Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEKNIK RADIOTERAPI DASAR

“RADIASI, RADIOAKTIVITAS, DAN INTERAKSI RADIASI DENGAN


MATERI”

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Teknik Radioterapi Dasar

Dosen pengampu: Deni Dwiyanti, S. Si

Disusun Oleh kelompok 1

Bagus Dwi Styowahyudi (171141043)


Cyntia Putri Pratiwi (181141005)
Moh. Aushaf Rafi Syaddad (181141006)
Safira Bella Syahadat (181141031)
Haqiki Febri Alamsyah (181141037)
Rizky Nur Aulia (181141038)
Maria Novita Elu (181141039)
Riki Aulia Rahman (181141034)
Haiqal Fikri A. (181141060)
DIII RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA CIPTA


HUSADA

KEPANJEN MALANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...... 2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...3

A. Latar Belakang……………………………………………………………3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...4
C. Tujuan…………………………………………………………………….4
D. Manfaat ......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………....5

A. Radiasi…………………………………………………………………....5
B. Radioaktivitas………………………………………………………........10
C. Interaksi Radiasi Dengan Materi………………………………………...11

BAB III PENUTUP……………………………………………………………...13

A. Kesimpulan………………………………………………………………13
B. Saran……………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radiasi merupakan pancaran energi melalui suatu materi atau ruang


dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton)
dari sumber radiasi. Ditinjau dari proses terbentuknya, unsur-unsur radioaktif
atau sumber-sumber radiasi lainnya yang ada di lingkungan ini dapat
dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu sumber-sumber radiasi
alam dan sumbersumber radiasi buatan. Dikatakan sebagai sumber radiasi alam
karena sumber-sumber itu sudah ada semenjak alam ini lahir. Di samping
sumber-sumber radiasi alam, kita juga mengenal adanya sumber-sumber
radiasi buatan, yaitu sumber radiasi yang proses terbentuknya melibatkan
intervensi manusia, baik sumber radiasi tersebut sengaja dibuat untuk maksud-
maksud tertentu atau merupakan hasil samping dari pemanfaatan teknologi
nuklir oleh umat manusia. Dalam hal ini sumber radiasi tersebut tidak sengaja
dibuat oleh manusia. Berikut ini akan dibahas sumbersumber radiasi yang ada
di lingkungan, baik sumber radiasi alam maupun sumber radiasi buatan.

Penyinaran radiasi yang diterima penduduk dunia 87% berasal dari


sumber radiasi alam sekitar yang terdiri atas radiasi radon (51%), radiasi
kosmik (10 %), radiasi intema (12%), dan radiasi eksterna-gamma (14 %).
Sedangkan sekitar 13 % penyinaran radiasi berasal dari radiasi buatan yang
terdiri atas kegiatan medik (12 %) dan lain-lain adalah 1 %. Penyinaran radiasi
dari lain-lain berasal dari jatuhan radioaktif (0,4%), pekerjaan menggunakan
sumber radiasi (0,2%), kegiatan instalasi nuklir (0,1%) dan kegiatan lain
(0,4%). Total dosis radiasi yang diterima penduduk dunia yang berasal dari
sumber radiasi alam sekitar 2,4 mSv/tahun yang terdiri atas 2,0 mSv/tahun
berasal dari dalam bumi dan 0,4 mSv/tahun berasal dari sinar kosmik.
Sementara yang berasal dari sumber radiasi buatan sekitar 0,7 mSv/tahun.
Salah satu aplikasinya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Untuk

3
membangun sebuah PLTN maka harus belajar dari peristiwa Fukushima daichi,
chernobyl, dan three mile island. Semuanya memiliki dampak radiasi tidak
baik terhadap mausia juga terhadap lingkungan. Walaupun begitu dalam
kehidupan sehari-hari sebenarnya manusia menerima radiasi mulai dari sinar
matahari sampai naik pesawat terbang namun dalam radiasi yang wajar,
sehingga mungkin nuklir bisa aman jika digunakan secara bijak.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian radiasi itu?
2. Apakah yang dimaksud dengan peluruhan?
3. Bagaimana konsep terbentuknya sinar x?
4. Bagaimana interaksi radiasi dengan materi?
C. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas yang diberikan dosen
mata kuliah Teknik Radioterapi Dasar, makalah ini juga sebagai penambah
pengetahuan tentang radiasi terhadap materi, serta makalah ini terdapat
berbagai referensi tentang radiasi yang memudahkan pembaca agar lebih
memahami bagaimana radiasi itu.

