Anda di halaman 1dari 17

Makalah

HUKUM TERMODINAMIKA KE NOL

oleh:

Nama : Abd. Yahya


NIM : D021211007
Kelas : Fisika Dasar 3

Dosen Pengampu : Ir. Andi Mangkau., MT

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan berkat-Nya pada saya berupa kesempatan dan
pengetahuan hingga kami bisa menyelesaikan makalah terkait Hukum
Termodinamika Ke Nol ini.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada para peneliti sebelumnya
yang telah memberikan ilmunya dalam bentuk jurnal sehingga saya
mendapatkan ilmu baru terkait materi ini.
saya berharap makalah ini bisa menambah ilmu dan wawasan serta
dapat berguna bagi para pembaca. Menyadari manusia tidak luput dari
kesalahan dan kesempurnaan hanyalah milik Tuhan saja, maka saya
meminta maaf atas segala bentuk kesalahan yang terdapat pada makalah
yang telah saya buat ini. Saya sangat mengharapkan adanya kritik serta
saran yang bersifat membangun.

Gowa, 3 November 2023

Abd. Yahya

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTRA ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN .........................................................................................3


2.1 Dasar-Dasar Termodinamika......................................................................3
2.2 Kesetimbangan Termodinamika .................................................................4
2.3 Sistem dan Lingkungan ...................................................................................... 6
2.4 Peran Hukum Ke Nol dalam Termodinamika Modern .............................. 8
2.5 Contoh Kasus ...................................................................................................... 11

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................13
3.1 Kesimpulan .................................................................................................14
DAFTARPUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemahaman Hukum Ke Nol Termodinamika memiliki pentingnya


dalam konteks ilmu termodinamika karena memberikan dasar yang
fundamental untuk memahami sifat-sifat materi dan prinsip-prinsip dasar yang
mengatur sistem termodinamika. Berikut adalah penjelasan tentang pentingnya
memahami hukum ke nol termodinamika dalam ilmu termodinamika. Hukum
Ke Nol Termodinamika secara tegas menetapkan bahwa suhu mutlak terendah
adalah 0 Kelvin (-273,15°C). Ini berarti tidak ada sistem yang dapat mencapai
suhu di bawah ini. Pemahaman ini mendefinisikan batasan fisik dalam konteks
suhu, yang merupakan parameter kunci dalam termodinamika. Dengan
pemahaman ini, termodinamika memberikan kerangka kerja yang jelas untuk
menganalisis perubahan suhu dan energi dalam sistem. Pemahaman tentang
hukum ke nol termodinamika sangat penting dalam memahami dan
meramalkan transisi fase, seperti perubahan dari zat padat ke cair atau dari cair
ke gas. Batasan suhu mutlak terendah memengaruhi ketika dan bagaimana
transisi fase terjadi, dan bagaimana energi berperan dalam perubahan fase
tersebut. Pemahaman tentang hukum ke nol termodinamika memungkinkan
ilmuwan untuk menjelajahi perilaku materi pada suhu sangat rendah, seperti
apa yang terjadi pada suhu mendekati 0 Kelvin. Contohnya adalah perilaku
superfluid helium dan superkonduktor yang hanya dapat terjadi pada suhu
sangat rendah. Pemahaman ini berkontribusi pada penelitian ilmiah yang luas
dan pengembangan teknologi kriogenik.

Hukum Ke Nol Termodinamika, juga dikenal sebagai Hukum Nol


Kelvin, memiliki hubungan yang penting dengan sistem termodinamika dan
konsep titik nol termodinamika. Hukum Ke Nol Termodinamika menetapkan
batasan suhu mutlak terendah pada 0 Kelvin (-273,15°C). Ini berarti tidak ada
sistem termodinamika yang dapat mencapai suhu di bawah 0 Kelvin. Oleh
karena itu, hukum ini menggambarkan batasan fisik dalam konteks suhu dalam
sistem termodinamika. Dalam sistem termodinamika, pemahaman tentang
batasan suhu ini penting untuk menganalisis perilaku sistem pada berbagai
kondisi termal. Ini membantu dalam pemahaman perubahan energi, transisi
fase, dan sifat-sifat materi dalam sistem. Titik Nol Termodinamika adalah suhu
yang sesuai dengan 0 Kelvin, yaitu suhu mutlak terendah. Titik ini digunakan
sebagai referensi dalam sistem penilaian suhu dalam termodinamika. Secara
konseptual, titik nol termodinamika digunakan sebagai titik referensi untuk
mengukur suhu dalam sistem termodinamika. Hukum Ke Nol Termodinamika
berhubungan langsung dengan konsep titik nol termodinamika. Titik nol
termodinamika merupakan suhu mutlak terendah yang tidak dapat dicapai oleh
suatu sistem. Dengan demikian, hukum ini memastikan bahwa tidak ada sistem
yang dapat memiliki suhu di bawah titik nol termodinamika dalam konteks
ilmu termodinamika. Konsep titik nol termodinamika juga digunakan dalam
sistem pengukuran suhu, seperti skala suhu Kelvin. Dalam skala Kelvin, suhu
diukur dengan menggunakan kelipatan dari 1/273,15 dari perbedaan antara
suhu absolut sistem dengan titik nol termodinamika. Jadi, Hukum Ke Nol
Termodinamika memastikan bahwa tidak ada sistem yang dapat mencapai suhu
di bawah 0 Kelvin, dan ini menghubungkannya dengan konsep titik nol
termodinamika, yang berfungsi sebagai referensi penting dalam pengukuran
suhu dalam ilmu termodinamika.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Dasar-dasar Termodinamika

Termodinamika adalah cabang dari ilmu Fisika yang mempelajari


sistem banyak partikel secara fenomenologis makroskopik. Secara
fenomenologis, karena pendekatan yang dipakai adalah pendekatan empirik,
berdasarkan generalisasi hasil-hasil eksperimen, dan secara makroskopik,
karena yang ditinjau adalah keadaan sistem secara makro, yaitu keadaan
banyak partikel, bukan keadaan secara mikro, keadaan masing-masing partikel.
Dalam termodinamika sistem akan dideskripsikan dengan sejumlah besaran
fisis yang menggambarkan keadaan sistem (disebut sebagai besaran keadaan).
Keadaan sistem yang ditinjau dalam termodinamika adalah keadaan
makroskopik yang dapat berupa keadaan rerata dari partikel-partikel dalam
sistem atau berupa keadaan kesuluruhan (total) partikel-partikel dalam sistem.
Contoh keadaan makroskopik tersebut adalah temperatur T, jumlah partikel N,
volume V, energi dalam U, tekanan p, dan lainnya. Sebaliknya besaran
mikroskopik, yang bukan merupakan besaran termodinamika, misalnya adalah
posisi masing-masing partikel ~ri , kecepatan masing-masing partikel ~vi ,
energi kinetik masing-masing partikel Ekidan sebagainya. Besaran-besaran
makroskopik tadi dikelompokkan menjadi dua jenis, yang sebanding dengan
jumlah partikel dan yang tidak bergantung pada jumlah partikel. Besaran yang
sebanding dengan jumlah partikel disebut sebagai besaran

Dalam sebuah termodinamika terdapat beberapa hal yang perlu


dipahami, seperti:

1. Panas

Panas adalah bentuk energi yang dapat dipindahkan dari satu benda ke
benda lainnya karena adanya perbedaan suhu. Panas dapat diukur dalam
satuan kalori atau joule.

3
2. Kerja

Kerja adalah perpindahan energi yang terjadi melalui cara-cara mekanis.


Kerja dapat dilakukan oleh sistem termodinamika terhadap lingkungan
atau sebaliknya. Kerja dapat diukur dalam satuan joule.

3. Energi

Energi adalah kemampuan suatu sistem untuk melakukan kerja. Energi


dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, seperti energi panas,
energi kinetik, dan energi potensial. Energi dapat diukur dalam satuan joule.

