Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

ETIKA PROFESI DAN HUKUM PERBURUHAN

Disusun Oleh:
Abd. Yahya
D021211007
No. Absen 20

ETIKA PROFESI DAN HUKUM PERBURUHUAN B


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
A. PENGERTIAN UMUM ETIKA PROFESI TEKNIK

Etika profesi teknik adalah studi tentang prinsip-prinsip moral dan nilai-
nilai yang mengatur perilaku para profesional di bidang teknik. Etika profesi teknik
melibatkan pertimbangan moral dalam pengambilan keputusan, tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan, integritas dalam melaksanakan tugas, serta
kewajiban profesional yang berkaitan dengan keahlian teknis.

B. PENGRTIAN ETIKA PROFESI TEKNIK MENURUT PARA AHLI


1. Michael Davis
Menurut Michael Davis, etika profesi teknik melibatkan
pertimbangan moral dalam pengambilan keputusan, tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan, serta integritas dalam melaksanakan
tugas. Etika profesi teknik juga menuntut kompetensi dan peningkatan
profesionalisme.
2. Charles E. Harris, Jr. dan Michael S. Pritchard
Menurut Harris dan Pritchard, etika profesi teknik melibatkan
pertimbangan moral tentang tindakan dan keputusan yang diambil oleh
para insinyur dalam konteks pekerjaan mereka. Hal ini mencakup
pertimbangan etis terhadap kepentingan publik, keselamatan, kualitas,
keberlanjutan, dan integritas profesional.
3. Edmund G. Seebauer dan Robert L. Barry
Menurut Seebauer dan Barry, etika profesi teknik mencakup aspek-
aspek moral dalam praktik profesional, seperti kejujuran, tanggung jawab
sosial, integritas, dan kompetensi teknis. Etika profesi teknik juga
melibatkan pertimbangan etis terkait dengan lingkungan, keselamatan, dan
kepentingan publik.
4. Walter G. Vincenti
Menurut Vincenti, etika profesi teknik melibatkan pemahaman dan
penerapan prinsip-prinsip moral dalam praktik teknik. Etika profesi teknik
menuntut kejujuran, tanggung jawab, keberlanjutan, dan pertimbangan
moral yang mendalam dalam merancang dan mengembangkan teknologi.
Pandangan para ahli ini menunjukkan bahwa etika profesi teknik melibatkan
pertimbangan moral dalam pengambilan keputusan, tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan, integritas, dan kompetensi profesional. Etika
profesi teknik juga mencakup pertimbangan terhadap kepentingan publik,
keselamatan, kualitas, keberlanjutan, dan peningkatan profesionalisme.

C. PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI TEKNIK


1. Prinsip-Prinsip Etika Profesi Teknik Secara Umum
Secara umum, etika profesi teknik didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
a. Tanggung Jawab Sosial: Para insinyur memiliki tanggung jawab
untuk melindungi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan
masyarakat serta memperhatikan dampak sosial, ekonomi, dan
lingkungan dari pekerjaan mereka.
b. Integritas: Para insinyur diharapkan untuk berperilaku jujur, adil, dan
transparan dalam praktik profesional mereka. Mereka harus mematuhi
standar etika yang tinggi, termasuk menjaga kerahasiaan informasi
yang sensitif.
c. Kompetensi: Para insinyur harus memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman yang memadai untuk melaksanakan tugas mereka.
Mereka harus terus meningkatkan kompetensi profesional mereka dan
mengikuti perkembangan terbaru di bidang teknik.
d. Penerimaan Kehadiran Teknologi: Para insinyur harus mengakui dan
mempertimbangkan dampak teknologi terhadap masyarakat, termasuk
masalah etika dan sosial yang mungkin timbul.
2. Prinsip-Prinsip Etika Profesi Teknik dibeberapa Jurusan
a. Jurusan Teknik Mesin
Etika profesi teknik dalam jurusan Teknik Mesin mencakup prinsip-
prinsip moral dan nilai-nilai yang mengatur perilaku insinyur mesin
dalam praktik profesional mereka. Etika profesi teknik dalam konteks
Teknik Mesin melibatkan pertimbangan moral terkait dengan desain,
produksi, pengujian, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem dan
perangkat mekanik. Beberapa isu etika yang sering muncul dalam etika
profesi Teknik Mesin meliputi:
1.) Kesehatan dan Keselamatan: Insinyur mesin memiliki
tanggung jawab untuk merancang, memproduksi, dan
mengoperasikan perangkat dan sistem mekanik yang aman bagi
pengguna, operator, dan masyarakat umum. Mereka harus
memprioritaskan faktor keselamatan dalam setiap tahap
pengembangan produk.
2.) Keberlanjutan dan Dampak Lingkungan: Insinyur mesin
perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dari produk dan
proses mereka. Mereka harus mencari solusi yang berkelanjutan
dan ramah lingkungan, mengurangi limbah dan emisi, dan
menggunakan sumber daya secara efisien.
3.) Kejujuran dan Integritas: Insinyur mesin harus berperilaku
dengan jujur dan memiliki integritas dalam melaksanakan tugas
mereka. Mereka tidak boleh melakukan tindakan plagiarisme,
manipulasi data, atau melanggar hak kekayaan intelektual.
4.) Kualitas dan Kepuasan Pelanggan: Insinyur mesin
bertanggung jawab untuk memberikan produk dan layanan
berkualitas tinggi kepada pelanggan mereka. Mereka harus
memastikan bahwa produk yang mereka hasilkan memenuhi
standar kualitas yang ditetapkan dan memenuhi kebutuhan
pelanggan.
5.) Kolaborasi Tim dan Komunikasi: Insinyur mesin bekerja
dalam tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Mereka harus
memiliki kemampuan komunikasi yang baik, menghormati
pendapat orang lain, dan memastikan kerja sama yang efektif
untuk mencapai tujuan bersama.
b. Jurusan Teknik Sipil
Prinsip-prinsip etika profesi teknik dalam jurusan Teknik Sipil
mencakup berbagai aspek moral dan tanggung jawab yang diharapkan
dari para profesional di bidang tersebut. Berikut adalah beberapa
prinsip etika profesi teknik sipil yang umum diterapkan:
1.) Kesejahteraan dan Keselamatan Masyarakat: Para insinyur
sipil memiliki tanggung jawab untuk memprioritaskan
kesejahteraan dan keselamatan masyarakat dalam semua aspek
pekerjaan mereka. Mereka harus mempertimbangkan dampak
proyek infrastruktur terhadap masyarakat, termasuk faktor-
faktor seperti keandalan, keberlanjutan, dan lingkungan.
2.) Integritas Profesional: Insinyur sipil diharapkan memiliki
integritas dan kejujuran dalam melaksanakan tugas profesional
mereka. Mereka harus menghormati prinsip-prinsip etika,
hukum, dan regulasi yang berlaku, serta menjaga transparansi
dan akuntabilitas dalam praktek dan keputusan mereka.
3.) Kualitas dan Keandalan: Insinyur sipil diharapkan
memprioritaskan kualitas dan keandalan dalam desain,
konstruksi, dan pemeliharaan infrastruktur. Mereka harus
menghindari pelanggaran standar teknis, melaksanakan kontrol
mutu yang ketat, dan memastikan bahwa proyek infrastruktur
memenuhi persyaratan keamanan yang relevan.
4.) Keberlanjutan dan Lingkungan: Insinyur sipil memiliki
tanggung jawab untuk mempertimbangkan dampak lingkungan
dari proyek-proyek mereka. Mereka harus mencari solusi yang
berkelanjutan, mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan, mempertimbangkan penggunaan sumber daya
secara efisien, dan memperhatikan prinsip-prinsip desain hijau.
5.) Kompetensi dan Pendidikan Berkelanjutan: Insinyur sipil
diharapkan menjaga kompetensi profesional mereka melalui
pendidikan berkelanjutan dan pengembangan diri. Mereka harus
terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka
sesuai dengan perkembangan teknologi dan persyaratan
industri.
6.) Tanggung Jawab Profesional: Para insinyur sipil diharapkan
menerima dan menghormati tanggung jawab mereka sebagai
profesional dalam melayani kepentingan publik. Mereka harus
mematuhi peraturan dan standar etika yang berlaku, melindungi
kepentingan publik, serta menghindari konflik kepentingan.
Prinsip-prinsip etika profesi teknik sipil ini membantu mengarahkan
perilaku dan keputusan para insinyur sipil dalam melaksanakan tugas
profesional mereka dengan integritas, tanggung jawab, dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.

