DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
MATAKULIAH : TERMODINAMIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “makalah” ini. Tujuan kami
menyelesaikan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “Termodinamika”.
Dengan dosen pembimbing mata kuliah Bapak Prof. Dr.Nurdin Bukit, M.Si.dan Bapak Rajo
Hasim Lubis, S.Pd., M.pd.
Kami sadar bahwa tugas yang kami selesaikan ini masih banyak kekurangan, baik
dari segi penulisan maupun dari segi materi yang dituangkan pada tugas ini, kami memohon
maaf atas segala kekurangan dari tugas yang kami perbuat ini.
Mudah – mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat menberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kami sebagai penulis maupun bagi pembaca.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3.Tujuan...................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
BAB III.........................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................12
3.2 SARAN..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan
Suatu sistem dapat berada dalam keadaan setimbang atau tidak setimbang.
Ada empat keadaan setimbang suatu sistem. Keempat keadaan setimbang tersebut
adalah:
Rθ(1−ε ) A
P= 2
( v + B )− 2
v v
c
Dengan: A=A 0 1− ( av ) ( bv )
B=B0 1− ε=
v T3
a
( P+
v2)( v −b )=RT
Persamaan keadaan ini berlaku baik dalam cairan, daerah uap dan di dekat serta di
atas titik kritis. Pada ketiga persamaan diatas R adalah tetap disebut dengan
tetapan gas semesta dan v adalah volume molar (V/n) dan n menyatakan
banyaknya mol gas.
2.3. Beberapa sistem termodinamis (jumlah partikel tetap):
1) Sistem hidrostatik atau sistem kimiawi
Sistem hidrostatik: gas, cairan, padatan suatu zat kimiawi tanpa memperhatikan
sifat listrik dan sifat magnetiknya. Disebut zat murni apabila terdiri atas 1
senyawa kimiawi saja misal H2O. Disebut tak murni apabila terdiri atas
campuran beberapa zat murni, misalnya O2 dan N 2. Persamaan keadaannya: f(p,
V, T)=0, misalnya pV=nRT disebut persamaan keadaan gas ideal.
2) Sistem paramagnetik
Sistem paramagnetik: gas, cairan, padatan dari zat yang bersifat
paramagnetik seperti Al, Ca, Cr, Mg, dan lain-lain. Atom-atom ini memiliki
momen magnetik tertentu, dan karena merupakan magnet
kecil disebut magnet elementer. Momen magnetik ini bersumber pada elektron
yang mengelilingi inti dalam kulit yang tidak penuh seluruhnya. Momen magneti
atom
dinyatakan dalam satuan yang disebut magneton Bohr.
Teori Langevin (teori klasik), menghasilkan persamaan keadaan:
M =nμL
Dengan
L ( x ) =coth x − ( 1x )
x= ( μBkT )
N
n=
V
3) Sistem Dielektrik
4) Dawai Tegang
Dawai yang diberi tegangan juga dapat dilihat sebagai suatu sistem
termodinamika.Adapun koordinat-koordinatnya ialah:
T=suhu (K)
5) Selaput tipis
T=suhu (K)
6) Sel listrik
T=suhu (K)
Gas ideal adalah suatu gas yang muncul dari imajinasi manusia (dalam
kehidupansehari-hari tidak pernah ditemukan), meskipun gas ideal merupakan
suatu gas yangdiidealkan oleh manusia, secara real gas ideal tidak ditemukan di
permukaan bumi. Untuk memberikan gambaran tentang keadaan gas ideal para
ahli memberikan deskripsi, baik secara makroskopis maupun secara mikroskopis.
Secara makroskopik gas ideal adalahgas yang memenuhi atau tunduk pada
persamaan Boyle-Gay Lussac, dengan persamaan :
p.V = NkT
e. Tidak ada gaya yang cukup berarti antara molekul-molekul kecuali selama
bertumbukan.Karena ukuran molekul dianggap sangat kecil, maka jarak
diantara molekul sangat besar biladibanding dengan ukuran sebuah
molekul. Dengan demikian, dapat dianggap bahwa jangkauan pengaruh
gaya-gaya molekular dapat dibandingkan dengan ukuran molekul-
molekul.
Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hokum Charles, disebut gas ideal.
Namun, didapatkan, bahwa gas yang kita jumpai, yakni gas nyata, tidak secara
ketat mengikuti hukum gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada temperatur
tetap, semakin kecil deviasinya dari perilaku ideal. Semakin tinggi tekanan gas,
atau dengan dengan kata lain, semakin kecil jarak intermolekulnya, semakin besar
deviasinya. Paling tidak, ada dua alasan yang menjelaskan hal ini.
Pertama, definisi temperatur absolut didasarkan asumsi bahwa volume gas
nyata sangat kecil sehingga bisa diabaikan. Molekul gas pasti memiliki volume
nyata walaupun mungkin sangat kecil. Selain itu, ketika jarak antarmolekul
semakin kecil, beberapa jenis interaksi antarmolekul akan muncul. Fisikawan
Belanda Johannes Diderik van der Waals (1837-1923) mengusulkan persamaan
keadaan gas nyata, yang dinyatakan sebagai persamaan keadaan van der Waals
atau persamaan van der Waals. Ia memodifikasi persamaan gas ideal dengan cara
sebagai berikut: dengan menambahkan koreksi pada p untuk mengkompensasi
interaksi antarmolekul; mengurangi dari suku V yang menjelaskan volume real
molekul gas.
Persamaan van der Waals didasarkan pada tiga perbedaan yang telah
disebutkan diatas dengan memodifikasi persamaan gas ideal yang sudah berlaku
secara umum. Pertama, van der Waals menambahkan koreksi pada P dengan
mengasumsikan bahwa jika terdapat interaksi antara molekul gas dalam suatu
wadah, maka tekanan riil akan berkurang dari tekanan ideal (Pi) sebesar nilai P’.
Nilai P’ merupakan hasil kali tetapan besar daya tarik molekul pada suatu jenis
jenis gas ( dan kuadrat jumlah mol gas yang berbanding terbalik terhadap volume
gas tersebut, yaitu:
Kedua, van der Waals mengurangi volume total suatu gas dengan volume molekul
gas tersebut, yang mana volume molekul gas dapat diartikan sebagai perkalian
antara jumlah mol gas dengan tetapan volume molar gas tersebut yang berbeda
untuk masing-masing gas (V – nb). Dalam persamaan gas ideal (PV = nRT), P
(tekanan) yang tertera dalam persamaan tersebut bermakna tekanan gas ideal (Pi),
sedangkan V (volume) merupakan volume gas tersebut sehingga dapat
disimpulkan bahwa persamaan van der Waals untuk gas nyata adalah:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Keadaan keseimbangan termal yaitu sistem berada dalam keadaan
seimbang termal dengan lingkungannya apabila koordinat-koordinatnya
tidak berubah meskipun sistem berkontak dengan lingkungannya melalui
dinding diatermik. Besar/nilai koordinat sistem tidak berubah dengan
perubahan waktu
3.1.2 Persamaan keadaan setimbang yaitu Pv=Rθ
3.1.3 Gas nyata adalah gas yang tidak mematuhi persamaan dan hukum gas
lainnya di semua kondisi suhu dan tekanan. Sedangkan gas ideal adalah
gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak secara
acak dan tidak saling berinteraksi.
3.1.4 Persamaan Gas Ideal yaitu PV/T = Konstan, atau p1V1/T1 =
p2V2/T2
3.1.5 Persamaan Gas Nyata/Sejati yaitu
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun memohon maaf jika
dalam tulisan ini terdapat banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam
ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang
di pahami dikarenakan kami masih dalam tahap pembelajaran. Harapan kami
semoga tulisan kami ini bermanfat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA