0KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan YME karena atas dan rahmatnya kami dapat menyeles
aikan penyusunan makalah Fisika ini. Dan kami juga mengucapkan terimakasih partisipasi da
ri semua pihak.
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang materi atau zat yang meliputi sifat fisis,
komposisi, perubahan, dan energi yang dihasilkannya. Oleh karena itu ilmu fisika memiliki b
anyak cabang dan salah satunya akan dibahas pada makalah ini, yaitu Radiasi Benda Hitam.
Makalah mengenai radiasi benda hitam ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberi
kan oleh guru fisika dan untuk lebih mengerti lagi tentang materi tersebut. Kami berharap den
gan tersusunnya makalah ini dapat membantu teman - teman untuk lebih mudah memahami
materi tersebut sehingga dapta menguasainya dengan cepat dan efektif.
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak yang berarti tak ada yang sempurn
a, begitupun dengan makalah yang kami susun ini. Oleh karena itu, kami mohon maaf bila ter
dapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mendeskripsikan Radiasi Benda Hitam.
b. Menjelaskan Hukum Stefan-Boltzmann mengenai Radiasi Benda Hitam.
c. Menjelaskan Hukum Pergeseran Wien mengenai Radiasi Benda Hitam.
d. Menjelaskan Teori Planck mengenai Radiasi Benda Hitam.
e. Menjelaskan Hukum Rayleigh-Jeans menegnai Radiasi Benda Hitam
1.3 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud Radiasi Panas ?
b. Apakah yang dimaksud dengan Radiasi Benda Hitam ?
c. Bagaimana penjelasan Hukum Stefan-Boltzmann mengenai Radiasi Benda Hitam ?
d. Bagaimana penjelasan Hukum Pergeseran Wien mengenai Radiasi Benda Hitam ?
e. Bagaimana penjelasan Teori Planck mengenai Radiasi Benda Hitam ?
f. Bagaimana penjelasan Hukum Rayleigh-Jeans mengenai Radiasi Benda Hitam ?
BAB II
LANDASAN TEORI
Radiasi benda-hitam
Seiring temperatur turun, puncak kurva radiasi benda-hitam akan turun juga intensitasnya
dengan panjang gelombang naik. Grafik radiasi benda-hitam juga dibandingkan dengan
model klasik Rayleigh dan Jeans.
Radiasi panas yang dilepaskan spontan oleh banyak benda dapat diperkirakan sebagai radiasi
benda hitam. Sebuah daerah terinsulasi sempurna yang berada pada kesetimbangan termal
secara internal berisi radiasi benda-hitam dan akan melepaskannya melalui lubang yang
dibuat pada dinding, lubang dibuat kecil sehingga tidak berpengaruh pada kesetimbangan.
Benda-hitam pada suhu ruang terlihat hitam, karena semua energi yang ia radiasikan
adalah inframerah dan tak dapat dilihat mata manusia. Karena mata manusia tak dapat
melihat warna pada intensitas cahaya sangat rendah, sebuah benda hitam jika dilihat dalam
gelap terlihat berwarna abu-abu (namun ini hanya karena mata manusia hanya sensitif
terhadap hitam dan putih pada intensitas cahaya sangat rendah- pada kenyataanya, frekuensi
cahaya pada range terlihat tetaplah berwarna merah), meski spektrum puncaknya berada pada
kisaran inframerah.[5] Jika sedikit dipanaskan, warnanya terlihat merah tua. Jika temperatur
dinaikkan terus maka menjadi biru-putih.
Meski planet dan bintang tidak berada pada kesetimbangan termal dengan sekitarnya dan
juga bukanlah benda hitam sempurna, radiasi benda-hitam digunakan pertama kali sebagai
perkiraan untuk energi yang mereka lepas. [6] Lubang hitam adalah benda hitam yang
mendekati sempurna, karena ia menyerap semua radiasi yang datang padanya. Telah diajukan
bahwa mereka melepas radiasi benda hitam (disebut radiasi Hawking), dengan suhu
tergantung massa lubang hitam.[7]
Penjelasan[sunting | sunting sumber]
Semua zat normal (barionik) melepas radiasi elektromagnetik ketika suhunya diatas absolut
nol. Radiasi ini melambangkan perubahan energi panas benda menjadi energi
elektromagnetik, dan karena itu disebut radiasi termal. Proses ini merupakan proses
spontan distribusi radiatif dari entropi.
Sebaliknya semua benda normal menyerap radiasi elektromagnetik sampai derajat tertentu.
Benda yang menyerap semua radiasi yang jatuh padanya, pada semua panjang gelombang,
disebut benda hitam. Jika benda hitam berada pada suhu yang seragam, emisinya memiliki
distribusi frekuensi karakteristik yang tergantung dari suhu. Emisinya disebut radiasi benda-
hitam.
Konsep benda hitam adalah idealisasi, karena benda hitam sempurna tidak ada di alam.
Grafit dan karbon hitam, dengan emisivitas lebih dari 0.95, adalah perkiraan material
[15]
hitam. Secara eksperimen, radiasi benda-hitam dapat muncul sempurna sebagai radiasi
kesetimbangan steady-state stabil pada rongga dalam benda tegar, pada suhu seragam, yang
sepenuhnya buram dan hanya sedikit memantul (reflektif). [15] Sebuah boks tertutup dengan
dinding grafit pada suhu kontan dengan lubang kecil pada satu sisi menghasilkan perkiraan
yang baik bagi radiasi benda-hitam memancar dari bukaannya.[16][17]
Radiasi benda hitam memiliki distribusi intensitas radiatif yang stabil, absolut, dan unik yang
dapat bertahan dalam kesetimbangan termodinamika dalam rongga.[15] Dalam kesetimbangan,
untuk tiap frekuensi, total intensitas radiasi yang dilepas dan dipantulkan dari sebuah benda
(jumlah radiasi bersih yang meninggalkan permukaan, disebut radiansi spektral) ditentukan
hanya dengan temperatur kesetimbangan, tidak tergatung dari bentuk, material, atau struktur
benda.[18] Untuk benda hitam (penyerap sempurna) tidak ada radiasi yang dipantulkan, maka
radiansi spektral sepenuhnya akibat emisi. Selain itu, benda hitam adalah diffuse
emitter (emisinya tidak tergantung arah). Akibatnya, radiasi benda-hitam dapat dilihat
sebagai radiasi dari benda hitam pada kesetimbangan termal.
Radiasi benda hitam akan memancarkan cahaya yang dapat dilihat jika suhu objek cukup
tinggi. Titik Draper adalah temperatur dimana semua padatan memancarkan warna merah
redup, berkisar 798 K.[19][20] Pada 1000 K, bukaan kecil pada rongga dinding benda buram
yang dipanaskan, dilihat dari luar, berwarna merah; pada 6000 K, akan terlihat putih. Tidak
peduli bagaimana oven itu dibuat atau materialnya dari apa, selama semua cahaya diserap
oleh dindingnya, maka dapat dianggap perkiraan yang baik untuk radiasi benda-hitam.
Spektrum dan warna cahaya yang keluar menjadi gungsi temperatur rongga saja. Grafik yang
berisi jumlah energi didalam oven per satuan volume dan per satuan interval frekuensi yang
diplot vs frekuensi, disebut kurva benda-hitam. Kurvanya berbeda-beda untuk tiap suhu.
Temperatur aliran lava Pāhoehoe dapat diperkirakan berdasarkan warnanya. Hasilnya
ternyata sesuai dengan pengukuran suhu lava yang berkisar 1.000 hingga 1.200 °C (1.830
hingga 2.190 °F).
Dua benda yang suhunya sama berada dalam kesetimbangan termal, maka benda pada
temperatur T dikelilingi oleh awan cahaya pada temperatur T, rata-rata akan melepas cahaya
ke awan sebanyak yang ia serap, mengikuti azas pertukaran Prevost yang merujuk
ke kesetimbangan radiatif. Azas neraca terperinci mengatakan bahwa pada kesetimbangan
termodinamik semua proses elementer dapat dipahami dengan akal sehat dilihat dari sisi
depan maupun sisi belakang.[21][22] Prevost juga membuktikan bahwa emisi dari sebuah benda
secara logika ditentukan hanya dari keadaan internalnya. Efek sebab akibat absorpsi dalam
emisi termodinamik (spontan) tidak secara langsung karena hanya berakibat pada keadaan
internal benda. Hal ini berarti pada kesetimbangan termodinamik jumlah setiap panjang
gelombang pada tiap arah radiasi termal dilepas oleh benda pada temperatur T, hitam atau
bukan, sama dengan jumlah yang diserap benda karena ia dikelilingi cahaya pada
temperatur T.[23]
Ketika benda adalah hitam, absorpsinya jelas: jumlah cahaya yang diserap adalah semua yang
mengenai permukaan. Untuk benda hitam yang lebih besar daripada panjang gelombang,
energi cahaya yang diserap pada panjang gelombang λ berapapun per satuan waktu adalah
berbanding lurus dengan kurva benda-hitam. Hal ini berarti kurva benda-hitam adalah jumlah
energi cahaya yang dilepas oleh benda hitam. Ini menjadi kondisi untuk
pengaplikasian Hukum radiasi termal Kirchhoff: kurva benda-hitam adalah karakteristik
cahaya termal, yang hanya tergantung pada temperatur dinding rongga, menyatakan bahwa
dinding rongga adalah sepenuhnya buram dan sama sekali tak memantul, dan rongga berada
dalam kesetimbangan termodinamik.[24] Ketika benda hitam berukuran kecil, ukurannya
sebanding dengan panjang gelombang cahaya, maka absorpsinya menjadi berbeda, karena
objek kecil bukanlah penyerap yang efisien bagi cahaya dengan panjang gelombang besar,
tetapi asas persamaan emisi dan absorpsi selalu digunakan pada kondisi kesetimbangan
termodinamik.