c. Teknik Elektro dan Teknologi Informasi


Prinsip-prinsip etika profesi dalam jurusan Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi sering kali mencakup aspek-aspek moral dan
tanggung jawab yang khusus untuk bidang tersebut. Berikut adalah
beberapa prinsip etika profesi yang umum diterapkan dalam konteks
Teknik Elektro dan Teknologi Informasi:
1.) Kepentingan Publik: Para profesional di bidang Teknik Elektro
dan Teknologi Informasi memiliki tanggung jawab untuk
memprioritaskan kepentingan publik dalam semua keputusan dan
tindakan mereka. Mereka harus mempertimbangkan dampak
teknologi terhadap masyarakat, kesehatan, privasi, dan keamanan.
2.) Integritas dan Kejujuran: Insinyur Teknik Elektro dan Teknologi
Informasi diharapkan untuk bertindak dengan integritas dan
kejujuran dalam praktek profesional mereka. Mereka harus
menghormati prinsip-prinsip etika, menjaga kerahasiaan data dan
informasi, serta menghindari konflik kepentingan.
3.) Profesionalisme dan Kompetensi: Profesional di bidang ini
diharapkan untuk menjaga dan meningkatkan kompetensi teknis
mereka secara terus-menerus. Mereka harus mengikuti
perkembangan teknologi, mengikuti standar industri yang relevan,
dan berkomitmen terhadap praktik terbaik dalam bidang Teknik
Elektro dan Teknologi Informasi.
4.) Keberlanjutan dan Lingkungan: Insinyur Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi diharapkan mempertimbangkan dampak
lingkungan dari teknologi yang mereka kembangkan atau terapkan.
Mereka harus berupaya untuk mengurangi jejak karbon,
memperhatikan efisiensi energi, dan mempromosikan solusi
berkelanjutan.
5.) Privasi dan Keamanan Data: Profesional di bidang ini harus
menjaga privasi dan keamanan data yang mereka tangani. Mereka
harus mematuhi undang-undang dan regulasi terkait privasi,
melindungi informasi pribadi, dan mengimplementasikan langkah-
langkah keamanan yang sesuai.

