Anda di halaman 1dari 7

1

Engineering Ethics Essay


Kasus Pembangunan PIM (Pusat Informasi Majapahit)
Rosari Saragih1, Parida Sibarani2
*114S15009, Teknik Elektro, Institut Teknologi Del
*214S15048, Teknik Elektro, Institut Teknologi Del

Abstract-

Key Words-

I. ETIKA DAN PROFESIONALISME


Etika merupakan serangkaian prinsip moral yang mencakup nilai dan kualitas dalam berperilaku. Namun tidak setiap perilaku dapat
dikatakan sebagai etika. Etika berfungsi utuk menjadi tolak ukur baik atau buruk perbuatan manusia sesuai dengan norma- norma yang
ada. Sedangkan profesionalisme adalah kemampuan atau kemahiran seseorang dalam melaksanakan profesinya. Seseoorang dikatakan
profesional jika ia dapat melaksanakan tugasnya deengan baik dan bertanggung jawab dengan pekerjaan yang dilakukannya. Biasanya
orang yang memiliki jiwa profesionalisme cenderung berkeinginan untuk menampilkan sesuatu yang piawai dengan menguasai
pengetahuan pada bidangnya masing- masing. Etika erat kaitannya dengan profesionalisme. Nilai etika bukan hanya dimiliki oleh
perororangan melainkan milik sekelompok orang yang berada pada suatu tempat tertentu, sehingga etika diperlukan untuk menjadikan
seseorang itu menjadi profesional.
Dengan menerapkan etika didalam pekerjaannya maka tidak akan terjadi penyimpangan- penyimpangan yang nantinya akan
menyebabkan ketidaksesuaian. Etika dan profesionalisme dapat diterapkan pada semua bidang profesi yang ada. Semua bidang
pekerjaan menerapkan etika yang berbeda- beda maka dari itu sifat profesionalisme yang dianut pun akan berbeda pula
Begitu pula etika dan profesionalisme dalam bidang teknik pastilah berbeda pula. Pada bidang teknik sangat banyak hal- hal yang perlu
diperhatikan, mulai dari konsep, desain yang digunakan, biaya, keuntungan yang diperoleh, bahkan dampak yang ditimbulkan. Semua
hal- hal itu haruslah dipertimbangkan secara hati- hati sesuai dengan etika yang berlaku dalam bidang teknik.
Etika dan profesionalisme yang dimiliki oleh setiap engineer akan sangat berpengaruh pada orang- orang yang berada di
sekitarnya. Maka sebuah perusahaan akan mendapat kepercayaan dari masyarakat jika perusahaan tersebut memiliki tenaga kerja yang
profesional yang memiliki kesadaran yang tinggi untuk menerapkan etika profesi kepada masyarakat di sekitarnya. Dalam beroperasi,
sebuah perusahaan haruslah mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat serta dampak yang timbul terhadap lingkungan. Jangan
sampai ada yang dirugikan bahkan engineer juga harus dijamin kesejahteraannya agar mereka dapat bekerja dengan baik dan
bertanggung jawab dengan pekerjaan mereka mmasing- masing.

II. CODE OF ETHICS


Kode Etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan atau pekerjaaan dan menyatakan apa yang benar, baik
dan apa yang tidak benar dan tidak baik. Kode etik bertujuan agar orang yang profesinal memberikan jasa sebaik yang ia bisa kepada
orang lain. Dan juga kode etik ini akan menghindari perbuatan yang tidak profesional.
Sumaryono (1995) mengemukakan 3 alasan mengapa kode etik perlu dirumuskan secara tertulis, yaitu :
1. Sebagai sarana kontrol sosial.
2. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain.
3. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik.
Engineer merupakan sebuah profesi yang berkutat dengan pembuatan berbagai struktur, alat, dan sistem yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia. Engineering merupakan keahlian yang penting dan terpelajar. Sehingga seorang engineer harus bertanggung jawab atas
semua hal yang dilakukannya terutama dalam bidang pekerjaannya mengenai engineering. Profesi engineering membutuhkan
keterampilan dan keahlian yang mendalam dibidangnya. Karena jika tidak, dapat mengakibatkan hal yang merugikan pihak lain secara
materi atau bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Adapun kode etik yang seharusnya diikuti oleh seorang engineer yaitu :
1. Engineer harus mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan umum.
2. Engineer hanya boleh memberikan pelayanan dalam bidang kompetensinya.
3. Engineer dalam memberikan pernyataan harus obyektif dan benar.
4. Engineer harus bertanggung jawab.
Adapun 10 Kode Etik Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) yaitu :
2

