Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatknan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah FISIKA ini. Shalawat dan
salam saya panjatkan kepada junjunaan alam semesta yaitu Nabi besar Muhammad
SAW, kepada sahabat –sahabatnya dan sampai pada kita sebagai umat- Nya

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas
pembuatannya makalah ini, terutama kepada kedua orang tua saya yang selalu
memberikan motifasi yang sangat luar biasa yang bisa buat saya semua lebih giat
untuk belajar.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Fisika. Yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Dan penuh dengan kesabaran terutama pertolongan dari Allah SWT. Akhirnya
makalah ini dapat saya selesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan saya, karna saya
masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang membaca yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan
masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga
karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Semarang, 31 September 2016

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................
A. Pengertian Otonomi Daerah......................................................... 3
B. Latar Belakang Daerah Secara Internal dan Eksternal................. 4
C. Landasan Hukum Otonomi Daerah ............................................. 5
D. Prisip-Prinsip Otonomi Daerah ................................................... 6
E. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia ................................ 7
BAB III PENUTUP ................................................................................ 9
A. Kesimpulan .................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Setiap aktivitas yang kita lakukan atau suatu alat yang kita gunakan
membutuhkan energy. Energy yang ditimbulkan dari sebuah alat mengandung
unsure-unsur radiasi. Radiasi adalah setiap proses di mana energi bergerak
melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Radiasi
sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Dalam dunia kedokteran, radiasi
dimanfaatkan sebagai bahan untuk mendiagnosa. Seperti sinar X untuk keperluan
radiologi, cahaya tampak untuk tindakan endoskopi, sinar ultraviolet untuk
sterilisasi dan masih banyak yang lainnya.

Selain mempunyai manfaat seperti yang telah dipaparkan diatas, radiasi


juga memiliki beberapa efek atau dampak yang ditimbulkan bagi manusia. Tetapi
manusia jarang sekali memperhatikan dan mempedulikan dampak yang
ditimbulkan oleh adanya radiasi tersebut. Dalam makalah kali ini, akan
membahas radiasi dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan agar mahasiswa dan
masyarakat lebih tau tentang radiasi.

Selain radiasi, disini juga akan membahas tentang instrumentasi dalam


keperawatan. Instrumentasi adalah alat-alat dan peranti yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks. Instrumentasi bisa berarti alat untuk menghasilkan efek suara seperti
pada instrumen musik.
B. Rumusan Masalah

1.     Pengertian dari radiasi adalah?

2.      Apa saja klasifikasi dan sumber radiasi?

3.      Apa saja jenis-jenis sinar radiasi?

4.      Apa yang dimaksud radiasi interna dan eksterna?

5.      Apa efek biologi radiasi?

6.      Apa efek biologi pada system jaringan dan organ ?

7.      Apa saja penyakit akibat radiasi?

8.    Apa kegunaan radiasi dalamkehidupan sehari-hari?

9.    Apa kerugian yang di timbulkan akibat radiasi?

10. Apa yang di maksud instrumentasi ?

11. Macam-macam peralatan yang termasuk dalam instrumentasi dalam keperawatan


adalah ?

C. Tujuan

1.      Tujuan umum


Mahasiswa menguasai konsep radiasi.
2.      Tujuan khusus
a.      Mahasiswa mengetahui apa itu radiasi.
b.      Mahasiswa mengetahui klasifikasi dan sumber radiasi
c.      Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis radiasi.
d.      Mahasiswa dapat mengetahui tentang radiasi interna dan eksterna.
e     Mahasiswa dapat mengetahui Efek biologi radiasi
f.    Mahasiswa dapat mengetahui efek genetic, somatic, stokastik, non
stokastik, teratogenik, dan hoemesis
g.    Mahasiswa dapat mengetahui efek biologi pada system jaringan dan organ.
h.    Mahasiswa dapat memahami penyakit akibat radiasi.

i. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan radiasi dalam kehiupan sehari-hari

j.  Mahasiswa dapat mengetahui kerugian yang di timbulkan akibat radiasi

k. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian instrumentasi


l. Mahasiswa dapat mengetahui peralatan yang termasuk dalam instrumentasi
keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Radiasi


Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk
partikel atau gelombang. Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi
atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya
(foton) dari sumber radiasi. Radiasi adalah gelombang atau partikel berenergi
tinggi yang berasal dari sumber alami atau sumber yang sengaja dibuat oleh
manusia (buatan).Radiasi adalah setiap proses di mana energi bergerak melalui
media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain.

