2016
GAS IDEAL
Yana Bayu Putra
(201601)
Faiz R. H.
(201607)
(201613)
Silvia Iskandar
(210625)
(201631)
Fitri Nurhadayani
(201637)
Robbiensyah Yasin
(201643)
Makalah
Kimia Terapan
Sukma Meutia Rani
(201619)
KELOMPOK 1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Gas
Ideal dan Gas Nyata , dengan tepat waktu.
Walaupun masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, namun penulis
berharap agar makalah ini dapat dipergunakan dan di manfaatkan baik di dalam kampus atau di
luar kampus.
Dalam melaksanakan makalah ini banyak pihak yang terlibat dan membantu sehingga
dapat menjadi satu makalah yang dapat di baca dan dimanfaatkan .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya saran dan
kritik yang membangun sangat panulis harapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gas, sebagai salah satu sifat dan bentuk alam, memiliki karakteristik yang khas. Berbeda dengan
bentuk zat lainnya, karakteristik gas sangat erat kaitannya dengan tekanan, temperatur dan volume. Beberapa
teori dan hukum yang sangat mempengaruhi dalam pemahaman sifat gas yang diantaranya adalah teori kinetik
gas dan hukum termodinamika. Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum.
Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara
keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel.
Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum. Peninjauan teori ini
bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara keseluruhan sebagai hasil
rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, untuk memahami lebih lanjut tentang sifat-sifat gas dan
hukum yang mendasarinya, maka penulis menulis makalah ini.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat gas dengan penalaran
kinetikanya. Adapun hal-hal yang akan dibahas adalah seputar temperatur, tekanan, dan volume dalam gas
ideal maupun gas nyata beserta hukum-hukum gas yang mendasarinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gas
Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul yang sangat renggang yang terbentuk pada suhu tertentu, yaitu
pada titik uap suatu zat.
Gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang mengisi
pada besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang, mereka mengembang dan mengisi ruang di
manapun mereka berada.
b) Jarak pisah molekul gas sangat jauh dibandingkan ukuran molekul itu sendiri dan dalam keadaan terus
bergerak.
Jarak antar molekul dalam kondisi standar ditentukan dengan pangkat tiga dari volume molekul tersebut.
Berdasarkan kondisi standard (tekanan 76 cmHg dan temperature 0 0C), 1 m3 berisi 3 x 1025 molekul. Dalam
kondisi standar diperkirakan diameter molekul 3 x 10-10 m.
c) Tidak ada gaya yang cukup berarti antara molekul-molekul kecuali saat terjadi tumbukan.
Tidak adanya gaya yang cukup berarti antara molekul-molekul karena jarak antar molekul jauh lebih besar
daripada diameter masing-masing molekul. Jadi secara otomatis, gaya tarik menarik maupun tolak menolak
antara satu molekul dengan molekul yang lain pada keadaan diam sangatlah kecil dan dapat diabaikan.
Asumsi ini memberi petunjuk bahwa di antara dua tumbukan molekul bergerak lurus beraturan.
d) Tumbukan antara dua molekul bersifat elastis (tumbukan lenting sempurna) dan tumbukan terjadi dalam
waktu yang sangat singkat dan dinding tempat tumbukan licin sempurna.
Asumsi ini menunjukkan bahwa kecepatan searah dinding tidak berubah besarnya.
e) Pada saat tidak ada gaya dari luar, kedudukan molekul dalam suatu volume tersebar merata diseluruh
ruangan.
Dari asumsi tersebut, maka di setiap titik dalam volume V harga n haruslah sama. Pengertian ini memberi
petunjuk bahwa, jika:
V = volume yang ditempati molekul
N = jumlah molekul dalam volume V
n = jumlah molekul per satuan volume
menurut asumsi dasar tersebut, maka di setiap titik dalam volume V harga n harus sama.
dN= n dV
f) Semua arah dari kecepatan molekul memiliki kecepatan yang sama.
Asumsi ini memberi petunjuk bahwa arah kecepatan molekul pada suatu saat dapat dianggap ke segala arah.
Gas Ideal tidak memiliki gaya antarmolekul (gaya tarik menarik atau tolak-menolak dianggap nol)
sedangkan gas nyata memiliki gaya antaramolekul, terutama jika tekanan diperbesar atau volume
diperkecil.
Setiap molekul gas ideal adalah molekul bermassa yang dianggap sebagai partikel titik (tidak memiliki
volume). Sebaliknya setiap molekul gas nyata memiliki ukuran dan volume.
Gas Ideal tidak dapat ditemukan dalam kenyataan. Tapi gas berperilaku dengan cara ini pada suhu dan
tekanan tertentu.
Gas cenderung berperilaku sebagai gas nyata dalam tekanan tinggi dan suhu rendah. Gas nyata
berperilaku gas sebagai ideal pada tekanan rendah dan suhu tinggi.
Tumbukan antar molekul dan antar molekul dengan dinding bejana adalah lenting sempurna.
Sedangkan gas nyata tidak megalami tumbukan lenting sempurna.
Adanya interaksi atau gaya tarik menarik antar molekul gas nyata yang sangat kuat, menyebabkan
gerakan molekulnya tidak lurus, dan tekanan ke dinding menjadi kecil, lebih kecil daripada gas ideal.
Gas Ideal mematuhi semua hukum-hukum gas pada semua kondisi tekanan dan suhu. Sedangkan gas
nyata hanya mematuhi hukum-hukum gas ideal pada tekanan tinggi dan suhu rendah. Persamaan yang
berlaku untuk gas nyata jauh lebih rumit.
Gas ideal mematuhi persamaan PV=nRT, sedangkan gas nyata mematuhi persamaan :
dimana V adalah volume gas n adalah jumlah molekul (dalam mol) k adalah konstanta yang setara
dengan RT/P, dimana R adalah konstanta gas universal T adalah suhu (dalam Kelvin) dan P adalah
tekanan.
Contoh Soal
Suatu gas 12,2 L mengandung 0,5 mol gas Oksigen (O 2) pada tekanan 1 atm dan temperatur 25 oC. Jika
seluruh mol O2 terkonversi menjadi Ozon pada temperatur dan tekanan yang sama, maka berapakah volume
ozon?
Jawab :
Hasilnya ialah:
V RT
=
n
P
PV = nRT
P = Tekanan
V= Volume gas dalam ruang tertutup
n = Jumlah mol
PV = N k T
PV = (m/Mr) RT
k disebut tetapan botlzman, nilainya adalah :
Persamaan di atas dapat digunakan pada keadaan gas yang massanya berubah,
dimana jumlah partikel gas dalam wadah berubah,
Misalkan saat seseorang meniup balon maka partikel gas dalam balon tersebut
akan bertambah.
Keadaan standar
Satu mol gas ideal memiliki volum 22.4 liter pada kondisi standar (STP), dimana T=20oC dan P=1atm.
Angka ini sering disebut volum molar gas ideal. Hubungan volume gas dan mol gas dalam keadaan standar
adalah :
n=
V
V
=
V m 22,4
Contoh soal :
Contoh soal Volum Molar Gas
1. Hitung volume 4 gram SO3 pada keadaan STP. Jika diketahui Ar S = 32; O = 16.
Jawab:
2. Batu kapur, CaO dihasilkan melalui penguraian termal kalsium karbonat, CaCO 3. Hitung volume CO2(g)
pada STP yang dihasilkan dari penguraian 152 gram CaCO3 menurut persamaan berikut:
n CaCO3=
m
152
152
CaCO3 =
=
=1,52 mol
Mr
(40+12+3 16) 100
L
=34,1 L
mol
Jadi penguraian 1,52 gram CaCO3 (s) akan menghasilkan 34,1 L CO2 (g) pada STP.
3. 16 gram gas Oksigen (M = 32 gr/mol) berada pada tekanan 1 atm dan suhu 27oC. Tentukan volume gas
jika diberikan nilai R = 8,314 J/mol.K
Pembahasan
untuk nilai R = 8,314 J/mol.K
Data :
R=8,314 J /mol . K
T =27 =300 K
n=
16 gr
=0,5 mol
32 gr /mol
P=1 atm=105 N /m 2
PV =nRT
V =0,0125 m 3
4. Banyaknya partikel gas rgon di dalam tabung pada suhu 27oC dan tekanan 1 atm (1 atm=105Pa) adalah
7,2 x 1022 partikel. Jika konstanta gas umum =8,314J/molK dan banyaknya partikel dalam tiap Kmol gas
adalah 6,02 x 1023 partikel, maka volume gas argon adalah
Dik :
T =27
PV =
N
RT
N0
P=105 Pa
5
R=8,315
10 V =
J
mol . K
V=
7,2 1022 (
8,314 ) ( 300 )
6,02 1023
7,2 10 22
( 8,314 )( 300 )
6,02 1023 105
Pembahasan
Data :
PV =nRT =
m
RT
Mr
mRT
V=
PMr
V 1=V 2
m1 RT 1 m2 R T 2
=
P1 Mr
P2 Mr
m1 T 1=m2 T 2
m 1
= =1 :4
m1 4
m2 3
= =3 :4 e) perbandingan massa gas yang
m1 4
keluar dari tabung
dengan massa gas yang tersisa dalam tabung
m 1
= =1 :3
m2 3
6. A dan B dihubungkan dengan suatu pipa sempit. Suhu gas di A adalah 127 oC dan jumlah partikel gas di
A tiga kali jumlah partikel di B.