d. Teknik Kimia
Prinsip-prinsip etika profesi dalam jurusan Teknik Kimia mencakup
aspek moral, tanggung jawab profesional, dan kepatuhan terhadap
standar etika yang relevan. Berikut adalah beberapa prinsip etika
profesi yang umum diterapkan dalam konteks Teknik Kimia:
1.) Keselamatan dan Kesehatan: Insinyur Teknik Kimia memiliki
tanggung jawab utama dalam memastikan keselamatan dan
kesehatan masyarakat serta pekerja di lingkungan kerja mereka.
Mereka harus mempertimbangkan dan menerapkan langkah-
langkah yang diperlukan untuk mencegah risiko dan melindungi
individu serta lingkungan dari bahaya yang terkait dengan proses
kimia.
2.) Kepatuhan Terhadap Regulasi: Insinyur Teknik Kimia
diharapkan untuk mematuhi regulasi dan standar yang berlaku
dalam praktik dan proyek-proyek mereka. Mereka harus memiliki
pemahaman yang baik tentang peraturan lingkungan, keselamatan
kerja, dan etika profesional yang berkaitan dengan bidang mereka.
3.) Integritas dan Kejujuran: Profesional di bidang Teknik Kimia
diharapkan untuk bertindak dengan integritas dan kejujuran.
Mereka harus menjaga tingkat kepercayaan masyarakat dengan
berkomitmen pada prinsip-prinsip etika, termasuk melindungi
kerahasiaan informasi yang sensitif.
4.) Kualitas dan Keandalan: Insinyur Teknik Kimia diharapkan untuk
mengutamakan kualitas dan keandalan dalam desain, produksi, dan
penggunaan produk kimia. Mereka harus memastikan bahwa proses
dan produk yang mereka kembangkan memenuhi standar mutu
yang ditetapkan.
5.) Keberlanjutan dan Lingkungan: Profesional di bidang ini
diharapkan untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dari
proses kimia dan produk yang mereka hasilkan. Mereka harus
memperhatikan keberlanjutan, mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan, dan mempertimbangkan penggunaan sumber
daya secara efisien.
6.) Komunikasi dan Kolaborasi: Insinyur Teknik Kimia diharapkan
untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan kolega, klien,
dan masyarakat umum. Mereka juga diharapkan untuk
berkolaborasi dengan profesional dari disiplin ilmu lain untuk
memastikan keselarasan proyek dengan kepentingan yang lebih
luas.
Prinsip-prinsip etika profesi ini membantu mengarahkan perilaku
dan keputusan para insinyur Teknik Kimia dalam melaksanakan tugas
mereka dengan integritas, tanggung jawab, dan perhatian terhadap
kesehatan, keselamatan, dan lingkungan.
e. Teknik Pertambangan
1.) Keamanan dan Kesehatan: Insinyur Pertambangan memiliki
tanggung jawab utama dalam memastikan keamanan dan kesehatan
pekerja di lingkungan pertambangan. Mereka harus mematuhi
peraturan dan praktik terbaik untuk mencegah kecelakaan,
melindungi pekerja dari bahaya, dan mempromosikan kondisi kerja
yang aman.
2.) Keberlanjutan dan Lingkungan: Profesional di bidang Teknik
Pertambangan diharapkan mempertimbangkan dampak lingkungan
dari kegiatan pertambangan. Mereka harus bekerja untuk
meminimalkan dampak negatif, menjaga keberlanjutan sumber
daya alam, mengurangi polusi, dan melaksanakan praktik ramah
lingkungan.
3.) Kepatuhan Terhadap Regulasi: Insinyur Pertambangan
diharapkan untuk mematuhi peraturan dan undang-undang yang
berlaku dalam praktik pertambangan. Mereka harus memahami dan
mematuhi standar etika dan regulasi yang berkaitan dengan
keselamatan kerja, lingkungan, dan pengelolaan sumber daya.
4.) Integritas dan Kejujuran: Profesional di bidang ini diharapkan
untuk bertindak dengan integritas dan kejujuran. Mereka harus
mempertahankan tingkat kepercayaan masyarakat dengan menjaga
standar etika, melindungi kerahasiaan informasi, dan menghindari
konflik kepentingan.
5.) Partisipasi Masyarakat dan Tanggung Jawab Sosial: Insinyur
Pertambangan diharapkan untuk berkomunikasi secara efektif
dengan masyarakat terkait dampak kegiatan pertambangan. Mereka
harus melibatkan masyarakat secara adil, mempertimbangkan
kepentingan masyarakat setempat, dan mempraktikkan tanggung
jawab sosial.
f. Teknik Kelautan dan Pertambangan
1.) Keselamatan dan Kesehatan: Insinyur Kelautan dan Perkapalan
memiliki tanggung jawab utama dalam memastikan keselamatan
dan kesehatan manusia di lingkungan kelautan dan perkapalan.
Mereka harus memprioritaskan keselamatan dalam desain,
konstruksi, operasi, dan pemeliharaan kapal, serta mematuhi
standar keselamatan yang berlaku.
2.) Keberlanjutan dan Lingkungan: Profesional di bidang Teknik
Kelautan dan Perkapalan diharapkan mempertimbangkan dampak
lingkungan dari kegiatan mereka. Mereka harus bekerja untuk
menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan, mengurangi polusi,
melindungi keanekaragaman hayati, dan mematuhi peraturan
lingkungan yang berlaku.
3.) Kepatuhan Terhadap Regulasi: Insinyur Kelautan dan Perkapalan
diharapkan untuk mematuhi peraturan dan undang-undang yang
berlaku dalam industri maritim. Mereka harus memahami dan
mematuhi standar etika dan regulasi terkait keamanan maritim,
perlindungan lingkungan, dan perlindungan hak asasi manusia.
4.) Integritas dan Kejujuran: Profesional di bidang ini diharapkan
untuk bertindak dengan integritas dan kejujuran. Mereka harus
menjaga standar etika, melindungi kerahasiaan informasi, dan
menghindari konflik kepentingan dalam praktik dan pengambilan
keputusan mereka.
5.) Kolaborasi dan Kemitraan: Insinyur Kelautan dan Perkapalan
diharapkan untuk bekerja secara kolaboratif dengan rekan kerja,
pemangku kepentingan, dan komunitas maritim lainnya. Mereka
harus membangun kemitraan yang kuat, mendengarkan perspektif
yang berbeda, dan berkontribusi pada perkembangan industri secara
menyeluruh.
D. PERATURAN YANG MENGATUR ETIKA PROFESI TEKNIK
Peraturan yang mengatur tentang etika profesi teknik dapat berbeda-beda di
setiap negara atau yurisdiksi. Namun, beberapa peraturan dan kode etik yang
umum digunakan dalam banyak negara adalah:
1. Kode Etik Profesi: Organisasi dan lembaga profesional teknik biasanya
memiliki kode etik yang ditetapkan untuk anggotanya. Kode etik ini berisi
prinsip-prinsip, norma, dan aturan yang mengatur perilaku dan tanggung
jawab profesional dalam praktik teknik.
2. Undang-Undang Profesi: Di beberapa negara, ada undang-undang yang
mengatur praktek dan kualifikasi profesional dalam bidang teknik.
Undang-undang ini menetapkan standar minimum yang harus dipenuhi
oleh para insinyur dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
3. Peraturan Keselamatan dan Kesehatan: Di banyak negara, ada
peraturan keselamatan dan kesehatan yang mengatur industri teknik,
terutama dalam lingkup proyek-proyek besar dan berpotensi berbahaya.
Peraturan ini bertujuan untuk melindungi pekerja dan masyarakat dari
risiko dan bahaya yang terkait dengan pekerjaan teknik.
4. Peraturan Lingkungan: Lingkungan hidup juga menjadi perhatian
penting dalam praktik teknik. Oleh karena itu, ada peraturan lingkungan
yang mengatur aspek-aspek seperti pengelolaan limbah, penggunaan
sumber daya alam, dan perlindungan lingkungan dalam konteks pekerjaan
teknik.
5. Standar Profesi: Selain kode etik, ada juga standar profesi yang
dikembangkan oleh organisasi dan badan pengatur profesional. Standar ini
mencakup aspek-aspek seperti desain, kualitas, keamanan, dan
keberlanjutan yang harus dipatuhi oleh para insinyur dalam pekerjaan
mereka.
Peraturan-peraturan ini dapat bervariasi dalam bentuk, nama, dan
lingkupnya tergantung pada negara atau yurisdiksi tertentu.
E. KASUS PELANGGARAN ETIKA PROFESI TEKNIK

TRAGEDI DIBALIK JATUHNYA PESAWAT LION AIR JT-610

Hampir 5 tahun telah berlalu sejak terjadinya kecelakaan pesawat Lion Air dengan
nomor penerbangan JT- 610, rute Jakarta-Pangkal Pinang. Sebanyak 189 orang
yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, 5 kru
dinyatakan meninggal dunia. Pesawat dengan jenis Boeing 737 MAX 8 itu
merupakan pesawat jenis baru asal Amerika Serikat.

Empat tahun berselang, media sosial kembali dibuat geger dengan unggahan
TikTok yang memperdengarkan rekaman isi black box pesawat nahas tersebut.
Video yang sama kemudian kembali diunggah di akun Instagram @viral62com.
Terdengar pembicaraan pilot Bhavye Suneja dan co-pilot Harvino di rekaman
tersebut. Tertangkap jelas suasana kalut di kokpit kala menyadari pesawat tidak lagi
bisa dikendalikan dengan benar. "Pesawat tidak mau dikendalikan sejak ditarik
naik, dia pasti akan turun lagi," kata pilot yang diiyakan oleh partner kerjanya.
Empat tahun berselang, media sosial kembali dibuat geger dengan unggahan
TikTok yang memperdengarkan rekaman isi black box pesawat nahas tersebut.
Video yang sama kemudian kembali diunggah di akun Instagram @viral62com.
Terdengar pembicaraan pilot Bhavye Suneja dan co-pilot Harvino di rekaman
tersebut. Tertangkap jelas suasana kalut di kokpit kala menyadari pesawat tidak lagi
bisa dikendalikan dengan benar. "Pesawat tidak mau dikendalikan sejak ditarik
naik, dia pasti akan turun lagi," kata pilot yang diiyakan oleh partner kerjanya.

