kemudian diukur PV dan T-nya. Menurut hukum gas ideal yaitu P V = Nrt

3.2 Saran

Makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga disarankan untuk memberikan masukan
dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Peter Atkin & Julio De Paula. 2006. Physical Chemistry. Great Britanian: Oxford University.
Ronald F. Clayton. (2022). Makalah Kimia Fisika Tentang Gas, Diakses pada 15 Maret 2022.
Andriany dkk. (2014). Makalah Kimia Fisika (Gas), Diakses pada 14 Maret 2022. Universitas
Negeri Sebelas Maret. (2015). GAS DAN SIFAT-SIFATNYA. Diakses pada 15 Maret

Anda mungkin juga menyukai