T A=127 =400 K
P=
NkT
V
N A : N B=2 : 1
NA k TA NBkTB
=
VA
VB
V A :V B=4 :1
(3)(400) (1)T B
=
(4)
(1)
PV =NkT
T B=
(3)( 400)
=300 K =27
(4)
Apabila suhu gas yang dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik
dengan volumenya.
P1 V 2
=
P2 V 1
P1V1 = P2V2
Grafik hubungan volume dan tekanan gas pada suhu konstan (isotermal).
Jika dibuat grafik, maka akan menghasilkan sebuah kurva yang disebut kurva
isotermal. Perhatikan gambar diatas. Kurva isotermal merupakan kurva yang bersuhu konstan.
Contoh Soal
Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas yang menjadi penyebab hujan asam. Pada
pembuangan asap kendaraan ditemukan 1,53 L gas SO2 ditemukan dalam tekanan 5,6
x 10^3 Pa. Jika tekanan berubah menjadi 1,5 x 10^4 Pada pada temperatur konstan,
maka berapakan volume gas SO2 sekarang?
Jawab:
V1 T1
=
V2 T2
V1T2 = V2T1
Grafik hubungan volume dan suhu gas pada tekanan konstan (isobarik)
Apabila hubungan antara volume dan suhu pada hukum Charles kita lukiskan
dalam grafik, maka hasilnya tampak seperti pada gambar diatas. Kurva yang
terjadi disebut kurva isobarik yang artinya bertekanan sama.
Contoh Soal
Suatu gas pada temperatur 15oC dan 1atm memiliki volume 2,58L. Maka berapakan volume gas tersebut pada
temperatur 38oC dan tekanan konstan?
Jawab:
V
=k
T
V1 V2
=
T 1 T 2 jadi V2 dapat ditentukan dengan :
2.5.5 Hukum Gay Lussac (oleh Joseph Gay Iussac, kimiawan Perancis)
Jika volume gas dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu
mutlaknya.
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
P1 T 1
=
P2 T 2
P1 T 2=P2 T 1
Grafik hubungan tekanan dan suhu gas pada volume konstan (isokhorik)
Apabila hubungan antara tekanan dan suhu gas pada hukum Gay Lussac dilukiskan dalam grafik, maka
hasilnya tampak seperti pada gambar diatas. Kurva yang terjadi disebut kurva isokhorik yang artinya volume
sama.
Contoh Soal
Gas dalam aerosol dapat berada di bawah tekanan 3,00 atm pada suhu 25 C. Hal ini berbahaya untuk
membuang kaleng aerosol dengan insinerasi. Apa yang akan tekanan dalam aerosol dapat pada suhu 845
C?
Jawab :
P1 V 1
=
T1
T2
Persamaan di atas hanya digunakan pada keadaan gas yang massanya tetap atau jumlah partikel konstan dalam
ruang tertutup rapat. Sedangkan pada peristiwa dimana jumlah partikel gas dalam wadah berubah, persamaan
tersebut tidak berlaku.
Contoh Soal
Suatu gas ideal berada dalam suatu bejana tertutup dengan tekanan P,volume V, dan suhu T. Jika suatu saat
suhu diubah menjadi 2T dan volumenya menjadi 3/2 V maka perbandingan tekanan awal (P 2) setelah V dan T
diubah adalah
Dik :
T 2 =2T 1
3
V 2= V 1
2
Menentukan perbandingan tekanan
P1 V 1 P 2 V 2
=
T1
T2
3
P2 V 1
P1 V 1
2
=
T1
2T1
3
P 1= P 2
2
P1 : P2=3: 4
Pada tekanan gas ideal berlaku hukum boyle yang menyatakan bahwa pada jumlah mol dan suhu tetap,
volume akan berbanding terbalik dengan tekanan gas. Persamaan tekanan gas ideal dirumuskan sebagai berikut
N = banyaknya partikel gas = 6,02 x 1023
M = massa dari 1 partikel gas (Kg)
V
Karena kita tahu bahwa energi kinetik dirumuskan Ek = mv2 maka persamaan di atas dapat diubah menjadi
Dalam gas ideal hanya terdapat energi kinetik, tidak ada energi yang lain sehingga energi kinetik yang ada
di gas ideal juga merupakan energi dalam yang dimiliki oleh gas ideal (U).
= fkT = nfRT
E
2
2
Dengan f = derajat kebebasan
Besarnya energi dalam gas :
U=N E=NfkT
dengan f = 3
pada
suhu
rendah
300
K)
3
U= N kT
2
pada
suhu
sedang
500
K)
1000
K)
5
U= N kT
2
pada
suhu
tinggi
7
U= N kT
2
3
Ek= N kT
2
1
3
m v 2= NkT
2
2
v 2=3
kT
m
dengan demikian, kecepatan partikel gas ideal dapat ditentukan dengan alternatif rumus berikut
atau
v=
3P
Contoh soal
1. Gas dalam ruang tertutup memiliki suhu sebesar T Kelvin energi kinetik rata-rata Ek = 1200 J dan laju efektif
V = 20 m/s.
Jika suhu gas dinaikkan hingga menjadi 2T tentukan:
a) perbandingan energi kinetik rata-rata gas kondisi akhir terhadap kondisi awalnya
b) energi kinetik rata-rata akhir
c) perbandingan laju efektif gas kondisi akhir terhadap kondisi awalnya
d) laju efektif akhir
Pembahasan
a) perbandingan energi kinetik rata-rata gas
kondisi akhir terhadap kondisi awalnya
2. Sebuah ruang tertutup berisi gas ideal dengan suhu T dan kecepatan partikel gas di dalamnya v. Jika suhu gas
itu dinaikkan menjadi 2T maka kecepatan partikel gas tersebut menjadi
Pembahasan
Data dari soal adalah :
T1 = T
T2 = 2T
V1 =
v2 =.....?
hingga diperoleh
3.
Didalam sebuah ruangan tertutup terdapat gas dengan suhu 27oC. Apabila gas dipanaskan sampai energi
kinetiknya menjadi 5 kali energi semula, maka gas itu harus dipanaskan sampai suhu
Pembahasan
Data diambil dari soal
T1 = 27C = 27 + 273 = 300 K
Ek2 = 5 Ek1
T2 = .....
Energi kinetik gas untuk dua suhu yang berbeda
Sehingga diperoleh
Dua mol gas menempati ruang 24,08 L. tiap molekul gas memiliki energi kinetik sebesar 3 .
10 21 Joule. Jika bilangan Avogadro 6,02 . 1023 partikel maka tekanan gas dalam tangki
adalah...
Pembahasan
Diketahui:
n = 2 mol
V = 24,08 L = 24,08 . 10 3 m3
Ek = 3 . 10 21 J
NA = 6,02 . 1023 partikel
Ditanya: P = ...?
Jawab:
Terlebih dahulu hitung banyak partikel N.
N = n . NA = 2 . 6,02 . 1023 partikel
N = 12,04 . 1023 partikel
5. Suatu gas ideal dengan tekanan P dan volume V. Jika tekanan gas dalam ruang tersebut
menjadi kali semula pada volume tetap, maka perbandingan energi kinetik sebelum dan
sesudah penurunan tekanan adalah...
Pembahasan :
Diketahui:
P1 = P
V1 = V
P2 = P
V2 = V1 = V
Mekanisme pernafasan
Inspirasi :
Diafragma berkontraksi(pernapasan perut) / Otot antar tulang rusuk berkontraksi (pernapasan dada)
Diafragma mendatar/tulang rusuk terangkat Rongga dada membesar Paru-paru mengembang (volume
udara bertambah) tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar udara
masuk paru-paru.
Ekspirasi :
Diafragma relaksasi (pernapasan perut) / Otot antar tulang rusuk berkontraksi (pernapasan dada) Diafragma
melengkung/tulang rusuk turun Rongga dada mengecil Paru-paru mengempis (volume udara berkurang)
tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan tekanan udara luar udara keluar dari paruparu.
Singkatnya, saat menarik napas paru-paru mengembang, volume membesar, dan tekanan udara dalam paruparu berada di bawah tekanan atmosfer. Saat menghembuskan napas, paru-paru mengempis, volum mengecil
dan tekanan udara dalam paru-paru meningkat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gas ideal adalah suatu gas yang memiliki sifat sebagai berikut:
1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom atau molekul-molekul) yang jumlahnya
banyak sekali dan antar partikelnya tidak terjadi gaya tarik-menarik atau tolak-menolak.
2. Setiap partikel gas bergerak dengan arah sembarangan atau secara acak ke segala arah.
3. Setiap tumbukan yang terjadi berlangsung lenting sempurna.
4. Partikel gas terdistribusi merata dalam seluruh ruangan.
5. Jarak antara partikel itu jauh lebih besar daripada ukuran partikel.
6. Volume molekul adalah pecahan kecil yang dapat diabaikan dari volume yang ditempati
oleh gas tersebut.
7. Berlaku hukum Newton tentang gerak.
Persamaan keadaan gas ideal
1. Persamaan Umum
PV = nRT
2. Persamaan Boyle-Gay Lussac
P1 V 1 P2 V 2
=
T1
T2
3.
Energi dalam suatu gas (U) merupakan jumlah energi kinetik total dari seluruh partikel atau
molekul gas dalam suatu ruangan. Energi dalam (U) dituliskan dalam persamaan:
U=
NkT atau U = NEk
4. Kecepatan gerak partikel gas ideal
atau
v=
3P
6.