4. Tahun 2019
Identitas jurnal
Ringkasan Jurnal
Pendahuluan
Kesulitan mereka adalah dalam menggambar diagram gaya bebas penyebab rotasi,
menginterpretasikan besaran dalam fisika, dan memahami konsep gerak menggelinding
(Syahrul & Setyarsih, 2015) dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam menyelesaikan
kegiatan praktikum di sekolah (Saltanat, et al. , 2016). Keterbatasan waktu guru untuk
pelaksanaan praktikum. Kesulitan yang mereka alami dalam menggunakan peralatan
praktikum juga menjadi kendala dalam pembelajaran fisika.
Maka tujuan dari penelitian yang bersangkutan di sini adalah untuk menghasilkan
aplikasi ViPhyLab tentang materi dinamika rotasi yang fleksibel dan interaktif, dengan
tingkat kesesuaian dan kualitas yang tinggi, serta mampu meningkatkan kemandirian siswa
dalam belajar dan pemahaman konseptual materi dinamika rotasi.
Tinjauan Pustaka
Materi tentang dinamika rotasi bersifat kompleks dan berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Salah satu metode yang dapat digunakan guru untuk memudahkan siswa dalam
memahami konsep Pemanfaatan smartphone untuk kegiatan pembelajaran fisika
memberikan kemudahan bagi siswa dalam melakukan pembelajaran (Gonzalez & Martin,
2015). Kemudahan tersebut mencakup keleluasaan dalam mengakses pembelajaran di
tingkat yang lebih tinggi. Siswa dapat membangun pemahamannya melalui kegiatan
simulasi dan evaluasi secara terus menerus dan mandiri. Kegunaan smartphone, menurut
penjelasan yang disajikan dalam kasus di sini, adalah sebagai solusi keterbatasan dalam
mempelajari materi seperti menampilkan simulasi gaya yang menyebabkan benda berputar.
Oleh karena itu, smartphone berbasis Android memiliki potensi yang baik jika
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran interaktif bagi siswa SMA. dalam materi
dinamika rotasi adalah metode praktikum.
Simulasi dapat diterapkan pada materi pelajaran dinamika rotasi yang melibatkan
perangkat makroskopik seperti roda yang berputar pada bidang miring. Agar siswa dapat
melihat konsep rotasi tersebut, sebaiknya siswa difasilitasi dengan sebuah roda dalam
gerak rotasi dan apa yang menyebabkan roda tersebut berputar. Laboratorium virtual
dengan simulasi dapat digunakan sebagai media untuk memahami konsep-konsep dalam
dinamika rotasi.
Guru dapat melatih kemandirian belajar siswa melalui media pembelajaran yang
fleksibel dari segi waktu dan tempat sehingga siswa tertarik untuk mengkaji ulang
pembelajaran tersebut nantinya. Multimedia dengan basis smartphone Android dapat diatur
untuk menjalankan fungsi fleksibilitas dalam ruang dan waktu sesuai dengan kebutuhan
siswa. Pemanfaatan pembelajaran dengan sarana mobile sebagai basis (disebut juga m-
Learning) memberikan kontribusi positif bagi akses siswa terhadap materi pembelajaran
dan kesempatan bagi mereka untuk belajar secara mandiri (Rogozin, 2012).
Belajar adalah kemampuan siswa untuk melakukan kontrol diri dan pengamatan
diri serta mengevaluasi proses kognitif mereka secara pribadi (Schunk, 2012).
Kemandirian belajar dapat diartikan sebagai suatu bentuk kesadaran yang muncul dari
dalam diri untuk ingin menerima informasi, mengelolanya, dan menghubungkan informasi
yang satu dengan yang lainnya.
Peningkatan Kemandirian
Kemandirian belajar siswa merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang
efektivitas dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk partisipasi yang dapat dilakukan siswa
yaitu mengontrol, memantau, dan mengatur kognisinya secara pribadi akan membantu
guru mengajar (Lee, 2010). Artinya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dilihat dari
kemampuannya dalam membangun pengetahuannya dengan pendampingan supervisi oleh
guru sehingga transfer pengetahuan mudah dilakukan.
