Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Fandy Ahmad (A1C315008)
Lia Fajrina (A1C315018)
Norzatiah (A1C315028)
Siti Jaleha (A1C315038)
Izzatul Hilaliyah (A1C315048)
Siti Mariam (A1C315058)
Thisna Wulan Dari (A1C315210)
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................3
ISI.......................................................................................................................................3
BAB III...............................................................................................................................17
KESIMPULAN....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
salah satunya menyangkut Radiasi thermol dari suatu benda, dan menyangkut
dengan Radiasi Benda Hitam sempurna. Benda hitam didefinisikan sebagai
benda dimana radiasi yang jatuh akan diserap seluruhnya (tidak ada yang
dipantulkan).
2
BAB II
ISI
3
elektromagnetik muatan yang akan dipercepat akan memancarkan radiasi. Radiasi
inilah yang disebut sebagai sumber radiasi benda hitam. Karena gerakan muatan-
muatan ini acak dan percepatannya berbeda-beda, maka panjang gelombang
radiasi yang dipancarkan oleh tiap muatan tidak sama. Sehingga muncullah
beberapa macam model yang diusulkan yaitu:
1. Lord Rayleigh dan James Jeans
Lord Rayleigh dan James Jeans mengusulkan suatu model yang
menganggap bahwa muatan-muatan di dinding (permukaan) benda berongga
dihubungkan dengan sebuah pegas. Ketika suhu benda dinaikkan, muatan-
muatan ini mendapatkan energi kinetiknya untuk bergetar.
2. Max planck
Max planck menemukan bahwa sebenarnya energi merupakan besaran
yang dipancarkan oleh sebuah benda dalam bentuk paket-paket kecil terputus-
putus yang kemudian dikenal sebagai foton. Dia menurunkan rumus untuk
radiasi benda hitam dan ia berhasil secara spektakular menerangkan bentuk
kurva I sebagai fungsi panjang gelombang.
a. Getaran-getaran molekul yang memancarkan radiasi hanya dapat
memiliki satuan-satuan energi diskrit dar harga E n, yang
diberikan oleh:
En = nhf
Keterangan:
N= 1,2,3 (jumlah kuanta)
h = tetapan Planck (6,626.10-34 Js)
f = frekuensi foton (Hz)
b. Energi tiap-tiap pancaran dinyatakan:
E = h .f atau E=
4
Keterangan:
c = kecepatan cahaya (3.108 m/s)
= panjang gelombang (m)
3. Joseph Stefan dan Ludwig Bolztmann
Joseph Stefan dan Ludwig Bolztmann telah melakukan pengukuran laju
energi kalor radiasi yang dipancarkan oleh permukaan suatu benda. Hasil
yang diperoleh selanjutnya dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang
berbunyi: Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda dalam
bentuk radiasi kalor per satuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu. Jika sebuah
benda dapat dikatakan benda hitam, maka cahaya yang jatuh pada benda
tersebut tidak akan yang dipantulkan, sehingga sifat permukaanya tidak dapat
untuk diamati. Oleh karena itu jenis benda hitamnya dibuat berongga. Stefan
(1797) mengajukan rumus dan empiris mengenai energi yang dipancarkan
oleh suatu benda pada suhu T K sebagai berikut:
ET = T4 ... ... ... (1)
T K
Benda
Layar
Keterangan:
ET = energi total yang dipancarkan untuk seluruh panjang gelombang.
Persatuan waktu persatuan luas permukaan pada suhu mutlak T .
= tetapan emisivitas (koefisien serapan). Dimana o 1.
Artinya : o untuk benda putih dan 1 untuk benda hitam.
Jika benda yang sama di sinari, sejumlah energi akan diserapnya, dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut:
ET = T4 (1.1)
5
a = koefisien serapan yang menurut teorema kirchoff (1983) ternilai = ,
pada keadaan khusus yaitu = 1, dimana semua sinar jatuh pada permukaan
benda serapnya.