4. Sistem

Sistem dalam termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang


diperhitungkan. Sistem termodinamika dapat berupa sistem terbuka, sistem
tertutup, atau sistem terisolasi.

5. Lingkungan

Lingkungan dalam termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang tidak
dipilih untuk dianalisis atau dipelajari. Lingkungan dapat berupa benda atau
medium yang berada di sekitar sistem termodinamika (Satriawan, 2013).

2.2 Kesetimbangan Termodinamika

Suatu benda dikatakan berada dalam keadaan kesetimbangan


termodinamik bila nilai dari besaranbesaran keadaan makroskopiknya tidak
lagi berubah dalam jangka waktu yang cukup lama. Termodinamika hanya
akan meninjau besaran-besaran keadaan setelah sistem berada dalam
kesetimbangan termodinamik. Bahkan besaran-besaran termodinamika hanya
terdefinisi dalam keadaan kesetimbangan termodinamik. Termodinamika tidak
meninjau proses bagaimana suatu sistem berubah mencapai kondisi
kesetimbangan termodinamiknya, karena itu tidak ada variabel waktu dalam
relasi-relasi termodinamika.

Kondisi kesetimbangan termodinamika jelas adalah suatu yang sangat


jauh dari realita, karena bagaimanapun suatu benda tidak akan dapat lepas dari

4
interaksinya dengan lingkungan, sehingga tidak mungkin nilai besaran-besaran
makroskopiknya benar-benar tidak berubah. Tetapi kondisi mendekati
kesetimbangan termodinamika sudah cukup untuk dapat diterapkannya relasi-
relasi termodinamika. Sebagai contoh hukum radiasi benda hitam dapat
diterapkan pada matahari ataupun bintang walaupun mereka tidak benar-benar
dalam keadaan kesetimbangan termodinamik. Sehingga dengan menganalisa
spektrum gelombang elektromagnetik yang dipancarkan matahari ataupun
bintang, dapat diduga besar temperatur permukaannya.

2.2.1 Kesetimbangan Termal

Dua benda dikatakan berada dalam keadaan kesetimbangan


termal bila dalam kondisi adanya kemungkinan interaksi antara partikel
kedua sistem, tidak ada lagi total perpindahan energi panas antara
keduanya (tidak tampak lagi perubahan keadaan makro pada kedua
benda). Bila benda A berada dalam kesetimbangan termal dengan benda
B, serta benda B berada dalam kesetimbangan termal dengan benda C,
maka benda A akan berada dalam kesetimbangan termal dengan benda
C. Relasi kesetimbang termal adalah suatu relasi ekuivalensi, sehingga
seseorang dapat mengelompokkan benda-benda yang berada dalam
keadaan setimbang termal dan memberi parameter yang menunjukkan
hal itu. Fakta empiris ini dikenal sebagai hukum termodinamika ke nol.
Bendabenda yang berada dalam keadaan kesetimbangan termal satu
sama lain, didefinisikan memiliki temperatur yang sama. Dua benda
yang berada dalam keadaan kesetimbangan termal akan memiliki
temperatur yang sama. Jadi hukum termodinamika ke-nol ini tidak lain
adalah pernyataan tentang adanya besaran temperatur. Besaran
temperatur ini adalah besaran intensif, karena nilainya tidak bergantung
pada jumlah partikel. Konsep temperatur hanya berlaku untuk sistem
makroskopik. Tidak ada artinya mendefinisikan temperatur untuk
sebuah partikel.

Walaupun sebuah benda tidak secara keseluruhan berada dalam


kesetimbangan termal, bagianbagian dari benda tersebut mungkin

5
berada dalam keadaan kesetimbangan termal lokal. Maka pada bagian-
bagian benda tersebut dapat didefinisikan temperatur.