Di laboratorium, radiasi benda-hitam didekati dengan radiasi dari sebuah lubang kecil dalam
rongga besar (hohlraum), dalam sebuah benda buram yang hanya memantul sebagian, yang
dijaga pada suhu konstan. (Teknik ini mengarah pada istilah alternatif radiasi rongga.) Tiap
cahaya yang memasuki lubang harus memantulkan dinding rongga beberapa kali sebelum ia
lolos, dimana pada proses tersebut ia hampir pasti diserap. Absorpsi muncul tidak peduli
berapa panjang gelombang radiasi yang masuk (selama itu kecil bila dibandingkan dengan
lubangnya). Lubang ini, adalah pendekatan dari sebuah benda hitam teoretis dan, jika rongga
dipanaskan, densitas spektral daya dari radiasi lubang (jumlah cahaya yang dilepas dari
lubang tiap panjang gelombang) akan kontinu, dan hanya akan tergantung dari suhu dan fakta
bahwa dindingnya buram dan paling tidak menyerap sebagian, tapi tidak pada material
tertentu dimana mereka dibuat atau pada material dalam rongga (bandingkan
dengan spektrum emisi).
Panjang gelombang dimana radiasi pada posisi terkuat dinyatakan pada hukum perpindahan
Wien, dan daya keseluruhan yang dilepas per satuan luas dinyatakan pada Hukum Stefan–
Boltzmann. Maka, jika temperatur meningkat, warna terang berubah dari merah menjadi
kuning, kemudian putih, dan menjadi biru. Meski jika puncak panjang gelombang menjadi
ultra-violet, radiasi tetap dilepaskan pada panjang gelombang biru dan benda tetap terlihat
biru. Benda tidak mungkin menjadi tak terlihat - radiasi cahaya terlihat meningkat secara
monotonik terhadap suhu.[26]
Radiansi atau intensitas teramati bukan merupakan fungsi arah. Maka, benda hitam adalah
radiator Lambertian sempurna.
Benda real tidak pernah berperilaku seperti benda hitam ideal, dan radiasi yang dilepaskan
pada frekuensi tersebut itu hanya sebagian dari emisi ideal seharusnya. Emisivitas material
menspesifikasi seberapa baik sebuah benda meradiasikan energi jika dibandingkan dengan
benda hitam. Emisivitas ini tergantung dari beberapa faktor seperti suhu, sudut emisi, dan
panjang gelombang. Namun, pada ilmu rekayasa pada umumnya diasumsikan bahwa
emisivitas dan absorpsivitas permukaan tidak tergantung pada panjang gelombang, sehingga
besar emisivitas adalah konstan. Hal ini dikenal dengan asumsi "benda abu-abu".
Dengan permukaan non-hitam, penyimpangan dari perilaku benda-hitam ideal ditentukan dari
struktur permukaan, seperti kekasaran atau granularitas, dan komposisi kimia. Pada basis "per
panjang gelombang", benda real dalam keadaan kesetimbangan termodinamika lokal masih
mengikuti Hukum Kirchhoff: emisivitas sama dengan absorptivitas, maka objek yang tidak
menyerap semua cahaya juga akan melepas radiasi lebih sedikit daripada benda hitam ideal;
radiasi tak sempurna dapat disebabkan karena cahaya ditransmisikan melalui benda atau
beberapa diantaranya dipantulkan pada permukaan benda.
Sebuah benda hitam meradiasikan energi pada semua frekuensi, tetapi intensitasnya dengan
cepat cenderung ke nol pada frekuensi tinggi (panjang gelombang pendek). Contohnya,
benda hitam pada suhu ruang (300 K) dengan luas permukaan 1 meter persegi akan melepas
foton pada range terlihat (390–750 nm) dengan kecepatan rata-rata tiap 1 foton tiap 41 detik,
berarti benda hitam tidak melepas pada range terlihat.[29]
Persamaan
2.2 Intensitas Radiasi
1. Hukum Stefan-Boltzmann
Kemampuan benda untuk menyerap radiasi kalor berkaitan dengan kemampuan untuk m
emancarkan radiasi. Sifat inilah yang digunakan oleh ahli fisika untuk mengetahui besarnya i
ntensitas radiasi yang dapat dipancarkan oleh sebuah benda.
Energi per satuan luas dan persatuan waktu atau intensitas radiasi total yang dipancarkan
oleh benda hitam dari seluruh spektrum energi yang dipancarkan. Hal tesebut dinyatakan den
gan hukum Stefan-Boltzmann. Bunyi hukum Stefan-Boltzmann “energi yang dipancarkan ol
eh suatu permukaan benda dalam bentuk radiasi kalor per satuan waktu sebanding dengan pa
ngkat empat suhu mutlak permukaan itu.” yang secara tematis dituliskan sebagai berikut:
Jika luas seluruh permukaan benda diketahui, energi per satuan waktu atau daya yang dip
ancarkan oleh benda tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Keterangan:
e = koefisien emisivitas
σ = tetapan stefan-boltzmann (5,67 x 10-8 Wm-2K-4)
T = suhu mutlak (K)
P = Daya (Watt)
I = intensitas radiasi (Wm-2)
A = luas permukaan
Pada hukum ini, prosesnya hampir sama dengan proses terbentuknya gelombang berdiri
pada tali yang digetarkan. Gelombang elektromagnetik terdiri atas spektrum gelombang - gel
ombang dengan panjang gelombang berbeda - beda. Alat yang digunakan untuk penelitian ini
konsepnya mirip dengan penguraian cahaya oleh prisma menjadi spektrumnya.
Bunyi hukum pergeseran Wien, ”Panjang gelombang untuk intensitas cahaya maksimum
berkurang dengan meningkatnya suhu.” yang secara sistematis dituliskan sebahai berikut:
Keterangan:
λmaks = panjang gelombang maksimum
T = Suhu mutlak
C = tetapan pergeseran Wien = 2,90 x 10-3 m K
3. Grafik Rayleigh-Jeans
Setiap gelombang berdiri dalam rongga memiliki dua derajat kebebasan , yakni yang ber
asal dari energi kinetik dan energi potensial sehingga setiap getaran menjadi , dengan k adala
h tetapan stefan-boltzmann.
Rayleigh-Jeans melihat bahwa kurva sebaran itu serupa dengan hasil yang diperoleh pada
intensitas spektrum radiasi kalor. Oleh karena itu, mereka beranggapan bahwa ada kemiripan
antara sifat panas benda dan radiasi kalor. Berdasarkan prinsip ekuipartisi energi, persamaan
matematis yang didapatkan oleh Rayleigh-Jeans menunujukan bahwa untuk λ yang besar, int
ensitasnya semakin kecil dan jika λ mendekati tak hingga, intensitasnya akan mendekati nol
(0). Hal ini sangat menyimpang dari hasil empiris yang menunjukkan bahwa intensitas yang
mendekati nol ketika λ semakin kecil. Persimpangan persamaan Rayleigh-Jeans yang sangat j
auh ini disebut bencana ultraviolet karena λ yang kecil berada dalam wilayah panjang gelomb
ang ultraviolet.
Hal tersebut disebabkan mereka beranggapan bahwa energi yang dimiliki oleh setiap spe
ktrum gelombang bersifat kontinu. Artinya, energi gelombang dapat memiliki sembarang nila
i dalam batas yang ditentukan.
i. Getaran molekul - molekul yang memancarkan radiasi hanya dapat memiliki satuan -
satuan energi diskret dari harga En, yang diberikan oleh dengan n = 1,2,3,... disebut bilangan
kuantum dan h adalah tetapan Planck.
ii. Molekul - molekul memancarkan atau menyerap energi dalam satuan diskret dari ener
gi cahaya (disebut kuanta energi atau foton), jika molekul - molekul melompat dari satu tingk
at energi ke tingkat energi lainnya. Energi sebuaah foton karena beda energi antara dua tingka
t energi yang berdekatan dinyatakan oleh hubungan kuantum Planck menunjukkan bahwa ek
uipartisi energi dan setiap jenis getaran memiliki energi total yang berbeda- beda. Menurut Pl
anck, teori klasik gagal menjelaskan radiasi benda hitam pada frekuensi tinggi karena pada da
erah itu kuanta energinya sangat besar sehingga hanya sedikit jenis getaran yang tereksitasi.
Oleh karena itu, rumus Planck terhindar dari bencana ultraviolet.
Persamaan yang menunjukkan besar energi per satuan luas yang dipancarkan oleh suatu
benda hitam yang terdistribusi dianatara berbagai panjangnya telah diturunkan oleh Max Plan
ck pada 1900 dengan menggunakan teori kuantum, yaitu sebagai berikut:
E=(2πc^2 h)/λ^2 [1/(e^(hc/λkT)-1)]
Keterangan:
c = cepat rambat cahaya
λ = panjang gelombang cahaya
T = suhu mutlak permukaan benda hitam
k = 1,38 x 10-23 JK-1 (konstanta Boltzmann)
h = 6,63 x 10-34Js (konstanta Planck)
Setelah kita membahas konsep radiasi benda hitam, kali ini kita akan mempelajari penera
pannya. Dengan menggunakan prinsip radiasi benda hitam, kita dapat menentukan daya yang
dipancarkan oleh matahari, suhu matahari, dan radiasi yang dipancarkan oleh tubuh manusia.
1. Penentuan Suhu Permukaan Matahari
Suhu permukaan matahari atau bintang dapat ditentukan dengan mengukur daya radiasi
matahari yang diterima bumi. Dengan menggunakan hukum Stefan-Boltzmann, total daya ya
ng dipancarkan oleh matahari adalah:
PM = I.A
Jika diketahui:
I = e . σ . TM4
A = luas permukaan matahari = 4πRM
e = 1
maka PM = e . σ . TM44πRM
Matahari memancarkan daya yang sama ke segala arah. Dengan demikian bumi hanya menye
rap sebagian kecil, yaitu:
Keterangan:
PM : daya yang dipancarkan matahari (watt)
TM : suhu permukaan matahari (K)
RM : jari – jari matahari (m)
σTM4 : laju radiasi matahari (watt/m2)
Pabs : daya yang diserap bumi (watt)
RB : jari-jari bumi (m)
D : jarak matahari ke bumi (m)
Meskipun bumi hanya menyerap sebagian daya dari matahari, namun bumi mampu memanca
rkan daya ke segala arah. Besar daya yang dipancarkan bumi adalah:
Keterangan:
Pemt : daya yang dipancarkan bumi (watt)
TB : suhu permukaan bumi (K)
Misalnya bumi berada dalam kesetimbangan termal maka daya yang diserap bumi sama
dengan daya yang dipancarkan. Dengan demikian suhu permukaan matahari adalah:
1. Jika 1 kg benda setara dengan energi 9 x 1016 joule, hitung massa matahari yang hilan
g tiap tahun jika matahari dianggap benda hitam sempurna.
r = 6,95 x 108 m, suhu = 5000 Kelvin.
Diketahui :
P = e σ T⁴ A = 4 p r² e σ T⁴
P = 4p (6.95 E8)² (1) (5.672 E-8)(5000)⁴
P = 2.152 E26 watt
Ditanyakan : m = …?
Penyelesaian :
Energi dalam 1 tahun (= 365,25 × 86400 = 3.156 E7 detik) adalah :
W = P × t = 2.152 E26 (3.156 E7)
W = 6.792 E33 joule
menurut Einstein, 1 kg benda setara dengan energi 9 E16 joule. Sehingga massa matahari yang
hilang setiap tahun adalah :
m = 6.792 E33/(9 E16)
m = 7.547 E16 kg
2. Cahaya matahari sampai ke bumi dengan laju 73.400 kW/m2. Tentukan berapa suhu per
mukaan matahari !
Diketahui :
VP = 73.400 kW/m2 = 7,34 × 107 W/m2
s = 5,67 × 10-8 W/m2.K4
Ditanyakan : TM =…?
Penyelesaian :
VP = s
TM =
TM =
TM =5.998 K » 6.000 K
TM =6.000 K
3. Cahaya matahari sampai ke bumi dengan laju 36.700 kW/m2. Tentukan berapa suhu per
mukaan matahari !
Diketahui :
VP = 36.700 kW/m2 = 3,67 × 107 W/m2
s = 5,67 × 10-8 W/m2.K4
Ditanyakan : TM =…?
Penyelesaian :
VP = s
TM = 5.034 K » 5.000 K
TM = 5.000 K
4. Tentukan kuanta energi yang terkandung dalam sinar dengan panjang gelombang 6600
Å jika kecepatan cahaya adalah 3 x 108 m/s dan tetapan Planck adalah 6,6 x 10−34 Js !
Dik : h = 6,6 x 10−34 Js
c = 3 x 10−8 m/s
Ditanyakan : E = ....?
Penyelesaian :
E = h(c/λ)
E = (6,6 x 10−34 ) = 3 x 10−19 joule
5. Panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh lampu monokromatis 100 watt adala
h 5,5.10−7 m. jika kecepatan cahaya adalah 3 x 108 m/s. Maka cacah foton (partikel cahaya) p
er sekon yang dipancarkan sekitar….
Diketahui :
P = 100 watt → Energi yang dipancarkan tiap sekon adalah 100 joule.
Energi 1 foton
Ditanyakan : n = …..?
Penyelesaian :
E = h(c/λ)
E = (6,6 x 10−34 ) joule
Jumlah foton (n)
n = 100 j : = 2,8 x 1020 foton.
6. Benda hitam meradiasikan cahaya dengan frekuensi 5 ´ 1014 Hz. Tentukanlah energy mi
nimum osilator yang memancarkan cahaya tersebut.
Diketahui :
f = 5 ´ 1014 Hz
Ditanyakan : E0 =…?
Penyelesaian :
E0 = hf = (6,63 ´ 10-34 Js) (5 ´ 1014 Hz)
= 3,32 ´ 10-20 J.
7. Permukaan benda pada suhu 37oC meradiasikan gelombang elektromagnetik. Bila kons
tanta Wien = 2,898 x 10−3 m.K maka panjang gelombang maksimum radiasi permukaan adala
h.....
Diketahui :
T = 37oC = 310 K
C = 2,898 x 10−3 m.K
Ditanyakan : λmaks = ....?
Penyelesaian :
λmaks T = C
λmaks (310) = 2,898 x 10−3
λmaks = 9,348 x 10−6 m
8. Sebuah benda hitam memiliki suhu 2.000 K. Tentukanlah panjang gelombang radiasiny
a pada saat intensitasnya maksimum.??
Diketahui : T = 2.000 K = 2 ´ 103 K
Ditanyakan : lmaks =…?
Penyelesaian :
Þ lmaks T = 2,9 ´ 10-3 mK
Þ lmaks =
= 1,45 ´ 10-6 m
= 1,45 mm.
9.. Sebuah benda memiliki permukaan hitam sempurna, 270 C. Berapa besarnya energi yang
dipancarkan tiap satuan waktu tiap satuan luas permukaan benda itu ?
Diketahui :
e = 1 (benda hitam sempurna)
T = 27 + 273 = 300 K
s = 5,67.10-8 watt.m-2.K-4
Ditanyakan : E = …. ?
Penyelesaian :
E = e . t . T4
= 1 x 5,67.10-4 x (300)4
= 5,67.10-8 x 81.108
= 459,27.10-4 watt/m2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Benda hitam adalah suatu benda yang permukaannya sedemikian sehingga menyerap se
mua radiasi yang datang padanya ( tidak ada radiasi yang dipantulkan keluar dari benda hita
m).
Hukum yang bersangkutan dengan radiasi benda hitam :
1. Hukum Stefan-Boltzmann
2. Hukum Pergeseran Wien
3. Teori Planck
4. Hukum Rayleigh-Jeans
DAFTAR PUSTAKA
A. J. Pointon. 1967. An Introduction to Statistical Physics for Students. First Print.Budiyanto,
Joko. 2009.google.com
Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat PerbukuanDepartemen Pendidikan Nasion
al.Kanginan, Marthen.2007.
Fisika Untuk Sma Kelas XII . Jakarta : Erlangga
M. Ali Yaz. 2007. Fisika 3. Yogyakarta : Yudhistira.ww google.com