4. Wilhelm Wien
Dengan menganggap benda hitam seperti sebuah silinder berisi radiasi
benda hitam. Pekerjaan eksperimen ini tidaklah mudah karena dinding
silinder bersifat pemantul sempurna dan piston yang dapat bergerak naik-
turun. Radiasi ini mampu memberikan tekanan pada piston. Dengan
menggunakan siklus Carnot, dapat dihitung usaha yang dilakukan oleh
tekanan radiasi ini sebagai fungsi suhu. Karena tekanan radiasi dapat
dinyatakan sebagai energi atau intensitas, Wien berhasil menghitung
distribusi intensitas sebagai fungsi panjang gelombang untuk suhu tertentu,
akan tetapi hanya mampu menjelaskan pada panjang gelombang pendek,
namun gagal pada panjang gelombang yang panjang. Hasil ini menunjukkan
bahwa radiasi elektromagnetik tidak dapat dianggap sesederhanas eperti
proses tumbukan. Hasil pengamatan spectrum cahaya yang dipancarkan
untuk berbagai suhu benda membuktikan bahwa panjang gelombang cahaya
yang dipancarkan dengan intensitas tertinggi berbanding terbalik dengan
tempeatut (T) benda (seperti grafik dibawah ini).
S
T4 > T3 > T2 > T1
max =
6
Gambar kurva 1.1
oHasil pemgamatan spektrum untuk berbagai temperatur
oHasil ini dikenal sebagai hukum pergeseran wien
Oleh wien (1893) hasil pengamata diatas diturunkan dalama bentuk sebagai
berikut:
S = (1.2)
7
Gambar 1.2 Daya emisi monokromatik untuk benda hitam sempurna
(A) Dan benda biasa (B,C)
(Sumber: Krane, 2001;23)
Bila temperatur benda dinaikkan, maka benda kelihatan merah, kuning,
terus sampai ke warna violet sesuai dengan kenaikan temperatur. Besar intensitas
persuatuan luar permukaan benda disebut dengan Daya Emisi monokromatik
dan dinyatakan dengan i(). Intensitas cahaya yang dipancarkan oleh satuan luas
benda untuk daerah panjang gelombang ddisekitar adalah
dI = i()d 1.3)
dengan demikian intensitas total merupakan intergral keseluruhan luas di bawah
kurva dari i(), yaitu:
I= (1.3a)
Kurva yang ingin diintegral ditunjukkan dalam gambar 1.3. Persamaan (1.3a)
terjadi juga untuk kasus sebaliknya, yaitu penyerapan radiasi termal dari
sekitarnya. Distribusi daya emisi benda A dalam gambar 1.3 diatas jauh lebih
sempurna daripada benda B dan benda C. Ini dapat dikatakan bahwa benda A
memiliki daya pancar dan daya serap yang sempurna. Jenis pancaran dan
penyerapan seperti ini biasanya datang dari benda hitam sempurna.
8
2.2.2 Radiasi Benda Hitam Sempurna
Untuk memahami konsep benda hitam sempurna, kita perhatikan uraian
berikut. Bayangkan sebuah kotak yang dindingnya berada pada temperatur
tertentu. Atom-atom penyusun dinding sedang memancarkan radiasi
elektromagnetik dan dalam waktu bersamaan atom-atom tersebut juga menyerap
radiasi yang dipancarkan oleh atom-atom yang lain. Akibatnya medan radiasi
ElektroMagnetik (EM) memenuhi seluruh ruangan tersebut. Ketika radiasi yang
terjerat dalam kotak tersebut mancapai keseimbangan dengan atom-atom
dinding, maka jumlah energi yang dipancarkan oleh atom sama dengan jumlah
energi yang diserap olehnya. Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Lummer dan
Pringthein pada tahun 1899 menunjukkan bahwa pada kondisi setimbang, radiasi
Elektromagnetik yang terjerat memiliki distribusi energi yang terdefinisi dengan
baik. Maksudnya untuk masing-masing frekuensi terdapat suatu rapat energi
yang hanya tergantung pada temperatur dinding.
