Anda di halaman 1dari 39

TUGAS PERPINDAHAN PANAS II

“RADIASI RADIOAKTIF”

DOSEN PENGAMPU
ABDURAHIM SIDIQ, ST,. MT

DISUSUN OLEH:
NAMA : MOHAMMAD ZAKARIA
NIM : 15.62.0196
KELAS : 5 A ( REG MALAM BJM )

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
2016
KATA PENGANTAR
Dengan kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah “RADIASI RADIOAKTIF”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan Makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki Makalah ilmiah ini. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih

Banjarmasin, november 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................2
C. Tujuan dan manfaat..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Pengertian radiasi................................................................................................3
B. Jenis-jenis radiasi................................................................................................3
C. Penggunaa radiasi...............................................................................................7
D. Satuan radiasi......................................................................................................8
E. Fenomena dan dampak radiasi............................................................................9
F. Pencegahan efek radiasi .................................................................................10
G. Asal mula adanya radiasi ...................................................................................12
H. Cara mengetahui adanya radiasi..........................................................................12
I. Pengaruh radiasi terhadap manusia.....................................................................12
J. Pengaruh radiasi terhadap organ tubuh manusia.................................................14
K. Sumber radiasi.....................................................................................................19
L. Dampak radiasi pada materi dan makhluk hidup ...............................................22
M. Pemanfaatan radiasi dan bahan radioaktif............................................................21
N. Radioaktifitas yang direkomendasikan...............................................................25
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................26
A. Limbah radioaktif.................................................................................................26
B. Pengelolaan limbah radioaktif di Indonesia.........................................................27
C. Radioaktif dalam berbagai bidang kehidupan .....................................................31
BAB IV PENUTUP..................................................................................................34
A. Kesimpulan 35................................................................................
B. Saran 35................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tahukah anda bahwa di sekitar kita ternyata banyak sekali terdapat
radiasi? Disadari ataupun tanpa disadari ternyata di sekitar kita baik di rumah,
di kantor, di pasar, di lapangan, bahkan di rumah sakit maupun di tempat-
tempat umum lainnya ternyata banyak sekali radiasi. Yang perlu diketahui
selanjutnya adalah sejauh mana radiasi tersebut dapat berpengaruh buruk
terhadap kesehatan kita atau justru perperan penting dalam kesehatan
Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara
perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan
medium. Beberapa contohnya adalah perambatan panas, perambatan cahaya,
dan perambatan gelombang radio. Selain radiasi, energi dapat juga
dipindahkan dengan cara konduksi, kohesi, dan konveksi..
Selain itu radiasi juaga digunakan dalam hal medis terutama untuk
diagnostic, yaitu dengan memanfaatkan radiasi untuk mengetahui penyebab
suatu penyakit, dengan memanfaatkan salah satu jenis radiasi yaitu X-ray.
Yang ditemukan secara tidak sengaja oleh Wiliam Conrad Roentgen pada
tahun 1895 yang dapat memendarkan Kristaliasi fosfor, dan juga dapat
menghsilkan sebuah gambar yang disebut radiograf dengan memanfaatkan
Film radiograf yang sangat berguna untuk mendiagnosa suatu penyakit
sebelum tahap penyenbuahan selanjutnya. Dan hasil gambar yang dihasilkan
sering kita sebut sebagai gambar ronsen.
Secara garis besar ada dua jenis radiasi yakni radiasi pengion dan
radiasi bukan pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat
menyebabkan proses terlepasnya electron dari atom sehingga terbentuk
pasangan ion contohnya sianr beta, Alfa, gamma, neutron , Xray, sedangkan
bukan pengion adalah radiasi yang tidak menyebabkan ionisasi jika
berinteraksi dengan materi contohnya gelombang radio (yang membawa
informasi dan hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang

1
digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar
inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas); cahaya tampak
(yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari). . Karena
sifatnya yang dapat mengionisasi bahan termasuk tubuh kita maka radiasi
pengion perlu diwaspadai adanya utamanya mengenai sumber-sumbernya,
jenis-jenis, sifatnya, akibatnya, pemanfaatan dan bagaimana cara
menghindarinya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
“Bagaimana menerapkan pengetahuan tentang radiasi dalam berbagai
bidang kehidupan sehari-hari?”

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengidentifikasi dan memberikan gambaran tentang manfaat dan bahaya
radiasi dan bahan radio aktif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mengetahui penanganan bahaya limbah radioaktif secara benar.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN RADIASI
Dikatakan bahwa Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau
ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya
(foton) dari sumber radiasi. Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap
proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang,yang
akhirnya energi tersebut diserap oleh benda lain. Apa yang membuat radiasi
juga dikenal dengan energi yang memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam
garis lurus ke segala arah) dari suatu sumber. Geometri ini secara alami
mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk
semua jenis radiasi.

B. JENIS-JENIS RADIASI
Dalam keseharian, kita mengenal berbagai macam radiasi.Radiasi yang
ada di sekitar kita dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti
radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir, reaktor
nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga terdapat radiasi yang non ionisasi atau
elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak,
sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses lain yang
lebih jelas.
Yang pertama, radiasi ionisasi, adalah radiasi memiliki energi yang cukup
untuk mengionisasi partikel. Secara umum, hal ini melibatkan sebuah
elektron yang 'terlempar' dari cangkang atom elektron, yang akan
memberikan muatan (positif). Hal ini sering mengganggu dalam sistem
biologi, dan dapat menyebabkan mutasi dan kanker.Jenis radiasi umumnya
terjadi di limbah radioaktif peluruhan radioaktif dan sampah.
Oleh Ernest Rutherford, menemukan 3 jenis sinar yang termasuk radiasi
ionisasi yaitu; Alfa, Beta, dan sinar gamma..Ketiga radiasi tersebut
ditemukannya melalui percobaan sederhana, Rutherford menggunakan

3
sumber radioaktif dan menemukan bahwa sinar menghasilkan mengenai tiga
daerah yang berbeda. Salah satu dari sinar tersebut menjadi positif, satu yang
lain bersifat netral, dan salah satu lainnya menjadi negatif. Dengan data ini,
Rutherford menyimpulkan radiasi yang terdiri dari tiga sinar. Beliau memberi
nama yang diambil dari tiga huruf pertama dari abjad Yunani yaitu alfa, beta,
dan gamma.
Radiasi ionisasi pertama adalah radiasi alpha (α) yaitu radiasi atom
mempunyai massa partikel sekitar empat kali massa partikel hydrogen. Sinar
alfa merupakan inti atom helium bermuatan positif yang dipengaruhi medan
magnet dengan lambang : α atau 2He 4.Jika sinar alfa mengenai suatu materi,
akan memberikan sebagian energinya pada electron terluar materi itu
sehingga dapat tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sinar alfa
merupakan partikel inti helium bermuatan 2e, bermassa 4sma
Kemudian radiasi ionisasi kedua yaitu Radiasi beta (β) adalah jenis
peluruhan radioaktif di mana partikel beta (elektron atau positron
dipancarkan.).Radiasi beta-minus (β⁻)terdiri dari sebuah elektron yang penuh
energi.
Radiasi ini kurang terionisasi daripada alfa, tetapi lebih
daripada sinar gamma.Elektron seringkali dapat dihentikan dengan beberapa
sentimeter logam. radiasi ini terjadi ketika peluruhan
neutron menjadi proton dalam nukleus, melepaskan partikel beta dan
sebuah antineutrino. Radiasi beta plus (β+) adalah emisi positron.Jadi, tidak
seperti β⁻, peluruhan β+ tidak dapat terjadi dalam isolasi, karena memerlukan
energi, massaneutron lebih besar daripada massa proton. peluruhan β+ hanya
dapat terjadi di dalam nukleus ketika nilai energi yang mengikat
dari nukleus induk lebih kecil dari nukleus.
Ketiga, radiasi gamma (γ) atau sinar gamma adalah sebuah bentuk
berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas
atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-
positron. Radiasi gamma terdiri dari foton dengan frekuensi lebih besar dari
1019 Hz. Radiasi gamma bukan elektron atau neutron sehingga tidak dapat

4
dihentikan hanya dengan kertas atau udara, penyerapan sinar gamma lebih
efektif pada materi dengan nomor atom dan kepadatan yang tinggi. Bila sinar
gamma bergerak melewati sebuah materi maka penyerapan radiasi
gammaproporsional sesuai dengan ketebalan permukaan materi tersebut.
Sinar gamma muncul dari inti atom yang tidak stabil, karena atom tersebut
memiliki energi yang tidak sesuai dengan kondisi dasarnya (groundstate).
Energi gamma yang muncul antara satu radioisotop dengan radioisotop yang
lain, adalah berbeda, karena setiap radionuklida memiliki emisi yang
spesifik.
Yang kedua, radiasi non-ionisasi adalah radiasi yang mengacu
pada jenis radiasi yang tidak membawa energi yang cukup per foton untuk
mengionisasi atom atau molekul. Ini terutama mengacu pada bentuk energi
yang lebih rendah dari radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio,
gelombang mikro, radiasi terahertz, cahaya inframerah, dan cahaya yang
tampak). Dampak dari bentuk radiasi pada jaringan hidup hanya baru-baru ini
telah dipelajari. Alih-alih membentuk ion berenergi ketika melewati materi,
radiasi elektromagnetik memiliki energi yang cukup hanya untuk mengubah
rotasi, getaran atau elektronik konfigurasi valensi molekul dan atom. Namun
demikian, efek biologis yang berbeda diamati untuk berbagai jenis radiasi
non-ionisasi.
Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari
neutron bebas. Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan atau
induksi fisi nuklir, proses fusi nuklir, atau dari reaksi nuklir lainnya. Ia tidak
mengionisasi atom dengan cara yang sama bahwa partikel bermuatan seperti
proton dan elektron tidak (menarik elektron), karena neutron tidak memiliki
muatan. Namun, neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai
elemen, membuat isotop yang tidak stabil dan karena itu mendorong
radioaktivitas dalam materi yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini
dikenal sebagai aktivasi neutron.
Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang yang
menyebar dalam udara kosong atau dalam materi. Radiasi EM memiliki

5
komponen medan listrik dan magnetik yang berosilasi pada fase saling tegak
lurus dan ke arah propagasi energi.
Radiasi elektromagnetik diklasifikasikan ke dalam jenis
menurut frekuensi gelombang, jenis ini termasuk (dalam rangka peningkatan
frekuensi): gelombang radio, gelombang mikro, radiasi terahertz,
radiasi inframerah, cahaya yang terlihat, radiasi ultraviolet, sinar-X dan sinar
gamma. Dari jumlah tersebut, gelombang radiomemiliki panjang
gelombang terpanjang dan sinar gamma memiliki terpendek. Sebuah jendela
kecil frekuensi, yang disebut spektrum yang dapat dilihat atau cahaya, yang
dilihat dengan mata berbagai organisme, dengan variasi
batas spektrum sempit ini. EM radiasi membawa energi dan momentum,
yang dapat disampaikan ketika berinteraksi dengan materi.
Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang
gelombang yang terlihat oleh mata manusia (sekitar 400-700 nm), atau
sampai 380-750 nm. Lebih luas lagi, fisikawan
menganggap cahayasebagai radiasi elektromagnetik dari semua panjang
gelombang, baik yang terlihat maupun tidak.Radiasi termal adalah proses
dimana permukaan benda memancarkan energi panas dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. radiasi infra merah dari radiator rumah
tangga biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal,
seperti panas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar
bercahaya.
Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pergerakan partikel
bermuatan dalam atom diubah menjadi radiasi elektromagnetik. Gelombang
frekuensi yang dipancarkan dari radiasi termal adalah distribusi probabilitas
tergantung hanya pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan
oleh hukum radiasi Planck. hukum Wien memberikan frekuensi paling
mungkin dari radiasi yang dipancarkan, dan hukum Stefan-
Boltzmann memberikan intensitas panas.

6
C. PENGGUNAA RADIASI
Sebagai sebuah materi yang ada dalam berbagai bentuk, radiasi
dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan baik dalam
bidang ilmu kedokteran, komunikasi, IPTEK, dan industri.
Dalam ilmu kedokteran radiasi digunakan untuk terapi kangker
dimana Sumber radiasi yang berasal dari sinar-X dan sinar gamma, untuk
memusnahkan sel ganas yang ada didalam tubuh. Nuklida 131I yang
memancarkan sinar beta bermanfaat dalam pengobatan kanker tiroid sebab
iodine diambil secara terpilih oleh kelenjar tiroid.Kemudian adanya alat
pemacu jantung. Alat ini menggunakan peluruhan sejumlah kecil 238 Pu
radioaktif untuk diubah menjadi energy listrik.Selain itu dalam ilmu
kedokteran radiasi juga digunakan dengan adanya tomografi pancaran
positron atau PET merupakan teknik diagnostic penting yang menggunakan
radiasi serta adanya alat radiografi yang digunakan untuk mengetahui bagian
dalam organ tubuh seperti tulang, paru - paru dan jantung.
Dalam ilmu komunikasi radiasi digunakan adalah radiasi
elektromagnetik karena Semua sistem komunikasi modern menggunakan
bentuk radiasi elektromagnetik. Variasi intensitas radiasi berupa perubahan
suara, gambar, atau informasi lain yang sedang dikirim. Misalnya, suara
manusia dapat dikirim sebagai gelombang radio atau gelombang
mikro dengan membuat gelombang bervariasi sesuai variasi suara.
Dalam bidang IPTEK, Para peneliti menggunakan
atom radioaktif untuk menentukan umur bahan yang dulu bagian
dari organisme hidup. Usia bahan tersebut dapat diperkirakan dengan
mengukur jumlah karbonradioaktif mengandung dalam proses yang disebut
penanggalan radiokarbon. Kalangan ilmuwan menggunakan atom radioaktif
sebagai atom pelacak untuk mengidentifikasi jalur yang dilalui oleh polutan
di lingkungan.Radiasi juga digunakan untuk menentukan komposisi bahan
dalam proses yang disebut analisis aktivasi neutron. Dalam proses ini, para
ilmuwan membombardir contoh zat dengan partikel yang disebut neutron.
Beberapa atom dalam sampel menyerap neutron dan menjadi radioaktif. Para

7
ilmuwan dapat mengidentifikasi elemen-elemen dalam sampel dengan
mempelajari radiasi yang dilepaskan.
Selain itu berdasarkan review sebuah jurnal bahwa dalam membuat
alat anti radiasi dapt kita gunakan logam Boron Karbida dan titanium untuk
menyerap radiasi yang dipancarkan, dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa
ukuran boron mempengaruhi besarnya radiasi yang dipancarkan kembali
sehingga semakin besar ukuran boron karbida makan semakin kecil radiasi
yang dipancarkan.
Dalam bidang industri penggunaan radioisotop antara lain untuk
mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam tanah atau dalam beton.
Dengan menggunakan radioisotop yang dimasukkan ke dalam aliran pipa
kebocoran pipa dapat dideteksi tanpa penggalian tanah atau pembongkaran
beton. Penyinaran radiasi dapat digunakan untuk menentukan keausan atau
kekeroposan yang terjadi pada bagian pengelasan antarlogam. Jika bahan ini
disinari dengan sinar gamma dan dibalik bahan itu diletakkan film foto maka
pada bagian yang aus atau keropos akan memberikan gambar yang tidak
merata. Radiasi sinar gamma juga digunakan dalam vulkanisasi lateks alam.
Penggunaan zat radioaktif dalam bidang industri yang lainnya adalah untuk
mengatur ketebalan besi baja, kertas, dan plastik; dan untuk menentukan
sumber minyak bumi.

D. SATUAN RADIASI
Radiasi yang telah kita kenal memiliki satuan yang berbeda dalam
berbagai penggunaan radiasi dalam berbagai kegiatan manusia yaitu;
pertama, Satuan untuk paparan radiasi, dinyatakan dengan satuan Rontgen,
atau sering disingkat dengan R saja, adalah suatu satuan yang menunjukkan
besarnya intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan
ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Satuan Rontgen penggunaannya
terbatas untuk mengetahui besarnya paparan radiasi sinar-X atau sinar
Gamma di udara. Satuan Rontgen belum bisa digunakan untuk mengetahui

8
besarnya paparan yang diterima oleh suatu medium, khususnya oleh jaringan
kulit manusia.Satuan radiasi yang diterima kulit adalah Gy (Gray)
Kedua, Satuan untuk dosis absorbsi medium.Radiasi pengion yang
mengenai medium akan menyerahkan energinya kepada medium. Dalam hal
ini medium menyerap radiasi. Untuk mengetahui banyaknya radiasi yang
terserap oleh suatu medium digunakan satuan dosis radiasi terserap atau
Radiation Absorbed Dose yang disingkat Rad. Jadi dosis absorbsi merupakan
ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada
medium. Dalam satuan SI, satuan dosis radiasi serap disebut dengan Gray
yang disingkat Gy.Ketiga, Satuan dosis ekuivalen, Satuan untuk dosis
ekuivalen lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh radiasi
terhadap tubuh manusia atau sistem biologis lainnya. Dosis ekuivalen ini
semula berasal dari pengertian Rontgen equivalen of man atau disingkat
dengan Rem yang kemudian menjadi nama satuan untuk dosis ekuivalen.

E. FENOMENA DAN DAMPAK RADIASI


Banyaknya sumber radiasi yang ada di sekitar kita baik dari alam
maupun buatan manusia menyebabkan kita sebagai manusia dan linkungan
sekitar kita mengalami efek radiasi yang ditimbulkan.Berdasarkan fenomena
yang menghasilkan radiasi yang terjadi di bumi kita ini menyebabkan kita dan
lingkungan kitalah yang kena imbasnya.Contoh fenomena yang menyebabkan
radiasi adalah bom atom nuklir oleh Amerika serikat di kota Hiroshima dan
Nagasaki di Jepang tahun 1945, kemudian fenomena kebocoran reaktor nuklir
di Fukushima jepang yang terjadi akibat tsunami, kemudian hal yang sama
juga terjadi di rusia tepatnya di sebelah utara kiev yang menyebabkan banyak
kerugian, selian itu terdapat fenomena radiasi ka’bah yang tidak berujung,
namun radiasi yang dipancarkan ini tidak berdampak buruk untuk kesehatan
karena berdasarkan penelitian penduduk yang hidup di sekitar mekkahhidup
lebih sehat karena energi yang dipancarkan ka’bah, menurut para ahli muslim
itulah sebabnya ketika mengelilingi ka’bah seseorang akan merasa seperti
mendapatkan energi yang sangat besar.

9
Itulah beberapa fenomena mengenai radiasi yang ada di sekitar
kita, dari berbagai fenomena tersebut banyak efek dan akibat yang terjadi dan
banyak diantaranya membahayakan makhluk hidup di bumi ini.Akibat
tersebut dapat disebabkan dari radiasi ionisasi seperti nuklir maupun radiasi
non-ionisasi seperti radiasi matahari dan gelombang elektromagnetik. Radiasi
yang disebabkan oleh radiasi nuklir dapat berupa demam, mual, muntah,
mutasi genetika, gangguan sistem syaraf, kanker, gangguan sistem
reproduksi,hingga kematian tergantung seperapa besar radiasi yang kita
terima.
Tidak jauh berbeda dengan dampak radiasi nuklir atau radiasi
ionisasi, radiasi non ionisasi juga berdampak buruk, dampak radiasi dari
paparan radiasi sinar matahari yang mengandung UV, inframerah,cahaya
nampak dengan kecepatan 3,0 x 108 m/s sehingga butuh 8 menit untuk cahaya
matahari sampai ke bumi.Karena kandungannya inilah maka semkin lama
kita terkena paparan sinar matahari apalagi disekarang ini lapisan atmosfer
bumi semikin tipi sehingga sinar UV semin tinggi intensitasnya mengenai
kulit kita, dampak yang dapat ditimbulkan dari paparan sinar matahari cukup
serius bagi kesehatan manusia ketika paparannya cukup lama, radiasi
matahari menyebabkan kuliteberjerawat, penuaan dini,kulit menjadi gelap,
dan yang paling parah adalah kanker kulit.Radiasi elektromagnetik juga dapat
memberi dampak buruk bagi manusia, dampak yang dapat ditimbulkan
adalah dapat mengubah DNA manusia, memicu kanker otak,m enurunkan
daya ingat , merusak sel-sel darah, penyebab kanker otak lebih dari 25% ,
21% meningkatkan resiko tumor pada anak, 35 mempengaruhi kualitas
sperma, 50% meningkatkan kanker testis.

F. PENCEGAHAN EFEK RADIASI


Setelah mengetahui betapa berbahayanya terkena radiasi, baik
radiasi nuklir, cahaya maupun radiasi elektromagnetik, sebaiknya kita
mengetahui cara mengurangi paparan radiasi bagi tubuh kita. Secara umum
ada beberapa hal keseharian yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi

10
dampak radiasi jika berada di zona yang mungkin terkena dampak radiasi
namun masih diperbolehkan beraktivitas di luar rumah, antara lain dengan
mengenakan pakaian yang menutup seluruh tubuh. Sebisa mungkin selama 10
hari tidak sering-sering berada di luar ruangan karena radiasi minimal
dipengaruhi jarak dan waktu. Banyak minum air dan makan-makanan yang
mengandung yodium termasuk buah apel. Mandi menggunakan shower usai
bepergian. Mengunakan payung saat keluar rumah, terutama di kawasan
radius 100 km. Memakai baju berbeda saat di luar dan di dalam rumah. Tidak
meminum air dari kran.Untuk mengurangi efek radiasi cahaya matahari
adalah dengan menggunakan saublock setiap hari sekalipun di rumah dengan
SPF minimal 15%,kemudian jangan menggunakan sabun tubuh untuk
membersihkan wajah karena kadar sensivitas kulitnya berbeda, dan gunakan
pelembab yang sesuai dengan jenis wajah. Kulit berminyakpun tetap harus
menggunakan pelembab setiap hari.
Radiasi elektromagnetik yang ada pada benda elektronik seperti
handphone dan komputer juga dapat kita kurangi efek radiasinya. Untuk
radiasi handphone dengan cara menjauhkan handphone saat menelpon seperti
menggunakan earphone, jangan gunakan handphone untuk menelpon di
tempat dengan sinyal lemah karena radiasinya semakin besar, dan hindari
penggunaan handphone pada anak-anak karena otak mereka lebih cepat
menerima radiasi, serta dapat dengan menempelkan stiker anti
radiasi.Sedangkan untuk menghindari radiasi komputer adalah dengan menata
letak komputer diusahakan juga untuk bagian belakang komputer tidak
menghadap ke orang lain karena radiasi yang paling besar ditimbulkan adalah
bagian belakang komputer, kemudian menjaga jarak mata ke komputer
(min.30cm), mengatur tinggi rendah monitor agar sejajar dengan mata, jangan
menggunakan komputer diruang yang pencahayaannya kurang, dan gunakan
monitor yang sudah berbentuk plasma / slim.

