Anda di halaman 1dari 14

TERMODINAMIKA

(Perbedaan Antara Gas Ideal dan Gas Real)

DISUSUN OLEH :
DICKY AKBAR (0705172022)

FAUZIAH (0705171002)

PUTRI INDAH SARI (0705172011)

UMMI KHAIRANI SIREGAR (0705171001)

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat hidayah dan taufiqnya kami
mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Perbedaan antara gas ideal dan gas
real . Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Termodinamika”, makalah ini
yang diharapakan bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Kami
mengucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih banyak
kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan mudah-mudahan
makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam proses menimbah ilmu dengan sebaik-
baiknya. Amin yarobbal’alamin...

Medan, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………....i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………….1


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..….1
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………………....1
BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem dan Lingkungan……………………………………………………...…..….3


B. Pemuaian Gas……………………………………………………………………….4
C. Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac…………………………………………..…5
D. Persamaan Gas Ideal………………………………………………………………. .5
E. Persamaan Van Deer Waals…………………………………………………...……6
F. Persamaan Virial…………………………………………………………………....7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………....9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gas merupakan salah satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud zat ini merupakan
bagian tak terpisahkan dari studi kimia, bab ini terutama hanya akan membahas hubungan
antara volume, tekanan dan suhu baik dalam gasi ideal maupun dalam gas real. Gas ideal
adalah sebuah gas yang mematuhi persamaan gas umum dari PV=nRT yang akan
disampaikan secara singkat. Sedangkan gas real adalah sebuah gas yang tidak mematuhi
persamaan gas umum dan hanya menggunakan hukum-hukum gas pada saat tekanan rendah.
Hukum-hukum yang digunakan pada gas tersebut antara lain Hukum Boyle dan Hukum Gay
Lussac.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Sistem dan lingkungan ?
1.2.2 Bagaimana persamaan gas-gas tersebut ?
1.2.3 Hukum-hukum apa saja yang digunakan pada gas tersebut ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1.3.1 Mengetahui pengertian dari sistem dan lingkungan.

1.3.2 Mengetahui persamaan umus gas tersebut.

1.3.3 Mengetahui hukum-hukum yang digunakan pada gas tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Setiap zat terdiri atas atom-atom. Kemudian, atom akan membentuk molekul-
molekul.Atom dan molekul inilah yang disebut dengan partikel. Teori yang menggunakan
tinjauan tentang gaya antara partikel-partikel dan energi partikel-partikel tersebut untuk
menerangkan sifat-sifat zat disebut teori kinetik zat. Teori kinetik ini diterapkan pada partikel-
partikel gas yang disebut dengan teori kinetik gas.

Dalam kenyataannya, gas yang bersifat ideal tidak ditemukan. Akan tetapi, gas pada
tekanan rendah dan pada suhu kamar dapat dianggap memiliki sifat mendekati gas ideal.Gas
ideal adalah suatu gas teoritis yang terdiri atas partikel-partikel yang bergerak bebas yang tidak
saling berinteraksi antara partikel-partikelnya. Secara makroskopik, model gas ideal dapat
dijabarkan sebagai berikut :

1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom dan molekul) dalam jumlah yang sangat banyak.
2. Partikel-partikel tersebut bergerak secara acak.
3. Partikel-partikel gas ideal tersebar merata didalam ruang yang sempit.
4. Jarak antara partikel jauh lebih besar daripada ukuran partikel sehingga biasanya ukuran
partikel diabaikan.
5. Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lainnya, kecuali jika terjadi tumbukan.
6. Tumbukan antara partikel-partikel ataupun partikel dengan dinding, maka akan terjadi secara
lenting sempurna.
Keadaan gas yang menempati ruang tertutup, ditentukan oleh volume (V), tekanan (p),
dan suhu gas (T). Besaran-besaran yang menentukan keadaan gas biasanya disebut variabel
keadaan. Jika pada proses didapat nilai suhu tetap, maka proses tersebut disebut proses
isothermal. Jika proses memiliki nilai tekanan tetap maka disebut proses isobaric. Dan jika pada
proses nilai volume tetap maka disebut proses isokhorik.