1. Bertanggung jawab atas keputusan teknikal yang dibuat secara konsisten untuk keselamatan publik, dan secara cepat menyampaikan
jika ada faktor-faktor yang membahayakan lingkungan masyarakat.
2. Semaksimal mungkin menghindari konflik kepentingan dan memberitahukan secepatnya ke semua pihak yang berkepentingan jika
ada konflik kepentingan yang mungkin terjadi.
3. Jujur dan realistis berdasarkan data yang ada dalam membuat perkiraan atau mengajukan suatu tuntutan.
4. Menolak suap dalam segala macam bentuk.
5. Meningkatkan pengetahuan tentang teknologi dan segala bentuk aplikasi dan kemungkinan akibatnya.
6. Meningkatkan kemampuan dan mengaplikasikan teknologi berdasarkan pelatihan dan pengalaman.
7. Selalu mengharapkan saran dan menerima kritik yang membangun untuk semua hasil pekerjaan dan mengakui jika ada kesalahan,
serta memberikan penghargaan sepatutnya untuk orang lain yang berkontribusi.
8. Menghargai keberagaman dengan memberikan penghargaan yang sama tanpa memperdulikan ras, agama, jenis kelamin dan
kebangsaan.
9. Menghindari perbuatan tercela, mencatat hasil karya dan reputasi orang lain.
10. Membantu teman sejawat dalam pengembangan profesionalisme untuk memenuhi kode etik ini.

III. A PRACTICAL ETHICS TOOLKIT


Ada terdapat beberapa metode yang digunakan sebagai kode yang berguna dalam menganalisis sebiah permasalahan dan
kemudian akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Metode ini dianalogikan sebagai kotak peralatan yang berisi banyak
alat yang dapat digunakan sesuai fungsinya. Selain itu, kita harus menentukan alat apa yang berguna pada situasi tertentu. Misalnya
suatu alat yang dapat menganalisis moral dengan mempertimbangkan beberapa metode untuk menyeesaikan isu moral tersebut.
Masalah- masalah moral tidak bisa diselesaikan hanya dengan pengetahuan- pengetahuan yang ada dan fakta- fakta yang relevan dengan
masalah- masalah tersebut. Maka pertama- tama yang harus dilakukan adalah dengan mempertimbangkan fakta- fakta yang diperoleh.
Tetapi seringnya ada kesulitan yang dihadapi karena adanya perbedaan pendapat orang- orang dalam mengatasi massalah moral ini.
Beberapa orang ada yang tidak setuju dengan fakta- fakta yang ada karena menurut mereka itu tidak sesuai dengan moral.
Sehingga ada beberapa hal yang perlu dilakukan salah satunya adalah penentuan konsep. Penentuan kon sep ini merupakan kunci dalam
meyelesaikan sebuah permasalahan. Misalnya dalam penyelesaian sebuah masalah kita memilih kata kunci “kesehatan masyarakat”,
“keselamatan kerja”, “penyuapan” dan sebagainya. Maka dengan berfokus pada kata kunci yang sudah diperoleh tersebut kita akan
lebih mudah dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Setelah dilakukan penentuan konsep maka selanjutnya adalah bagaimana
konsep itu diterapkan.
Jika sebuah konsep sudah diterapkan kemudian dapat ditenttukan konsep tersebut cocok dipakai atau tidak dalam menyelesaikan
suatu permasalahan. Permasalahan dalam penerapan konsep, biasanya ketidacocokan konsep terjadi jika ada terdapat ketidasesuaian
fakta- fakta yang dimiliki untuk mendukung suatu konsep. Masalah pada penerapan ini
dapat diselesaikan dengan menjelaskan fakta-fakta yang sesuai. Sehingga permasalahan dalam penerapan sebuah konsep dapat dilihat
sebagai situasi di mana penentuan apakah suatu konsep sesuai dengan situasi yang sedang sedang dihadapi.
Selajutnya adalah mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam menyelesaikan permasalahan ini
haruslah diperhatikan nilai- nilai moral. Keputusan- keputusan yang baik dapat dicapai dengan menggunakan 2 metode yaitu, “Line
Drawing” dan “Midle Way Solution”.

 Line Drawing
Teknik Line Drawing biasanya digunakan untuk suatu pemasalahaan yang nilai moralnya terlihat secara jelas. Line drawing
digunakan dengan cara menggambar garis lurus dimana dari garis lurus tersebut terdiri dari beberapa contoh kasus dan
situasi yang dijadikan sebagai paradigma dimana membutuhkan hipotesis. Pada kedua ujung garis diberikan nilai positif
dan nilai negatif dengan tujuan untuk menunjukkan nilai moral yang dapat diterima oleh masyarakat dan yang tidak dapat
diterima sama sekali.