11
G. ASAL MULA ADANYA RADIASI
Sebenarnya radiasi berasal dari lingkungan sekitar kita dan radiasi telah
menjadi bagian dari lingkungan semenjak terciptanya dunia ini. Terdapat
lebih dari 60 radionuklida yang berdasarkan asalnya dibagi atas 2 kategori:
1. Radionuklida alamiah→radionuklida yang terbentuk secara alami, terbagi
menjadi dua yaitu:
a. Primordial (radionuklida ini telah ada sejak bumi diciptakan,
umumnya waktu paruh yang panjang),
b. Kosmogenik (radionuklida ini terbentuk sebagai akibat dari interaksi
sinar kosmik dan waktu paruh yang pendek).
Radionuklida alamiah dalam tubuh manusia terdiri atas bahan kimia,
beberapa diantaranya adalah radionuklida yang berasal dari makanan dan
air yang dikonsumsi tiap harinya. Dipekiraan bahwa “Jumlah
radionuklida yang terdapat pada tubuh manusia dengan berat 70 kg”.

2. Radionuklida buatan manusia→radionuklida yang terbentuk karena dibuat


oleh manusia.

H. CARA MENGETAHUI ADANYA RADIASI


Radiasi tidak dapat dideteksi oleh alat indera manusia Radiasi hanya dapat
diketahui dengan menggunakan alat, yang disebut monitor radiasi. Pada
umumnya, monitor radiasi dilengkapi dengan alarm yang akan mengeluarkan
bunyi bila ditemukan radiasi. Bunyi alarm semakin keras apabila tingkat
radiasi yang ditemukan semakin tinggi. Monitor radiasi yang digunakan
untuk mengukur jumlah radiasi atau dosis yang diterima seseorang disebut
dosimeter.

I. PENGARUH RADIASI TERHADAP MANUSIA


Bila radiasi mengenai tubuh manusia kemungkinan yang dapat terjadi
adalah radiasi akan berinteraksi dengan tubuh manusia atau radiasi hanya
melewati saja.

12
Semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul
sebagai panas karena adanya peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur
molekul. Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat
mengakibatkan efek biologis yang merugikan.
Setiap organ tubuh umumnya tersusun dari jaringan yang merupakan
kumpulan dari sejumlah sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama.
Sel mempunyai inti sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis
kompleks. Jika radiasi menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan
terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya radikal bebas
hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen. Secara
kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul
penting dalam sel.

Ada dua cara bagaimana radiasi dapat mengakibatkan kerusakan pada sel.

Cara Pertama, Radiasi dapat mengionisasi langsung molekul DNA sehingga


terjadi perubahan kimiawi pada DNA.

Cara Kedua, Perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung,
yaitu jika DNA berinteraksi dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya
perubahan kimiawi pada DNA tersebut, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat menyebabkan efek biologis yang merugikan, misalnya
timbulnya kanker maupun kelainan genetik.

Pada ada radiasi dengan dosis rendah menginfeksi sel, maka kemungkinan
sl dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Namun bila dosis
lebih tinggi menginfeksi sel ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan
dirinya sendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan permanen atau mati.
Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel
yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal
ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang
akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi. Hal

13
ini menunjukan bahwa “Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung
pada seberapa banyak dosis yang diberikan”.

Radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop akan memberikan dampak pada


sel yaitu :

1. Efek Radiasi Langsung → Efek yang dirasakan langsung oleh pasien yang
menerima radiasi, contoh : kanker, kemandulan, katarak, dll.
2. Efek Genetik → Efek radiasi yang diterima oleh individu akan diwariskan
kepada keturunannya. Contoh : penyakit keturunan.
3. Efek Teragonik → Efek pada embrio. Contoh : Kemunduran mental.
4. Efek Stokastik → Efek yang kebolehjadiannya timbul akibat fungsi dosis
radiasi dan tidak mengenal dosis ambang. Contoh : kanker, efek genetic.
5. Efek Deterministik → Efek yang tingkat keparahannya bervariasi menurut
dosis dan hanya timbul bila telah melewati dosis ambang. Efek
deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah
terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Contoh : kemandulan,
penurunan IQ, sindrom radiasi akut, dll.

J. PENGARUH RADIASI TERHADAP ORGAN TUBUH MANUSIA


Dibab sebelumnya telah dijelaskan pengaruh radiasi terhadap manusia
secra umum, pada bab ini akan dijelaskan lebih spesifikasi menganai dampak
radiasi terhadap organ tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri dari berbagai
macam organ seperti mata, kulit, tiroid, ginjal, paru - paru, dan lainnya.
1. Organ Kulit
Efek deterministik pada kulit bergantung pada besarnya dosis.
Pada kulit saat dosis sekitar 3 – 8 Gy menyebabkan terjadinya
kerontokan rambut (epilasi) dan pengelupasan kulit (deskuamasi kering)
dalam waktu 3 – 6 minggu setelah paparan radiasi.
Pada dosis yang lebih tinggi, sekitar 12 – 20 Gy, akan
mengakibatkan terjadinya pengelupasan kulit disertai dengan pelepuhan
dan bernanah (blister) serta peradangan akibat infeksi pada lapisan dalam

14
kulit (dermis) sekitar 4 – 6 minggu kemudian. Kematian jaringan
(nekrosis) timbul dalam waktu 10 minggu setelah paparan radiasi dengan
dosis lebih besar dari 20 Gy, sebagai akibat dari kerusakan yang parah
pada kulit dan pembuluh darah. Bila dosis yang di terima mencapai 50
Gy, nekrosis akan terjadi dalam waktu yang lebih singkat yaitu sekitar 3
minggu.
Efek stokastik pada kulit adalah kanker kulit. Keadaan ini,
berdasarkan studi epidemiologi, banyak dijumpai pada para penambang
uranium yang menderita kanker kulit di daerah muka akibat paparan
radiasi dari debu uranium yang menempel pada muka.
2. Mata
Mata terkena paparan radiasi baik akibat dari radiasi lokal (akut
atau protraksi) maupun paparan radiasi seluruh tubuh. Lensa mata adalah
struktur mata yang paling sensitif terhadap radiasi. Kerusakan pada lensa
diawali dengan terbentuknya titik-titik kekeruhan atau hilangnya sifat
transparansi sel serabut lensa yang mulai dapat dideteksi setelah paparan
radiasi sekitar 0,5 Gy. Kerusakan ini bersifat akumulatif dan dapat
berkembang sampai terjadi kebutaan akibat katarak. Tidak seperti efek
deterministik pada umumnya, katarak tidak akan terjadi beberapa saat
setelah paparan, tetapi setelah masa laten berkisar dari 6 bulan sampai 35
tahun, dengan rerata sekitar 3 tahun.
3. Tiroid
Tiroid atau kelenjar gondok berfungsi mengatur proses
metabolisme tubuh melalui hormon tiroksin yang dihasilkannya. Kelenjar
ini berisiko kerusakan baik akibat paparan radiasi eksterna maupun
radiasi interna. Tiroid tidak terlalu peka terhadap radiasi. Meskipun
demikian bila terjadi inhalasi radioaktif yodium maka akan segera
terakumulasi dalam kelenjar tersebut dan mengakibatkan kerusakan.
Paparan radiasi dapat menyebabkan tiroiditis akut dan hipotiroidism.
Dosis ambang untuk tiroiditis akut sekitar 200 Gy.
4. Paru

