GAS
DISUSUN OLEH :
SINTAULI PASARIBU
DBD 114 025
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan berkat-Nya sehingga tugas kimiafisik ini yang berjudul GAS dapat
diselesaikan.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi permintaan Dosen mata kuliah Kimia Fisik,
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, sebagai tugas yang harus
dilaksanakan .
Dan penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugasini.Terlebih-lebih kepada Ibu
Mery Dwi Frid ST.,MT yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyelesaikan tugas ini.
Isi dari tugas ini telah diusahakan oleh penulis untuk menjadi tugas yang
sempurna, namun karena penulis hanyalah manusia biasa yang memiliki banyak
keterbatasan,maka penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu,maka dengan rendah hati dan tanpa mengurangi
rasa hormat, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca,
terlebih-lebih kepada Ibu Mery Dwi Frid ST.,MT sebagai Dosen Kimiafisik
demi perbaikan tugas ini.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi orang yang membutuhkannya, terlebih-
lebih bagi para mahasiswa .
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sifat-Sifat Gas ............................................................................... 2
2.2 Tekanan .......................................................................................... 3
2.2.1 Tekanan Udara ..................................................................... 3
2.2.2 Tekanan Gas ........................................................................ 4
2.2.3 Tekanan Zat Cair ................................................................. 6
2.3 Persamaan Keadaan......................................................................... 9
2.4 Hukum-Hukum Gas ...................................................................... 9
2.4.1 Hukum Boyle ...................................................................... 9
2.4.2 Hukum Charles-Gay lussac ................................................ 11
2.4.3 Hukum Advogand ............................................................. 13
2.4.4 Hukum Gas Ideal ............................................................... 14
2.4.5 Hukum Dalton ................................................................... 19
2.4.6 Hukum Efusi Graham ........................................................ 24
2.5 Teori Kinetik Gas ......................................................................... 26
2.6 Berat Molekul Gas........................................................................ 27
2.7 Viskositas Gas ........... .................................................................. 29
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ...................................................................................... 33
3.2 Saran ............................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Gas adalah salah satu dari tiga keadaan materi. Gas mempunyai sifat khusus
yang tidak dimilikioleh zat cai maupun zat padat. Salah satu yang menarik dari
gas adalah sifat-sifatnya yang tidak tergantung dari kompisisi kimianya. Semua
gas memperlihatkan sifat-sifat yang hampir sama, bila variabel seperti tekanan
dan suhunya diubah.
Sifat-sifat fisik gas secara umum dapat dinyatakan dalam hukum-hukum
gas. Hukum-hukum ini berlaku untuk gas ideal, sedangkan untuk gas nyata (non-
ideal) seperti yang banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, rumusannya
agak menyimpang. Meski demikian, sifat-sifat ideal suatu gas bisa didekati oleh
gas nyata pada kondisi tertentu.
Pada bab ini kita akan membahas sifat-sifat gas, pengukuran tekanan, dan
hukum-hukum gas ideal. Selanjutnya, kita akan meninjau terjadinya
penyimpangan dan persamaan yang sesuai untuk gas nyata.
2
Berbeda dengan cairan atau zat padat, gas tidak mempunyai bentuk
dan volume tertentu. Ukuran molekul gas sangat kecil dan jaraknya sangat
renggang sehingga gas sangat sensitif terhadap perubahan tekanan dan suhu.
Gas mudah sekali dimanfaatkan (compressed) dan dikembangkan
(expanded), serta dapat mengisi semua bagian ruangan yang ditempatinya.
Dapat dikatakan bahwa volume gas adalah volume wadahnya.
Banyaknya gas biasanya ditetapkan dengan cara mengukur
volumenya.Namun, karena volume gas berubah-ubah tergantung tekanan
dan suhu, kedua faktor tersebut juga harus diukur.
2.2 TEKANAN
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang
per satuan luas.
Tekanan =
Atau dirumuskan :
P=
Satuan SI untuk gaya adalah Newton (N) dan luas bidang adalah m2.
Oleh sebab itu satuan tekanan sesuai persamaan diatas adalah N/m2. Satuan
tekanan dalam SI adalah Pascal (disingkat Pa). Sati pascal adalah gaya
sebesar 1 newton yang bekerja pada bidang seluas 1 m2.