B.       Sumber Radiasi


Sumber radiasi terbagi menjadi dua yaitu sumber radiasi alam, dimana
sumber radiasi alam sudah ada sejak alam semesta terbentuk, dan radiasi yang
dipancarkan oleh sumber alam ini disebut radiasi latar belakang, contoh sumber
radiasi alam adalah sumber radiasi kosmik, sumber radiasi terestrial (primordial),
dan sumber radiasi dari dalam tubuh manusia. Sumber radiasi buatan, yang baru
diproduksi di abad 20, tetapi telah memberikan paparan secara signifikan kepada
manusia. Contohnya adalah radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir,
akselerator. Ada dua sumber radiasi buatan manusia yaitu sumber radiasi pengion
dan non pengion.
C. Jenis-Jenis Sinar Radiasi

1.      Radiasi Pengion


Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses
ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negative) apabila berinteraksi
dengan sebuah materi. Contoh radiasi yang termasuk radiasi pengion yaitu:
partikel alpha, partikel beta,, sinar gamma, sinar –X dan neutron.
a.       Partikel Alpha
Mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik positif yang besar
dan tersusun dari dua proton dan dua neutron, sehingga identik dengan
inti atom helium. Daya ionisasi partikel alpha sangat besar, kurang lebih
100 kali daya ionisasi partikel beta dan 10.000 kali daya ionisasi sinar
gamma. Karena mempunyai muatan listrik yang besar maka partikel
alpha tidak mampu menembus pori-pori kulit kita pada lapisan yang
paling luar sekalipun karena mempunyai ukuran yang besar.
b.      Partikel Beta
Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari partikel
alpha. Daya ionisasi di udara 1/100 kali daya ionisasi partikel alpha.
Partikel beta mempunyai daya tembus lebih besar dari partikel alpha
karena ukurannya lebih kecil.
c.       Sinar Gamma
Sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik
sehingga dikelompokkan kedalam gelombang elektromagnetik. Daya
ionisasinya dalam medium sangat kecil. Tidak terbelokkan oleh medan
listrik yang ada disekitarnya, sehingga daya tembusnya sangat besar
dibandingkan dengan daya tembus partikel alpha atau beta.
d.      Sinar-X
Mempunyai kemiripan dengan sinar gamma, yaitu dalam hal daya
jangkau pada suatu media dan pengaruhnya oleh medan listrik. Yang
membedakan antara keduanya adalah proses terjadinya. Sinar gamma
dihasilkan dari proses peluruhan zat radioaktif yang terjadi pada inti
atom, sedangkan sinar-X dihasilkan pada waktu electron berenergi tinggi
yang menumbuk suatu target logam
e.       Partikel neutron
Partikel neutron mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai
muatan listrik, serta memiliki daya tembus yang tinggi. Partikel neutron
dapat dihasilkan dari reaksi nuklir antara satu unsure tertentu dengan
unsure lainnya.

2.      Radiasi non-pengion


Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan
menyebabkan efek ionisasi apabila bereaksi dengan materi. Yang termasuk
dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio,
gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi
seluler handphone), sinar inframerah (yang memberikan energy dalam bentuk
panas), cahaya tampak, sinar ultra violet (yang dipancarkan matahari).
a.       Sinar inframerah
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang
lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi
gelombang radio. Sinar inframerah memiliki karakteristik, yaitu: tidak
dapat dilihat oleh manusiatidak dapat menembus materi yang tidak
tembus pandang, dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan
panas, Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang
berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu
mengalami kenaikan, maka panjang gelombang mengalami penurunan.

b.      Sinar ultraviolet


Sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang
gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, namun
lebih panjang dari sinar-X yang kecil.