Bila sekarang pada salah suatu sisi kotak tersebut terdapat suatu lubang
kecil, maka beberapa radiasi Elektromagnetik akan keluar dan efeknya ada
kemungkinan untuk dianalisa. Lubang tersebut akan kelihatan sangat terang
ketika benda berada pada temperatur tinggi dan intensitas radiasi sangat rendah.
Karena proses penyerapan dan pemancaran radiasi dari lubang tersebut secara
sempurna, maka lubang tersebut dikatakan dengan model benda hitam
sempurna.
9
Gambar 1.3 Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Lummer dan
Prinsher (1899). Kaitan rapat energi terhadap
frekuensi radiasi EM (Sumber: Krane, 2001:24)
Pada proses perumusan fungsi distribusi radiasi gelombang Elektromagnetik
dikenal dua istilah yang sering digunakan, yaitu Intensitas dan Rapat Energi.
Intensitas didefinisikan sebagai jumlah daya yang dipancarkan oleh suatuan
luas permukaan atau dikatakan dengan daya emisi monokromatik, distribusinya
ditunjukkan dalam gambar 3.6. Istilah kedua rapat energi yang didefinisikan
sebagai jumlah energi persuatuan volume dalam frekuensi f dan f + df dari
spektrum benda hitam dalam kotak bertemperatur diatas suhu mutlak. Pola
distribusi rapat energi terhadap frekuensi ditunjukkan dalam gambar 3.5.
Untuk tahap pertama kita akan rumuskan hukum-hukum yang menjelaskan
keterkaitan antara intensitas dan panjang gelombang radiasi terhadap perubahan
temperatur. Asumsi yang digunakan gelombang elektromagnetik dalam kotak
bertindak sebagai gelombang berdiri dengan titik simpul pada dinding kotak.
Pola gelombang tersebut untuk kotak suatu dimensi diilustrasikan dalam gambar
3.6. Untuk n = 1 dikatakan dengan keadaan dasar dan memiliki pola separuh
gelombang. Sedangkan untuk n = 2 dan n = 3 merupakan pola-pola gelombang
pada tingkat berikutnya.
10
Gambar 1.4 Pola amplitudo gelombang berdiri dalam
ruang suatu dimensi dalam dinding di x = 0
dan di x = L untuk tiga bentuk (n= 1, 2, 3)
(Sumer: Halim, 2008)
Untuk bentuk gelombang 3D dan amplitudo dinyatakan dengan fungsi
gelombang, maka kondisi fungsi gelombang terjadi:
(x+Lx, y, z) = (x,y,z)
(x+Lx, y, z) = (x,y,z) (1.4)
(x+Lx, y, z) = (x,y,z)
11
kxLx = nx (1.4b)
12
Atau
Dalam hal ini adalah jumlah keadaan per suatuan volume. Atau
dikatakan juga dengan Rapat Keadaan (the state density). Bila partikel dalam
kotak merupakan kumpulan foton, maka partikel tersebut bersifat tak
TERBEDAKAN dan setiap keadaan BOLEH ditempati oleh lebih dari suatu
partikel. Ciri partikel seperti sesuai dengan ciri khas dari statistik Bose-Einstein.
Bila fungsi partitisi untuk gas foton seperti itu dan ditulis dalam bentuk, maka
13
Dimana pada pembuatan alat praktikum termoskop, dibuat dengan alat dan
bahan utama yaitu: botol minuman bekas, air alkohol berwarna, dan bola lampu.
Untuk fungsi ketiga alat dan bahan ini, adalah: Botol minuman bekas berfungsi
sebagai alat yang berguna untuk menangkap/menyerap kalor. Disini ada dua botol,
dengan botol satu di cat piloks berwarna hitam dan botol yang satunya berwarna
putih. Hal ini nantinya untuk menunjukkan daya serap kalor secara radiasi
disebabkan oleh beda warna bahan, yaitu botol hitam dan botol putih. Kemudian
alkohol berwarna berfungsi sebagai bahan yang digunakan untuk membuktikan
pengaruh tangkapan/serapan kalor terhadap botol. Disini digunakan alkohol 96%
dan terlebih dahulu diberi gincu agar alkohol keliatan ketika dimasukkan kedalam
selang tampak pergerakkannya. Dan bola lampu berfungsi sebagai sumber kalor,
yang nantinya digunakan untuk membuktikan daya serap kalor pada kedua botol.
