Anda di halaman 1dari 3

3.

7 Landasan Moral Etika Engineering


Etika Engineering melibatkan studi mengenai isu-isu dan keputusan-keputusan moral. Ia
mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mengenai sikap dan perilaku yang baik secara moral.
Menurut Kohrlberg seorang individu dapat berlogika dan melakukan pendekatan terhadap
keputusan moral dari 3 level utama dalam perkembangan kognitif moral, meliputi :

1. Level Pra-konvensional, dimana sikap yang benar adalah memberikan keuntungan


langsung bagi diri sendiri.
2. Level Konvensional, seorang menerima norma-norma yang berlaku di dalam keluarga,
kelompok, atau masyarakatnya sebagai suatu standar moralitas.
3. Level Pasca-konvensional, dimana seorang individu termotivasi semata-mata oleh apa
yang dinilai logis secara moral tanpa memperdulikan kepentingan sendiri ataupun
konvensi-konvensi sosial.

Empat tipe moral menurut Martin dan Schinzinger :

1. Utilitarianisme : Teori ini mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi yg baik dan


buruk dari suatu tindakan dan berupaya untuk memaksimalkan manfaat (utility).
2. Etika Hak : Suatu tindakan adalah benar secara moral jika melanggar hak-hak orang
lain.
3. Etika Kewajiban : Teori ini mempertahankan bahwa ada kewajiban-kewajiban yg
harus dilakukan walaupun pelaksanaannya tidak selalu menghasilkan kebaikan.
4. Etika Kebajikan : Teori ini menganggap suatu tindakan sebagai benar jika mendukung
ciri-ciri karakter yg baik (kebajikan) dan salah jika menunjukkan ciri-ciri karakter yg
buruk (kejahatan).

3.8 Kerangka Etika Engineering


Tanggung jawab utama seorang insinyur adalah menempatkan keselamatan publik di atas segalanya.
Ia harus memiliki kepekaan dan berupaya menghindari terjadinya kerugian. Komponen
pengetahuan yang dimilikinya diperolehh secara:

1. Teoritis : pelatihan,pendidikan formal,riset pustaka, penurunan matematis.


2. Empiris : pengalaman,pencacatan,penggunaan eksperimental.

Para insinyur biasanya bekerja untuk sebuah organisasi dan mungkin merupakan bagian dari sebuah
tim engineering. Dengan cara ini, kompetensi organisasi diperoleh dari kompetensi gabungan dari
anggota-anggota tim tersebut.
3.9 Kode Etik Engineering
1. Para insinyur menyusun aturan-aturan perilaku dalam bentuk kode etik. Kodo-kode ini
tidak hanya melindungi masyarakat tetapi juga membangun dan memelihara integritas
dan reputasi dari profesi ini.
2. Kode etik untuk insinyur dipublikasikan oleh perkumpulan insinyur
profesional nasional(NSPE),yang dicetak ulang dalam paragraf yang terdiri dari sebuah
preambule enam peraturan mutlak,lima untuk peraturan praktek,dan sembilan kewajiban
profesional

I. Kanon Fundamental
Insinyur, dalam memenuhi kewajiban profesionalnya, harus:
1. Mementingkan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
2. Memberikan jasa layanan hanya di dalam bidang kompetensinya.
3. Mengeluarkan pernyataan publik hanya secara obiektif dan benar.
4. Bersikap kepada pemberi keria maupun klien sebagai seseorang yang bertanggung jawab
dan dapat dipercaya.
5. Menghindari tindakan-tindakan penipuan,
6. Membawa diri secara terhormat, bertanggung jawab, etis, dan mematuhi hukum sehingga
meningkatkan kehormatan, reputasi, dan manfaat dari profesi ini.

II. Peraturan Praktek


1. Insinyur harus mementingkan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
2. Insinyur harus memberikan jasa layanan hanya di dalam bidang kompetensinya.
3. Insinyur mengeluarkan pernyataan publik hanya secara objektif dan benar.
4. Insinyur harus bersikap kepada pemberi kerj ataupun klien sebagai seseorang yang
bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
5. Insinyur harus menghindari tindakan-tindakan penipuan.

III. Kewajiban Profesional


1. Insinyur harus dipandu dalam semua hubungan mereka oleh standar kejujuran dan
integritas yang tertinggi.
2. Para insinyur harus di semua kesempatan berusaha keras untuk melayani kepentingan
masyarakat.
3. Para insinyur harus menghindari segala sikap dan kebiasaan yang membohongi masyarakat.
4. Para insinyur tidak diperkenankan membeberkan, tanpa persetujuan, informasi rahasia
mengenai urusan-urusan bisnis atau proses-proses teknis milik klien atau pemberi kerja
yang sekarang atau di masa lalu, atau badan publik di mana mereka melayani.
5. Para insinyur tidak boleh dipengaruhi di dalam menjalankan kewajiban-kewajiban
profesional mereka oleh kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan.
6. Para Insinyur tidak diperkenankan melakukan upaya untuk memperoleh pekerjaan atau
promosi atau keterlibatan profesional dengan dengan cara mengeluarkan kritik yang tidak
benar tentang insinyur-insinyur lain, atau melalui cara-cara yang tidak pantas atau layak
dipertanyakan.
7. Para Insinyur tidak diperkenankan untuk menciderai, secara sengaja atau tidak sengaja,
secara langsung atau tidak langsung, reputasi profesional, prospek, praktek, atau pekerjaan
dari insinyur lainnya. Para insinyur yang percaya bahwa ada pihak yang bersalah
melakukan praktek ilegal atau tidak etis harus memberikan informasi tersebut kepada
otoritas yang berwenang untuk ditindak lanjuti.
8. Para insinyur harus memikul tanggung jawab pribadi di dalam tindakan-tindakan
profesional mereka, akan teteapi jika mereka diperbolehkan meminta ganti rugi untuk jasa-
jasa layanan yang muncul dari praktek mereka untuk hal-hal yang terjadi di luar kelalaian
mereka tanpa alasan, dimana tanpanya kepentingan dari insinyur tersebut tidak
mendapatkan perlindungan.
9. Para Insinyur harus memberikan penghargaan kepada karya engineering pihak lain di mana
penghargaan itu memang layak diberikan, dan harus mengakui hak-hak yang menjadi milik
pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai