Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin sehingga rekayasa ide ini dapat
kami selesaikan.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pengampu mata kuliah
termodinamika yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada kami sehingga
terselesaikanlah rekayasa ide ini. Rekayasa ide ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah
termodinamika, Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat rekayasa ide ini
dengan sebaik- baiknya. Namun ibarat pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Kami
menyadari masih banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
demi peningkatan dan penyempurnaan rekayasa ide ini.
Akhirnya semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para mahasiswa
khususnya yang mengikuti mata kuliah Termodinamika. Amin .
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 15
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 15
RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
teori kinetik menggambarkan gas sebagai sejumlah besar partikel submicroscopic (atom
atau molekul), yang semuanya bergerak cepat konstan yang memiliki keacakan yang timbul
dari banyak tabrakan mereka satu sama lain dan dengan dinding wadah.Teori kinetik
menjelaskan sifat makroskopik gas, seperti tekanan, temperatur, viskositas, konduktivitas
termal, dan volume, dengan mempertimbangkan komposisi molekul dan gerak. Teori ini
berpendapat bahwa tekanan gas ini disebabkan oleh dampak, pada dinding sebuah wadah,
molekul atau atom yang bergerak dengan kecepatan yang berbeda.Teori kinetik
mendefinisikan suhu dengan caranya sendiri, tidak identik dengan definisi termodinamika.
[1]Di bawah mikroskop, molekul yang membentuk cairan yang terlalu kecil untuk dapat
dilihat, tetapi gerak gelisah dari serbuk sari atau partikel debu dapat dilihat. Dikenal sebagai
gerak Brown, itu hasil langsung dari tabrakan antara butir atau partikel dan molekul cair.
Seperti dianalisis oleh Albert Einstein pada tahun 1905, bukti eksperimental ini untuk teori
kinetik umumnya dipandang sebagai memiliki membenarkan adanya material beton dari atom
dan molekul
PERMASALAHAN
Di sekolah sendiri mungkin guru yang bersangkutan sudah pernah membahas secara
panjang pendek mengenai hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lussac. Hukum
Charles hanya menjelaskan hubungan antara volume dan suhu gas. Hukum Gay-Lussac
hanya menjelaskan hubungan antara suhu dan tekanan gas. Perlu diketahui bahwa ketiga
hukum ini hanya berlaku untuk gas yang memiliki tekanan dan massa jenis yang tidak terlalu
besar. Ketiga hukum ini juga hanya berlaku untuk gas yang suhunya tidak mendekati titik
didih. Oya, yang dimaksudkan dengan gas di sini adalah gas yang ada dalam kehidupan kita
sehari-hari. Ketiga hukum gas ini baru menjelaskan hubungan antara suhu, volume dan
tekanan gas secara terpisah. Hukum obet Boyle hanya menjelaskan hubungan antara
Tekanan dan volume gas, misalnya Nitroge dan Oksigen.
Karena hukum obet Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lussac tidak berlaku
untuk semua kondisi gas maka analisis kita akan menjadi lebih sulit. Untuk mengatasi hal ini
(maksudnya untuk mempermudah analisis), kita bisa membuat suatu model gas ideal alias
gas sempurna. Gas ideal tidak ada dalam kehidupan sehari-hari; yang ada dalam kehidupan
sehari-hari cuma gas riil alias gas nyata. Gas ideal cuma bentuk sempurna yang sengaja kita
buat untuk mempermudah analisis, mirip seperti konsep benda tegar atau fluida ideal. Kita
bisa menganggap hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lusac berlaku pada semua
kondisi gas ideal, baik ketika tekanan dan massa jenis gas sangat tinggi atau suhu gas
mendekati titik didih. Adanya konsep gas ideal ini juga sangat membantu kita dalam
meninjau hubungan antara ketiga hukum gas tersebut
BAB III
ISI
1. TEORI KINETIK
Gas terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dikenal sebagai molekul. kecilnya ini
ukurannya adalah sedemikian rupa sehingga total volume molekul gas individu
ditambahkan adalah diabaikan dibandingkan dengan volume bola terbuka terkecil
yang berisi semua molekul. Ini setara dengan menyatakan bahwa rata-rata jarak yang
memisahkan partikel-partikel gas besar dibandingkan dengan ukuran mereka.
Jumlah molekul adalah begitu besar sehingga pengobatan statistik dapat diterapkan.
Partikel-partikel yang bergerak cepat terus berbenturan di antara mereka sendiri dan
dengan dinding wadah. Semua tabrakan ini elastis sempurna. Ini berarti, molekul
dianggap sempurna berbentuk bulat, dan elastis di alam.
Kecuali selama tabrakan, interaksi antara molekul dapat diabaikan. (Artinya,
mereka mengerahkan tidak ada kekuatan satu sama lain.)
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Karena hukum obet Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lussac tidak berlaku
untuk semua kondisi gas maka analisis kita akan menjadi lebih sulit. Untuk mengatasi hal ini
(maksudnya untuk mempermudah analisis), kita bisa membuat suatu model gas ideal alias
gas sempurna. Gas ideal tidak ada dalam kehidupan sehari-hari; yang ada dalam kehidupan
sehari-hari cuma gas riil alias gas nyata. Gas ideal cuma bentuk sempurna yang sengaja kita
buat untuk mempermudah analisis, mirip seperti konsep benda tegar atau fluida ideal. Kita
bisa menganggap hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lusac berlaku pada semua
kondisi gas ideal, baik ketika tekanan dan massa jenis gas sangat tinggi atau suhu gas
mendekati titik didih. Adanya konsep gas ideal ini juga sangat membantu kita dalam
meninjau hubungan antara ketiga hukum gas tersebut
RUJUKAN