Alat praktikum sederhana termoskop ini bekerja untuk membuktikan daya serap
kalor terhadap warna benda yang digunakan. Dimana saat botol dinyalakan terjadi
penyerapan kalor oleh botol berwarna hitam dan botol putih perbedaan
penyerapan kalor yang terjadi pada kedua botol menyebabkan alkohol berwarna
didalam selang yang dihubungkan dengan botol bereaksi. Pada percobaan didapat
bahwa alkohol yang berada di bawah botol hitam terdorong ke bawah dan alkohol
berwarna dibawah botol putih naik.
14
spektrum radiasi benda hitam bisa dilihat di bawah. Grafik dari spektrum itu bisa
dilihat di bawah ini. Garis lengkung paling bawah adalah spektrum radiasi cahaya
dari benda bersuhu sekitar 1000C. Sumbu x menunjukkan frekuensi cahaya,
sedangkan sumbu y menunjukkan intensitas atau kekuatan cahaya. Kalau kita
memperhatikan garis lengkung 1000C, seiring dengan bertambahnya frekuensi
cahaya, intensitas cahaya juga makin kuat alias makin terang.
15
hingga memancarkan warna merah. Las karbit yang digunakan untuk memotong
dan menyambungkan besi dapat membakar logam hingga memancarkan warna
jingga. Semakin tinggi suhu yang dihasilkan, semakin mendekati spektrum warna
putih. Dalam memancarkan spektrum warna, logam yang dipanaskan tersebut juga
mengeluarkan energi radiasi dalam satuan Watt tiap meter persegi. Teori ini
disebut juga radiasi benda hitam. Dalam kenyataannya, benda hitam meradiasi
lebih banyak jika bendanya panas daripada jika dingin dan spektrum benda hitam
panas mempunyai puncak pada frekuensi lebih tinggi daripada puncak spektrum
benda hitam yang lebih dingin.
Jika kita memperhatikan besi saat disambung (dilas). Bagian besi yang akan
disambung harus dipanaskan terlebih dahulu. Saat dipanaskan, besi tampak
kemerahan. Kemudian jika terus dipanaskan akan tampak warna cahaya yang
dipancarkan oleh besi menjadi kebiruan. Mengapa demikian? besi yang
dipanaskan memancarkan energi atau gelombang elektromagnetik yang dapat
berupa cahaya tampak. Pancaran energi suatu benda karena pengaruh suhunya
disebut radiasi termal. Radiasi termal selalu ada pada setiap benda, akan tetapi
tidak semua radiasi termal tersebut dapat dilihat oleh mata.
16
BAB III
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Indra. 2016. Pengertian radiasi Benda Hitam, Rumus Soal Intensitas Radiasi,
Teori Planck dan Radiasi Kalor.
http://www.pelajaran.co.id/2016/06/pengertian-radiasi-benda-hitamrumus-
soal-intensitas-radiasi-teori-planck-dan-radiasi-kalor.html. Diakses pada
tanggal 22 September 2017
Misbah dan Mustika Wati. 2015. Fisika Modern. Program Studi Pendidikan Kimia
FKIP ULM: Banjarmasin
Gautreau, Ronald dan William Savin. 2006. Fisika Modern Edisi Kedua.
Erlangga: Jakarta
Jumiati, Yeza Febriani, dan Rindi Genesa Hatika. 2016. Pembuatan Alat
Praktikum Termoskop Guna Menjelaskan Radiasi Kalor Berbasis Teknologi
Mmurah dan Sederhana. Riau: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian
18