D.      Radiasi Interna dan Radiasi Eksterna


1.      Radiasi interna
Radiasi interna adalah penyinaran yang berasal dari sumber radiasi
yang terletak di dalam tubuh manusia, sedang radiasi eksterna berasal dari
sumber yang terletak di luar tubuh manusia. Radiasi interna terjadi karena
masuknya radionuklida ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, saluran
pencernaan, luka terbuka di kulit maupun menembus kulit dan juga melalui
sirkulasi darah (suntikan). Radiasi interna yang lebih berbahaya adalah
radiasi yang lebih banyak menimbulkan ionisasi di dalam jaringan tubuh,
sehingga sinar alpha lebih berbahaya dari pada sinar-X dan sinar gamma
sebagai sumber radiasi interna.
2.      Radiasi eksterna
Pada radiasi eksterna, maka radiasi dapat mengenai seluruh tubuh
(penyinaran total) atau pub mengenai sebagian tubuh (penyinaran partial).
Pada penyinaran ini sinar alpha, electron yang berasal dari konversi internal,
dan sinat beta yang energinya , 65 keV tidak cukup kuat untuk menembus
kulit. Karena itu ketiga jenis radiasi ini tidak menimbulkan bahaya pada
penyinaran luar. Sinar-X, sinar gamma, neutron dan sinar beta yang
energinya . 65 keV dapat menembus kulit dan menyinari jaringan dalam
tubuh, sehingga berbahaya sebagai sumber radiasi eksterna.

E.       Efek biologi radiasi


Kemungkinan terjadinya efek biologis akibat interaksi radiasi dan jaringan
tubuh manusia (terlepas dari berat atau ringannya akibat biologis tersebut),
berbanding selaras dengan besarnya dosis radiasi yang mengenai jaringan
tersebut. Semua dosis radiasi, besar atau kecil, bisa mengakibatkan pengaruh
terhadap jaringan tubuh atau sel. Pengaruh dosis hanya diasosiasikan dengan
besarnya kemungkinan bahwa akan terjadi suatu perubahan dalam suatu sel atau
jaringan yang terkena radiasi tersebut, yang biasa disebut dengan “efek
stokastik”. Efek stokastik ini biasanya mempunyai kelainan dari organ yang
bersifat kronis yang biasanya dihubungkan dengan terjadinya perubahan-
perubahan genetik dalam sel-sel tersebut. Selain dikenal dengan efek stokastik,
juga dikenal dengan efek deterministik atau non-stokastik, yaitu jika sel dalam
organ atau jaringan banyak yang mati atau tidak dapat lagi bereproduksi dan
berfungsi secara normal, fungsi organ akan hilang. Hilangnya fungsi itu akan
semakin parah bila jumlah sel yang menderita akibat bertambah.
Beberapa efek biologi pada tubuh manusia :

1.    Efek genetik

Efek biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir disebut
efek genetik. Efek ini timbul karena kerusakan molekul DNA pada sperma
atau ovarium akibat radiasi. Atau, bila radiasi berinteraksi dengan makro
molekul DNA, dapat memodifikasi struktur molekul ini dengan cara memecah
kromosom atau mengubah jumlah DNA yang terdapat dalam sel melalui
perubahan informasi genetik sel. Tipe ini dapat menimbulkan penyakit
genetik yang diteruskan ke generasi berikutnya.

2.      Efek somatik

Bila organisme (seperti manusia) yang terkena radiasi mengalami


kerusakan biologi sebagai akibat penyinaran, efek penyinaran tersebut
diklasifikasikan sebagai efek somatik. Efek ini tergantung pada lamanya
terkena radiasi sampai pertama timbulnya gejala kerusakan radiasi.
Selanjutnya diklasifikasikan sebagai efek somatik jangka pendek atau jangka
panjang.