15
Paru dapat terkena paparan radiasi eksterna dan interna. Efek
deterministik berupa pneumonitis biasanya mulai timbul setelah beberapa
minggu atau bulan. Efek utama adalah pneumonitis interstisial yang
dapat diikuti dengan terjadinya fibrosis sebagai akibat dari rusaknya sel
sistim vaskularisasi kapiler dan jaringan ikat yang dapat berakhir dengan
kematian. Kerusakan sel yang mengakibatkan terjadinya peradangan akut
paru ini biasanya terjadi pada dosis 5 – 15 Gy. Perkembangan tingkat
kerusakan sangat bergantung pada volume paru yang terkena radiasi dan
laju dosis. Hal ini juga dapat terjadi setelah inhalasi partikel radioaktif
dengan aktivitas tinggi dan waktu paro pendek. Setelah inhalasi,
distribusi dosis dapat terjadi dalam periode waktu yang lebih singkat atau
lebih lama, antara lain bergantung pada ukuran partikel dan bentuk
kimiawinya.
Efek stokastik berupa kanker paru. Keadaan ini banyak dijumpai
pada para penambang uranium. Selama melakukan aktivitasnya, para
pekerja menginhalasi gas Radon-222 sebagai hasil luruh dari uranium.
5. Organ reproduksi
Efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah
sterilitas atau kemandulan. Paparan radiasi pada testis akan mengganggu
proses pembentukan sel sperma yang akhirnya akan mempengaruhi
jumlah sel sperma yang akan dihasilkan. Proses pembentukan sel sperma
diawali dengan pembelahan sel stem/induk dalam testis. Sel stem akan
membelah dan berdiferensiasi sambil bermigrasi sehingga sel yang
terbentuk siap untuk dikeluarkan. Dengan demikian terdapat sejumlah sel
sperma dengan tingkat kematangan yang berbeda, yang berarti
mempunyai tingkat radiosensitivitas yang berbeda pula. Dosis radiasi
0,15 Gy merupakan dosis ambang sterilitas sementara karena sudah
mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sel sperma selama beberapa
minggu. Dosis radiasi sampai 1 Gy menyebabkan kemandulan selama
beberapa bulan dan dosis 1 – 3 Gy kondisi steril berlangsung selama 1 –

16
2 tahun. Menurut ICRP 60, dosis ambang sterilitas permanen adalah 3,5
– 6 Gy.
Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia.
Semakin tua sia, semakin sensitif terhadap radiasi. Selain sterilitas,
radiasi dapat menyebabkan menopouse dini sebagai akibat dari gangguan
hormonal sistem reproduksi. Dosis terendah yang diketahui dapat
menyebabkan sterilitas sementara adalah 0,65 Gy. Dosis ambang
sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5 – 6 Gy. Pada usia yang lebih muda
(20-an), sterilitas permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu 12
– 15 Gy, tetapi pada usia 40-an dibutuhkan dosis 5 – 7 Gy.
Efek stokastik pada sel germinal lebih dikenal dengan efek
pewarisan yang terjadi karena mutasi pada gen atau kromosom sel
pembawa keturunan (sel sperma dan sel telur). Perubahan kode genetik
yang terjadi akibat paparan radiasi akan diwariskan pada keturunan
individu terpajan. Penelitian pada hewan dan tumbuhan menunjukkan
bahwa efek yang terjadi bervariasi dari ringan hingga kehilangan fungsi
atau kelainan anatomik yang parah bahkan kematian prematur.
6. Sistem Pembentukan Darah
Sumsum tulang sebagai tempat pembentukan sel darah, adalah
organ sasaran paparan radiasi dosis tinggi akan mengakibatkan kematian
dalam waktu beberapa minggu. Hal ini disebabkan karena terjadinya
penurunan secara tajam sel stem/induk pada sumsum tulang. Dosis
radiasi seluruh tubuh sekitar 0,5 Gy sudah dapat menyebabkan
penekanan proses pembentukan sel-sel darah sehingga jumlah sel darah
akan menurun.
Komponen sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih(lekosit) dan sel keping darah (trombosit). Sel lekosit dapat
dibedakan atas sel limfosit dan netrofil. Radiosensitivitas dari berbagai
jenis sel darah ini bervariasi, sel yang paling sensitif adalah sel limfosit
dan sel yang paling resisten adalah sel eritrosit.

17
Jumlah sel limfosit menurun dalam waktu beberapa jam pasca
paparan radiasi, sedangkan jumlah granulosit dan trombosit juga
menurun tetapi dalam waktu yang lebih lama, beberapa hari atau minggu.
Sementara penurunan jumlah eritrosit terjadi lebih lambat, beberapa
minggu kemudian. Penurunan jumlah sel limfosit absolut/total dapat
digunakan untuk memperkirakan tingkat keparahan yang mungkin
diderita seseorang akibat paparan radiasi akut. Pada dosis yang lebih
tinggi, individu terpapar umumnya mengalami kematian sebagai akibat
dari infeksi karena terjadinya penurunan jumlah sel lekosit (limfosit dan
granulosit) atau dari pendarahan yang tidak dapat dihentikan karena
menurunnya jumlah trombosit dalam darah.
Efek stokastik pada sumsum tulang adalah leukemia dan kanker sel
darah merah. Berdasarkan pengamatan pada para korban bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki, leukemia merupakan efek stokastik tertunda
pertama yang terjadi setelah paparan radiasi seluruh tubuh dengan masa
laten sekitar 2 tahun dan puncaknya setalah setelah 6 – 7 tahun.
7. Sistem Pencernaan
Bagian dari sistim ini yang paling sensitif terhadap radiasi adalah
usus halus. Kerusakan pada saluran pencernaan makanan memberikan
gejala mual, muntah, diare, gangguan sistem pencernaan dan penyerapan
makanan. Dosis radiasi yang tinggi dapat mengakibatkan kematian
karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang
timbul berupa kanker pada epitel saluran pencernaan.
8. Janin
Efek paparan radiasi pada janin dalam kandungan sangat
bergantung pada kehamilan pada saat terpapar radiasi. Dosis ambang
yang dapat menimbulkan efek pada janin adalah 0,05 Gy. Perkembangan
janin dalam kandungan dapat dibagi atas 3 tahap. Tahap pertama yaitu
preimplantasi dan implantasi yang dimulai dari proses pembuahan
sampai menempelnya zigot pada dinding rahim yang terjadi sampai umur
kehamilan 2 minggu. Pengaruh radiasi pada tahap ini menyebabkan

18
kematian janin. Tahap kedua adalah organogenesis pada masa kehamilan
2 – 7 minggu. Efek yang mungkin timbul berupa malformasi tubuh dan
kematian neonatal. Tahap ketiga adalah tahap fetus pada usia kehamilan
8 – 40 minggu dengan pengaruh radiasi berupa retardasi pertumbuhan
dan retardasi mental. Janin juga berisiko terhadap efek stokastik dan yang
paling besar adalah risiko terjadinya leukemia pada masa anak-anak.
Kemunduran mental diduga terjadi karena salah sambung sel-sel
syaraf di otak yang menyebabkan penurunan nilai IQ. Dosis ambang
diperkirakan sekitar 0,1 Gy untuk usia kehamilan 8 - 15 minggu dan
sekitar 0,4 - 0,6 Gy untuk usia kehamilan 16 - 25 minggu. Pekerja wanita
yang hamil tetap dapat bekerja selama dosis radiasi yang mungkin
diterimanya harus selalu dikontrol secara ketat. Komisi
merekomendasikan pembatasan dosis radiasi yang diterima permukaan
perut wanita hamil tidak lebih dari 1 mSv.
Efek stokastik berupa kanker tiroid. Hal ini banyak terjadi sebagai
akibat paparan radiasi tindakan radioterapi (sampai 5 Gy) pada kelenjar
timus bayi yang menderita pembesaran kelenjar timus akibat infeksi.
Paparan radiasi pada kelenjar timus yang berada tepat di bawah kelenjar
tiroid ini menyebabkan kelenjar tiroid juga terirradiasi walaupun dengan
dosis yang lebih rendah. Hal ini mengakibatkan individu tersebut
menderita kanker tiroid setelah dewasa.