2.2.2 Kesetimbangan Mekanik

Sebelum mendefinisikan kesetimbangan mekanik, perlu


didefinisikan terlebih dahulu besaran tekanan p. Bila ditinjau suatu
bagian dari sistem yang dibatasi dengan suatu dinding pembatas (tidak
harus berupa dinding sesungguhnya, dapat hanya berupa dinding
andaian). Pada dinding tersebut secara umum akan ada gaya dari sistem
(atau bagian sistem) yang bekerja ke bagian di sebelah luar dinding.
Gaya tersebut secara umum dapat diuraikan menjadi komponen yang
sejajar dan yang tegak lurus permukaan dinding. Karena komponen
gaya yang tegak lurus permukaan diberikan oleh sistem yang terdiri dari
banyak partikel, maka nilainya secara umum sebanding dengan luas
permukaan dinding. Tekanan tidak lain adalah konstanta kesebandingan
antara gaya tegak lurus dinding dan elemen luas permukaan, sehingga
untuk elemen gaya dF dan elemen luas permukaan dA dapat dituliskan

Bila antara sistem dan lingkungan terdapat kesetimbangan


sedemikian sehingga tidak terjadi perubahan (makroskopis) volume
sistem dan lingkungan, maka dikatakan bahwa sistem dan lingkungan
berada dalam keadaan kesetimbangan mekanik. Dalam kondisi
kesetimbangan mekanik, sistem dan lingkungan akan memiliki nilai
tekanan p yang sama.

2.2.3 Jumlah Partikel

Bila antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran


partikel, maka jumlah partikel dalam sistem tidak tetap. Tetapi bila
jumlah partikel yang keluar dari sistem dan yang masuk ke dalam
sistem secara rerata sama, maka terdapat kesetimbangan jumlah

6
partikel antara sistem dan lingkungan. Ketika itu antara sistem dan
lingkungan dikatakan memiliki nilai potensial kimia yang sama.

2.3 Sistem dan lingkungan

Bagian dari alam semesta selain dari sistem yang ditinjau disebut
(dianggap) sebagai lingkungan. Antara lingkungan dan sistem dibatasi oleh
dinding pembatas. Dari sifat dinding pembatas sistem dan lingkungan, sistem
dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok

1. Sistem terisolasi, adalah sistem yang dinding pembatasnya tidak dapat


dilewati oleh partikel dan energi. Tidak ada pertukaran partikel maupun
energi antara sistem dan lingkungan. Sistem semacam ini dicirikan dengan
nilai total energi E, jumlah partikel N dan volume V yang tetap. Dalam
realitanya sistem semacam ini tidak ada, tetapi sembarang sistem yang
dindingnya sulit ditembus energi maupun partikel (seperti termos) dapat
didekati sebagai sistem terisolasi. Variabel keadaan untuk sistem ini adalah
(E, V, N).
2. Sistem tertutup, adalah sistem yang dinding pembatasnya tidak dapat
dilewati oleh partikel tetapi masih dapat dilewati energi panas. Sistem
semacam ini memiliki nilai jumlah partikel dan volume yang tetap, tetapi
energi tidak lagi menjadi variabel keadaan yang konstan. Sebagai gantinya,
ketika terdapat kesetimbangan jumlah energi yang keluar dan masuk sistem,
sistem dan lingkungan memiliki nilai temperatur yang sama. Variabel
keadaan untuk sistem ini adalah (N, V, T). Sebagai contohnya, air dalam
botol gelas tertutup, molekul air dan uap air tidak dapat keluar tetapi energi
panas air dapat keluar sampai dinding luar botol tadi.
3. Sistem terbuka, adalah sistem yang dinding pembatasnya dapat dilewati
oleh partikel dan energi. Sebagai contoh, air dalam gelas terbuka. Ketika
terjadi kesetimbangan jumlah energi yang masuk dan keluar serta
kesetimbangan jumlah partikelyang masuk dan keluar, maka sistem dan
lingkungan memiliki nilai temperatur T dan potensial kimia µ yang sama.
Variabel keadaan untuk sistem ini adalah (T, V, µ).

7
4. Sistem Isobarik, adalah sistem yang dinding pembatasnya dapat bergeser
sehingga dapat terjadi perubahan volume pada sistem dan lingkungan
(pertukaran volume). Selain itu, energi juga dapat keluar dan masuk ke
dalam sistem. Ketika terjadi kesetimbangan energi yang masuk dan keluar
maka sistem memiliki nilai temperatur yang sama dengan lingkungan.
Ketika terjadi kesetimbangan perubahan volume antara sistem dan
lingkungan, sistem dan lingkungan memiliki tekanan p yang sama. Variabel
keadaan untuk sistem ini adalah (p, T, N).

2.4 Peran Hukum Ke Nol dalam Termodinamika Modern

Hukum Ke Nol Termodinamika, juga dikenal sebagai Hukum Nol


Kelvin, adalah salah satu hukum termodinamika yang penting dan memiliki
relevansi dalam teori termodinamika yang lebih luas. Hukum ini menyatakan
bahwa tidak mungkin mencapai suhu mutlak nol (0 Kelvin atau -273,15°C)
dalam sistem termodinamika. Relevansi hukum ke nol termodinamika dalam
teori termodinamika yang lebih luas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Batasan Termodinamika
Hukum Ke Nol Termodinamika menjadi dasar untuk menetapkan batasan
dalam teori termodinamika. Ini menyatakan bahwa tidak ada sistem yang
bisa mencapai suhu absolut terendah, yaitu 0 Kelvin. Oleh karena itu, ini
menggambarkan batasan fisik dalam sistem termodinamika yang penting
untuk memahami sifat-sifat materi.
2. Temperatur sebagai Parameter Penting
Suhu adalah parameter termodinamika kunci yang memengaruhi perilaku
sistem. Hukum Ke Nol menggarisbawahi bahwa suhu tidak dapat turun di
bawah suhu mutlak nol. Dengan demikian, suhu memiliki arti penting dalam
memahami transisi fase, perubahan energi, dan tingkah laku materi dalam
berbagai kondisi.
3. Termodinamika Statistik
Dalam teori termodinamika statistik, hukum ke nol termodinamika juga
penting. Ini membantu menjelaskan bagaimana perilaku partikel-partikel

8
dalam sistem berubah saat suhu mendekati nol Kelvin. Dalam konteks ini,
hukum ke nol termodinamika memiliki implikasi dalam menganalisis
fenomena-fenomena seperti degenerasi statistik dan transisi fase.
4. Aplikasi dalam Refrigerasi dan Kriogenik
Hukum Ke Nol Termodinamika memiliki aplikasi praktis dalam bidang
refrigerasi (pendinginan) dan kriogenik (pemrosesan bahan pada suhu
sangat rendah). Mengetahui bahwa suhu mutlak terendah tidak dapat
dicapai membantu merancang sistem pendingin dan penyimpanan bahan
cair dan gas yang memerlukan suhu sangat rendah.
5. Fundamental dalam Memahami Sifat Material
Hukum Ke Nol Termodinamika membantu dalam memahami sifat material
pada skala atom dan molekul. Ini memberikan landasan teoritis dalam
menjelaskan mengapa suhu absolut terendah adalah batas fisik yang tidak
dapat diatasi dalam sistem materi.
6. Hubungan dengan Hukum Termodinamika Lainnya
Hukum Ke Nol termodinamika berhubungan erat dengan hukum
termodinamika lainnya seperti Hukum Pertama Termodinamika (Hukum
Energi) dan Hukum Kedua Termodinamika (Hukum Entropi). Ini
membantu dalam membangun kerangka kerja yang lebih lengkap untuk
memahami dan meramalkan perilaku sistem dalam berbagai kondisi.