3.      Efek stokastik

Efek stokastik adalah efek radiasi yang kebolehjadian timbulya


merupakan fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis
ambang. Efek stokastik memiliki cirri-ciri:

a.       Tidak mengenal dosis ambang.

b.      Timbul seteolah melalui masa tenang yang lama.

c.       Keparahannya tidak tergantung pada dosis radiasi.

d.      Tidak ada penyembuhan spontan.

e.       Contoh : kanker, leukemia (efek somatic), dan penyakit keturunan


(efek genetic)
4.      Efek Non Stokastik

Efek Non Stokastik adalah efek radiasi yang kualitas keparahannya


bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek
non stokastik memiliki ciri-ciri:

a.       Mempunyai dosis ambang

b.      Umumnya timbul beberapa saat setelah terkena radiasi

c.       Adanya penyembuhan spontan (tergantung tingkat keparahannya)

d.      Keparahannya tergantung besarnya dosis radiasi.

e.       Efek non stokastik ini meliputi beberapa efek somatic seperti luka
bakar, sterilitas (kemandulan), katarak, kelainan congenital (setelah
iradiasi dalam rahim).Efek genetic adalah efek stokastik, sedangkan efek
somatic dapat stokastik (leukemia, kanker) maupun non stokastik.

5.      Efek Teratogenik

Efek teratogenik adalah efek timbulnya cacat bawaan, karena


penyinaran yang terjadi sewaktu janin berada dalam kandungan. Efek ini
dapat berupa kematian dalam kandungan atau kematian segera setelah bayi
lahir, kemunduran pertumbuhan, maupun kelainan bawaan, tergantung saat
penyinaran terjadi. Pada usai kurang dari 15 hari umur kehailan, maka hasil
konsepsi biasanya mengalami kematian. Apabila penyinaran terjadi pada usia
kehamilan antara 15 hari sampai 50 hari, maka pada umumnya terjadi
kelainan bawaan. Sedangkan penyinaran setelah usia kehamilan 50 hari dapat
berakibat gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan.
F.        Efek Biologi pada System Jaringan dan Organ
Respon dari berbagai jaringan dan organ tubuh terhadap radiasi pengion
sangat bervariasi. Selain bergantung pada sifat fisik radiasi juga bergantung pada
karakteristik biologi dari sel penyusun jaringan/organ tubuh terpajan. Tingkat
sensitivitas dari jaringan penyusun organ berbeda-beda bergantung antara lain
pada tingkatproliferasi (pembelahan) dan diferensiasi (kematangan) sel yang
akhirnya akan mempengaruhi tingkat sensitivitas dari organ terhadap pajanan
radiasi. Berikut ini adalah efek radiasi pada sebagian organ tubuh akibat pajanan
radiasi eksterna (dari luar tubuh) yang terjadi secara akut.

1.      Sistem pembentukan darah


Sumsum tulang adalah organ sasaran dari sistem pembentukan darah
karena pajanan radiasi dosis tinggi akan mengakibatkan kematian dalam
waktu beberapa minggu. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan
jumlah sel basal pada sumsum tulang secara tajam. Komponen sel darah
terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (limfosit dan
granulosit) dan sel keping darah (trombosit).
Dosis sekitar 0,5 Gy pada sumsum tulang sudah dapat menyebabkan
penekanan proses pembentukan komponen sel darah sehingga jumlahnya
mengalami penurunan. Jumlah sel limfosit menurun dalam waktu beberapa
jam pasca pajanan radiasi, sedangkan jumlah granulosit dan trombosit juga
menurun tetapi dalam waktu yang lebih lama, beberapa hari atau minggu.
Sementara penurunan jumlah eritrosit terjadi lebih lambat, beberapa minggu
kemudian. Penurunan jumlah sel limfosit absolut/total dapat digunakan
untuk memperkirakan tingkat keparahan yang mungkin diderita seseorang
akibat pajanan radiasi akut.
Pada dosis yang lebih tinggi, individu terpajan mengalami kematian
sebagai akibat dari infeksi karena menurunan jumlah sel darah putih
(limfosit dan granulosit) atau dari pendarahan yang tidak dapat dihentikan
karena menurunnya jumlah trombosit.
Efek stokastik pada sumsum tulang adalah leukemia dan kanker sel
darah merah. Berdasarkan pengamatan pada para korban bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki, leukemia merupakan efek stokastik tertunda
pertama yang terjadi setelah pajanan radiasi seluruh tubuh dengan masa laten
sekitar 2 tahun dengan puncaknya setelah 6 – 7 tahun.