 Creative Middle Way Solution


Teknik Creative Middle Way Solution ini digunakan untuk mencari cara agar nilai- nilai yang bertentangan dapat
diselesaikan dengan melakukan pendekatan terhadap situasi- situasi yang dihadapi sehingga diperoleh penyelesaian
masalah yang sesuai.

.
3

IV. RESPONSIBILITY IN ENGINEERING


Tanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Bertanggung
jawab berarti harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap sesuatau perbuatan dan harus ada kesanggupan untuk memikul
resiko dari suatu perbuatan. Tanggung jawab juga didukung unsur kesadaran, kesukaan dan keberanian. Seorang engineer yang
bertnaggung jawab dapat berkomunikasi secara jelas dan informatif, berkomitmen pada objektivitas, terbuka untuk mengakui dan
memperbaiki kesalahan, bekerja dengan baik dengan orang lain, berkomitmen terhadap kualitas. Salah satu cara dimana seorang
engineer dapat mencoba untuk mendapatkan kepercayaan dari mereka yang mereka layani dan dengan siapa mereka bekerja adalah
untuk berkomitmen pada kode etik yang mendukung standar kinerja yang tinggi. seorang pekerja termasuk engineer harus memiliki
standar teknik. Standar teknik merupakan serangkaian syarat yang harus dilengkapi oleh bahan, produk, atau layanan. Standar teknik
dapat dapat mensyaratkan bahwa prosedur tertentu dilakukan untuk memastikan bahwa tingkat kualitas atau keamanan yang spesifik
dan terukur terpenuhi, atau mengharuskan prosedur apapun yang digunakan didokumentasikan bersama dengan hasil mereka. Standar
teknik di indonesia yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia). SNI merupakan satu-satunya standart yang berlaku secara nasional di
Indonesia dimana semua produk atau tata tertib pekerjaan harus memenuhi standart SNI. SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code
of good practice, yaitu keterbukaan (Openess), transparansi (Transparency), konsensus dan tidak memihak (Consensus and Impartiality),
efektif dan relevan (Effectiveness and relevance), koheren (Coherence), dan berdimensi pembangunan (Development dimension)(
http://www.bsn.go.id). Namun, dalam melakukan pekerjaannya seorang engineer juga memiliki kewajiban profesional untuk
menyesuaikan dengan prosedir operasi standar dan peraturan yang berlaku untuk profesi mereka dan juga untuk memenuhi tanggung
jawab dasar pekerjaan mereka sebagaimana yang dimaksudkan ketentuan pekerjaan mereka. Engineer diharapkan dapat memenuhi
tuntutan yang lebih tinggi dan dapat memenuhi standar perawatan. Standar perawatan penting karena menentukan tingkat kelalaian yang
diperlukan untuk menyatakan penyebab tindakan yang valid. Seorang engineer yang bertanggung jawab atas sebuah proyek diharapkan
melakukan pengawasan yang cermat sebelum melakukan pengesahan pada proyek tersebut. Engineer harus melakukan pengawasan
terhadap proyek yang mereka tangani, tidak hanya melihat hasil akhir namun sebelum melakukan pembangunan terhadap suatu proyek
engineer harus melakukan pengawasan akan bahan-bahan yang digunakan amupun strukturnya apakah sudah sesuai dengan yang
diharapkan dan selama pembangunan engineer juga harus rutin melakukan pengawasan agar mengetahui perkembangan dari proyek
yang dikerjakannya.
Konsep yang lebih negatif tentang tanggung jawab, tanggung jawab yang menyalahkan dengan mempertimbangkan hubungan
tenggung jawab atas bahaya terhadap penyebab bahaya. Misalnya seorang engineer bertnaggung jawab atas sebuah proyek, dimana ia
memiliki hak untuk bertindak dan melakukan apa yang menurutnya benar, namun tidak selalu apa yang dilakukannya sesuai dengan apa
yang ia harapkan. Mungkin saja terjadi sebuah kesalahan dalam pekerjaannya yang dapat menyebabkan kerugian bagi orang lain maka
ia akan dikritik dan diminta untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Sama halnya dengan seseorang yang
bertanggung jawab dalam sebuah proyek begitu juga dengan sebuah organisasi. Organisasi dapat dikritik karena menyebabkan bahaya,
yang meyebabkan bahaya dan merugikan orang lain dapat diminta untuk mereparasi apa yang sudah rusak. Organisasi yang telah
mencelakakan orang lain harus direformasi. Salah satu kekhawatiran tentang menjadikan organisasi sebagai agen yang bertanggung
jawab secara moral adalah terjadinya pertikaian individu dalam organisasi. Engineer juga memiliki kewajiban untuk mengantisipasi dan
menghindari kegagalan dan kecelakaan. Dalam hal ini jika ada seseorang yang melakukan kejahatan misalnya menusuk orang lain untuk
mengambil hak milik orang lain maka si pelaku bertanggung jawab secara moral dan secara hukum bertanggung jawab atas cedera
ataupun kematian yang akan dialami oleh korban. Kemudian, seseorang dapat menyebabkan kerusakan dengan tidak bertujuan untuk
menyebabkan bahaya namun, ia menyadari bahwa bahaya mungkin akan terjadi maka ketika kerusakan benar-benar terjadi ia akan
menjadi orang yang bertanggung jawab akan hal tersebut. Oleh karena itu, jika seorang engineer tidak melakukan perawatan standar
sesuai dengan standar profesinya akibat kelalaiannya maka ia dapat bertanggung jawab atas kerusakan yang dilakukannya.