D. Manfaat

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada


semua pihak, khususnya kepada mahasiswa D3 Radiodiagnostik dan
Radioterapi untuk menambah pengetahuan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Radiasi

Radiasi merupakan pemancaran energi dalam bentuk gelombang


atau partikel yang dipancarkan oleh sumber radiasi atau zat radioaktif
(Syahria et al. 2012). Radiasi sinar-X dihasilkan oleh tabung pesawat sinar-X.
Karena sumbernya berasal dari luar tubuh manusia, maka radiasi sinar-X
merupakan radiasi eksternal. Dalam hal proteksi radiasi eksternal, terdapat
tiga teknik untuk mengontrol penerimaan radiasi khususnya bagi pekerja
radiasi yaitu meminimalkan jarak, meminimalkan waktu dan pemakaian
perisai radiasi (Akhadi 2000).

Radiasi dalam istilah fisika pada dasarnya adalah suatu cara


perambatan energi dari suatu sumber energi ke lingkungannya tanpa
membutuhkan medium atau perantara. Beberapa contohnya adalah
perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio.
Selain radiasi, energi juga dapat dipindahkan dengan cara konduksi, kohesi
dan konveksi. Berdasarkan efek radiasi yang ditimbulkannya, maka radiasi
dapat dikelompokan menjadi radiasi pengion dan radiasi non‐pengion.
Adapun yang temasuk ke dalam kelompok radiasi pengion adalah cahaya
matahari, sinar‐x dan radiasi dari bahan radioaktif, sedangkan radiasi yang
termasuk radiasi non‐pengion adalah seperti sinar ultraviolet, radiasi panas,
gelombang radio dan microwave .  

Sinar radiasi pengion adalah sinar yang mempunyai sifat tidak


dapat dilihat, tidak berwarna, tidak dapat dirasakan, namun mempunyai sifat
yang dapat merusak sel‐sel tubuh manusia dengan jalan bila mengenai dan
menembus tubuh manusia, dalam besar dosis tertentu serta periode jangka
waktu tertentu dapat mengakibatkan terjadinya proses ionisasi sel‐sel tubuh
manusia, dengan cara energi penyinaran yang diabsorpsi di dalam tubuh akan
membebaskan elektronelektron dari atom, dan atom yang telah mengalami
ionisasi akan menjadi unsur radikal bebas yang akan merusak materi genetik

5
DNA. Proses ini seiring dengan berjalannya waktu dapat mengakibatkan
perubahan atau mutasi sel atau gen yang kemudian dapat mempengaruhi
sistem kerja biokimia enzim tubuh atau pun sistem tubuh lainnya. Sedangkan
radiasi sinar non pengion tidak mempunyai kemampuan melakukan proses
ionisasi seperti sinar pengion

Jenis‐jenis sinar pengion tersebut antara lain:

a. . “Sinar Alfa, yang mempunyai radiasi daya tembus yang sangat


pendek, namun masih tetap mempunyai potensi yang membahayakan
apabila tertelan masuk ke sistem perncernaan atau terhirup  masuk
sistem pernafasan dalam jumlah yang cukup besar.
b. Sinar Beta mempunyai gelombang partikel yang lebih kecil daripada
sinar Alfa, yang dalam jumlah besar dapat menyebabkan kulit
terbakar dan sangat berbahaya apabila terhirup atau tertelan.  
c. Sinar Gamma mempunyai sifat gelombang elektromagnetik seperti
cahaya atau gelombang radio dengan daya tembus yang kuat, yang
dapat menembus materi dan hanya bisa tertahan oleh bahan yang
sangat padat dan tebal, dan karena itu dapat mencapai organ‐ organ
tubuh tanpa harus menghirup atau menelannya

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang memancar tanpa


media rambat yang membawa muatan energi listrik dan magnet
(elektromagnetik). Tidak seperti gelombang pada umumnya yang membutuhkan
media rambat, gelombang elektromagnetik tidak memerlukan media rambat (sama
seperti radiasi). Oleh karena tidak memerlukan media perambatan, gelombang
elektromagnetik sering pula disebut sebagai radiasi eletromagnetik.

Spektrum gelombang elektromagnetik

a. Gelombang Radio

Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau


frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya
rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke

6
atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio
dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-
kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian
elektronika yang disebut osilator.

Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh


antena pula. Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi
penerima radio akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi
energi bunyi.

b. Gelombang mikro

Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan


frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap
oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu.
Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi
panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang
dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan
cepat dan ekonomis.

c. Sinar Inframerah

Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014


Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu
memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan
detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum ampermeter
sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat
dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah.

d. Sinar Tampak/ Cahaya

Sinar tampak atau cahaya adalah sinar yang dapat membantu


penglihatan kita . Perbedaan sensasi pada mata akibat cahaya yang berbeda
frekuensi atau panjang gelombangnya akan menimbulkan warna yang
berbeda. Spektrum warna cahaya berdasarkan urutan kenaikan panjang
gelombang adalah :

7
Ungu (390nm-455nm)

Biru (455nm-492nm)

Hijau (492nm-577nm)

Kuning (577nm-597nm)

Jingga (597nm-622nm)

Merah (622nm-780nm)

e. Sinar ultraviolet 

Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz


sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m.
gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik.
Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet
dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah
yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet
yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.

f. Sinar X 

Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang


gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti
itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku
tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm.

g. Sinar Gamma

Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz


atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling
besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan
tubuh.