2.      Kulit
Efek deterministik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis.
Pajanan radiasi sekitar 2-3 Gy dapat menimbulkan efek kemerahan (eritema)
sementara yang timbul dalam waktu beberapa jam. Beberapa minggu
kemudian, eritema akan kembali muncul sebagai akibat dari hilangnya sel-
sel basal pada epidermis. Dosis sekitar 3 – 8 Gy menyebabkan terjadinya
kerontokan rambut (epilasi) dan pengelupasan kering (deskuamasi kering)
dalam waktu 3 – 6 minggu setelah pajanan radiasi. Pada dosis yang lebih
tinggi, 12 – 20 Gy, akan mengakibatkan terjadinya pengelupasan kulit
disertai dengan pelepuhan dan bernanah (blister) serta peradangan akibat
infeksi pada lapisan dalam kulit (dermis) sekitar 4 – 6 minggu kemudian.
Kematian jaringan (nekrosis) dalam waktu 10 minggu pemajanan radiasi
dengan dosis lebih besar dari 20 Gy, sebagai akibat dari kerusakan yang
parah pada pembuluh darah. Bila dosis yang di terima sekitar 50 Gy,
nekrosis akan terjadi dalam waktu yang lebih singkat yaitu sekitar 3 minggu.

3.      Mata
Mata terkena pajanan radiasi baik akibat dari radiasi lokal (akut atau
protraksi) maupun pajanan radiasi seluruh tubuh. Lensa mata merupakan
bagian dari struktur mata yang paling sensitif terhadap radiasi. Terjadinya
kekeruhan atau hilangnya sifat transparansi lensa mata sudah mulai dapat
dideteksi setelah pajanan radiasi yang relatif rendah yaitu sekitar 0,5 Gy dan
bersifat akumulatif. Dengan demikian tidak seperti efek deterministik pada
organ lainnya, katarak tidak akan terjadi beberapa saat setelah pajanan, tetapi
setelah masa laten antara 6 bulan sampai 35 tahun, dengan rerata sekitar 3
tahun.

4.      Organ reproduksi


Efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah sterilitas
atau kemandulan. Pajanan radiasi pada testis akan mengganggu proses
pembentukan sel sperma yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah sel
sperma yang akan dihasilkan. Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan dosis
ambang terjadinya sterilitas yang bersifat sementara karena sudah
mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sel sperma selama beberapa
minggu. Sedangkan dosis ambang sterilitas yang permanen berdasarkan
ICRP 60 adalah 3,5 – 6 Gy. Semakin besar dosis yang di terima testis,
semakin banyak jumlah penurunan sel sperma dan semakin lama waktu
pulih kembali normal, selama belum mencapai dosis ambang kemandulan
permanen.
Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin
tua usia, semakin sensitif terhadap radiasi karena semakin sedikit sel telur
yang masih tersisa dalam ovarium. Selain sterilitas, radiasi dapat
menyebabkan menopuse dini sebagai akibat dari gangguan hormonal sistem
reproduksi. Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5 – 6 Gy.
Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas permanen terjadi pada dosis
yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 – 15 Gy.
Efek stokastik pada sel germinal lebih dikenal dengan efek pewarisan
yang terjadi karena mutasi pada gen atau kromosom sel pembawa keturunan
(sel sperma dan sel telur). Perubahan kode genetik akan diwariskan pada
keturunan individu terpajan. Penelitian pada hewan dan tumbuhan
menunjukkan bahwa efek yang terjadi bervariasi dari ringan hingga
kehilangan fungsi atau kelainan anatomik yang parah bahkan kematian
prematur.

5.      Paru
Paru dapat terkena pajanan radiasi secara eksterna dan interna. Efek
deterministik berupa pneumonitis biasanya mulai timbul setelah beberapa
minggu atau bulan. Efek utama adalah pneumonitis interstisial yang dapat
diikuti dengan terjadinya fibrosis sebagai akibat dari rusaknya sel sistim
vaskularisasi kapiler dan jaringan ikat, yang dapat berakhir dengan kematian.
Kerusakan sel yang mengakibatkan terjadinya peradangan akut paru ini
biasanya terjadi pada dosis 5 – 15 Gy. Perkembangan tingkat kerusakan
sangat bergantung pada volume paru yang terkena radiasi dan laju dosis. Hal
ini juga dapat terjadi setelah inhalasi partikel radioaktif dengan aktivitas
tinggi dan waktu paro pendek.
Efek stokastik berupa kanker paru. Keadaan ini banyak dijumpai pada
para penambang uranium. Selama melakukan aktivitasnya, para pekerja
menginhalasi gas Radon-222 secara berkesinambungan sebagai hasil luruh
dari uranium. Di dalam paru, radon selama proses peluruhannya sampai
mencapai bentuk stabil yaitu timbal, akan melepaskan partikel alpa yang
sangat berbahaya sebagai sumber pajanan radiasi interna.

6.      Sistem Pencernaan


Bagian dari sistim ini yang paling sensitif terhadap radiasi adalah usus
halus. Kerusakan pada saluran pencernaan menimbulkan gejala mual,
muntah, diare, dan gangguan sistem pencernaan dan penyerapan makanan.
Dosis radiasi yang tinggi dapat mengakibatkan kematian karena dehidrasi
akibat muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang timbul berupa
kanker pada epitel saluran pencernaan.

G.      Kegunaan Radiasi


1.   Dalam kedokteran

Radiasi dan zat radioaktif digunakan untuk diagnosis, pengobatan, dan penelitian.
sinar X, misalnya, melalui otot dan jaringan lunak lainnya tapi dihentikan oleh
bahan padat. Properti sinar X ini memungkinkan dokter untuk menemukan tulang
rusak dan untuk menemukan kanker yang mungkin tumbuh dalam tubuh. Dokter
juga menemukan penyakit tertentu dengan menyuntikkan zat radioaktif dan
pemantauan radiasi yang dilepaskan sebagai bergerak melalui substansi tubuh.

2.   Dalam Komunikasi

Semua sistem komunikasi modern menggunakan bentuk radiasi elektromagnetik.


Variasi intensitas radiasi berupa perubahan suara, gambar, atau informasi lain
yang sedang dikirim. Misalnya, suara manusia dapat dikirim sebagai gelombang
radio atau gelombang mikro dengan membuat gelombang bervariasi sesuai variasi
suara.

3.   Dalam iptek


Para peneliti menggunakan atom radioaktif untuk menentukan umur bahan yang
dulu bagian dari organisme hidup. Usia bahan tersebut dapat diperkirakan dengan
mengukur jumlah karbon radioaktif mengandung dalam proses yang disebut
penanggalan radiokarbon. Kalangan ilmuwan menggunakan atom radioaktif
sebagai atom pelacak untuk mengidentifikasi jalur yang dilalui oleh polutan di
lingkungan.

H.      Kerugian Akibat Radiasi


1.   Radiasi Sinar Ultraviolet
Paparan UV bisa berakibat:
iritasi mata (conjungtivitis fotoelektrika), mata berair/lakrimasi dan penderita
menghindari paparan cahaya. Tetapi gejala ini akan kembali normal dalam
beberapa hari.
Kulit merah terbakar (erythema). Pigmen kulit dapat melindungi dari sinar UV.
Pada paparan kronis UV dapat merusak struktur kulit dan menyebabkan kulit
mengalami penuaan dini dan kanker kulit.
Pekerja yg berisiko :
Pekerja dalam ruang dimana lampu UV digunakan untuk membunuh bakteri :
perawat, tukang daging, penjamah makanan, tukang daging, pekerja pabrik obat
& tembakau dan tukang las.

2    Radiasi Sinar infra merah


Menyebabkan katarak pada lensa mata
Pencegahan :
memakai kaca mata kobalt biru pada waktu menuangkan cairan
logam,pemeriksaan kesehatan secara periodik pada pekerja di tempat pengerjaan
benda pijar.