K. SUMBER RADIASI
Berdasarkan asalnya sumber radiasi pengion dapat dibedakan menjadi
dua yaitu sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya,
dan sumber radiasi buatan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai
tujuan.
1. Sumber radiasi alam
Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi alam disebut juga sebagai
radiasi latar belakang. Radiasi ini setiap harinya memajan manusia dan
merupakan radiasi terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja

19
di tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi
berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi latar belakang yang
diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama yaitu :
a. Sumber radiasi kosmis
Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang
antar bintang dan matahari. Radiasi ini terdiri dari partikel dan sinar
yang berenergi tinggi dan berinteraksi dengan inti atom stabil di
atmosfir membentuk inti radioaktif seperti Carbon-14, Helium-3,
Natrium-22, dan Be-7. Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi
kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari sumber
kosmik ini bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang diterima
akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi. Tingkat radiasi
yang diterima seseorang juga tergantung pada letak geografisnya.
b. Sumber radiasi terestrial
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di
dalam kerak bumi. Radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang
disebut primordial yang ada sejak terbentuknya bumi. Radionuklida
yang ada dalam kerak bumi terutama adalah deret uranium, yaitu
peluruhan berantai mulai dari uranium-238, plumbum-206, deret
actinium (u-235, pb-207) dan deret thorium (th-232, pb-208).
Radiasi teresterial terbesar yang diterima manusia berasal dari radon
(r-222) dan thoron (ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas
sehingga bisa menyebar kemana-mana.
Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi teresterial ini
berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain bergantung pada
konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak bumi. Beberapa tempat di
bumi yang memiliki tingkat radiasi diatas rata-rata misalnya Pocos de
Caldas dan Guarapari di Brazil, Kerala dan Tamil Nadu di India, dan
Ramsar di Iran.

c. Sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh sendiri

20
Sumber radiasi ini ada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan, dan
bisa juga masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,
pernafasan, atau luka. Radiasi internal ini terutama diterima dari
radionuklida C-14, H-3, K-40, Radon, selain itu masih ada sumber lain
seperti Pb-210, Po-210, yang banyak berasal dari ikan dan kerang-
kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40.
b. Sumber Radiasi Buatan
Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke 20, dengan
ditemukannya sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak sekali
jenis dari sumber radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif dan
sumber pembangkit radiasi (pesawat sinar-X dan akselerator).
Radioaktif dapat dibuat oleh manusia berdasarkan reaksi inti antara
nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron atau biasa disebut sebagai
reaksi fisi di dalam reactor atom. Radionuklida buatan ini bisa
memancarkan radiasi alpha, beta, gamma dan neutron.
Sumber pembangkit radiasi yang lazim dipakai yakni pesawat sinar-X dan
akselerator. Proses terbentuknya sinar-X adalah sebagai akibat adanya arus
listrik pada filamen yang dapat menghasilkan awan elektron di dalam
tabung hampa. Sinar-X akan terbentuk ketika berkas elektron
ditumbukkan pada bahan target.

L. DAMPAK RADIASI PADA MATERI DAN MAKHLUK HIDUP


Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat
terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling
berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar
alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di
sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga
berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah
90SR merupakan karsinogen tulang dan 131J.
1. Pengaruh Radiasi pada Materi

21
Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui.
Dampak yang ditimbulkan radiasi dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau
pemutusan ikatan kimia.
Ionisasi : dalam hal ini partikel radiasi menabrak elektron orbital
dari atom atau molekul zat yang dilalui sehingga terbentuk
ion positif dan elektron terion.
Eksitasi : dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas
dari atom atau molekul zat tetapi hanya berpindah ke
tingkat energi yang lebih tinggi.
Pemutusan Ikatan Kimia : radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif
mempunyai energi yang dapat memutuskan
ikatan-ikatan kimia.

2. Pengaruh Radiasi pada makhluk hidup


Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada makhluk
hidup relatif kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini
karena sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan
kimia penting atau membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia
penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom. Perubahan
yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang
dapat mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll.
Pengaruh radiasi pada manusia atau makhluk hidup juga bergantung
pada waktu paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan
lebih berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang
lebih lama.
Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi
sinar kosmis atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari berbagai
kegiatan seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop.
Orang yang tinggal di sekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih
banyak, tetapi masih dalam batas aman.

22
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang
berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan
struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk
hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.

M. PEMANFAATAN RADIASI DAN BAHAN RADIOAKTIF


Karena sifat dari X-ray dan bahan radioaktif yang tergolong merupakan
jenis radiasi pengion yang dapat megoinisasi materi yang dilewatinya yang
dapat merusak susunan ikatan kimia penting, dan membentuk radikal bebas
yang dapat mengubah struktur ikatan DNA yang menyebabkan kelainan
genetis. Selain efek yang sangat berbahaya dari radiasi pengion, ternyata dapat
berperan penting untuk kesehatan manusia seperti diagnostic, terapi dan
kedokteran nuklir dan aspek kehidupan lainnya seperti industry, hidrologi dan
biologisberikut adalah penjabaran manfaat dari radiasi
1. Bidang kesehatan
Dalam pemanfaatan radiasi dalam kedokteran dibedakan menjadi beberapa
jenis berikut adalah penjelasannya.
a. Radiodiagnostik
merupakan salah satu cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan
sinar pengion untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang
didokumentasikan. Dan dibedakan lagi menjadi beberapa jenis
pemeriksaan berdasarkan jenisnya pesawat yang dipakai seperti:
Pesawat X-ray konvensional, Flouroskopi, Mammografi,
Computerized Tomography (CT), Magnetic Resonance Imaging
(MRI), Ultrasound
b. X-ray Konvensional
Merupakan salah satu jenis pemeriksaan dengan
menggunakan x-ray sebagai sumber utama pencitraan radiografi
yang memanfaatkan sifat sinar X yang dapat menembus bahan,

23
menhitamkan plat film, mengalami perlemahan dll. Yang dapat
memberikan gambaran sebuah objek yang ditembusnya. Sekarang
ini , Sinar X yang digunakan dalam bidang kesehatan, umumnya
dibangkitkan dengan cara menumnukkan electron-elektron yang
bergerak denga cepat dalm tabung tenpa udara ke sebuah target
yang terbuat dari loga, berat (biasanya tungsten). Elektron-elektron
bebas dihasilkan dari emisi panas dari filament tungsten yang
sangat panas dan dipercepat oleh medamn listrik bertenaga tinggi
(40 – 150 kV ) diantara filament sebagasi katoda dan target sebagai
anoda.
Pada saat electron berkecepatan tinggi itu menumbuk target
dan berinteraksi dengan nya , sebagian besar (sekitar 99%) dari
energy yang dibawa oleh electron tersebut diubah menjadi panas.
Hanya sisa dari energy itu (1%) diubah menjadi sinar X

2. Bidang lndust
Untuk mempelajari pengaruh oli dan additif pada mesin selama
mesin bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini,
piston, ring dan komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop
radioaktif dari bahan yang sama.
3. Bidang Hidrologi
a. Mempelajari kecepatan aliran sungai.
b. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
4. Bidang Biologis
a. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
b. Mempelajari reaksi pengesteran.
c. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
d. Radioisotop sebagai sumber radiasi.

24
N. RADIOAKTIFITAS YANG DIREKOMENDASIKAN
Berdasarkan ketentuan International Atomic Energy Agency, zat
radioaktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan
aktifitas jenis lebih besar dari 70 kilo Becquerel per kilogram atau 2 nanocurie
per gram. Angka 70 kBq/kg atau 2 nCi/g tersebut merupakan patokan dasar
untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umumnya. Jadi untuk
radioaktif dengan aktifitas lebih kecil dapat dianggap sebagai radiasi latar
belakang.
Besarnya dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi tidak boleh
melebihi 50 milisievert per tahun, sedangkan besarnya dosis radiasi yang
diterima oleh masyarakat pada umumnya tidak boleh lebih dari 5 milisievert
per tahun.
Di koran-koran dan televisi, kita sering melihat artikel-artikel atau
tayangan yang berkaitan dengan nuklir, apakah itu mengenai rencana
pembangunan PLTN di Muria atau mengenai kebocoran air radioaktif dari
PLTN Jepang setelah diguncang gempa. Sering diberitakan pula mengenai
kecelakaan reaktor Chernobyl di Uni Sovyet yang menyebabkan kerusakan
lingkungan, dan menyebabkan penyebaran zat radioaktif kemana-mana. Juga
bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Apabila kita mendengar kata radiasi
nuklir atau unsur-unsur radioaktif pada tayangan tersebut, yang terbayang
dalam benak kita adalah ledakan bom atom, orang yang terkena kanker dan
bayangan-bayangan mengerikan lainnya. Padahal, kalau kita membaca buku
fisika atau kimia mengenai radiasi nuklir dan partikel radioaktif
(radionuklida), kita akan tahu bahwa sebenarnya yang kita makan, kita hirup
dan kita serap sehari-hari juga mengandung hal-hal itu. Jadi radiasi nuklir atau
partikel radioaktif bukanlah semata-mata sesuatu yang terpendam di bumi dan
diambil orang untuk membuat bom atom atau untuk mencemari lingkungan
dengan air radioaktif, seperti yang banyak dipropagandakan.

25
BAB III
PEMBAHASAN
PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN
PEMECAHAN MASALAH

A. LIMBAH RADIOAKTIF
Gejala keradioaktifan (radioaktifitas) pertama kali ditemukan secara
tidak sengaja oleh Henry Becquerel pada suatu garam uranium. Selanjutnya
Pierre & Marry currie menemukan zat-zat radioaktif lainnya yaitu polonium
dan radium. Zat-zat radioaktif adalah suatu zat yang aktif memancarkan
radiasi baik berupa partikel maupun berupa gekombang elektromagnetik.
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah
ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-
immunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Selain
sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan
sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non
medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa
karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan;
sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan
lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik
tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung
bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat
pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada
(laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut
ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan
mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya
dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TTS,
pH, mikrobiologik, dan lain-lain.

26
B. PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INDONESIA
Pengelolaan limbah radioaktif di Indonesia diatur oleh Undang-
undang Ketenaganukliran, Undang-undang Lingkungan Hidup dan Undang-
undang lainnya yang terkait serta berbagai produk hukum di bawahnya.
Teknologi pengolahan limbah radioaktif yang diadopsi adalah teknologi yang
telah mapan (proven) dan umum digunakan di negara-negara industri nuklir.
Dalam pengelolaan limbah radioaktif sesuai ketentuan yang berlaku
diterapkan program pemantauan lingkungan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sehingga keselamatan masyarakat dan lingkungan dari
potensi dampak radiologik yang ditimbulkan selalu berada dalam batas
keselamatan yang direkomendasikan secara nasional maupun internasional.

1. Minimisasi Limbah
Dalam pemanfaatan iptek nuklir minimisasi limbah diterapkan
mulai dari perencanaan, pemanfaatan (selama operasi) dan setelah masa
operasi (pasca operasi). Pada tahap awal/perencanaan pemanfaatan iptek
nuklir diterapkan azas justifikasi, yaitu “tidak dibenarkan memanfaatkan
suatu iptek nuklir yang menyebabkan perorangan atau anggota masyarakat
menerima paparan radiasi bila tidak menghasilkan suatu manfaat yang
nyata”. Dengan menerapkan azas justifikasi berarti telah memimisasi
potensi paparan radiasi dan kontaminasi serta membatasi limbah/dampak
lainnya yang akan ditimbulkan pada sumbernya. Setelah penerapan azas
justifikasi atas suatu pemanfaatan iptek nuklir, pemanfaatan iptek nuklir
tersebut harus lebih besar manfaatnya dibandingkan kerugian yang akan
ditimbulkannya, dan dalam pembangunan dan pengoperasiannya harus
mendapat izin lokasi, pembangunan, dan pengoperasian dari Badan
Pengawas, seperti telah diuraikan sebelumnya.

2. Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif


Tujuan utama pengolahan limbah adalah mereduksi volume dan
kondisioning limbah, agar dalam penanganan selanjutnya pekerja radiasi,

27
anggota masyarakat dan lingkungan hidup aman dari paparan radiasi dan
kontaminasi. Teknologi pengolahan yang umum digunakan antara lain
adalah teknologi alih-tempat (dekontaminasi, filtrasi, dll.), teknologi
pemekatan (evaporasi, destilasi, dll.), teknologi transformasi (insinerasi,
kalsinasi) dan teknologi kondisioning (integrasi dengan wadah,
imobilisasi, adsorpsi/absorpsi). Limbah yang telah mengalami reduksi
volume selanjutnya dikondisioning dalam matrik beton, aspal, gelas,
keramik, sindrok, dan matrik lainnya, agar zat radioaktif yang terkandung
terikat dalam matrik sehingga tidak mudah terlindi dalam kurun waktu
yang relatif lama (ratusan/ribuan tahun) bila limbah tersebut disimpan
secara lestari/di disposal ke lingkungan. Pengolahan limbah ini bertujuan
agar setelah ratusan/ribuan tahun sistem disposal ditutup (closure), hanya
sebagian kecil radionuklida waktu-paro (T1/2) panjang yang sampai ke
lingkungan hidup (biosphere), sehingga dampak radiologi yang
ditimbulkannya minimal dan jauh di bawah NBD yang ditolerir untuk
anggota masyarakat.