Konsep terbentuknya sinar gamma

Sinar gamma (seringkali dinotasikan dengan huruf Yunani gamma, γ)


adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi

8
oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran
elektron-positron.

Sinar gamma muncul dari inti atom yang tidak stabil dikarenakan atom
tersebut memiliki energi yang tidak sesuai dengan kondisi dasarnya (groundstate).
Energi gamma yang muncul antara satu radioisotop dengan radioisotop yang lain
adalah berbeda – beda dikarenakan setiap radionuklida memiliki emisi yang
spesifik. Sinar gamma juga dapat ditemui di dalam alam semesta, dimana sinar
gamma berjalan melintasi jarak yang teramat luas di alam semesta , yang
kemudian pada akhirnya terserap oleh atmosfer bumi. Perlu diketahui, panjang
gelombang yang beberbeda pada gelombang elektromagnetik akan menembus
atmosfer dengan kedalaman yang berbeda pula.Karena daya tembusnya yang
begitu tinggi, sinar gamma mampu menembus berbagai jenis bahan, termasuk
jaringan tubuh manusia. Material yang memiliki densitas tinggi seperti timbal
sering digunakan sebagai shielding untuk memperlambat atau menghentikan foton
gamma yang memancar.

Konsep terbentuknya sinar X (bremsstrahlung dan karakteristiknya)

Sinar-X Bremsstrahlung adalah istilah dalam bahasa Jerman yang


berarti radiasi pengereman. Elektron sebagai partikel bermuatan listrik yang
bergerak dengan kecepatan tinggi, apabila melintas dekat ke inti suatu atom, maka
gaya tarik elektrostatik inti atom yang kuat akan menyebabkan elektron
membelok dengan tajam. Peristiwa itu menyebabkan elektron kehilangan
energinya dengan memancarkan radiasi elektromagnetik yang dikenal sebagai
sinar-X bremsstrahlung.

Sinar-X bremsstrahlung mempunyai spektrum energi kontinyu yang lebar,


sementara spektrum energi dari sinar-X karakteristik adalah diskrit. Sinar-X
karakteristik terbentuk melalui proses perpindahan elektron atom dari tingkat
energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah. Beda energi
antara tingkat-tingkat orbit dalam atom target cukup besar, sehingga radiasi yang
dipancarkannya memiliki frekuensi yang cukup besar dan berada pada daerah
sinar-X.

9
B. Radioaktivitas

Kestabilan inti

Inti atom terdiri atas netron dan proton. Proton bermuatan positif,
sedangkan netron tidak bermuatan (netral). Netron dalam inti berfungsi
menjaga gaya tolak-menolak antarproton. Oleh karena itu kestabilan inti
ditentukan oleh perbandingan banyaknya proton dengan netron. Jika
digambarkan grafik nomor atom (jumlah proton) terhadap jumlah netron pada
inti yang stabil (tidak radioaktif), akan diperoleh suatu grafik berupa pita yang
dinamakan pita kestabilan inti (stability band).

Disintegrasi inti adalah peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom
lain yag berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan
meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil).
Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma
dan energi peluruhan. Jika inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang
beda sifat kimianya.

Unsur radioaktif secara spontan memancarkan radiasi, yang berupa


partikel atau gelombang elektromagnet (non partikel).

Peluruhan Sinar Alfa

Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan
dengan memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa
terjadi pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi
kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi ikat per nukleon
yang lebih tinggi dibandingkan induknya.

Ernest Rutherford menemukan bahwa partikel α adalah atom-atom helium


tanpa elektron dan partikel α atau β keluar dari atom, jenis atom berubah.
Perubahan demikian dapat menyebabkan radiasi γ.

Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa
berkurang empat, dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun

10
pada peluruhan beta akan menambah atau mengurangi nomor atom sebesar
satu (nomor massa tetap sama). 

Peluruhan Sinar Beta

Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron
akan meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino
merupakan partikel netral yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki
massa. Bentuk peluruhan sinar beta yang lain adalah peluruhan proton. Proton
akan meluruh menjadi neutron, positron, dan neutrino. Neutrino memiliki
sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar
perbandingan antara proton dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang
sehingga inti atom tetap stabil.

Peluruhan Sinar Gamma

Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke
keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar
gamma. Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang
tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang memancarkan sinar alfa maupun
sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya menyertai pemancaran
sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi saja,
tetapi tidak mengubah susunan inti.