1 Pa = 1
3
panjangnya 1 m degan merkuri (air raksa) sampai penuh. Tabung
dibalik hingga salah satu ujung yang terbuka terbenam dalam bejana
yang berisi raksa. Terlihat raksa dalam tabung turun setinggi h,
sehingga ruang bagian atas tabung menjadi vakum. Tertahannya raksa
dalam tabung setinggi h disebabkan adanya tekanan udara yang
bekerja pada permukaan raksa dalam bejana. Dapat dikatakan bahwa
tinggi raksa yang ditunjukkan dalam tabung sama dengan besarnya
tekanan udara.
4
2.2.2 Tekanan Gas
Di dalam laboratorium, tekanan gas dalam ruang tertutup
biasanya diukur dengan manometer. Ada dua macam manometer,
yaitu manometer terbuka dan manometer tertutup. Manometer terbuka
digunakan untuk mengukur tekanan yang sedikit lebih kecil atau lebih
besar dari tekanan udara (1 atm). Sedangkan manometer tertutup
untuk tekanan yang lebih kecil.
Manometer terbuka terbuat dari pipa kaca berbentuk U yang
diisi air raksa. Salah satu ujungnya terbuka dan yang lainnya
dihubungkan sistem gas yang akan diukur (Gambar 1.5a). kalau
tekanan dalam sistem (Pgas) sama dengan tekanan udara (Patm), maka
tinggi permukan raksa pada krdua ujungpipa sama (gambar 1.2). Jika
Pgas lebih besar dari Patm tinggi raksa pada sebelah kiri akan ditekan
ke bawah, sehingga raksa pada pipa terbuka naik setinggi PHg
(Gambar 1.2b).
Besar tekanan das dirumuskan :
Pgas = Patm + PHg
Sebaliknya bila Pgas lebih kecil dari Patm, raksa pada pipa
terbuka akan turun dan yang di sebelahnya akan naik sebesar PHg
(Gambar 1.2c).
Tekanan gas dihitung sebagian :
Pgas = Patm PHg
5
Pada manometer tertutup,satu ujung pipa u dibuat tertutup dan ujung lain
dihubungkan dengan sistem gas (Gambar 1.3). Bila dihubungkan dengan sistem
gas sampai raksa mengisi penuh pipa tertutup, berarti tekanan gas sama dengan
tekanan udara (Gambar 1.3a). Bila raksa pada pipa tertutup turun (Gambar 1.3b).
hal itu menunjukkan tekanan gas lebih kecil dari tekanan udara luar. Tekanan gas
dapat dihitung dari perbedaan tinggi raksa, karena tekanan pada ruang ujung
tertutup adalah nol (vakum). Keunggulam dari penggunaan manometer ini adalah
tidak perlu megukur tekanan udara luar.
Pgas = Patm PHg
6
Jika pada kolom barometer dihunakan zat dari raksa (Hg), maka
tekanan 1 atm dapat dinyatakan dalam satuan Pascal (Pa) sebagai
berikut :
Rapatan raksa (dHg) = 13,5951 x 103 kg m-3
Percepatan gravitasi (g) = 9,80665 N kg-1
Tinggi raksa (hHg) = 760 mm = 0,76 m
P = (13,5951 x 10 3 kg/m3)(9,80665
N/kg) (0,76 m)
= 1,01325 x 103 Pa = 101, 325 kPa
1 atm = 1,01325 x 103 Pa = 101, 325 kPa
Contoh 1 :
Seorang ingin memberikan larutan infus garam ke tubuh seorang pasien melalui
pembuluh darah dalam lengan. Jika rapatan larutan 1000 kg/m3, tekanan darah
dalam pembuluh 2400 Pa, berapa tinggi minimum botol infus harus digantung di
atas lengan pasien agar larutan garam dapat masuk ke dalam tubuh pasien ? (g =
9,8 N/kg)
7
Jawab :
Supaya cairan dapat masuk ke tubuh, maka botol infus harus di gantung
sedemikian rupa sehingga tekanan larutan garam minimum sama dengan 2400 Pa.
