LIMBAH RADIOAKTIF
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Lingkungan
Disusun Oleh:
1. Miftakul Hidayah
(23060170041)
2. Miftia Ainul Arifah
(23060170056)
3. Lia Rizki Munanati
(23060170075)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat dan
nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang diberikan oleh bapak M.
Hidayatur Rohman, S.Pd., M.Sc. selaku dosen Pengampu. Pembuatan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan dengan judul ma
kalah “Pemantauan Radiasi Lingkungan Dan Pengelolaan Limbah Radioaktif”.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan .............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang - undang ketenaga nukliran mengamanatkan bahwa pemanfaatan
tenaga nuklir harus memperhatikan asas pembangunan nasional, keselamatan,
keamanan, ketentraman, kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta
perlindungan terhadap lingkungan hidup.
Umumnya kegiatan yang memanfaatkan zat radioaktif akan menghasilkan
limbah dan apabila keputusan untuk memanfaatkan zat radioaktif telah
diambil karena dianggap mempunyai keuntungan lebih, maka pengelolaan
limbahnya harus sudah menjadi pertimbangan sejak awal karena evaluasi
pemanfaatan selalu dikaitkan dengan pengelolaan limbah yang dilakukan.
Dalam manajemen pengelolaan limbah ada berbagai pihak yang terlibat
yaitu Badan Pengawas, Badan Pelaksana (BATAN) dan Pemanfaat zat
radioaktif atau dinamakan sebagai penghasil limbah. Limbah radioaktif dapat
terjadi dari berbagai kegiatan pemanfaatan zat radioaktif dalam bidang
industri, kesehatan, penelitian serta pemanfaatan tenaga nuklir untuk
menghasilkan energi listrik.
Asas proteksi radiasi harus diterapkan dalam pengelolaan antara lain
bahwa pembuangan atau pelepasan limbah harus dapat dipertanggung
jawabkan (justified), resiko dan dosis yang diterima pekerja dan masyarakat
adalah serendah-rendahnya (limitasi) sehingga kemungkinan gangguan
kesehatan dalam waktu lama adalah sekecil mungkin.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Radiasi Lingkungan?
2. Bagaimana Pemantauan Terhadap Radiasi Lingkungan?
3. Apa Saja Jenis-jenis Bahan Radioaktif Dalam Lingkungan?
4. Bagaimana Cara Mengelola Limbah Radioaktif Dalam Lingkungan?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Radiasi Lingkungan.
2. Mengetahui Pemantauan Terhadap Radiasi Lingkungan.
3. Mengetahui Jenis-jenis Bahan Radioaktif Dalam Lingkungan.
4. Mengetahui Cara Mengelola Limbah Radioaktif Dalam Lingkungan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Radiasi Lingkungan
Tanpa kita sadari, kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan radiasi.
Radiasi telah menjadi bagian dari lingkungan kita sejak dunia ini diciptakan,
bukan hanya dimulai dari ditemukannya tenaga nuklir setengah abad yang
lalu, terdapat lebih dari 60 radionuklida yang berdasarkan asalnya dibagi atas
2 kategori:
1. Radionuklida alamiah: radionuklida ini yang terbentuk secara alami,
terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Primordial: radionuklida ini telah ada sejak bumi diciptakan.
b) Kosmogenik: radionuklida ini terbentuk sebagai akibat dari interaksi
sinar kosmik.
2. Radionuklida buatan manusia: radionuklida yang terbentuk karena dibuat
oleh manusia.
Dilihat dari pendapat beberapa ahli, dapat kita simpuan bahwa pengertian
dari radiasi yaitu pancaran energi melalui partikel dalam bentuk partikel atau
gelombang elektromagnetik. Radiasi partikel adalah jenis radiasi yang
memiliki massa terukur dan bermuatan. Sedangkan radiasi
elektromagnetikatau foton adalah jenis radiasi yang tidak memiliki massa dan
muatan. radiasi ditinjau dari massaa, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel, yaitu:
4
Jika ditinjau dari muatan listriknya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
pengion dan radiasi non-pengion.
5
mendapat radiasi dari alam sekitarnya. Radiasi yang diperoleh dari
alam sekitarnya disebut radiasi latar belakang (alam). Radiasi latar
belakang yang diterima tubuh manusia terdiri dari siar kosmik dan
rdiasi pengion lain yang berasal daari radionuklida alam. Beberapa ahli
berpendapat bahwa 2 sampai 10% mutasi alam pada manusia
disebabkan oleh radiasi latar belakang. Beberapa ahli yang lain
mencoba mencari hubungan antara dosis radiasi latar belakang dengan
frekuensi terjadinya perubahan genetik, leukimia dan knker lain.
2. Sumber Radiasi Buatan Manusia
Sinar-x dikenal sebagai rradiasi yang merambat lurus, tidak
dipengaruhi oleh medan listrik maupun medan magnet serta
mengakibatkan zat fosforesensi dapat berpendar. Kenyataan
membuktikan bahwa semakin besar kecepatan elektron yang
membentur target, semakin semakin besar daya tembus sinar-x yang
ditimbulkannya. Semakin banyak elektron yang membentur target
semakin tinggi intensitas sinar-x.
6
1. Pemantauan Rutin
Pemantauan rutin dilakukan pada kondisi operasi normal untuk
memastikan bahwa tempat kerja maupun lingkungancukup aman. Dengan
pemantauan rutin diperoleh kepastian bahwa kondisi tempat kerja terjamin
keselamatannya.
2. Pemantauan Operasional
Pemantauan operasional dilakukan pada saat akan memulai pekerjaan dan
pada saat melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang memerlukan
perhatian khusus. Pemantauan ini bertujuan untuk memberikan informasi
dasar dalam pelaksanaan kerja maupun pemilihihan metode terbaik untuk
melindungi pekerja dari penerimaan dosis radiasi, seperti laju dosis suatu
sumber untuk menentukan jarak yang aman dalam menangani sumber.
3. Pemantauan Khusus
Pemantauan khusus dilakukan jika ada kejadian atau kemungkinan
terjadinya kondisi abnormal termasuk terjadinya suatu kecelakaan.
Pemantauan ini bertujuan untuk memberi informasi secara rinci mengenai
suatu kejadian dan dapat dipakai sebagai bahan untuk menyusun program
kerja dalam menanggulangi kejadian tersebut.
7
yang mendapat terapi atau diagnostik kedokteran nuklir. Zat radioaktif
yang digunakan pada umumnya berumur paro pendek (< 100 hari),
misalnya I, I, Tc, P, dll sehingga cepat mencapai kondisi stabil. Fasilitas
penelitian di bidang kesehatan juga memberikan kontribusi limbah
radioaktif cair melalui hasil ekskresi binatang percobaan. Dengan umur
paro sangat pendek, maka penanganan limbah radioaktif tersebut
dilakukan dengan menampung sementara sebelum dilepas ke badan air.
Limbah radioaktif cair untuk jenis organik kebanyakan diproduksi oleh
fasilitas penelitian, yang dapat terdiri dari: minyak pompa vakum,
pelumas, dan larutan sintilasi. Zat radioaktif yang terkandung pada
umumnya H dan sebagian kecil C, I dan S. Dalam pengelolaan limbah cair
tersebut harus diperhitungkan pula aktivitas konsentrasi zat radioaktif yang
digunakan, terutama jika zat radioaktif yang digunakan untuk tujuan
penandaan umumnya mempunyai konsentrasi aktivitas sangat tinggi
sehingga harus dipisahkan dengan zat radioaktif yang mempunyai
konsentrasi aktivitas rendah.
2. Limbah Radioaktif Padat
Kebanyakan limbah radioaktif padat yang dihasilkan dari fasilitas
kesehatan dan laboratorium penelitian mempunyai sifat dapat terbakar,
misalnya: tissue, kertas, kain, karton, sarung tangan, pakaian pelindung,
masker, bangkai binatang dan material biologi lain. Sedangkan limbah
radioaktif tidak dapat bakar antara lain: barang pecah belah, serpihan
logam, peralatan dekontaminasi dan limbah dari fasilitas yang mengalami
dekomisioning. Untuk limbah padat radioaktif sebagai akibat kontaminasi
dan limbah sumber radioaktif selanjutnya dikirimkan ke PTLR-BATAN
sebagai badan yang berwenang melakukan pengolahan limbah radioaktif.
Sumber radioaktif yang diimpor dari negara lain dapat dikirimkan kembali
ke negara tersebut sesuai dengan perjanjian.
3. Limbah Radioaktif Gas
Limbah radioaktif gas dapat dihasilkan pada aplikasi zat radioaktif
terutama bidang kesehatan. Aplikasi khusus di bidang kesehatan
8
menggunakan zat radioaktif berbentuk gas, misalnya Xe, Kr, Tc dan
pemancar positron berumur paro pendek seperti F dan C untuk investigasi
terhadap ventilasi paru-paru. Limbah radioaktif berupa hasil respirasi
pasien dikendalikan dengan menempatkan pada tempat khusus untuk
membatasi dispersi radioaktif ke lingkungan. Jenis zat radioaktif yang
digunakan relatif tidak berbahaya karena ber umur paro pendek sehingga
mudah mencapai kondisi stabil
4. Sumber Radioaktif Bekas
Sumber radioaktif yang sudah tidak digunakan lagi memerlukan
pengkondisian dan disposal yang sesuai. Sumber radioaktif bekas
dibedakan menjadi: Sumber dengan umur paro ≤ 100 hari dengan aktivitas
sangat tinggi, Sumber dengan aktivitas rendah, misalnya untuk tujuan
kalibrasi, Sumber yang berpotensi memberikan bahaya kontaminasi dan
kebocoran, Sumber dengan umur paro >100 hari yang memiliki aktivitas
tinggi maupun rendah.
9
atau mengolah dan menyimpan sementara limbah radioaktif tingkat rendah
dan sedang sebelum dikirimkan ke PTLR-BATAN. Terhadap sumber
radioaktif bekas terdapat dua alternatif pengelolaan limbah yang boleh
dilakukan oleh pemilik sumber radioaktif bekas yaitu sumber radioaktif bekas
diprioritaskan untuk dapat dikirimkan kembali ke negara asal dan alternatif
kedua adalah dikirimkan ke PTLR-BATAN. Prioritas yang pertama adalah
upaya pemenuhan salah satu prinsp-prinsip pengelolaan limbah radioaktif
yaitu tidak menjadi beban bagi generasi yang akan datang. Dengan sistem
pengelolaan tersebut maka ada kegiatan pemindahan atau pengangkutan
limbah radioaktif dari penghasil ke PTLR-BATAN atau ke negara asal sumber
radioaktif bekas.
10
menyimpan sementara. Pengumpulan dan pengelompokan limbah berdasarkan
aktivitas, waktu paro, jenis radiasi, bentuk fisik-dan kimia, sifat racun dan asal
limbah radioaktif atau mengolah limbahnya apabila memiliki fasilitas
pengolahan Limbah padat dipisahkan menjadi dapat terbakar - tidak dapat
terbakar, terkompaksi – tidak terkompaksi, aktivitas rendah dan tinggi, umur
paro panjang dan pendek, serta jenis radiasi. Limbah tersebut ditempatkan
pada lokasi khusus yang diberi tanda bahaya radiasi sehingga hanya petugas
tertentu yang dapat masuk ke ruangan. Limbah cair yang berupa sisa zat
radioaktif dan limbah cair hasil samping kegiatan dekontaminasi yang
memiliki aktivitas tinggi atau umur paro panjang ditempatkan secara terpisah
dengan limbah aktivitas rendah atau umur paro pendek. Untuk limbah cair
hasil ekskresi atau hasil kegiatan mandi dan cuci disalurkan secara terpisah
dengan saluran grey water dan disalurkan ke tempat penampungan sementara
untuk mengetahui dosis paparan radiasi yang ditimbulkan, limbah radioaktif
tersebut dapat di lepaskan ke badan air apabila memenuhi persyaratan
pelepasan. Limbah berbentuk gas sangat jarang terjadi. Seperti yang telah
disampaikan di muka untuk mengendalikan limbah radioaktif berbentuk gas,
maka sumber penghasil limbah ditempatkan pada tempat khusus sehingga gas
tidak mudah keluar ke lingkungan. Gas dapat di lepaskan ke lingkungan
setelah memenuhi persyaratan pelepasan. Penghasil limbah wajib memberikan
informasi dengan lengkap dan benar secara tertulis (dalam manifes dokumen)
kepada pengangkut tentang identitas limbah, bahaya radiasi, dan sifat bahaya
lain yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya. Penghasil limbah juga
berkewajiban memberikan tanda, label, atau plakat pada kendaraan angkutan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Limbah radioaktif sangat berbahaya dikarenakan limbah ini
memancarkan radiasi, maka apabila tidak diisolasi dari masyarakat dan
lingkungan maka radisi limbah tersebut dapat mengenai manusi dan
lingkungan. Limbah radioaktif berdasarkan bentuk fisiknya terdiri dari
limbah radioaktif padat, cair dan gas. Pemantauan radiasi lingkungan
bertujuan untuk mendeteksi paparan radiasi yang di pancarkan dari semua
aktivitas lingkungan serta menjamin bahwa tidak ada pelepasan zat
radioaktif. Pemantauan radiasi dan radioaktivitas lingkungan dibagi
menjadi pemantauan rutin, pemantauan operasional, pemantauan khusus.
Pengelolaan limbah radioaktif terdiri dari rangkaian kegiatan yang
meliputi tahapan pengumpulan, pengelompokan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan dan/atau pembuangan limbah radioaktif.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adi Wardojo, Ruslan. 2009. Fakta Seputar Radiasi. Jakarta: Pusat Desiminasi Itek
Nuklir Badan Tenaga Atau Nasional.
13