Hukum Ke Nol Termodinamika, yang mengatur batasan suhu absolut


terendah (0 Kelvin atau -273,15°C), memiliki berbagai aplikasi praktis dalam
berbagai industri. Beberapa aplikasi praktis dari hukum ke nol termodinamika
termasuk:

1. Kriogenik
Industri kriogenik memanfaatkan prinsip hukum ke nol termodinamika
dalam pemrosesan dan penyimpanan gas, cairan, dan padatan pada suhu
sangat rendah. Contoh aplikasi termasuk produksi gas oksigen, nitrogen,
dan helium cair, serta pendinginan suhu rendah untuk penelitian ilmiah,
produksi bahan bakar roket, dan penyimpanan sperma manusia dan hewan.
2. Industri Semikonduktor

9
Industri semikonduktor menggunakan suhu ekstrem untuk memproduksi
mikroprosesor dan komponen semikonduktor lainnya. Pemahaman tentang
batasan suhu mutlak terendah membantu dalam mengendalikan suhu dalam
proses fabrikasi dan pengecekan keberfungsiannya.
3. Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah di berbagai bidang, termasuk fisika, kimia, dan astronomi,
memanfaatkan pengetahuan tentang hukum ke nol termodinamika. Hal ini
membantu dalam studi fenomena pada suhu sangat rendah, seperti perilaku
material superkonduktor, superfluida, dan bintang-bintang dengan suhu
permukaan yang rendah.
4. Penyimpanan Bahan Organik
Industri farmasi dan bioteknologi menggunakan teknologi kriogenik untuk
penyimpanan jangka panjang bahan biologis seperti sel punca, vaksin, dan
protein pada suhu rendah, yang memungkinkan untuk mempertahankan
kualitas dan keamanan.
5. Industri Medis
Pendinginan dengan suhu sangat rendah digunakan dalam peralatan medis
seperti pencitraan resonansi magnetik (MRI) dan pencitraan dengan
tomografi emisi positron (PET), yang memerlukan pendinginan untuk
menjaga detektor dalam keadaan operasional yang optimal.
6. Industri Ruang Angkasa
Aplikasi ruang angkasa, seperti pendinginan komponen pesawat ruang
angkasa dan pesawat ulang-alik, mengandalkan prinsip-prinsip kriogenik
untuk menjaga suhu komponen dalam perjalanan luar angkasa yang ekstrim.
7. Penyimpanan Energi
Kriogenik digunakan dalam pengembangan teknologi penyimpanan energi,
seperti penyimpanan energi dengan penyimpanan cairan nitrogen cair atau
penyejukkan dengan pemanasan kembali (cryogenic energy storage) yang
memanfaatkan perbedaan suhu untuk menyimpan dan melepaskan energi.

10
8. Industri Pangan
Industri makanan menggunakan suhu sangat rendah dalam proses
penyimpanan makanan beku dan pengawetan. Prinsip kriogenik juga
digunakan dalam pembuatan es krim dan produksi makanan beku.

Aplikasi hukum ke nol termodinamika dalam berbagai industri


menunjukkan betapa pentingnya pemahaman tentang batasan suhu dalam
memfasilitasi inovasi, efisiensi, dan pengembangan teknologi di berbagai
sektor.

2.4 Contoh Kasus

Salah satu contoh kasus nyata yang melibatkan penerapan Hukum Ke Nol
Termodinamika adalah eksperimen pada kondisi suhu sangat rendah dalam
fisika dan penelitian material. Contoh eksperimen yang terkenal adalah
eksperimen dengan helium cair di bawah suhu kriogenik, di mana prinsip
hukum ke nol termodinamika berperan penting. Berikut adalah contoh kasus
eksperimen yang relevan:

1. Eksperimen Superfluiditas Helium

Helium adalah salah satu unsur kimia yang dapat mencapai suhu sangat
rendah. Pada suhu mendekati 0 Kelvin (sekitar -273,15°C), helium dapat
berperilaku dalam dua bentuk yang sangat menarik: helium cair biasa
(helium-4) dan helium cair aneh (helium-3). Ketika helium-4 didinginkan
hingga suhu sangat rendah (kurang dari sekitar 2.17 Kelvin), itu mengalami
transisi menjadi apa yang dikenal sebagai "superfluid." Eksperimen ini
melibatkan pendinginan helium-4 di bawah suhu kriogenik. Beberapa
konsekuensi dari superfluiditas helium meliputi:

• Kemampuan aliran tanpa gesekanKetika helium-4 menjadi superfluid, ia


memiliki kemampuan untuk aliran tanpa gesekan. Hal ini berarti bahwa,
jika Anda meletakkan superfluid dalam wadah dan mulai memutar wadah
tersebut, superfluid akan mulai berputar secara terus-menerus tanpa
hambatan atau energi yang terbuang. Ini adalah contoh nyata dari prinsip

11
hukum ke nol termodinamika, di mana tidak ada hambatan yang
dihasilkan pada suhu mutlak terendah.
• Efek kuantum: Eksperimen ini juga memberikan bukti bahwa perilaku
helium-4 dalam keadaan superfluid diperintah oleh prinsip-prinsip
kuantum. Ini menggambarkan pentingnya hukum ke nol termodinamika
dalam fisika kuantum pada suhu sangat rendah.

Eksperimen dengan superfluiditas helium adalah contoh konkret tentang


bagaimana pemahaman tentang hukum ke nol termodinamika
memungkinkan para ilmuwan untuk menjelajahi perilaku materi pada suhu
sangat rendah dan mengungkapkan fenomena unik seperti superfluiditas.
Eksperimen ini juga menggambarkan bagaimana batasan suhu mutlak
terendah memengaruhi sifat materi dalam kondisi ekstrem.

12
BAB 3

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Hukum Ke Nol Termodinamika, juga dikenal sebagai Hukum Nol Kelvin, adalah
prinsip dasar dalam ilmu termodinamika yang menyatakan bahwa suhu mutlak
terendah, yaitu 0 Kelvin, tidak dapat dicapai dalam sistem termodinamika.
Kesimpulan terkait hukum ini adalah sebagai berikut:

1) Batasan Suhu Mutlak Terendah: Hukum Ke Nol Termodinamika


menggambarkan batasan fisik terkait suhu, di mana tidak ada sistem yang
dapat mencapai suhu di bawah 0 Kelvin. Hal ini menunjukkan bahwa ada
batasan dalam perubahan suhu dan energi dalam sistem.
2) Pentingnya Suhu dalam Termodinamika: Suhu adalah parameter
termodinamika penting yang memengaruhi perilaku materi. Pemahaman
hukum ke nol termodinamika membantu dalam merinci pentingnya suhu
dalam pemahaman tentang transisi fase, energi, dan tingkah laku sistem.
3) Relevansi dalam Berbagai Industri: Hukum ke nol termodinamika memiliki
berbagai aplikasi praktis dalam industri, seperti kriogenik, industri
semikonduktor, penelitian ilmiah, penyimpanan bahan organik, dan banyak
lagi. Pengetahuan ini memfasilitasi inovasi teknologi, efisiensi, dan
pengembangan dalam berbagai sektor.
4) Implikasi dalam Fisika Kuantum: Eksperimen pada suhu sangat rendah
yang melibatkan superfluiditas helium menunjukkan bahwa hukum ke nol
termodinamika berperan dalam mengungkapkan sifat-sifat kuantum materi
pada kondisi ekstrem. Ini menguatkan koneksi antara termodinamika dan
fisika kuantum.

Dengan demikian, hukum ke nol termodinamika memberikan pemahaman tentang


batasan suhu dalam sistem termodinamika dan memiliki aplikasi luas dalam
berbagai industri serta memberikan kontribusi pada pemahaman lebih lanjut tentang
perilaku materi pada suhu sangat rendah dan hubungannya dengan fisika kuantum.

13
DAFTAR PUSTAKA

Satriawan, M., 2013. Termodinamika. Termodinamika, pp. 2-6.

14

Anda mungkin juga menyukai