Ketinggian (h) dihitung sesui persamaan :
h=
2400
= = 0,24 m = 24 cm
(1000)(9,8)
Jadi, sebaiknya botol digantung dengan tinggi lebih dari 24 cm dari lengan
pasien.
2.3. Persamaan Keadaan
Volume suatu gas sangat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu. Oleh
karena itu, setiap pernyataan mengenai volume gas harus diikuti keterangan
tentang tekanan dan suhu pengukuran.
Gas Ideal, yaitu suatu gas hipotesis yang mengikuti semua hukum-hukum
gas.
Gas nyata, yaitu gas yang ada dalam kehidupan sehari-hari, seperti gas N2,
CO2, O2, dan yang lainnya yang mengikuti hukum gas pada tekanan rendah.
Gas ideal sebenarnya tidak ada, tetapi sifat-sifatnya bisa didekati oleh gas
nyata monoatomik yang bersifat inert, seperti He, Ne, dan Ar, pada tekanan
8
rendah dan suhu tinggi. Suatu gas dianggap ideal jika pada molekul-
molekulnya tidak terjadi interaksi atau gaya tarik-menarik dan tidak
memerlukan ruang.
9
Dengan cara lain dapat dinyatakan :
P1V1 = P2V2
Atau
Contoh 1.4 :
Sejumlah tertentu gas diekspansikan dari tekanan 720 mmHg menjadi 618 mmHg
pada suhu tetap. Jika volume mula-mula 3,73 L, hitung volume akhir gas.
Jawab :
P1V1 = P2V2
(720)(3,73)
V = = = 4,3 L
618
Pada tekanan tetap, volume suatu gas berbanding lurus dengan suhu
mutlaknya.
Secara matematis :
10
V T (pada tekanan tetap)
Atau
=k (k konstan)
Ternyata persamaan yang diperoleh Gay Lussac sama dengan persamaan Charles
sebelumnya.
Dengan mengambil pendekatan lain, Gay Lussav juga mempelajari
pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap. Dari hasil percobaannya, ia
mendapatkan hubungan tekanan dan suhu, yang disebut hukum Gay Lussac.
Tekanan suatu gas dengan massa tertentu berbanding lurus dengan suhu
Mutlaknya, bila volume tidak berubah.
Atau
= konstan
11
Dengan cara lain
1 2 1 1
= atau =
1 2 2 2
Contoh 1.5 :
Suatu gas neon dalam suatu wadah 200 0C pada 100 padaC. Jika suhu diturunkan
sampai 0 0C pada tekanan tetap, hitung volume akhir gas.
Jawab:
(0+273)
V = V = (200) = 146,4 mL
(100+273)
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama
mengandung jumlah molekul yang sama pula.
Semua gas yang jumlah molekulnya sama akan mempunyai volume yang
sama, asalkan diukur pada suhu dan tekanan yang sama.
Vn
Atau
= konstan (n = jumlah mol gas)
12
Sebelumnya telah diperoleh bahwa 1 mol setiap gas memiliki jumlah
molekul yang sama, yaitu 6,02 1023 molekul. Bilangan ini disebut dengan
bilangan Avogadro (N). Jika diukur pada keadaan STP, 1 mol tiap gas
mempunyai volume yang sama, yaitu sebesar 22,414 liter. Volume ini
disebut Volume Avogadro atau Volume Molar.
Jika Vm menyatakan volume molar gas, maka volume n mol gas pada
P dan T yang sama adalah V = n x Vm.
Contoh 1.7 :
Pada suhu dan tekanan tertentu, 11 gas gram CO2 memiliki volume 2,5 L. Pada
suhu dan tekanna yang sama, tentukan :
Jawab :
11 1
a. 11 gram CO2 = = mol
4 4
1
mol CO = 2,5 L
4
1 mol CO 2,5 x 4 Liter 10 L
b. Sesuai Hukum Avogadro, 1 mol setiap gas mempunyai volume yang sama
pada P dan T yang sama.
1 mol CO2 10 L
Maka :
1 mol N 10 L
13
/
V
Atau
=R
= nR (suatu tetapan)
Atau
= Konstan
Atau
= (n = tetap)
T1 dan T2 adalah suhu, harus dalam Kelvin, sedangkan satuan tekanan yang sesuai
dapat digunakan untuk P1 dan P2. Demikian pula untuk satuan volume V1 dan V2.
14
STP (0 C, 1 atm) yang volumenya mendekati 22,414 L, sehingga diperoleh
:
(1 )(22,414)
= (1
)(273,15)
Harga R dapat dinyatakan dengan satuan lain seperti dicantumkan pada tabel 1.1.
Contoh 1.8 :
Gas SO2 dengan volume 5,0 L pada 18oC dan tekanan 1500 mmHg, hitunglah :
Jawab :
a. =
(273+0) (1500)
V2 = V1 ( ) ( ) = (5,0) = 9,3 L
(273+18) (760)
15
b. Berat Molekul Gas Ideal
Persamaan yang menghubungkan langsung dengan berat molekul
dapat diturunkan dari persamaan gas ideal. Banyaknya gas juga dapat
dihitung bila P, V, dan T diketahui. Untuk n mol gas, berlaku :
n( )
Jika massa m gas diketahui, maka n = m/M. Berat molekul (M) gas
dihitung dengan persamaan :
=
Atau
M=
c. Rapatan Gas
Jika rumus molekul gas diketahui, maka berat 1mol gas tersebut juga
dapat diketahui. Demikian pula dirapatkan pada STP atau keadaan lain
dapat dihitung. Rapatan gas didefinisikan sebagai perbandingan masa gas
terhadap volumenya pada suhu dan tekanan tertentu.
d=
dimana :
d = rapatan gas (g/L)
m=masa gas (g)
v=volume gas (L)
16
Rapatan gas juga dapat dihitung dari persamaan gas ideal
PV = nRT
PV = RT
=
atau :
d= =
=
Atau
1 2
= ( 2) ( 1)
Dimana :
d = rapatan gas pada keadaan awal
d = rapatan gas pada keadaan baru atau yang telah diubah
Contoh 1.9 :
Pada STP , rapatan oksigen adalah 1,43 g/L. Tentukan rapatan oksigen pada 17 C
dan tentukan 700 mmHg.
Jawab :
17
2
d =d ( )( 1 )
273 700
= (1,43)(290)(760) = 1,24 g/L
18
Bila campuran mol tiap gas yang terdapat dalam campuran diketahui ,
maka tekanan total gas yang dihitung sesuai persamaan gas ideal :
Pt =
Dimana nt adalah jumlah mol total gas dalam campuran .
Dimana persial masing-masing gas bila dihubungkan dengan tekanan total
maka akan berlaku hubungan :
Xi = =
Jumlah fraksi mol total dalam campuran dirumuskan :
XA + XB + XC + = 1
Tekanan persial gas dapat juga dihitung dari hubungan :
Pt =
Dimana Pi dan ni adalah tekanan persial dan jumlah mil gas ke i
Hokum Dalton berguna untuk menentukan tekanan yang dihasilkan dari
campuran dua ataulebih gas yang pada mulanya berada pada tempat yang
terpisah.
19
Tekanan uap air hanya tergantung dari suhu dan dapat dicari dalam table. Jika
tekanan udara diketahui, tekanan parsial gas dapat dihitung berdasarkan hokum
Dalton.
Atau
Contoh 1.12 :
100 ml gas O2 dikumpulkan dalam sebuah botol di atas air pada suhu 23C da
tekanan 800mmHg. Tekanan uap air pada suhu 23C = 21, maka hitunglah :
(779 /) (0,1)
= = 0,0042 mol
(0,082)(296)
20
V = V( )( )
273 779
= (100 )( )( ) = 94,5 mL
296 760
Contoh 1.13 :
Pengukuran selam 6 menit pada metabolism basal, seorang pasien
menghembuskan udara 52,5L yang diukur diatas air paada 20C dan tekanan
750mmHg. Tekanan uap air pada 20 C = 17,5mmHg. Setelah dianalisis udara
yang dikeluarkan mengandung 16,75% dan yang di hirup mengandung 20,32%
volume oksigen kering .bila kelarutan oksigen dalam air diabaikan, hitunglah
oksigen rata-rata yang dikonsumsi oleh pasien dalam cm3O2permenit pada STP?