Gas nyata bersifat tidak sempurna, yaitu gas yang tidak memat uhi dengan
tepathukum gas sempurna. Penyimpangan hukum terutama lebih terlihatpada tekanan tinggidan
temperatur rendah, khususnya pada saat gas akan mengembun menjadi cair.kenyataan
menunjukkan bahwa hukum gas ideal tidak dapat mendiskripsi sifat -sifat gas real secara tepat.

2
Gas nyata adalah kebalikan dari gas ideal menjelaskan karakteristik yang tidak dapat
dijelaskan oleh hukum gas ideal Untuk memahami perilaku gas nyata, maka faktor-faktor berikut
ini mesti diperhitungkan:

 efek kompresibilitas;
 kapasitas panas spesifik
 gaya van der wals
 efek termodinamika tidak setimbang;
 disosiasi molekul

Di banyak perhitungan, analisis mendetail mengenai gas nyata jarang dipergunakan, dan
perkiraan dari nilai gas ideal dapat digunakan. Di sisi lain, model gas ideal dapat digunakan
digunakan pada kondisi mendekat titik kondensasi gas, mendekati termodinamika pada tekanan
sangat tinggi, dan untuk menjelaskan efek joule dan thomson serta beberapa kasus lain yang
jarang digunakan.

A. Sistem dan Lingkungan


Sistem adalah sekumpulan benda yang akan diteliti. Sedangkan benda-benda yang ada
disekitar sistem disebut sebagai lingkungan. Antara sistem dan lingkungan biasanya dapat terjadi
pertukaran energi ataupun materi. Namun Biasanya sistem dipisahkan dengan lingkungan
dengan pembatas/pemisah.

Ada terdapat 3 jenis sistem, yaitu sistem terbuka,sistem tertutup dan sistem terisolasi.
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran energi antar
sistem dan lingkungan.Contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu diletakkannya kapur barus,
kapur barus akn mengalami penguapan yang berarti telah terjadi perpindahan material/energi.
Contoh lainnya yaitu tumbuh-tumbuahn, ia mampu menyerap CO2, air dan sebagainya.

Contoh untuk sistem tertutup sendiri yaitu sebuah silinder yang dilengkapi dengan piston
berisi zat alir. Zat air dalam silinder maerupakan sebuah sistem. Permukaan dalam silinder dan
piston dijadikan sebagai permukaan pemisah antara sistem dan lingkungan. Dalam contoh ini,
bentuk dan olume sistem dapat diubah dengan menaikkan atau menurunkan piston. Perubahan
bentuk dan volume permukaan batas selalu diperbolehkan sepanjang perubahan ini dikenali

3
dalam perhitungan selanjutnya. Pada sistem ini tidak terjadi perpindahan massa dengan
lingkungan sehingga sistem ini disebut sebagai sistem tertutup. Meskipun sejuml;ah materi
ditetapkan dalam sistem tertutup, energi masih dapat mengalir melewati permukaan batas sistem.
Oleh karenanya, sistem dikatakan tertutup apabila tidak terdapat perpindahan massa tetapi dapat
terjadi perpindahan energi melalui permukaan batas dengan lingkungan.

Sistem terisolasi adalah jenis khusus dari sistem tertutup. Sistem ini tidak dapat
melakukan perpindahan massa dan energi. Contoh dalam sehari-hari sistem terisolasi yaitu dalam
meneliti air dalam termos. Air merupakan sistem, sedangkan udara dan benda-benda yang berada
diluar termos merupakan lingkungan. Dinding termos baik dinding kaca bagian dalam serta
dinding plastic bagian luar merupakan pemisah antara sistem dan lingkungan.

B. Pemuaian Gas
Gas mengalami pemuaian ketika suhunya bertambah dan mengalami penyusutan jika
suhunya turun.Pada gas tidak dikenal muai panjang dan muai luas,yang ada hanyalah muai
volume gas.Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa koefisien muai volume semua
gas sama,yaitu : 0,00367/K. Rumus muai volume pada tekanan dituliskan :
∆𝑇
𝑉2 = 𝑉1 (1 + )
273
Keterangan :
𝑉2 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑚3 )
𝑉1 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑚3 )
∆𝑇 = 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢(𝐾)
𝑦 = 1/273
Pemuaian pada gas terjadi pada saat gas tersebut dipanaskan,contohnya ban mobil
meletus terjadi karena pemuaian udara atau gas didalam ban.Pemuaian pada gas tersebut terjadi
karena adanya kenaikan suhu udara di ban mobil akibat gesekan roda dengan aspal.Salah satu
contoh lain ialah,adanya pemuaian gas di antara labu didih yang berisi gas akan menghasilkan
gelembung-gelembung udara yang keluar dari pipa kapiler.Gelombang-gelombang udara
tersebut merupakan akibat dari pemuaian gas yang terjadi di dalam labu didih yang
dipanaskan.Apabila pemanasannya dihentikan,maka suhu gas dalam labu itu akan turun,yang

4
berakibat terjadinya penyusutan gas dan air akan masuk ke dalam labuh itu.Pemuaian pada gas
adalah pemuaian volume yang dirumuskan sebagai :
𝑉 = 𝑉0 (1 + 𝛾 ∆𝑇)
𝛾 adalah koefisien muai volume.Nila 𝛾 sama untuk semua gas,yaitu 1/273°𝐶 −1.

C. Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac


1. Hukum Boyle
Hukum boyle pertama kali dicetuskan oleh Robert boyle. Hukum tersebut menyatakan
bahwa “Hasil kali tekanan dengan volume suatu gas dalam ruang tertutup adalah tetap dengan
syarat suhu gas konstan”. Sehingga dapat dituliskan rumus dari hukum boyle yaitu

PV = Konstan
P1V1 = P2V2
Dimana : P1 = Tekanan gas mula-mula (Atm, cm Hg,N/m2, Pa)
P2 = Tekanan gas akhir (Atm, cm Hg,N/m2, Pa)
V1 = Volume gas mula-mula (m3,cm3)
V2 = Volume gas akhir (m3,cm3)
2. Hukum Gay-Lussac
Pencetus dari hukum Gay Lussac adalah seorang ilmuan perancis yang bernama Joseph
Gay Lussac. Ia menyatakan bahwa “Volume gas-gas yang beraksi dan volume gas-gas hasil
reaksi jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan yang bulat
dan sederhana”. Sehingga diperoleh rumus dari hukum Gay Lussac adalah :
𝑉
= 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑇
𝑉1 𝑉2
=
𝑇1 𝑇 2

D. Persamaan Gas Ideal


Persamaan gas ideal yaitu suatu persamaan keadaan gas ideal. Persamaan tersebut adalah
pendekatan yang baik untuk karakteristik beberapa gas pada kondisi tertentu. Persamaan gas

5
ideal terbentuk dari gabungan hukum-hukum Yang telah dibahas. Yaitu hukum Boyle, hukum
gay Lussak dan hukum Charles. Dari ketika hukum tersebut muncul lah rumus :

PV=nRT

Atau

PV=NkT

Dimana : P = Tekanan gas ideal (Pa)


V = Volume gas ideal (m3)
n = Jumlah mol gas
R = Tetapan gas umum (8,31 x 103 J/mol. K)
T = Suhu (K)
N = Jumlah partikel
k = Konstanta Bolzmann (1,38 x 10-23 J/K)

E. Persamaan Van Deer Waals


Persamaan gas-ideal, dapat diperoleh dari sebuah model molekuler sederhana yang
mengabaikan volume molekul itu sendiri dan gaya tarik menarik di antara molekul-molekul itu.
Sementara itu, kita membahas persamaan keadaan yang lain, persamaan van der waals (van der
Waals equation), yang membuat koreksi pendekatan untuk kedua penghilangan tersebut.
Persamaan ini pertama kali dikembangkan oleh seorang fisikawan Belanda abad ke-19 J.D. van
der Waals; hubungan antara atom-atom, dinamakan interaksi van der Waals, untuk
menghormatinya. Persamaan van der Waals adalah
𝑎𝑛2
[𝑝 + ] (𝑉 − 𝑛𝑏) = 𝑛𝑅𝑇
𝑉2

Konstanta a dan b adalah konstanta empiris, nilainya berbeda untuk gas yang berlainan.
Secara garis besar, b mewakili volume dari satu mol molekul; volume total dari molekul Dalam
cairan, jarak antar molekul umumnya hanya sedikit lebih besar daripada dalam fasa padatan dari
bahan yang sama, tetapi molekulnya memiliki kebebasan gerak yang jauh lebih besar. Cairan
menunjukkan keseragaman struktur hanya pada lingkungan terdekat dari sejumlah molekul. Hal
ini disebut susunan rentang pendek, berlawanan dengan susunan rentang-panjang dari kristal
padat.

6
Molekul-molekul gas umumnya terpisah dengan jarak yang lebar dan akibatnya hanya
memiliki gaya saling menarik yang sangat kecil. Sebuah molekul gas bergerak dalam suatu garis
lurus hingga menumbuk molekul lain atau dinding wadah. Secara molekuler, gas ideal adalah
gas yang molekulnya tidak mengeluarkan gaya saling menarik satu sama lain dan akibatnya tidak
memiliki energi potensial.

Pada suhu rendah, kebanyakan bahan berada pada fasa padat. Saat suhu naik, suatu bahan
melebur (atau meleleh atau mencair) dan kemudian menguap. Dari sudut pandang molekuler,
perubahan ini searah dengan kenaikan energi kinetik molekuler. Maka suhu dan energi kinetik
molekuler berkaitan erat.

Kita telah memakai mol sebagai ukuran dari kuantitas suatu bahan. Satu mol (mole) dari
elemen atau campuran kimia murni apapun mengandung sejumlah tertentu molekul. dengan
jumlah yang sama untuk semua elemen dan campuran. Definisi resmi Si adalah bahwa satu mol
adalah jumlah bahan yang mengandung partikel dasar sebanyak atom dalam 0,012
kilogram karbon 12. Dalam pembahasan kita,"partikel dasar" adalah molekul. (Dalam suatu
bahan monoatomik seperti karbon atau helium, setiap molekul adalah atom tunggal, tetapi kita
tetap akan menyebutnya molekul di sini.) Perhatika dari elemen tertentu dapat diperoleh
sembarang dari sejumlah isotop, yang secara kimiawi identik tetapi memiliki massa atom yang
berbeda: "karbon 12" merujuk pada isotop tertentu dari karbon.

F. Persamaan Virial
Sebelum kita membahas perubahan atau kesetimbangan termodinamika dari suatu zat
murni, ada baiknya kita kembali memahami arti dari fase suatu materi. Pada dasarnya materi
dapat dibagi dalam beberapa fase, dan menurut informasi terkini fase dari materi dapat
diklasifikasikan ke dalam solid(padat), cair, gas dan plasma. Fase yang terakhir sebagai contoh
adalah pijar/nyala api. Secara umum dalam pembahasan diagram fase di dalam termodinamika
nantinya kita baru dapat menggambarkan termodinamika dari lase solid, cair dan gas saja. Ketiga
fase dibedakan oleh karena rapat antar molekul yang berbeda yakni rapatan padat lebih tinggi
daripada rapatan zat cair dan lebih tinggi daripada rapatan gas:

𝜌𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 > 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟 > 𝜌𝑔𝑎𝑠

Sebagai ilustrasi dalam suatu volume yang sama akan terdapat lebih banyak molekul
pada fasa padat dibandingkan pada cairan dan gas. Pada tekanan konstan, padatan dan cairan

7
memiliki nilai volume yang tergantung pada temperatur yang secara umum dinyatakan dalam
persamaan:

𝑉 = 𝑉0 + 𝛼𝑇

Dengan V serta Vo berturut-turut adalah volume pada saat 0°C dan volume pada saat
temperatur T serta a adalah koefisien ekspansi.

Perlu kita catat di sini adalah bahwa nilai koefisien ekspansi dari padatan dan cairan
bersifat konstan pada range temperatur tertentu dan tertentu untuk suatu jenis materi
sedangkan pada gas nilainya adalah sama dan tetap. Pada range temperatur yang lebih luas
persamaan umumnya dinyatakan sebagai persamaan virial:

𝑉 = 𝑉0 + 𝛼𝑇 + 𝑏𝑇 2 +. ..

Dengan a, b, dst merupakan konstanta ekspansi termal.

Untuk gas dan padatan koefisien ekspansi termal selalu bernilai positif dan kadang bisa
negatif untuk zat cair. Sebagai contoh dalam kasus anomali air, pada range temperatur antara
0-4°C kita mendapatkan nilai negatif dari a yang menyebabkan perbedaan pola perubahan
volume sebagai perubahan temperatur dibandingkan wilayah temperatur yang lain.
𝐵(𝑇) 𝐶(𝑇) 𝐷(𝑇)
𝑍 = 1+ + 2 + 3 +. ..
𝑣̅ 𝑣̅ 𝑣̅
Persamaan diatas dikenal sebagai persamaan keadaan virial (virial equations of states),
dan koefisien B, C, D, ... dan B, C, D, ... disebut koefisien virial. Kata virial berasal dari
Bahasa Latin yang berarti gaya (force). Dalam pembahasan ini yang dimaksud adalah gaya
interaksi antar molekul.

Persamaan virial dapat diturunkan menggunakan metode mekanika statistik, dan arti
fisik dapat ditunjukkan berdasarkan berbagai koefisien penyusun: 𝐵⁄𝑣̅ berarti interaksi antara
dua molekul, 𝐶 ⁄𝑣̅ 2 berarti interaksi antara tiga molekul. dan seterusnya. Pada prinsipnya
koefisien virial dapat dihitung menggunakan persamaan mekanika statistik yang diturunkan
dengan mempertimbangkan medan gaya di sekeliling molekul gas. Koefisien virial dapat pula
ditentukan dari data eksperimen p-v-T. Ekspansi virial digunakan sebagai titik awal untuk
kajian analitik lebih lanjut mengenai hubungan p-v-T gas yang dikenal luas sebagai
persamaan keadaan (equations of state).

8
Ekspansi virial dan arti fisik yang terkait dengan persamaan ekspansi dapat digunakan
untuk menjelaskan sifat dasar perilaku gas, dalam batasan seperti kecenderungan tekanan
mendekati nol pada temperatur tertentu. Dari Persamaan 3.29 tampak bahwa jika tekanan
menurun pada temperatur tertentu, komponen 𝐵̂ 𝑝, 𝐶̂ 𝑝2 , dan seterusnya, yang menggambarkan
berbagai interaksi molekular cenderung menurun, sehingga interaksi gaya menjadi lebih
lemah pada kondisi seperti ini. Dalam batas di mana tekanan mendekati nol, komponen 𝐵̂ 𝑝,
𝐶̂ 𝑝2 ,dan seterusnya dapat dihilangkan, dan persamaan menjadi Z = 1, sesuai Dengan cara
yang sama, karena volume meningkat ketika tekanan berkurang pada temperatur tertentu,
bentuk 𝐵⁄𝑣̅ , 𝐶 ⁄𝑣̅ 2 , dan seterusnya, pada batas tertentu juga akan hilang, sehingga Z = 1
ketika interaksi gaya antar molekul tidak lagi berarti.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem adalah sekumpulan benda yang akan diteliti. Sedangkan benda-benda yang ada
disekitar sistem disebut sebagai lingkungan.
2. Persamaan-persamaan yang dapat digunakan pada gas antara lain adalah persamaan gas ideal,
persamaan Van Deer Waals dan persamaan virial.
3. Hukum-hukum yang digunakan dalam gas ideal antara lain hukum Boyle dan Hukum Gay
Lussac. Dimana bunyi hukum Boyle adalah “Hasil kali tekanan dengan volume suatu gas
dalam ruang tertutup adalah tetap dengan syarat suhu gas konstan”. Dan bumyi dari hukum
Gay Lussac adalah bahwa “Volume gas-gas yang beraksi dan volume gas-gas hasil reaksi jika
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan yang bulat dan
sederhana”.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Is.2015.Kimia Fisika.Yogyakarta:DEEPUBLISH.

Https://blog.ruangguru.com

Https://www.slideshare.net

Https://seputarilmu.com

Moran, Michael J.2004.Termodinamika Teknik Jilid 1.Jakarta:Erlangga.

Young dan Freedman.2002.Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1.Jakarta:Erlangga.

11

Anda mungkin juga menyukai