C. Interaksi radiaksi dengan materi

Efek fotolistrik.

Peristiwa terlepasnya elektron orbital suatu atom karena interaksi dengan


radiasi g dinamakan efek fotolistrik. Elektron yang dilepaskan pada peristiwa
tersebut disebut fotoelektron, dan energi geraknya adalah selisih antara energi
ionisasi elektron orbital dan energi radiasi g. Pada saat energi radiasi g kecil,
kebanyakan fotoelektron terlepas dengan arah tegak lurus pada arah radiasi,
tetapi bila energinya besar maka fotoelektron terpancar ke arah depan dalam
jumlah yang banyak. Secara teori, semakin besar ikatan antara elektron dan
inti atom maka semakin besar persentase terjadinya efek fotolistrik; untuk
elektron pada kulit K akan terjadi efek fotolistrik sebesar kira-kira 80%.

11
Hamburan compton

Peristiwa terjadinya tumbukan antara foton dan elektron dalam suatu atom
yang mengakibatkan sebagian energi foton menjadi energi gerak elektron dan
sebagian energi hamburan foton disebut efek Compton . Bila energi foton
cukup besar, efek Compton dapat terjadi pada elektron orbital yang energi
ikatnya dapat diabaikan. Selanjutnya, seperti diperlihatkan pada , elektron
dianggap sebagai elektron bebas, energi dan momentumnya sama besar
sebelum dan sesudah bertumbukan. Dalam hal ini terjadi tumbukan elastis
sempurna antara foton dan elektron. Koefisien atenuasi pada efek Compton
ialah jumlah dari perbandingan energi gerak elektron antibonding dan
perbandingan energi hamburan foton. Koefisien atenuasi pada efek Compton
sebanding dengan nomor atom materi.

Produksi pasangan.

Pada waktu foton yang berenergi lebih dari 1,02 MeV menembus materi
dan mendekati inti atom, karena pengaruh medan listrik yang kuat dari inti
atom, foton berubah dan membentuk satu pasangan yaitu positron dan
elektron yang masing-masing berenergi sebesar 0,51 MeV. Peristiwa ini
disebut produksi pasangan. Energi sebesar 1,02 MeV ini disebut nilai batas
ambang produksi pasangan. Jumlah koefisien atenuasi radiasi g pada produksi
pasangan makin bertambah bersamaan dengan bertambahnya energi foton, di
sisi lain juga sebanding dengan Z (Z+1) dari materi. Jumlah koefisien
atenuasi efek fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan disebut
koefisien atenuasi linear. Pada Gambar 5 diperlihatkan koefisien atenuasi
foton oleh timbal.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa radiasi adalah


pemancaran energy dalam bentuk gelombang atau partikel yang di pancarkan
oleh sumber radiasi atau zat radioaktif. Radiasi dapat dikelompokkan menjadi
radiasi pengion dan radiasi non pengion. Radiasi berhubungan dengan
gelombang elektromagnetik, gelombang elektromagnetik yaitu gelombang
yang memancar tanpa media rambat yang membawa muatan energy listrik
dan energy dan energy magnetik.

Radioaktivitas terdiri dari kestabilan inti, peluruhan sinar alfa, peluruhan


sinar beta, sinar gamma. Adapun interaksi radiasi dengan materi yang terjadi
secara fisika jika energy yang di serap oleh material kimia hanya dapat
membuat energy dalamnya bertambah sehingga keadaannya menjadi
tereksitasi tetapi tidak menyebabkan perubahan jenis material kimia. Partikel
berat bermuatan seperti sinar alfa, proton, deuteron, dan fragmen isi
merupakan partikel inti atom yang bermuatan positif.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu mempermudah


memberikan informasi tentang radiasi, radioaktivitas dan interaksi radiasi
dengan materi.

13
Daftar Pustaka

http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/02/03/08-01-02-03.html

Supriyono, Puji, Wila Candrawila S., Agus H. Rahim dan Tri Wahyu Murni.
2017. Keamanan Peralatan Radiasi Pengion Dikaitkan Dengan Perlindungan
Hukum Bagi Tenaga Kesehatan Di Bidang Radiologi Diagnostik. SOEPRA Jurnal
Hukum Kesehatan, 3(1), 102-116.

Aryawijayanti, R, Susilo, Sutikno. 2015. Analisis Dampak Radiasi Sinar-X Pada


Mencit Melalui Pemetaan Dosis Radiasi Di Laboratorium Fisika Medik. Jurnal
MIPA 38 (1): 25-30

Emy M.S Munthe. 2018. RADIOAKTIVITAS. Makalah

https://www.studiobelajar.com/gelombang-elektromagnetik/

https://id.wikipedia.org/wiki/Bremsstrahlung

14

Anda mungkin juga menyukai