KEPANJEN MALANG
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...... 2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...3
A. Latar Belakang……………………………………………………………3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...4
C. Tujuan…………………………………………………………………….4
D. Manfaat ......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………....5
A. Radiasi…………………………………………………………………....5
B. Radioaktivitas………………………………………………………........10
C. Interaksi Radiasi Dengan Materi………………………………………...11
A. Kesimpulan………………………………………………………………13
B. Saran……………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
membangun sebuah PLTN maka harus belajar dari peristiwa Fukushima daichi,
chernobyl, dan three mile island. Semuanya memiliki dampak radiasi tidak
baik terhadap mausia juga terhadap lingkungan. Walaupun begitu dalam
kehidupan sehari-hari sebenarnya manusia menerima radiasi mulai dari sinar
matahari sampai naik pesawat terbang namun dalam radiasi yang wajar,
sehingga mungkin nuklir bisa aman jika digunakan secara bijak.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian radiasi itu?
2. Apakah yang dimaksud dengan peluruhan?
3. Bagaimana konsep terbentuknya sinar x?
4. Bagaimana interaksi radiasi dengan materi?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas yang diberikan dosen
mata kuliah Teknik Radioterapi Dasar, makalah ini juga sebagai penambah
pengetahuan tentang radiasi terhadap materi, serta makalah ini terdapat
berbagai referensi tentang radiasi yang memudahkan pembaca agar lebih
memahami bagaimana radiasi itu.
D. Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Radiasi
5
DNA. Proses ini seiring dengan berjalannya waktu dapat mengakibatkan
perubahan atau mutasi sel atau gen yang kemudian dapat mempengaruhi
sistem kerja biokimia enzim tubuh atau pun sistem tubuh lainnya. Sedangkan
radiasi sinar non pengion tidak mempunyai kemampuan melakukan proses
ionisasi seperti sinar pengion
Gelombang Elektromagnetik
a. Gelombang Radio
6
atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio
dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-
kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian
elektronika yang disebut osilator.
b. Gelombang mikro
c. Sinar Inframerah
7
Ungu (390nm-455nm)
Biru (455nm-492nm)
Hijau (492nm-577nm)
Kuning (577nm-597nm)
Jingga (597nm-622nm)
Merah (622nm-780nm)
e. Sinar ultraviolet
f. Sinar X
g. Sinar Gamma
8
oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran
elektron-positron.
Sinar gamma muncul dari inti atom yang tidak stabil dikarenakan atom
tersebut memiliki energi yang tidak sesuai dengan kondisi dasarnya (groundstate).
Energi gamma yang muncul antara satu radioisotop dengan radioisotop yang lain
adalah berbeda – beda dikarenakan setiap radionuklida memiliki emisi yang
spesifik. Sinar gamma juga dapat ditemui di dalam alam semesta, dimana sinar
gamma berjalan melintasi jarak yang teramat luas di alam semesta , yang
kemudian pada akhirnya terserap oleh atmosfer bumi. Perlu diketahui, panjang
gelombang yang beberbeda pada gelombang elektromagnetik akan menembus
atmosfer dengan kedalaman yang berbeda pula.Karena daya tembusnya yang
begitu tinggi, sinar gamma mampu menembus berbagai jenis bahan, termasuk
jaringan tubuh manusia. Material yang memiliki densitas tinggi seperti timbal
sering digunakan sebagai shielding untuk memperlambat atau menghentikan foton
gamma yang memancar.
9
B. Radioaktivitas
Kestabilan inti
Inti atom terdiri atas netron dan proton. Proton bermuatan positif,
sedangkan netron tidak bermuatan (netral). Netron dalam inti berfungsi
menjaga gaya tolak-menolak antarproton. Oleh karena itu kestabilan inti
ditentukan oleh perbandingan banyaknya proton dengan netron. Jika
digambarkan grafik nomor atom (jumlah proton) terhadap jumlah netron pada
inti yang stabil (tidak radioaktif), akan diperoleh suatu grafik berupa pita yang
dinamakan pita kestabilan inti (stability band).
Disintegrasi inti adalah peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom
lain yag berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan
meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil).
Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma
dan energi peluruhan. Jika inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang
beda sifat kimianya.
Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan
dengan memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa
terjadi pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi
kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi ikat per nukleon
yang lebih tinggi dibandingkan induknya.
Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa
berkurang empat, dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun
10
pada peluruhan beta akan menambah atau mengurangi nomor atom sebesar
satu (nomor massa tetap sama).
Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron
akan meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino
merupakan partikel netral yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki
massa. Bentuk peluruhan sinar beta yang lain adalah peluruhan proton. Proton
akan meluruh menjadi neutron, positron, dan neutrino. Neutrino memiliki
sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar
perbandingan antara proton dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang
sehingga inti atom tetap stabil.
Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke
keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar
gamma. Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang
tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang memancarkan sinar alfa maupun
sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya menyertai pemancaran
sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi saja,
tetapi tidak mengubah susunan inti.
Efek fotolistrik.
11
Hamburan compton
Peristiwa terjadinya tumbukan antara foton dan elektron dalam suatu atom
yang mengakibatkan sebagian energi foton menjadi energi gerak elektron dan
sebagian energi hamburan foton disebut efek Compton . Bila energi foton
cukup besar, efek Compton dapat terjadi pada elektron orbital yang energi
ikatnya dapat diabaikan. Selanjutnya, seperti diperlihatkan pada , elektron
dianggap sebagai elektron bebas, energi dan momentumnya sama besar
sebelum dan sesudah bertumbukan. Dalam hal ini terjadi tumbukan elastis
sempurna antara foton dan elektron. Koefisien atenuasi pada efek Compton
ialah jumlah dari perbandingan energi gerak elektron antibonding dan
perbandingan energi hamburan foton. Koefisien atenuasi pada efek Compton
sebanding dengan nomor atom materi.
Produksi pasangan.
Pada waktu foton yang berenergi lebih dari 1,02 MeV menembus materi
dan mendekati inti atom, karena pengaruh medan listrik yang kuat dari inti
atom, foton berubah dan membentuk satu pasangan yaitu positron dan
elektron yang masing-masing berenergi sebesar 0,51 MeV. Peristiwa ini
disebut produksi pasangan. Energi sebesar 1,02 MeV ini disebut nilai batas
ambang produksi pasangan. Jumlah koefisien atenuasi radiasi g pada produksi
pasangan makin bertambah bersamaan dengan bertambahnya energi foton, di
sisi lain juga sebanding dengan Z (Z+1) dari materi. Jumlah koefisien
atenuasi efek fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan disebut
koefisien atenuasi linear. Pada Gambar 5 diperlihatkan koefisien atenuasi
foton oleh timbal.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
Daftar Pustaka
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/02/03/08-01-02-03.html
Supriyono, Puji, Wila Candrawila S., Agus H. Rahim dan Tri Wahyu Murni.
2017. Keamanan Peralatan Radiasi Pengion Dikaitkan Dengan Perlindungan
Hukum Bagi Tenaga Kesehatan Di Bidang Radiologi Diagnostik. SOEPRA Jurnal
Hukum Kesehatan, 3(1), 102-116.
https://www.studiobelajar.com/gelombang-elektromagnetik/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bremsstrahlung
14