Untuk mengetahui penyebab terjadinya kasus jatuhnya pesawat Lion Air JT-
610 Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya menuntaskan
investigasi dan penelitian kecelakaan Lion Air JT-610 yang jatuh di Tanjung Pakis,
Karawang, 20 Oktober 2018 lalu. Dari penyelidikan yang dilakukan, KNTK
mengatakan setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan kecelakaan ini terjadi
pada pesawat buatan Boeing jenis Jet 737 MAX tersebut. Diantaranya adalah:

1. Asumsi terkait reaksi pilot yang dibuat pada saat proses desain dan
sertifikasi pesawat Boeing 737-8 (MAX) di pabrik Boeing. Meskipun
dikatakan sesuai dengan referensi yang ada namun ternyata tidak tepat.
2. Mengacu asumsi yang telah dibuat atas reaksi pilot dan kurang lengkapnya
kajian terkait efek-efek yang dapat terjadi di cockpit, sensor tunggal yang
diandalkan untuk Maneuvering Characteristics Augmentation
Systemdianggap (MCAS/fitur otomatisasi dalam pesawat) cukup dan
memenuhi ketentuan sertifikasi.
3. Desain MCAS yang mengandalkan satu sensor saja sangat rentan terhadap
kesalahan.
4. Pilot mengalami kesulitan melakukan respon yang tepat terhadap
pergerakan MCAS karena tidak adanya petunjuk dalam buku panduan dan
pelatihan
5. Indikator Angle of Attack (AOA) Disagree (sensor pesawat dalam bahaya)
tidak tersedia di pesawat Boeing 737-8 (MAX). Ini berakibat ada informasi
ini tidak muncul pada penerbangan, terkait sudut AOA yang berbeda antara
kiri kanan pesawat, sehingga tidak dicatat oleh pilot. Yang akhirnya
menyebabkan teknisi tidak dapat mengidentifikasi kerusakan sensor AOA.
6. Sensor AOA pengganti mengalami kesalahan kalibrasi yang tidak terdeteksi
pada saat perbaikan sebelumnya.
7. Investigasi tidak dapat menentukan pengujian sensor AOA setelah terpasang
di pesawat yang mengalami kecelakaan dilakukan dengan benar. Sehingga
kesalahan kalibrasi tidak terdeteksi
8. Informasi mengenai stick shaker (indikator pesawat mengalami kehilangan
daya angkat) dan penggunaan prosedur non-normal Runaway Stabilizer
pada penerbangan sebelumnya tidak tercatat pada buku catatan penerbangan
dan perawatan pesawat. Ini mengakibatkan baik pilot maupun teknisi tidak
mengambil tindakan yang tepat.

ANALISIS PELANGGARAN ETIKA PROFESI KE INSINYURAN

Berdasarkan dari kasus tersebut, ada beberapa penyebab jatuhnya pesawat


Lion Air JT-610 dikarenakan adanya kelalaian oleh para insinyur/teknisi pada saat
proses pendesainan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Tentu hal ini
telah melanggar Undang-undang republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang
keinsinyuran terkait pasal 2 mengenai pengaturan keinsinyuran berdasarkan
Pancasila dan berasaskan poin a. profesionalitas dengan maksut Yang dimaksud
dengan “asas profesionalitas” adalah “prinsip pelaksanaan Praktik Keinsinyuran
yang didasari pada perilaku yang menuju ideal, meningkatkan dan memelihara
citra profesi, mengejar kualitas dan cita-cita profesi, serta mengembangkan diri
secara berkelanjutan”. Namun, karena adanya kelalaian dan tidak bersungguh-
sungguh dalam melaksanakan tugas keinsinyuran sehingga pesawat pesawat Lion
Air JT-610 jatuh. Hal ini tentunya telah merusak profesi keinsinyuran.