Jawab :
Tekanan 750mmHg disebabkan oleh udara kering ( bebas uap air ) dan tekanan
uap air .
Pudara kering = P1 PHO
= 750 17,5 = 732,5 mmHg
Volime udara kering pada STP berlaku :
V = V( ) ( )
273 779
= (100)( ) (760) = 47,1 L
296
2 ()
Rata rata O yang dikonsumsi =
2
(20,23 % 16,75 %)(47,1 )
=
6
= 0,280 L/menit = 280 cm3/menit
21
2.4.6 Hukum Efusi Graham
Bila dua macam gas yang tidak saling bereaksi ditempatkan didalam wadah,
maka kedua gas akan segera bercampur sehingga membentuk campuran yang
serba sama (homogen) proses pencampuran ini disebut Difusi.
Selain mudah berdifusi, molekul-molekul gas juga dapat mengalamiefusi.
Efusi adalah suatu proses dimana partikel-partikel gas bergerak melalui lubang
sempit melalui lubang sempit dari tempat yang bertekenan tinggi ketempet yang
bertekan rendah. Proses ini terjadi pada gas yang mengalir uang vakum lewat pori
(Gambar 1.11). Peristiwa yang sama terjadi pada balon yang diisi gas helium. Bila
balon tersebut dibarkan terlalu lama, gas helium akan keuar melalui melalui pori-
pori balon sehingga balon menjadi kempes.
=
Dimana
rA, rB = kecapatan efusi gas A dan B.
dA , dB = rapatan gas A dan B.
Dalam praktiknya yang biasa diukur adalah ukur (detik) yang diperlukan
oleh sejumlah tertentu gas untuk berefusi melalui lubang kecil. Mengingat
22
kecepatan efusi berbanding terbalik dengan waktu efusi (r 1/t), maka rumus
diatas dapat pula ditulis :
= =
Atau
=
Atau
23
1. Gas akan mengisi wadah tertutup dan akan keluar melalui lubang sempit
jika wadah itu berpori
2. Suatu zat yang berwujud gas akan memiliki volume yang jauh lebih besar
daripada bentuk cair.
3. Dalam ruang tertutup, suatu gas melakukan tekanan yang sama ke segala
arah.
4. Gas akan memuai bila tekanan ditiadakan.
5. Volume gas dapat di perkecil dengan memampatkannya.
6. Dalam ruag tertutup gas melakukan tekanan tertentu. Selama volume tetap
dan tidak ada kalor yang masuk atau keluar, maka tekanan akan tetap.
7. Tekanan gas pada volume tertentu akan akan bertambah bila suhu dinaikan
dan berkurang bila suhu diturunkan.
8. Partikel- partikel gas yang bergerak mempunyai enrgi kinetik yang
tergantung pada masa dan kecepatannya.
9. Eksperimen menunjukan bahwa gas yang lebih rapat berdifusi lebih lambat
daripada gas yang kurang rapat pada suhu yang sama.
Dari perilaku gas diatas dapat dirumuskan suatu teori yang disebut
Teori Kinetika Gas. Teori ini dapat diringkas dalam suatu model sebagai
berikut :
1. Gas terdiri dari partikel-partikel sangat kecil yang disebut molekul yang
banyak jumlahnya.
2. Molekul-molekul selalu bergerak secara ack kesegala arah dengan
kecapatan sangat tinggi dan lintasan lurus.
3. Molekul-molekul gas saling bertabrakan satu sama lain dengan dinding
wadahnya. Tabrakan tidak mengakibatkan molekul kehilangan energi atau
bersifat elastis sempurna.
4. Volume sesungguhnya dari molekul gas dapat diabaikan terhadap volume
wadah sesungguhnya karena diameter rata-rata molekul sangat kecil
dibandingkan jarak rata-rata molekul.
5. Gaya tarik menarik atau tolak menolak antara molekul gas dapat di abaikan
karena jarak rata-rata antara molekul sangat besar.
24
6. Energi kinetik rata-rata molekul gas berbanding lurus dengan suhu
mutlaknya.
Rumus secara matematis yang diperoleh atas dasar teori di atas
ternyata sesuai dengan hasil percobaan.
Sifat-sifat ini dimiliki oleh gas inert (He, Ne, Ar dan lain-lain) dan uap
Hg dalam keadaan yang sangat encer. Gas yang umumnya terdapat di alam
(gas sejati) misalnya: N2, O2, CO2, NH3 dan lain-lain sifat-sifatnya agak
menyimpang dari gas ideal.
p V = n R T dimana n = m/BM
25
sehingga,
p V = (m/BM) RT
p(BM) = (m/V) RT = RT
di mana:
BM : Berat molekul
p : Tekanan gas
V : Volume gas
T : Suhu absolut
: Massa jenis
pV=RT
M = R T = (d/p)o R T
26
Suatu aliran dari udara kering yang bersih dilewatkan cairan yang
diukur tekanan uapnya. Ketelitian dari pengukuran ini tergantung pada
kejenuhan udara tersebut.
dV
Diman = dY
= Tekanan geser
= Viskositas
27
temperatur, interaksi dan ikatan antar molekul fluida pada zat cair akan
berkurang (gaya kohesi melemah), sehingga tahanan fluida akan semakin
rendah, viskositas semakin rendah. Pada fluida gas semakin tinggi
temperatur, interaksi dan ikatan antar molekul fluida pada gas akan semakin
tinggi (molekul-molekul bertumbukan), sehingga tahanan fluida akan
semakin tinggi, viskositas gas semakin tinggi. Dua poin ini dapat dijelaskan
dengan teori kinetik. Tumbukan antara partikel yang berbentuk bola atau
dekat dengan bentuk bola adalah tumbukan elastik atau hampir elastic,
seperti pada fluida gas. Namun, tumbukan antara partikel yang bentuknya
tidak beraturan cenderung tidak elastic, seperti pada fluida cair. Dalam
tumbukan tidak elastik, sebagian energi translasi diubah menjadi energi
vibrasi, dan akibatnya partikel menjadi lebih sukar bergerak dan cenderung
berkoagulasi.
Viskositas secara umum dibagi dua:
- Dynamic viscosity atau absolute viscosity
- Kinetic viscosity, adalah dynamic viscosity dibagi dengan densitas
28
murni menurut persamaan Golubev (Jamal. M. Saleh, Ph.D., PE,2002:2.24)
dapat didefinisikan sebagai berikut:
dimana:
2
5 3
3.5
= 1
6
=
=
=
= ,
=
= /
29
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Gas terdiri dari molekul-molekul yang jaraknya saling berjauhan
sehingga gaya tarik-menariknya sangat lemah. Gaya tarik yang lemah
mengakibatkan molekul-molekul gas bebas bergerak ke segala arah.
Molekul-molekul gas itu bergerak sangat cepat dan terus bertumbukan satu
sama lain dan juga dengan dinding wadahnya. Tekanan didefinisikan
sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang per satuan luas. Udara
mempunyai berat sehingga menimbulkan tekanan. Untuk mengetahui
adanya tekanan udara, digunakan suatu alat yang disebut barometer.
Ada beberapa ilmuwan yang melakukan penelitian tentang gas.
Penemuan mereka mengenai gas dikenal dengan hukum-hukum gas
berdasarkan nama ilmuwan tersebut. Seperti hukum Boyle, hukum Charles-
Gay Lussac, hukum Avogadro.
3.2 SARAN
Dengan mempelajari teori mengenai gas, kita menjadi tahu bagaimana
Tuhan menganugerahkan kemampuan yang luar biasa yang dimiliki
manusia untuk meneliti ilmu pengetahuan sehingga apa yang diteliti dapat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Penyusun berharap dengan adanya
makalah ini, pembaca terpacu untuk selalu memiliki rasa ingin tahu
terhadap bidang keilmuwan dan melakukan penelitian di masa mendatang.
30
Daftar Pustaka
http://grasianto-chemistry.blogspot.com/p/materi-gas-ideal.html
http://kimiatip.blogspot.com/2013/04/materi-gas-dan-contoh-soalnya.html
http://sitirisnayah.blogspot.com/2013/06/tiga-wujud-materi-padat-cair-dan-
gas.html
31