Memahami konsep adalah proses berpikir yang dilakukan oleh individu manusia
untuk benar-benar memahami suatu objek atau suatu peristiwa (Arends, 2012). Dalam
suatu kegiatan pembelajaran, konsep merupakan generalisasi pemikiran tentang sesuatu
sehingga diperlukan fakta dan persepsi untuk membangun suatu konsep. Memahami
konsep adalah bagian terpenting dari pembelajaran fisika. Adaptasi dilakukan untuk
mendapatkan model pengembangan yang sesuai dengan karakteristik penelitian dan
pengembangan aplikasi ViPhyLab. Konsep dalam fisika meliputi prinsip, hukum, dan teori
fisika beserta penerapannya dalam kehidupan. Pembelajaran yang baik adalah ketika guru
dapat membangun pemahaman konsep siswa melalui kegiatan dan materi yang diberikan
(Moss & Brookhart, 2012).
Metodel
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dikenal sebagai R&D (Research & Development). Jenis tersebut
dipilih karena tujuannya adalah untuk mengembangkan produk aplikasi pembelajaran yang
memperoleh tingkat kesesuaian dan kualitas yang baik melalui proses validasi dan kegiatan
uji lapangan. Produk aplikasi yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa sebuah
perangkat lunak dengan basis sistem operasi Android yang dapat dioperasikan pada
smartphone berbasis Android dengan ekstensi (.apk), inisiasi program aplikasi Android.
Model Pengembangan
Prosedur Pengembangan
Data penelitian dianalisis dengan analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif
digunakan untuk menganalisis data validasi produk dan peningkatan kemandirian belajar
dan pemahaman konsep. Analisis inferensial digunakan untuk menganalisis adanya
peningkatan kemandirian belajar dan pemahaman konsep siswa secara keseluruhan. Dalam
analisis data yang dihasilkan dari aplikasi validasi dan evaluasi kualitas, data kualitatif
diubah dan diklasifikasikan ke dalam kategori yang menunjukkan tingkat kesesuaian dan
kualitas aplikasi.
Hasil validasi oleh ahli materi menunjukkan bahwa aplikasi ViPhyLab ditinjau dari
materinya dinyatakan valid. Dengan dasar hasil validasi materi, terdapat beberapa catatan
perbaikan yang perlu diperhatikan terkait tata bahasa dan kesesuaian nilai dan ukuran
gambar. Semua aspek dikategorikan sangat sesuai dengan total skor yang diperoleh sebesar
87 yaitu 94,56% dari nilai maksimal.
Hasil validasi ahli media menunjukkan bahwa aspek yang dievaluasi semuanya
dinyatakan valid. Dengan dasar hasil validasi media, terdapat beberapa catatan perbaikan
terkait dengan tanggapan siswa terhadap komponen praktikum torsi dan dengan
tersedianya home page navigation button pada komponen latihan. Berdasarkan hasil
validasi media, seluruh aspek aplikasi ViPhyLab yang dievaluasi dikategorikan sangat
sesuai dengan total skor yang diperoleh sebesar 92, yaitu 95,83% dari skor maksimal.
Kualitas media diukur dengan evaluasi oleh guru fisika dan rekan sebagai dasar.
Evaluasi mereka terhadap aspek-aspek berikut: pembelajaran, materi, dan media.
Rekapitulasi nilai rata-rata evaluasi tiga guru fisika dapat dilihat pada Tabel 5. Secara
keseluruhan, evaluasi ketiga guru fisika dikategorikan sangat baik. Rerata skor total adalah
82,33 yaitu 93,56% dari skor maksimal dan termasuk dalam kategori sangat baik.
Kesimpulan
Rekomendasi
Pendahuluan
Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat. Salah satu bidang yang terkena
dampak signifikan adalah bidang pendidikan. Untuk mengikuti perkembangan teknologi yang
begitu pesat, pendidikan harus memiliki kepentingan yang besar untuk mengikuti perkembangan
teknologi (Asyhari & Diani, 2017) Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan adalah proses untuk membantu
manusia. mengembangkan potensinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan dan
menjadikan siswa berpikir aktif dan kreatif (Amri, 2014). Jika siswa mampu berpikir kreatif maka
mereka akan mampu memecahkan masalah dengan tepat (Antomi Saregar, Latifah, & Sari, 2016).