3. Pembuangan Limbah Radioaktif


Strategi pembuangan limbah radioaktif umumnya dibagi kedalam
2 konsep pendekatan, yaitu konsep "Encerkan dan Sebarkan" (EDS) atau
"Pekatkan dan Tahan" (PDT). Kedua strategi ini umumnya diterapkan
dalam pemanfaatan iptek nuklir di negara industri nuklir, sehingga tidak
dapat dihindarkan menggugurkan strategi zero release [15]. Pembuangan
efluen Dalam pengoperasian instalasi nuklir tidak dapat dihindarkan
terjadinya pembuangan efluen ke atmosfer dan ke badan-air. Efluen
gas/partikulat yang dibuang langsung ke atmosfer berasal dari sistem
ventilasi. Udara sistem ventilasi di tiap instalasi nuklir sebelum dibuang ke
atmosfer melalui cerobong, dibersihkan kandungan gas/ partikulat
radioaktif yang terkandung di dalamnya dengan sistem pembersih udara
yang mempunyai efisiensi 99,9 %. Efluen cair yang dapat dibuang
langsung ke badan-air hanya berasal sistem ventilasi dan dari unit

28
pengolahan limbah cair radioaktif. Tiap jenis radionuklida yang terdapat
dalam efluen yang di buang ke lingkungan harus mempunyai konsentrasi
di bawah BME. Pembuangan efluen radioaktif secara langsung, setelah
proses pengolahan/dibersihkan dan setelah peluruhan ke lingkungan
merupakan penerapan strategi EDS. Dalam pembuangan secara langsung,
setelah dibersihkan dan setelah peluruhan aktivitas/konsentrasi
radionuklida yang terdapat dalam efluen harus berada di bawah BME.
Radionuklida yang terdapat dalam efluen akan terdispersi dan selanjutnya
melaui berbagai jalur perantara (pathway) yang terdapat di lingkungan
akan sampai pada manusia sehingga mempunyai potensi meningkatkan
penerimaan dosis terhadap anggota masyarakat. Penerimaan dosis
terhadap anggota masyarakat ini harus dibatasi serendah-rendahnya
(penerapan azas optimasi). Dosis maksimal yang diperkenankan dapat
diterima anggota masyarakat dari pembuangan efluen ke lingkungan dari
seluruh jalur perantara yang mungkin adalah 0,3 mSv per tahun [16].
Dosis pembatas (dose constrain) sebesar 0,3 mSv memberikan
kemungkinan terjadinya efek somatik hanya sebesar 3,3x10-6.
Berdasarkan dosis pembatas ini BME tiap jenis radionuklida yang
diizinkan terdapat dalam efluen dapat dihitung dengan teknik menghitung
balik pada metode prakiraan dosis. BME tiap jenis radioaktif ini harus
mendapat izin dan tiap jenis radionuklida yang terlepaskan ke lingkungan
harus dimonitor secara berkala dan dilaporkan ke Badan Pengawas.BME
tiap jenis radioanuklida yang diperkenankan terdapat dalam efluen
radioaktif yang dibuang ke lingkungan untuk tiap instalasi nuklir di PPTN
Serpong telah dihitung dengan metode faktor konsentrasi (concentration
factor method) dan telah diterapkan semenjak reaktor G.A. Siwabessy
dioperasikan pada bulan Agusutus 1987. Pembuangan efluen
gas/partikulat dan efluen cair ke lingkungan di PPTN Serpong telah sesuai
dengan rekomendasi yang diberikan baik secara nasional maupun
internasional.

29
4. Lokasi Disposal
Pemilihan lokasi untuk pembangunan fasilitas disposal mengacu
pada proses seleksi yang direkomendasikan oleh International Atomic
Energy Agency (IAEA). Faktor-faktor teknis yang dipertimbangkan
diantaranya faktor geologi, hidrogeologi, geokimia, tektonik dan
kegempaan, berbagai kegiatan yang ada di sekitar calon lokasi,
meteorologi, transportasi limbah, tata-guna lahan, distribusi penduduk dan
perlindungan lingkungan hidup. Faktor lainnya yang sangat penting adalah
penerimaan oleh masyarakat. Di negara-negara industri nuklir moto "Not
In My Backyard" (NYMBY) telah merintangi dalam pemilihan lokasi,
tidak hanya untuk disposal limbah radioaktif juga terhadap limbah industri
lainnya. Oleh karena itu perhatian terhadap faktor-faktor sosial (societal
issues) selama pase awal proses pemilihan lokasi memerlukan perhatian
ekstra hati-hati dan seksama. Isu ini menyebabkan negara-negara industri
nuklir cenderung memilih lokasi (site) nuklir yang telah ada untuk
pembangunan fasilitas disposal. Sebagai contoh diantaranya fasilitas
disposal Drig (United Kingdom), Centre de la Manche (Perancis),
Rokkasho (Jepang) dan Oilkiluoto (Finlandia). P2PLR telah melakukan
berbagai penelitian dan pengkajian kemungkinan kawasan nuklir PPTN
Serpong dan calon lokasi PLTN di S. Lemahabang dapat digunakan
sebagai lokasi untuk disposal LTR, LTS dan LTT. Hasil pengkajian dan
penelitian ini sementara menyimpulkan bahwa kawasan PPTN Serpong
dikarenakan kondisi lingkungan setempat (pola aliran air tanah,
demographi, dll) hanya memungkinkan untuk pembangunan sistem
disposal eksperimental, sedangkan di calon lokasi PLTN telah dapat
diidentifikasi daerah yang mempunyai kesesuaian yang tinggi untuk
pembangungan sistem disposal near-surface dan deep disposal.

30
C. RADIOAKTIF DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
1. Bidang Kedokteran
a. Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme
sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran.
Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan
kimia), yaitu:
1) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan
mikroorganisme.
2) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
3) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak
mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda
dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas,
maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena
bibit penyakit.
b. Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi.
Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh
radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah
rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan
mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.

2. Bidang pertanian.
a. Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis.
Di laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang
cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan
menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang
hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat
dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak

31
akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu
dan akan mengurangi populasi.
b. Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat
dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi,
bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis
terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang
mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan
ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
c. Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan
bawang jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat
pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di
simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan
bertunas, dengan demikian dapat disimpan lebih lama.

3. Bidang Industri
a. Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada
logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut.
Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui
radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi
dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada
bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga
itu film akan lebih hitam,
b. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau
lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama
seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung
pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan
dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka

32
intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan
mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga
ketebalan dapat dipertahankan.
c. Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan
seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat
meningkatkan mutu tekstil karena mengubah struktur serat sehingga
lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis
makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga
dapat disimpan lebih lama.

33
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di
mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang,yang akhirnya energi
tersebut diserap oleh benda lain. Apa yang membuat radiasi juga dikenal
dengan energi yang memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus
ke segala arah) dari suatu sumber. Geometri ini secara alami mengarah pada
sistem pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk semua jenis
radiasi.
Limbah Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat
terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling
berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha,
beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya.
Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu
untuk mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara
lain tumor ganas. Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif
dan radioisotop memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang
kehidupan.

34
B. SARAN
1. Masalah zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai
satu fenomena yang menakutkan.
2. Penggunaan radioaktif dan radioisotop hendaknya dibarengi pengetahuan
dan teknologi yang tinggi.
3. Penerapan dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-
efek yang akan ditimbulkan.
4. Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk
kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia.

35
DAFTAR PUSTAKA

BENNET B. G., Exposures from Worldwide Release, Environmental Impact of Radioactive


Releases, Proceedings of a Symposium, IAEA, Vienna 8 - 12 May, (1995).

MALLANTS., G. VOLCKAERT. LUBIS JAMAL, Safety Assessment for a Hyphotetical Near


Surface Disposal, Atom Indonesia Vol. 26, No.2, July 2000.

PTPLR, Batas Pelepasan Maksimal (BPM) Pembuangan Zat Radioaktif ke Atmosfer dan
Badan-air untuk tiap Instalasi Nuklir di PPTA, Revisi-1, (1991).

SAMUEL H., An Introduction to Radiation Protection, Third Edition, Chapman and Hall,
London, (1986).

WWW.DEPARTEMENKESEHATAN.COM

36

Anda mungkin juga menyukai