3.   Radiasi Sinar Laser


kerusakan retina & menyebabkan kebutaan,kelainan kulit

I.      Penyakit akibat radiasi


1.      Radiodermatitis

Radiodermatitis adalah peradangan kulit yang terjadi akibat penyinaran local


dengan dosis tinggi. Dimulai dengan tanda kemerahan pada kulit yang terkena
radiasi, kemudian diikuti oleh masa tenang beberapa hari sampai 3 minggu baru
kemudian muncul gejala yang khas tergantung dari dosis yang diterima.

2.      Katarak

Katarak terjadi pada penyinaran mata dengan dosis diatas 1,5 Gray (Gy),
dengan masa tenang antara 5 – 10 tahun.

3.      Sterilitas (kemandulan)

Sterilitas dapat terjadi karena akibat penyinaran pada kelenjar kelamin. Efek
berupa pengurangan kesuburan sampai kemandulan. Sel sperma yang muda lebih
peka dari pada sel tua. Aktivitas pembentukan sperma dapat mulai menurun pada
dosis beberapa senti Gray (cGy).

4.      Sindrom Rasiasi Akut

Sindrom Radiasi Akut dapat terjadi setelah penyinaran seluruh tubuh dengan
dosis lebih dari 1 Gy yang diterima secara sekaligus dengan laju dosis yang cukup
tinggi oleh radiasi yang berdaya tembus besar.
Gejala diawali dengan gejala tidak khas seperti mual dan muntah, demam, rasa
lelah, sakit kepala serta diare, kemudian diikuti masa tenang selama 2 sampai 3
minggu. Pada masa ini gejala mereda, setelah masa tenang lewat, maka timbul nyeri
perut, diare, perdarahan, anemia, infeksi bahkan kematian.

J. Pengertian Instrumentasi

Instrumentasi adalah alat-alat dan peranti (device) yang dipakai untuk


pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks. Instrumentasi bisa berarti alat untuk menghasilkan efek suara, seperti pada
instrumen musik misalnya, namun secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi
utama:

 sebagai alat pengukuran


 sebagai alat analisis, dan
 sebagai alat kendali.

Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/ statistik,


instrumentasi pengukuran suhu, dll. Contoh dari instrumentasi sebagai alat analisis
banyak dijumpai di bidang kimia dan kedokteran, misalnya, sementara contoh
instrumentasi sebagai alat kendali banyak ditemukan dalam bidang elektronika,
industri dan pabrik-pabrik. Sistem pengukuran, analisis dan kendali dalam
instrumentasi ini bisa dilakukan secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan),
tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan menggunakan komputer (sirkuit
elektronik). Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa dipisahkan dengan
bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.
Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian depan/ awal dari
bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari semua
jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran listrik. Beberapa contoh di
antaranya adalah pengukur: massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban,
tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat
listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik), viskositas, density, dll.

K. Macam-Macam Peralatan Instrumentasi dalam Keperawatan

1. Macam Peralatan
Dari sekian banyak alat yang digunakan sebagai penunjang medis dikategorikan
menjadi 4 :
1. peralatan elektronik
2. peralatan dari logam
3. peralatan dari gelas
4. peralatan dari karet / plastik

a . Peralatan elektronik
     Menggunakan sumber daya dari listrik
Ex : ventilator, EKG, alat rontgen dll
Perawatan :
- hindari dari goncangan
- hindari pengaruh medan magnet
- suhu ruangan 18 0C – 25 0C
- untuk menghindari suhu tinggi perlu kipas angin
- hindari dari debu

  Pemakai harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan meliputi :


- sasaran pengukuran
- persiapan metode, waktu – program
- kondisi peralatan
b. Peralatan dari logam
-      Bahan baku dari : besi, nikel, aluminium, dll
-      Alat : gunting, pinset, jarum, dll
-      Perawatan :
 hindari dari karat dan cegah karatan
 simpan di tempat yang kering – suhu 37 0C
 bebas debu / kotoran lain
 alat disimpan dalam keadaan bersih / steril
c. Peralatan dari gelas
-     Bahan baku : gelas, fiber glass, pyrex
-     Alat : pipet, tabung reaksi dll
-     Sering dipakai dalam laboratorium medis
Perawatan :
- simpan di suhu 27 0C – 37 0C – lampu 25 watt
- simpan di tempat kering
- bersihkan dengan alkohol, aceton, kapas, sikat
halus, detergent,dll
- pemanasan di atas kawat kassa
- pemanasan pelahan-lahan
- pendinginan perlahan-lahan