V. TRUST AND REABILITY


Kepercayaan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam membangun sebuah hubungan. Kepercayaan adalah keyakinan
bahwa partner dalam menjalin sebuah hubungan akan melakukan yang terbaik. Kepercayaan dalam bekerja dapat dilihat dari dua sudut
pandang yaitu, kepercayaan antara perusahaan dengan engineer atau sebaliknya dan kepercayaan antara masyarakat selaku konsumen
dengan peerusahaan. Apabila dilihat dari kepercayaan antara masyarakat dengan perusahaan maka kita tahu bahwa sebuah perusahaan
membutuhkan pengakuan dari masyarakat akan kinerja yag sudah dilakukan. Pengakuan ini dapat dicapai jika masyarakat memberikan
kepercayaan kepada perusahaan. Ini membuat perusahaan haruslah bekerja keras untuk memperoleh kepercayaan tersebut. Baik
perusahaannya maupun engineer yang ada dalam perusahaan tersebut harus membuktikkan keandalannya. Keandalan ini dapat berupa
ilmu dan skill yang dimiliki engineer, tetapi karena pada umumnya setiap engineer memang harus mempunyai kemampuan dibidangnya
masing- masing menjadikan masyarakat lebih memandang hal- hal lain yang dapat membuat mereka lebih mempercayai sebuah
perusahaan. Hal- hal ini seperti kejujuran, tanggung jawab bahkan penyuluhan kepada masyarakat. Dalam menilai sebuah perusahaan
biasanya masyarakat pertama kali akan menilai apakah perusahaan tersebut cukup kompeten dalam melayani kebutuhan konsumen.
Selanjutnya konsumen akan menilai apakah perusahaan memiliki misi untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan konsumen.
Maka dari itu perusahaan perlu untuk menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat. Apabila perusahaan sudah mendapatkan
kepercayaan dari masyarakaat maka konsumen akan bergantung pada produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan tersebut.
Seperti yang sudah dikatakan diatas, berikut adalah keandalan yang harus dilakukan perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan
masyarakat:
 Kejujuran
4

Kejujuran merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus dimiliki setiap orang. Kejujuran adalah sebuah etika
yang diperlukan dalam bekerja. Sikap jujur juga akan membuat seseorang lebih profesional. Selain itu orang yang jujur
juga akan dihormati banyak orang, dipercayai, dan juga akan disegani. Salah satu contoh sikap jujur adalah jika kita
diberikan sebuah tugas kita harus menjalankannya sesuai dengan aturan yang berlaku atau tidak melakukan penyimpangan-
penyimpangan agar tidak menimbulkan kerugian terhadap pihak lain.
 Menjaga Rahasia
Setiap perusahaan pastilah memiliki hal rahasia yang benar- benar harus dijaga. Biasanya beberapa pekerja dalam sebuah
perusahaan dipercaya untuk menyimpan suatu rahasia perusahaan. Orang- orang yang dipercaya ini haruslah benar- benar
dapat diandalkan. Reputasi orang tersebut dapat ditentukan oleh seberapa baik ia dalam menjaga rahasia perusahaan.
Rahasia perusahaan perlu dijaga agar tidak ada gosip yang akan menerpa perusahaan tersebut. Jika rahasia ini sampai
diketahui oleh masyarakat luas maka citra perusahaan akan menjadi buruk. Ini akan mengurangi minat konsumen terhadap
perusahaan tersebut. Dapat dikatakan keberhasilan perusahaan dipertaruhkan bila rahasia atau informasi perusahaan sampai
bocor. Orang- oran yang dipercaya dapat menjaga rahasia juga akan dipercaya untuk memegang suatu posisi penting di
suatu perusahaan.
 Mempunyai Intelektual
Intelektual merupakan kemampuan manusia dalam mengolah pikiran mereka. Pada umunya intelektual yang dimiliki setiap
orang berbeda- beda, ada yang tinggi maupun rendah. Itelektual ini dapat menggambarkan keepribadian seseorang. Tingkat
intelektual sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang engineer. Tingkat intelektual seseorang dapat diukur dari
pendidikan yang didapat. Semakin tingggi pendidikan seseorang, biasanya intelektual yang dimilikinya juga akan semakin
tinggi. Seorang engineer yang memiliki intelektual yang tinggi dipercayai memiliki kualitas kerja yang baik. Kualitas kerja
ini dapat berupa kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah. Orang- orang yang memiliki kemampuan ini
merupakan salah satu yang sangat dibutuhkan perusahaan
 Menginformasikan Kepada Masyarakat
Sebuah perusahaan memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat, karena pada dasarnya masyarakat mengharapkan
dampak positif dari berdirinya suatu perusahaan. Citra perusahaan akan dikenal baik jika perusahaan menjalin hubungan
yang baik dengan masyarakat sekitar. Untuk membangun hubungan tersebut perusahaan perlu untuk menginformasikan
masyarakat sekitar mengenai perusahaan mereka. Ini akan membuat perusahaan memperoleh tanggapan yang positif dari
masyarakat. Perusahaan akan dinila bukan hanya sekedar menawarkan produk atau jasa tetapi juga memperhatikan
kebutuhan masyarakat dan kepentingan masyarakat.

VI. RISK AND LIABILITY IN ENGINEERING

VII. ENGINEERS IN ORGANIZATION


Suatu organisasi atau perusahaan memiliki aturan yang berbeda- beda. Bukan hanya berbeda aturan, situasi dan kondisi setiap
perusahaan juga berbeda, baik dari segi ketenagakerjaan, bidang, bahkan budaya juga dapat berbeda. Maka dari itu setiap engineer
haruslah dapat menempatkan diri mereka di masing- masing perusahaan. Mereka harus bisa beradaptasi denngan baik agar memperoleh
kenyamanan dalam bekerja. Proses adaptasi ini dimulai dengan membangun hubunggan yang baik dengan sesama engineer, karyawan
bahkan dengan manager sekalipun. Seorang engineer juga haruslah tahu posisinya dan situasi serta kondisi perusahaan, ini berguna
untuk mengamankan posisi di dalam perusahaan. Selain itu seorang IengineerI haruslah bekerja dengan profesional sesuai dengan aturan
yang berlaku. Aturan- aturan ini terdapat pada kode etik engineer. Setiap bidang meiliki kode etik yang berbeda- beda. Kode etik ini
merupakan sebuah cannon, yaitu sesuatu yang sudah disepakati bersama dan menjadi tolak ukur dalam melaksanakan tugas sebagai
seorang engineer. Seperti disebutkan diatas, seorang engineer itu haruslah memiliki keandalan agar dapat bertahan dan bahkan bersaing
di sebuah perusahaan. Keandalan ini penting untuk membuktikan diri layak dan pantas berada di perusahaan tersebut. Selain itu,
keandalan yang dimiliki seorang engineer juga membuat dirinya lebih percaya diri untuk mengembangkan kemampuan mereka di
perusahaan. Apabila seorang engineer sudah melakukan hal-hal seperti yang sudah dimaksudkan di atas maka ia akan aman dan nyaman
berada di suatu perusahaan dan perusahaan juga akan beruntung memiliki enginner seperti itu.
5

VIII. CASE STUDY

“KASUS PEMBANGUNAN PUSAT INFORMASI MAJAPAHIT (PIM)”


Kompas.com - 09/01/2009, 00:40 WIB BANDUNG, KAMIS--Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Barat menganggap arsitek yang
menangani pembangunan Pusat Informasi Majapahit di Trowulan, Jawa Timur, Baskoro Tedjo, hanya menjadi kambing
hitam. Dosen Institut Teknologi Bandung tersebut ditunjuk menjadi arsitek pembangunan PIM ketika masterplannya
sudah jadi. Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jabar Pon S Purajatnika setelah melakukan klarifikasi terhadap Baskoro,
Rabu (7/1) di Bandung, mengatakan, pihak yang bertanggung jawab seharusnya adalah pembuat masterplan kompleks.
”Dari pengakuan Baskoro, sebelum dia membuat desain peta lokasi PIM, masterplan sudah jadi. Seharusnya pembuat
masterplan ini yang harus mempertanggungjawabkan hasil karyanya,” kata Pon menegaskan. Menurut dia, kasus ini harus
disikapi secara bijaksana. ”Dalam kasus ini, Baskoro hanya menangani secuil dari masterplan yang ada, tetapi dijadikan
kambing hitam. Yang perlu ditelusuri adalah siapa pembuat masterplan itu?” ujarnya. Sementara itu, pihak IAI Jabar masih
akan berkoordinasi dengan pihak IAI Pusat untuk
menentukan langkah selanjutnya. Menurut Pon, terjadi
pelanggaran atau tidaknya oleh Baskoro terkait
rancangan Pusat Informasi Majapahit (PIM), belum dapat
disimpulkan. IAI akan melakukan klarifikasi terhadap
Baskoro. Klarifikasi akan dilakukan dalam pertemuan
dengan IAI Pusat di Jakarta pada 12 Januari 2009.
Sebelumnya, Baskoro telah memberikan klarifikasi
kepada IAI Jabar di Bandung Selasa lalu. Baskoro adalah
salah satu anggota senior IAI Jabar. Kegiatan tersebut juga
melibatkan sejumlah anggota Dewan Kehormatan IAI
Jabar. Jika terbukti ada pelanggaran etika profesi, sanksi
bisa diberikan berupa pencabutan sertifikat arsitektur
sehingga yang bersangkutan tidak bisa berpraktik lagi.
”Namun, kalau tidak terjadi, kami akan membela Baskoro
habis-habisan,” katanya. Pon mengakui, dalam beberapa
kasus, arsitek kerap berada pada posisi tawar yang lebih
rendah dari pemilik proyek. ”Seorang arsitek hanya akan
membuat gambar jika telah mendapatkan izin melakukan
pembangunan di wilayah tersebut. Semua sudah bisa
menebak, siapa yang bisa memberi izin pembangunan di
suatu wilayah administratif,” ungkapnya. Baskoro selama
ini dikenal sebagai arsitek yang cukup concern terhadap
desain arsitektur hijau. Karya-karyanya antara lain
Kompleks Pemakaman Bung Karno, Student Center
Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Gedung Galeri
Selasar Sunaryo. Tidak dilibatkan Secara terpisah, Balai
Arkeologi Yogyakarta sebagai pengemban tugas
penelitian arkeologi di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, tidak pernah
dilibatkan. ”Padahal, Situs Majapahit di Trowulan itu merupakan bagian dari sasaran penelitian arkeologi yang dirancang
jangka panjang. Secara akademis maupun teknis Balai Arkeologi Yogyakarta tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan
pembangunan PIM,” kata Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta Siswanto. Menurut Siswanto, Balai Arkeologi Yogyakarta
menempatkan Situs Trowulan sebagai prioritas pertama untuk penelitian arkeologi sehingga semestinya tak boleh ada
kegiatan lain yang tidak berkaitan dengan penelitian arkeologi. Akibat proyek PIM tersebut, data arkeologi, berupa bagian
bangunan dan artefak masa Majapahit di area proyek yang semestinya menjadi bahan penelitian guna mengungkap
kejayaan Majapahit, rusak dan musnah akibat pembangunan fondasi. (JON/GRE/BAY/NAL).
6

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Dalam kasus ini, banyak masalah yang terjadi. Proses pembangunan PIM dianggap merusak tatanan, karena dibangun persis di
atas situs bersejarah, dan sekaligus merusaknya. Kondisi situs purbakala berupa sisa-sisa fondasi dari bata merah, konstruksi sumur
kuno dan terakota dari bekas ibu kota Majapahit rusak karena penggalian tanah untuk pembuatan fondasi beton dan tembok proyek
pembangunan PIM tersebut di Kompleks Museum Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Selain itu pemerintah dituduh melakukan
perusakan karena proyek PIM ini tetap dilakukan tanpa IMB ( Izin Mendirikan Bangunan) dan tidak mempunyai kajian Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), tidak punya studi kelayakan dan tidak melibatkan Balai Arkeologi Yogyakarta sebagai
pengemban tugas penelitian di wilayah DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada saat proses pembangunan berlangsung ternyata ada
situs Majapahit yang rusak sehingga memicu protes dikalangan masyarakat. Menurut Siswanto, Badan Arkeologi Yogyakarta
menempatkan Sistus Trowulan sebagai prioritas pertama untuk penelitian arkeologi sehingga semestinya tak bokeh ada kegiatan lain
yang tidak berkaitan dengan penelitian arkeologi. Akibat proyek PIM tersebut, data arkeologi berupa bangunan artefak masa Majapahit
diarea proyek yang semestinya menjadi bahan penelitian guna mengungkap kejayaan Majapahit rusak dan musnah akibat pembangunan
fondasi. Banyak yang menduga kerusakan tersebut terjadi akibat desain yang dibuat oleh arsitek ( Baskoro Tedjo) tidak sesuai.
Namun, Baskoro Tedjo selaku arsitek yang ikut serta mendesain untuk pembangunan PIM mengatakan bahwa dia tidak
sepenuhnya merancang desain untuk pembangunan ini, ia hanya mendesain sebagian kecil dari masterplan yang sudah ada sebelumnya
yang telah dibuat oleh MenBudPar (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata). Sedangkan Menteri Kebudayaan dan pariwisata, Jero Wacik
mengakui ada kekeliruan dan kecerobohan dalam proses pekerjaan penggalian terkait pembangunan proyek sehingga merusak bagian-
bagian situs sejarah tersebut. Namun, semula Menbudpar tetap bersikeras untuk membangun PIM dilokasi itu juga, hanya waktunya
ditunda karena jika dibangun dilokasi lain diluar Trowulan, tidak ada auranya. Sementara itu, Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Barat
menganggap arstek yang menangani pembangunan PIM di Trowulan, hanya menjadi kambing hitam karena menurut IAI yang membuat
masterplan seharusnya mempertanggung jawabkan hasil karyanya yang dimana si arsitektur membuat sebuah desain yang masterplannya
sudah jadi sebelumnya. Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto Syaiful Fuad mengungkapkan, pelanggaran yang dilakukan tergolong
dalam kategori berat. Semestinya sebelum mendirikan bangunan, pemerintah pusat yang dalam hal ini Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata (Menbudpar) atau Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP) Jatim yang terlibat di dalamnya harus lebih dulu
mempelajari kemungkinan terburuk terkait dampak pembangunan terhadap situs-situs kerajaan yang terendam dalam tanah.
Menurutnya pelanggaran yang dimaksud adalah melawan produk hukum yang dibuat oleh pemerintah sendiri, yakni Perda Nomor 11
Tahun 2002 yang telah diundangkan pada 18 November 2002 tepatnya Nomor 4 seri D tentang IMB. ”Artinya kalau Amdal tidak
dilakukan sudah jelas IMB tidak dikantongi oleh pelaksana,” terangnya. Fuad menambahkan kendati PIM merupakan proyek pemerintah
pusat dan didanai oleh APBN, pihaknya meminta agar Pemkab Mojokerto selaku pemegang wilayah tidak tinggal diam. Kepala
Bapedalda Kabupaten Mojokerto Heri Suwito mengatakan, sejauh ini pelaksanaan PIM memang belum mengantongi IMB, yang
dibuktikan dengan hasil pengkajian Amdal. ”Belum ada izin IMB-nya, makanya kita tidak bisa melakukan pengkajian Amdal,” kata
Heri singkat.
Meski tidak terkait dengan pembangunan PIM, tak urung masyarakat setempat juga tak luput dari tudingan kesalahan. Tudingan
itu berbunyi, bahwa kerusakan situs Trowulan akibat industri rakyat pembuatan batu bata justru jauh lebih hebat. Hasil penelitian Pusat
Penelitian dan Pengembangan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menunjukkan, sekitar 6,2 hektar lahan di situs Trowulan rusak
setiap tahunnya untuk pembuatan batu bata rakyat. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Budaya Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata Junus Satrio Atmodjo mengatakan, situs Majapahit di Trowulan mengalami kerusakan sejak tahun 1990. Sedikitnya 5.000
keluarga menggantungkan hidupnya pada industri batu bata yang bahan bakunya berasal dari galian tanah di sekitar situs Majapahit.
Padahal, masyarakat menggali tanah untuk pembuatan batu bata karena tak ada penghasilan alternatif. Masyarakat juga berharap saat
menggali tanah bisa menemukan benda-benda bersejarah yang kemudian bisa dijual. “Saya ini kan orang kecil, kalau tidak buat itu (batu
bata), lantas makan apa. Sementara cari kerja harian juga sulit,” kata Wanito (54), penduduk di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan,
Mojokerto. Wanito sehari-hari membuat patung dari tanah liat bersama sejumlah saudaranya. Suwadi (56), salah seorang pembuat batu
bata, yang melakukan penggalian tanah dan memusatkan usahanya di sebuah lahan persis di belakang Pusat Informasi Majapahit (PIM),
mengatakan dirinya sering kali menemukan peninggalan Majapahit. Suwadi sudah bertahun-tahun menjalankan usahanya dan tidak
terhitung sudah berapa hektar lahan rusak. Padahal, di lapisan bawah lahan itu ada peninggalan Majapahit.
Hasil rapat 8 Januari 2009 dengan puluhan pemangku kepentingan di Direktorat Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan
dan Pariwisata, Jakarta, disepakati Situs Trowulan yang rusak akibat proyek PIM harus direhabilitasi dan diteliti kembali dengan
melibatkan para ahli. Selain itu, proyek tersebut harus dicarikan alternatif lokasi yang baru (relokasi) ke tempat yang tidak merusak
situs. Taman Majapahit atau Majapahit Park tetap akan dibangun di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Meski demikian,
pembangunan akan didesain ulang dengan cara disayembarakan dan situs yang ada sekarang tidak boleh dirusak. Untuk itu, telah
dibentuk tim evaluasi atas proyek tersebut oleh Menbudpar. Secara bertahap, usulan langkah lanjutan atas situs Trowulan meliputi
relokasi, rehabilitasi (merekonstruksi situs yang rusak sesuai kaidah arkeologi), penataan ruang, dan penetapan kawasan situs nasional
Majapahit. Namun anehnya, tanggal 14 Januari 2009 Bupati Mojokerto Suwandi mengatakan pembangunan yang didanai pemerintah
pusat sebesar Rp 200 miliar itu layak untuk diteruskan. Selain bisa menjadi sarana wisata dan pengetahuan seputar kejayaan Majapahit,
PIM dianggap mampu mendongkrak pelestarian budaya di kancah internasional. Meski demikian, pihak kepolisian melakukan
pengusutan dan terus mengumpulkan bukti-bukti bahwa telah terjadi pengrusakan dan pelanggaran hukum. Namun nampaknya
kepolisian tak punya bekal yang memadai untuk mengibarkan bendera perang. Sejumlah saksi ahli dipanggil, mangkir datang.
Masyarakat nanti akan menilai, apa jadinya jika suatu ketika nanti kepolisian memutuskan “pemerintah dinyatakan sebagai tersangka”
kasus perusakan situs purbakala. Atau, bisa jadi kasus ini akan menguap begitu saja.
7

Berdasarkan permasalaha yang ada pada kasus diatas, maka kami akan meninjaunya berdasarka 2 aspek, yaitu:

 Aspek Trust and Reliability


Pada kasus ini masalah- masalah yang dihadapi disebabkan karena beberapa faktor dari rust and reliabilty” yang tidak
terpenuhi, misalnya:
- Arsitek yang bertugas dalam menangani pembangunan PIM memberi kepercayaan kepada pemerintah, bahwa
pembangunan ini dapat tetap dilakukan walaupun belum mendapatkan izin pembangunan.
- Arsitek juga mempercayai dan melaksanakan sebuah masterplan yang sudah dibuat sebelumnya, padahal akhirnya
pembangunnan PIM ini menyebabkan kerusakan pada bangunan Majapahit.
- Pemerintah kurang menginformasikan adanya pembangunan PIM kepada masyarakat sehingga masyarakat
melakukan aksi protes saat terjadi kerusakan bangunan Majapahit.
- Selain itu, pemerintah juga tidak menginformasikan adanya pembangunan PIM ini kepada Arkeolog yang akan
melakukan penelitian terhadap bangunan Majapahit.
- Orang- orang yang terlibat dalam pembangunan PIM ini adalah orang- orang yang memiliki intelektual tinggi
terbukti bahwa proyek pembangunan ini merupakan rencana pemerintah dan arsiteknya juga merupakan orang
yang sudah sering menangani proyek pemmbangunan yang besar.

 Aspek Engineer In Organization


Dalam aspek ini akan dibahas tentang peranan arsitek dan pemerintah dalam pembangunan PIM.

IX. CONCLUSION

REFERENCES
[1] https://tekno.kompas.com/read/2009/01/09/00402792/arsitek.jadi.quotkambing.hitamquot.pembangunan.pim.

Anda mungkin juga menyukai