Bersama dengan Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya produksi dan pemanfaatan
informasi dan teknologi, konsepsi penyelenggaraan pembelajaran telah bergeser ke arah upaya
mewujudkan pembelajaran modern. Pada dasarnya karakteristik modern sebelumnya telah dicapai
dalam pengembangan pendidikan dan pembelajaran, namun masih dalam taraf kecerdasan
perangkat lunak (Habibi & Kurniawan, 2014), dunia pendidikan selalu bergerak maju secara
dinamis terutama untuk menciptakan, media, metode, dan materi pendidikan yang interaktif, dan
komprehensif. Oleh karena itu dunia pendidikan kita harus mampu memanfaatkan informasi dan
teknologi untuk mengembangkan pendidikan berbasis media elektronik atau yang dikenal dengan
eeducation (Habibi & Kurniawan, 2014).
Tinjauan Pustaka
Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media
merupakan wahana penyebaran informasi pembelajaran atau penyalur pesan (Arsi & Febrianti,
2014; Gunawan, 2014.
Ada tiga bentuk sistem pembelajaran internet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar
pengembangan sistem pembelajaran dengan menggunakan internet, yaitu web course, web centric
course, dan web enhanced. Ellianawati, & Sukisno, 2013). Web course adalah penggunaan internet
dalam kegiatan pendidikan. Semua kegiatan pendidikan dilakukan melalui internet seperti bahan
ajar, diskusi, tugas, dll sehingga tidak perlu lagi melakukan kegiatan tatap muka. Kursus web-
centric mirip dengan kursus web. Namun, pada mata kuliah web-centric, terdapat kegiatan tatap
muka antara dosen dan mahasiswa. Kegiatan tatap muka berisi diskusi tentang materi yang telah
dipelajari melalui internet. Kursus web-enhanced juga dikenal sebagai kursus web lite dimana
aktivitas utamanya adalah tatap muka. Internet hanyalah sarana untuk memberikan pengayaan.
Dalam hal ini dosen harus memiliki kemampuan merekomendasikan sumber materi pembelajaran
yang relevan dan dituntut menguasai teknik pencarian informasi (Alfath et al., 2013).
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dikenal sebagai R&D (Research & Development), dengan
tujuan untuk untuk mengembangkan produk yang dapat digunakan secara efektif.
Model Pengembangan
Prosedur Pengembangan
Untuk mengetahui skor akhir angket, peneliti menggunakan mean item analysis dengan
menghitung skor kelayakan dibagi jumlah pernyataan. Hasil persentase skor yang diperoleh dari
penelitian diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Pengumpulan data sangat penting untuk mengetahui kebutuhan dosen dan mahasiswa
terhadap produk yang dikembangkan. Langkah pertama adalah melakukan analisis terhadap dosen
yang Setelah itu peneliti menganalisis respon siswa terhadap produk yang dikembangkan yang
sebagian besar menyatakan bahwa produk yang dikembangkan memberikan manfaat lebih selama
kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah persiapan pengembangan produk dilakukan dengan
menentukan ide, menganalisis materi yang akan ditampilkan, menentukan sistem web yang akan
dibuat (konten materi berupa teks, gambar, video pembelajaran, simulasi PhET, dan latihan), dan
menentukan webhosting dan domainnya.
1. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran Fisika interaktif berupa Web-Enhanced
Course dengan model Problem Based Learning (PBL) di Mata Pelajaran Fisika Dasar II yang dapat
diakses secara online melalui website : phys-ril.web.id. Fitur dari website adalah kumpulan materi
berupa teks, gambar, video, simulasi PhET, forum diskusi, soal latihan, dan penilaian. Media
pembelajaran Fisika interaktif berupa Web-Enhanced Course dengan model Problem Based
Learning (PBL) pada mata pelajaran Fisika Dasar II dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika UIN Raden Intan Lampung.
3. Kelayakan produk yang dikembangkan dalam uji coba kelompok kecil dan uji lapangan yang
dilakukan di Jurusan Pendidikan Fisika UIN Raden Intan Lampung dan Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Lampung mendapat respon positif. Persentase ideal yang diperoleh dari kedua
universitas untuk kedua pengujian tersebut adalah 74,47% dan 82,34%. Hasil ini membuktikan
bahwa media pembelajaran Fisika interaktif berupa Web-Enhanced Course dengan model Problem
Based Learning (PBL) sangat efektif, efisien, dan layak untuk diterapkan.
Rekomendasi
Jurnal 4
11 Metode penelitian
-Langkah Penelitian Dengan Pemberian kuesioner kepada
siswa.Kemudian siswa di beri tanggung
jawab untuk mengisi atau menilai kuesioner
yang diberikan dengan nilai,dengan rentang
nilai 5.yaitu 1-5,1 menyatakan tidak suka dan
5 menyatakan sangat suka.
-Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa
menunjukkan Orientasi tujuan penguasaan
dapat menumbuhkan cara berpikir yang
diperlukan untuk mempertahankan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan
meningkatkan kemungkinan siswa akan
mengejar tugas-tugas yang mendorong dalam
pembelajaran.Hasil tersebut dapat dilihat
dalam tabel yang ada dalam jurnal tersebut.
-Diskusi Penelitian Temuan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa penguasaan dan tujuan kinerja
memberikan cara berbeda.
-Daftar Pusaka Ames, C., & Archer, J. (1988). Achievement
goals in the classroom: Students' learning
strategies and motivation processes. Journal
of educational psychology, 80(3), 260.
12 Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian Kekuatan penelitian yang terdapat di jurnal
ini tergolong baik,karena menggubakan
siswa sebagai sumber data atau subjek
penelitian.
-Kelemahan Penelitian Yang menjadi kelemahan dari penelitian
pada jurnal adalah kita tidak tahu seberapa
jauh siswa memahami kuesioner dan
pemberian nilai.Selanjutnya yang menjadi
kelemahannya adalah penelitian jurnal ini
sudah lama jadi untuk dijadikan referensi
pada saat ini kurang dapat di andalkan
sebagai referensi penelitian.Karena,seiring
berjalannya waktu pasti sistem pembelajaran
pun akan berubah.
13 Kesimpulan Jurnal ini menyimpulkan bahwa strategi
pembelajaran yang digunakan harus
memberikan orientasi positif dalam
pembelajaran.Disamping itu juga,guru di
tekankan untuk memberikan motivasi bagi
siswa untuk dapat berperan aktif dalam
kelas.Siswa juga harus dapat memotivasi diri
secara adaptif guna mengetahui kemampuan
yang menonjol pada dirinya.
14 Saran Semoga di kemudian hari,Guru-guru
diharapkan bisa memberikan motivasi
kepada siswa.Ketika siswa berhasil atau pun
gagal melakukan sesuatu,siswa
membutuhkan sebuah motivasi ketika
berhasil atau gagal.Agar mereka berusaha
mendorong diri menjadi lebih baik.
15 Referensi Sumber yang digunakan dalam jurnal ini
lebih dari 20 sumber yang terdiri dari buka
dan jurnal.
Pembahasan
1. Judul Jurnal Judul sudah tepat dan jelas. Judul Jurnal tidak
diperbolehkan memiliki makna ganda dan
judul jurnal disarankan tidak lebih dari 12-15
kata dalam bahasa Inggris. Judul dalam jurnal
1 “Virtual Physics Laboratory Application
Based on the Android Smartphone to Improve
Learning Independence and Conceptual
Understanding” sudah memenuhi syarat.
Kelebihan Kekurangan
1. Pada jurnal 1 terdapat E-ISSN Tabel dan gambar yang digunakan buram,
sehingga kurang jelas ketika dilihat.
Kelebihan Kekurangan
1. Pada jurnal 3 terdapat E-ISSN dan Tampilan gambar yang digunakan kurang jelas
P-ISSN untuk dilihat sehingga pembaca jadi sulit untuk
memahami.
Kelebihan Kekurangan
Kekuatan penelitian yang terdapat di Yang menjadi kelemahan dari penelitian pada
jurnal ini tergolong baik,karena jurnal adalah kita tidak tahu seberapa jauh
menggubakan siswa sebagai sumber siswa memahami kuesioner dan pemberian
data atau subjek penelitian. nilai.Selanjutnya yang menjadi kelemahannya
adalah penelitian jurnal ini sudah lama jadi
untuk dijadikan referensi pada saat ini kurang
dapat di andalkan sebagai referensi
penelitian.Karena,seiring berjalannya waktu
pasti sistem pembelajaran pun akan berubah.