Mengacu pada poin 8 penyebab terjadinya kecelakaan pada pesawat Lion


Air JT-610 mengenai Informasi tidak adanya data terkaitstick shaker (indikator
pesawat mengalami kehilangan daya angkat) tentu hal tersebut telah melanggar
Undang-undang republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang keinsinyuran
terkait pasal 6 yang berbunyi “untuk menjamin mutu kompetensi dan
profesionalitas layanan profesi insinyur, dikembangkan standar profesi
keinsinyuran yang terdiri atas” a. standar layanan insinyur. Yang dimaksud dengan
“standar kompetensi Insinyur” adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
sikap kerja, pengetahuan, dan keterampilan kerja yang relevan dengan pelaksanaan
Praktik Keinsinyuran.

Dengan jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 yang memakan korban jiwa
sebanyak 189 orang, hal ini tentunya telah melanggar Undang-undang republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang keinsinyuran terkait pasal 51 yang
berbunyi “Setiap Insinyur atau Insinyur Asing yang melaksanakan tugas
profesi tidak memenuhi standar Keinsinyuran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 huruf c sehingga mengakibatkan kecelakaan, cacat, hilangnya nyawa
seseorang, kegagalan pekerjaan Keinsinyuran, dan/atau hilangnya harta
benda dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
pidana denda palingbanyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
DAFTAR PUSTAKA

"A Comparative Analysis of Engineering Codes of Ethics" oleh Michael Davis


(Journal of Business Ethics, 1991).

"Codes of Ethics and the Defense Industry: Engineering a Code" oleh Daniel A.
Vallero (Science and Engineering Ethics, 2003).

Indonesia, N. R., 2014. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR


11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN. 1 ed. JAKARTA: s.n.
"Engineering Ethics in Autonomous Systems: An Ethical Analysis of the Dilemma-
Algorithm of Self-Driving Cars" oleh Sven Nyholm (Science and
Engineering Ethics, 2019).

"Engineering Ethics in the Automotive Industry: The Case of Volkswagen's


'Dieselgate'" oleh Ashley Shew dan Zachary Pirtle (Science and
Engineering Ethics, 2017).

"Engineering Ethics in the Automotive Industry: The Case of Volkswagen's


'Dieselgate'" oleh Ashley Shew dan Zachary Pirtle (Science and
Engineering Ethics, 2017).

"Engineering Ethics Education: A Comparative Study of Iran, Malaysia, and


Australia" oleh Abdul Rahman Ayub, et al. (Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 2014).

"Engineering Ethics: Balancing Cost, Schedule, and Risk - Lessons Learned from
the Space Shuttle" oleh Joseph R. Herkert (Science and Engineering Ethics,
2005).

"Ethics in Information Technology" oleh George Reynolds (Cengage Learning,


2018).

"Ethics and the Extractive Industries: Introduction" oleh John McMillan dan Liv
Solveig Olafsdottir (Journal of Business Ethics, 2017).
"Ethics in Naval Architecture and Marine Engineering" oleh John Carlton
(Transactions of the Royal Institution of Naval Architects, 2015).

"Ethical Climate and Professional Ethics of Civil Engineers: The Influence of


Ethical Work Climate on Professional Ethics" oleh Rongwei Chu dan
Jianfeng Mao (Science and Engineering Ethics, 2014)

"Ethics Education in Chemical Engineering: A Multi-University Study" oleh


Margot A. Vigeant et al. (Chemical Engineering Education, 2013)

"Ethics and Engineering: A Learning Experience" oleh David Blockley (European


Journal of Engineering Education, 2006).

"Ethics and Technology: Engineers in the Aerospace Industry" oleh Wade Robison
(Science and Engineering Ethics, 2001).

"Ethical Decision Making in Engineering: The Role of Personal and Professional


Values" oleh Elizabeth A. Adams (Journal of Engineering Education, 1999).

"Professional Ethics and Obligations in Civil Engineering" oleh R.C. Sharma dan
Sudhir K. Sharma (International Journal of Engineering Sciences &
Research Technology, 2013).

"The Virtuous Engineer: The Role of Virtue in Engineering Ethics" oleh Michael
Davis (Science and Engineering Ethics, 1998).

Anda mungkin juga menyukai