  Keuntungan peralatan gelas


-    tahan terhadap reaksi kimia
-    tahan perubahan suhu
-    transparan / tembus pandang
-     koefisien muainya kecil
  Kerugian peralatan gelas
-   Mudah pecah
-    Mudah tumbuh jamur – buram
-    Mudah tergores

d. Peralatan karet/plastik
-     Bahan : karet / latex, plastik, dll
-     Alat : hand schoen / sarung tangan, spuit injeksi, dll

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Pengertian radiasi
Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak
melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Apa
yang membuat radiasi adalah bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke
luar dalam garis lurus ke segala arah) dari suatu sumber. geometri ini secara
alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk
semua jenis radiasi.
Instrumentasi merupakan bagian depan/ awal dari bagian-bagian selanjutnya (bagian
kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis,
maupun besaran listrik. Beberapa contoh di antaranya adalah pengukur: massa,
waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman), level,
radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik,
tahanan listrik), viskositas, density, dll.

2.      Jenis-jenis radiasi


1) Radiasi Non Ionisasi
a.       Radiasi Sinar Laser
b.      Radiasi Sinar Ultra Violet
c.       Radiasi Sinar Infra Merah
d.      Radiasi Gelombang Mikro
e.       (Microwave)
2) Radiasi Ion
a.       Radiasi sinar α
b.      Radiasi sinar β
c.       Radiasi sinar X dan sinar γ
d.      Radiasi Neutron
3) Kegunaan radiasi
Dalam kedokteran Radiasi dan zat radioaktif digunakan untuk diagnosis,
pengobatan, dan penelitian. Dalam Komunikasi Misalnya, suara manusia dapat
dikirim sebagai gelombang radio atau gelombang mikro dengan membuat
gelombang bervariasi sesuai variasi suara. Dalam iptek Para peneliti
menggunakan atom radioaktif untuk menentukan umur bahan yang dulu bagian
dari organisme hidup.
4)  Kerugian
Radiasi Sinar Ultraviolet menyebabkan iritasi mata (conjungtivitis
fotoelektrika), mata berair/lakrimasi dan penderita menghindari paparan
cahaya.radiasi Sinar α dari luar tubuh tidak bisa menembus kulit, tapi bila
emisinya masuk dalam tubuh & memproduksi banyak pasangan ion dapat
menyebabkan kerusakan lokal di kulit. Radiasi Sinar Laser menyebabkan
kerusakan retina & menyebabkan kebutaan,kelainan kulit. Radiasi Sinar infra
merah menyebabkan katarak pada lensa mata.

5) macam- macam peralatan instrumentasi dalam keperawatan

a. peralatan elektronik
b. peralatan dari logam
c. peralatan dari gelas
d. peralatan dari karet / plastik

DAFTAR PUSTAKA

http:// www.indomp3z .com/2011/10/05/radiasi dalam kehidupan


sehari-hari/(1/11/2016; 08.10)
http:// dadang-saksono.blogspot.com/2013/05/08/ macam-macam
radiasi/(1/11/2016; 08.10)
http://id.wikipedia.org/(1/11/2016; 08.10)
http://istimoanja.blogspot.com/2011/12/fisika-radiasi.html(1/11/2016; 08.10)
http://yosainto.wordpress.com/2011/11/21/efek-radiasi-bagi-tubuh/(1/11/2016;
08.10)
http://www.guntara.com/2012/10/pengertian-dan-klasifikasi-
radiasi.html(1/11/2016; 08.10)
http://ss-radiology.blogspot.com/2008/08/efek-radiasi.html(1/11/2016; 08.10)
http://yosainto.wordpress.com/2011/11/20/beberapa-penyakit-akibat-radiasi/
(1/11/2016; 08.10)
http://www. 1 blog.blogspot.co.id/instrumentasi dalam
keperawatan.html(1/11/2016; 08.10)
http://id.wikipedia.org/wiki/Instrumentasi/(1/11/2016; 08.10)

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai