DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8
JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kita panjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya
yang telah diberikannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan apa yang telah diinginkan. Tujuan penulis dalam menyusun makalah ini
yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Statistik.
Maka dengan hal itu berhasilnya makalah ini pun tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan atau pun arahan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si dan Ibu Dr.Eng.
Jubaidah, M.Si selaku dosen pengampu dan juga penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada teman dan orangtua yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis
dalam membuat makalah tersebut.
Penulis pun menyadari banyak kekurangan dari makalah ini sehingga penulis sangat
berharap mendapatkan kritik dan saran terhadap pembaca agar ke depannya penulis dapat
melakukan makalah yang lebih baik lagi.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
BAB II ISI ..................................................................................................................... 2
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 7
3.2 Penutup .............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telah diketahui bahwa perpindahan kalor (panas) dari Matahari ke Bumi melalui
gelombang elektromagnetik terjadi secara radiasi (pancaran). Dalam Materi ini akan
dijelaskan intensitas radiasi benda hitam yang melibatkan : Gustav Kirchhoff, Stefan
dan Boltzmann, Wilhelm Wien, Rayleigh dan Jeans, dan Max Planck.
Pertanda pertama yang menunjukkan bahwa gambaran gelombang klasik tentang
radiasi elektromagnetik (yang berhasil baik menerangkan perobaan Young dan Hertz
pada abad ke Sembilan belas dan yang dapat dianalisis secara tepat dengan persamaan
Maxwell) tidak seluruhnya benar, tersimpulkan dari kegagalan teori gelombang untuk
menerangkan spectrum radiasi termal yang diamati jenis radiasi electromagnet yang
dipancarkan berbagai benda semata-mata karena suhunya. Teori gelombang juga
ternyata gagal menerangkan hasil percobaan lain yang segera menyusul, seperti
percobaan yang memepelajari pemancaran electron dari permukaan logam yang
disinari cahaya (efek fotolistrik), dan hamburan cahaya oleh electron-elektron (efek
Compton).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi radiasi benda hitam
2. Untuk menjelaskan Hukum Stefan-Boltzmann mengenai Radiasi Benda Hitam
3. Untuk menjelaskan Hukum Pergeseran Wien mengenai Radiasi Benda Hitam
4. Untuk menjelaskan Hukum Rayleigh-Jeans mengenai Radiasi Benda Hitam
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam fisika, benda hitam (black body) adalah obyek yang menyerap seluruh radiasi
elektromagnetik yang jatuh kepadanya.Tidak ada radiasi yang dapat keluar atau
dipantulkannya. Namun, dalam fisika klasik, secara teori benda hitam haruslah juga
memancarkan seluruh panjang gelombangenergi yang mungkin, karena hanya dari sinilah
energi benda itu dapat diukur.Istilah "benda hitam" pertama kali diperkenalkan oleh Gustav
Robert Kirchhoff pada tahun 1862. Cahaya yang dipancarkan oleh benda hitam disebut
radiasi benda hitaam.
Meskipun namanya benda hitam, tidaklah harus benar-benar hitam karena dia juga
memancarkan energi.Jumlah dan jenis radiasi elektromagnetik yang dipancarkannya
bergantung pada suhu benda hitam tersebut. Benda hitam dengan suhu di bawah sekitar 700
Kelvin hampir semua energinya dipancarkan dalam bentuk gelombang inframerah, sangat
sedikit dalam panjang gelombang tampak. Semakin tinggi temperatur, semakin banyak energi
yang dipancarkan dalam panjang gelombang tampak dimulai dari merah, jingga, kuning dan
putih.
2
digunakan oleh Einstein untuk menjelaskan efek fotolistrik.Perkembangan teoretis ini
akhirnya menyebabkan digantikannya teori elektromagnetik klasik dengan mekanika
kuantum. Saat ini, paket-paket tersebut disebut foton.
2ℎ𝑣 3 1
𝐼(𝑣, 𝑡) = 2 ℎ𝑣
𝑐
𝑒 𝑘𝑇 − 1
dengan
I(ν,T) = adalah daya (energi per satuan waktu) yang diradiasikan per satuan area
permukaan yang melepas pada arah normal per satuan solid angle per
satuan frekuensi oleh benda hitam pada temperatur T, juga dikenal dengan radiansi
spektral;
h= adalah konstanta Planck;
c =adalah kecepatan cahaya dalam ruang hampa;
k= adalah konstanta Boltzmann;
ν= adalah frekuensi radiasi elektromagnetik;
T =adalah temperatur absolut benda.
3
Semua zat normal (barionik) melepas radiasi elektromagnetik ketika suhunya
diatas absolut nol. Radiasi ini melambangkan perubahan energi panas benda menjadi energi
elektromagnetik, dan karena itu disebut radiasi termal. Proses ini merupakan proses
spontan distribusi radiatif dari entropi.
Sebaliknya semua benda normal menyerap radiasi elektromagnetik sampai derajat
tertentu. Benda yang menyerap semua radiasi yang jatuh padanya, pada semua panjang
gelombang, disebut benda hitam. Jika benda hitam berada pada suhu yang seragam, emisinya
memiliki distribusi frekuensi karakteristik yang tergantung dari suhu. Emisinya disebut
radiasi benda-hitam.
Radiasi benda hitam memiliki distribusi intensitas radiatif yang stabil, absolut, dan unik
yang dapat bertahan dalam kesetimbangan termodinamika dalam rongga. Dalam
kesetimbangan, untuk tiap frekuensi, total intensitas radiasi yang dilepas dan dipantulkan dari
sebuah benda (jumlah radiasi bersih yang meninggalkan permukaan, disebut radiansi
spektral) ditentukan hanya dengan temperatur kesetimbangan, tidak tergatung dari bentuk,
4
material, atau struktur benda. Untuk benda hitam (penyerap sempurna) tidak ada radiasi yang
dipantulkan, maka radiansi spektral sepenuhnya akibat emisi. Selain itu, benda hitam
adalah diffuse emitter (emisinya tidak tergantung arah). Akibatnya, radiasi benda-hitam dapat
dilihat sebagai radiasi dari benda hitam pada kesetimbangan termal.
Radiasi benda hitam akan memancarkan cahaya yang dapat dilihat jika suhu objek cukup
tinggi. Titik Draper adalah temperatur dimana semua padatan memancarkan warna merah
redup, berkisar 798 K. Pada 1000 K, bukaan kecil pada rongga dinding benda buram yang
dipanaskan, dilihat dari luar, berwarna merah; pada 6000 K, akan terlihat putih. Tidak peduli
bagaimana oven itu dibuat atau materialnya dari apa, selama semua cahaya diserap oleh
dindingnya, maka dapat dianggap perkiraan yang baik untuk radiasi benda-hitam. Spektrum
dan warna cahaya yang keluar menjadi gungsi temperatur rongga saja. Grafik yang berisi
jumlah energi didalam oven per satuan volume dan per satuan interval frekuensi yang diplot
vs frekuensi, disebut kurva benda-hitam. Kurvanya berbeda-beda untuk tiap suhu.
1. Hukum Stefan-Boltzmann
Pada tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan eksperimen
untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam.Ia menemukan bahwa
daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda
hitam panas (intensitas total) adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu
mutlaknya. Sehingga dapat dirumuskan:
I = e σ T4
dengan I menyatakan intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua
frekuensi, T adalah suhu mutlak benda, dan σ adalah tetapan Stefan-Boltzman, yang
bernilai 5,67 × 10-8 Wm-2K-4. Gambar berikut memperlihatkan spektrum cahaya yang
dipancarkan benda hitam sempurna pada beberapa suhu yang berbeda.Grafik tersebut
memperlihatkan bahwa antara antara panjang gelombang yang diradiasikan dengan
suhu benda memiliki hubungan yang sangat rumit.
5
Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum yang
sama, hanya diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil daripada 1
sehingga:
I total = e.σ.T 4
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat ditulis
sebagai:
𝑄
𝑃= = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4
𝑡
Dengan:
• P = daya radiasi (W)
• Q = energi kalor (J)
• A = luas permukaan benda (m2)
• e = koefisien emisivitas
• T = suhu mutlak (K)
6
spectrum yang diamati, yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda
seperti pada gambar :
7
𝜆𝑚 . 𝑇 = 𝐶
Dengan :
• λm = panjang gelombang dengan intensitas maksimum (m)
• T = suhu mutlak benda hitam (K)
• C = tetapan pergeseran Wien = 2,90 x 10-3 m K
Pada suhu yang lebih tinggi (dalm orde 1000 K ) benda mulai berpijar merah,
seperti besi dipanaskan. Pada suhu diatas 2000 K benda pijar kuning atau keputih-
putihhan, seperti besi berpijar putih atau pijar putih dari filament lampu pijar.
Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda itu akan memancarkan radiasi
kalor. Pada suhu normal, kita tidak menyadari radiasi elektromagnetik ini karena
intensitasnya rendah.Pada suhu lebih tinggi ada cukup radiasi inframerah yang tidak
dapat kita lihat tetapi dapat kita rasakan panasnya jika kita mendekat ke benda
tersebut.
8
dinyatakan dalam kecepatan.Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa ada
kemiripan antara sifat panas benda dan radiasi kalor.
Penyimpangan persamaan Rayleigh-Jeans yang sangat jauh ini selanjutnya diberi
istilah katastropi ultraviolet karena l mendekati nol. Hal ini sangat menyimpang dari
hasil empiris yang menunjukkan bahwa intensitas akan mendekati nol jika l yang
mengecil, intensitas akan membesar. Bahkan intensitas akan menuju tak hingga
jika l yang besar. Akan tetapi hasil matematis yang didapatkan mereka
untuk l mendekati tak hingga maka intensitas akan mendekati nol. Hal ini sesuai
dengan hasil empiris untuk l yang membesar, intensitas akan semakin kecil.
Berdasarkan prinsip ekuipartisi energi, persaman matematis yang didapatkan oleh
Rayleigh dan Jeans menunjukkan bahwa untuk hal tersebut disebabkan mereka
beranggapan bahwa energi yang dimiliki oleh setiap spektrum gelombang bersifat
kotinu. Artinya, energi gelombang dapat memiliki sembarang nilai dalam batas yang
ditentukan.Sehingga didapatkan nilai energi yang mungkin dengan jumlah yang tak
terhingga.Dan anggapan tersebut menghasilkan suatu fungsi yang mengakibatkan
ketidaksesuaian dengan hasil eksperimen pada 9anjang gelombang pendek.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa, radiasi benda hitam diilustrasikan dengan sebuah kotak hitam yang
tertutup rapat, dan pada salah satu dindingnya terdapat lubang kecil. Jika sebuah sinar
cahaya masuk melewati lobang kecil itu, akan dipantulkan berulang kali oleh dinding-
dinding kotak, sehingga sangat kecil kemungkinan sinar tersebut dapat keluar lagi.
Lobang inilah yang dimaksudkan dengan benda hitam karena cahaya yang
melewatinya akan diserap semuanya, tidak ada yang dipantulkan.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami susun. Kami menyadari dalam penulisan makalh ini
bnayak terdapat kekurangan, oleh karena kritik dan saran yang membangun kami
perlukan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2007). Pengantar Fisika Statistik untuk Mahasiswa. Bandung: ITB Press
https://id.wikipedia.org/wiki/Benda_hitam
https://youtu.be/Mj2QOpQkSfI
11