Anda di halaman 1dari 10

GAS DAN TERMODINAMIKA

DOSEN PENGAMPU :
BERKAT PANJAITAN, S. Si, M. Pd

DISUSUN :
KELOMPOK 1
1. Ceria Munthe : 22204011315
2. Ardi Agus Damanik : 22204011379
3. Raja Enda Harahap : 22204011409
4. Raka Triatala Paundra : 22204011410
5. Ahmad Khumaidi : 22204011375
6. Royyan Pranata : 22204011416
7. Irfansyah Hidayat Nst : 22204011396
8. Jonathan Sihombing : 22204011397
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT, karena masih
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul
‘GAS DAN TERMODINAMIKA’
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada BERKAT PANJAITAN, S.Si, M. Pd selaku dosen
pengampu Fisika Elektromedik 1 yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini.
Kami juga megucapkan terimakasih kepada teman-teman yang selalu setia dalam
mengumpulkan data-data dalam perbuatan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.

Medan, 09 Desember 2022

Kelompok 1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A. LATAR BELAKANG.............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................

A. 12.1 GAS IDEAL...........................................................................................


B. 12.2 HUKUM BOYLE....................................................................................
C. 12.3 HUKUM GAY-LUSSAC.........................................................................
D. 12.4 HUKUM CHARLES..............................................................................
E. 12.5 HUKUM GAS UMUM.........................................................................
F. 12.6 TEOREMA EKIPARTISI ENERGI...........................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sifat-sifat gas telah menarik minat peneliti sejak jaman dahulu.

Hal ini mendorong mereka untuk menyelidiki sifat-sifat tersebut secara

ilmiah. Kita mengenal ilmuwan-ilmuwan yang memulai kajian ilmiah

sifat-sifat gas seperti Robert Boyle (1697-1691), Jacques Charles

(1746-1823), dan Joseph Gay-Lussac (1778-1850). Sehingga

hukum-hukum gas diberi nama sesuai dengan nama mereka sebagai

penghargaan. Pada bab ini kita akan mempelajari hukum-hukum gas yang

ditemukan secara empirik (eksperimen) dan teori kinetik gas yang

merupakan penerapan hukum dinamika Newton pada molekul-molekul

gas serta aplikasinya dalam termodinamika.


B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu GAS IDEAL?


2. Apa itu HUKUM BOYLE
3. Apa itu HUKUM GAY-LUSSAC
4. Apa itu HUKUM CHARLES
5. Apa itu GAS UMUM
6. Apa itu TEOREMA EKIPARTISI ENERGI

BAB II

PEMBAHASAN
A. 12.1 GAS IDEAL

Gas yang akan kita bahas di sini adalah gas ideal. Gas ideal
sebenarnya tidak ada di alam. Gas ideal merupakan penyederhanaan atau
idealisasi dari gas yang sebenarnya (gas nyata) dengan membuang
sifat-sifat yang tidak terlalu signifikan sehingga memudahkan analisis.
Namun orang dapat menciptakan kondisi sehingga gas nyata memiliki
sifat-sifat yang mendekati sifat-sifat gas ideal. Beberapa sifat gas ideal
sebagai berikut.

Sifat 1: Tidak ada interaksi antar molekul-molekul gas


Antar molekul gas tidak ada gaya tarik-menarik atau
tolak-menolak meskipun jarak antar molekul sangat dekat. Interaksi yang
terjadi antar molekul gas hanyalah tumbukan antar molekul yang sifatnya
elastik sempurna. Setelah tumbukan tidak terjadi perubahan energi
kinetik total molekul. Sebaliknya pada gas nyata ada tarikan antar
molekul-molekulnya jika jarak antar molekul sangat dekat. Gaya tarik
menarik inilah yang menyebabkan gas dapat mencair. Sedangkan gas
ideal tidak dapat mencair.

Gas nyata mendekati sifat gas ideal jika jarak rata-rata antar
molekul sangat jauh sehingga gaya tarik antar molekul dapat dianggap nol.
Jarak antar molekul yang besar dapat dicapai dengan memperkecil
tekanan gas dan meperbesar suhunya (jauh di atas titik didih).
Sifat 2: Molekul-molekul gas dapat dipandang sebagai
partikel-partikel yang ukurannya dapat diabaikan (dapat dianggap
nol).

Dengan anggapan ini ruang yang ditempati gas ideal dapat


dianggap semuanya ruang kosong karena volume total semua partikel gas
dapat dianggap nol. Kondisi ini juga dapat didekati oleh gas nyata pada
tekanan rendah dan suhu tinggi di mana jarak rata-rata antar molekul
jauh lebih besar daripada diameter molekul gas.
Sifat 3: Dalam satu wadah partikel gas bergerak secara acak ke
segala arah. Tumbukan antar molekul gas maupun tumbukan antar
molekul gas dengan dinding wadah bersifat elastik sempurna
sehingga energi kinetik total molekul-molekul gas selalu tetap.

Sifat makroskopik gas


ideal diawali dengan kajian eksperimen. Dari kajian tersebut dibangunlah
rumus empiris yaitu rumus yang diduga memenuhi data-data pengamatan.
Kemudian para fisikan membangun landasan teoretik mengapa sifat-sifat
gas ideal seperti apa yang diamati (diukur).

B. 12.2 HUKUM BOYLE

Robert Boyle mengukur sifat-sifat gas dalam keadaan yang


mendekati keadaan gas ideal. Boyle mencapai kesimpulan bahwa
Pada suhu tetap maka volume gas berbanding terbalik
dengan tekanannya.

Gambar 12.1 (a) Skema percobaan Boyle. (b) Hubungan antara volum dan tekanan gas pada
suhu konsntan.
Tekanan gas berbanding terbalik dengan volum.
Pernyataan di atas dapat ditulis V  1/P, dengan V volum dan P tekanan.
Hubungan ini dapat dutilis sebagai
V =C1 / P, atau PV =C1

Dengan C1 adalah konstanta. Persamaan (12.1) dikenal dengan hukum


Boyle. Jika digambarkan pada diagram P dan V (V adalah sumbu datar dan
P adalah sumbu vertikal) maka jika tekanan atau volum gas diubah-ubah
pada suhu tetap, maka nilai tekanan dan volum pada berbagai keadaaan
berada pada kurva di Gambar 12.1.
C. 12.3 HUKUM GAY-LUSSAC

Gay-Lussac mengamati perubahan tekanan gas jika suhunya


diubah-ubah dengan mempertahankan volume gas agar tetap. Gay-Lussac
mendapatkan kesimpulan
Pada volume tetap, tekanan gas berbanding lurus dengan 
Suhunya.

D. 12.4 HUKUM CHARLES

Charles mengamati sifat gas yang mendekati sifat gas ideal pada
tekanan tetap. Ia mengamati perubahan volum gas pada berbgai suhu.
Charles sampai pada kesimpulan bahwa
Jika tekanan gas dipertahankan konstant maka volum gas
berbanding terbalik dengan suhunya.

Gambar 12.2 (a) Skema percobaan Gay-Lussac. (b) Hubungan antara suhu dan tekanan gas
pada volum
konsntan. Tekanan berbanding lurus dengan suhu sebagaimana diungkapkan oleh
hukum Gay-Lussac.
E. 12.5 HUKUM GAS UMUM

Persamaan (12.1) sampai (12.3) merupakan hasil pengamatan


pada gas yang mendekati sifat gas ideal. Tiap persamaan mengubungkan
dua besaran gas, yaitu P dan V, P dan T, dan V dan T. Adakah suatu
persamaan yang menghubungkan ke tiga besaran tersebut sekaligus?
Jawabannya ada. Ternyata, tiga buah hukum gas yang tertera pada
persamaan (12.1) sampai (12.3) dapat dilebur menjadi satu persamaan

dengan C4 adalah konstanta.


a) Pada persamaan (12.1), nilai C1 bergantung pada suhu. Pada suhu
yang berbeda, nilai C1 juga berbeda.
b) Pada persamaan (12.2), nilai C2 bergantung pada volum gas. Pada
volum berbeda, nilai C2 juga berbeda.
c) Pada persamaan (12.3), nilai C3 bergantung pada tekanan gas. Pada
tekanan berbeda, nilai C3 juga berbeda.
d) Tetapi pada persamaan (12.4), nilai C4 tidak bergantung pada suhu,
tekanan, maupun volum gas. Pasa suhu, tekanan, dan volum
berapa pun, nilai C4 selalau sama.

F. 12.6 TEOREMA EKIPARTISI ENERGI

Molekul-molekul gas ideal dalam suatu wadah bergerak dalam


arah sembarang. Namun, arah semabarang tersebut selalu dapat
diuraikan atas tiga arah yang saling tegak lurus, yaitu: sejajar sumbu x,
sejajar sumbu y, dan sejajar sumbu z (Gambar 12.4). Makin besar suhu
gas maka makin besar kecepatan gerak molekulnya, yang berarti makin
besar energi kinetiknya. Pertanyaan berikutnya adalah, adakah
persamaan yang mengubungkan energi kinetik molekul gas ideal dengan
suhu gas tersebut? Jawabannya diberikan oleh teorema partisi energi.
Teori ini menyatakan bahwa
Energi rata-rata untuk tiap derajat kebebasan yang dimiliki
molekul sama dengan kT/2,
dengan
k adalah tetapan Boltzmann = 1,38  10-23 J/K;
T adalah suhu gas (K).

Apa yang dimaksud dengan energi untuk tiap derajat kebebasan di


sini? Mari kita bahas. Molekul dalam ruang tiga dimensi (misalnya dalam
wadah) dapat bergerak dengan bebas dalam tiga arah sembarang, yaitu
arah sumbu x, arah sumbu y, dan arah sumbu z. Dalam keadaan
demikian, molekul gas dikatakan memiliki tiga derajat kebebasan gerak.
Energi rata-rata yang berkaitan dengan gerak molekul gas, yaitu energi
kinetik gas tersebut pada suhu T menjadi
Misalkan wadah dibuat sangat tipis sehingga dapat dianggap molekul hanya mungkin
bergerak secara bebas dalam dua arah saja, yaitu
arah x dan arah y maka dikatakan molekul memiliki dua derajat
kebebasan gerak. Dengan demikian, energi rata-rata yang berkaitan
dengan gerak molekul, yaitu energi kinetiknya, adalah

Gambar 12.4 Kecepatan partikel gas selalu dapat diurakan atas tiga komponen
kecepatan yang sejajar
sumbu x, sejajar sumbu y, dan sejajar sumbu z.
Terakhir, misalnya wadah berbentuk pipa dengan diameter sangat
kecil sehingga molekul hanya bisa bergerak dengan bebas sepanjang pipa,
maka dikatakan molekul memiliki satu derajat kekebabasan gerak. Energi
rata-rata yang berkaitan dengan gerak molekul, energi kinetiknya, menjadi

Anda mungkin juga menyukai