Disusun Oleh
Taufik Ahmad
5193230009
Disusun Oleh
Taufik Ahmad
5193230009
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Profesi ini
yaitu “Portofolio Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur”. Penulis berterima kasih kepada
Dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Penuli
s
i
RINGKASAN
Praktik Keinsinyuran pernah dilakukan di PLN dan Lembaga Pemerintah, peran yang diambil
adalah mengobservasi kegiatan kerja para petugas/pegawai, baik dalam hal keinsinyuran
maupun etika keinsinyuran.
Para petugas PLN selalu memakai APD (Alat Pengaman Diri) sebelum memulai pekerjaan,
dan memberi peringatan kepada masyarakat sekitar saat akan memulai pekerjaan dilokasi
sekitar masyarakt. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga para petugas maupun masyarakat
sekitar dari bahaya, seperti saat para petugas memakai tali pengaman saat berada ditempat
yang tinggi, dan masyarakat yang menjauhi lokasi para petugas bekerja agar tidak terkena
barang jatuh saat petugas berada ditempat yang tinggi.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................i
RINGKASAN...................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................................1
1.2. Tujuan Praktik Keinsinyuran........................................................................................................1
1.3. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran........................................................................................1
1.4. Permasalahan.....................................................................................................................................1
BAB II PENGERTIAN MORAL, ETIK, DAN ETIKA KEINSINYURAN................................2
2.1. Catur Karsa.........................................................................................................................................3
2.2. Sapta Dharma.....................................................................................................................................3
2.3. Contoh uraian Catur Karsa dan Sapta Dharma........................................................................4
BAB III STUDI KASUS...............................................................................................................................7
3.1. Studi Kasus I......................................................................................................................................7
3.2. Studi Kasus II....................................................................................................................................8
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................................9
4.1. Umum...................................................................................................................................................9
4.2. Kesimpulan.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................11
iii
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam dunia kerja terdapat beberapa hal yang perlu diterapkan agar pekerjaan dan kegiatan
lain disekitar nya dapat berjalan dengan lancer tanpa ada gangguan ataupun mengganggu
orang/kegiatan lain, yaitu Moral, Etik dan Etika Keiinsinyuran.
Pengetahuan dan wawasan ketiga hal tersebut dapat ditingkatkan dengan melakukan praktik
keinsinyuran disebuah perusahaan.
1.4. Permasalahan
1
BAB II. PENGERTIAN MORAL, ETIK, DAN ETIKA KEINSINYURAN
Moral adalah pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia
yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakukan.
Moralisasi yaitu uraian “pandangan dan ajaran” tentang perbuatan serta kelakukan yang baik.
Moral merupakan norma yang sifatnya kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu kewajiban
melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan – perbuatan tertentu
yang dinilai masyarakat melanggar norma-norma. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu
kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk bersikap bersopan
santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik-buruk terhadap sesuatu, keduanya
sama – sama bisa membuat manusia beruntung dan bisa juga merugikan. Disini terdapat
kesadaran akan sesuatu perbuatan dengan memadukan kekuatan nilai intelektualitas dengan
nilai-nilai moral. Nilai-nilai intelektualitas merupakan sumber pertimbangan terhadap sesuatu
yang benar dan yang salah, sedangkan nilai-nilai moral merupakan sumber pertimbangan
suasana hati tentang kebaikan dan keburukan. Jika seseorang dapat membedakan dan mampu
memilih kesetangkupan antara yang baik dan yang benar dengan yang buruk dan ditemukan.
Sebagai contoh, seorang yang berprofesi dokter wajib mendahulukan pertolongan untuk
pasien yang terancam kehilangan nyawa karena misalnya mengalami luka parah daripada
urusan pribadinya sendiri atau urusan pembayaran untuk jasanya. Pelanggaran terhadap kode
etik profesi umumnya sangat keras. Bisa berupa pencabutan ijin menjalankan profesinya
sampai hukuman penjara bila pelanggaran tersebut berupa tindak pidana, misalnya menerima
suap.
Etika secara umum merupakan studi tentang disiplin yang berkaitan dengan hak moral.
Hal ini akan berkaitan dengan prinsip atau tata nilai yang pada akhirnya akan dipakai untuk
menentukan kebenaran dari suatu tindakan atau perilaku. Tata nilai ini bisa sangat umum dan luas
atau dapat juga dibuat sangat detail dan khusus sebagai suatu set aturan untuk menuntun kearah
yang lebih mengena (imperative) sehingga dapat diterapkan di masyarakat (enforceable). Dalam
beberapa hal, etika profesi sering di-interpretasikan sebagai aturan pasif. Sesungguhnya,
pemahaman yang tepat adalah meng-interpretasikan esensi dari prinsip-prinsip yang mendasar
pada kegiatan pengambilan
2
keputusan sehari-hari secara dinamis. Sebagai konsekwensinya bahwa etika profesi akan
menjadi standar minimum dan bahkan lebih dari itu, bahwa etika profesi akan menjadi
penuntun bagi insinyur dalam kegiatan sehari-hari. Bahkan melakukan sesuatu di luar etika
profesi akan mengakibatkan kerugian secara finansial dan mempunyai konsekwensi hukum
legal.
Insinyur tidak akan bisa bekerja sendirian, tetapi akan melibatkan pemegang saham dan
pemilik perusahan, direktur dan manajemen, pemasok dan rekanan, kompetitor, pekerja, dan
masyarakat. Etika profesi diperlukan pada setiap level pekerjaan.
Catur Karsa merupakan empat prinsip dasar yang harus dimiliki oleh seorang insinyur, yaitu:
a) Mengutamakan keluhuran budi
b) Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan
umat manusia
c) Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan tugas
& tanggung-jawabnya
d) Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesi keinsinyuran
Pengalaman Pribadi mengenai Keluhuran Budi dalam Keinsinyuran yaitu Ketika seorang
kepala bagian dari kantor Lembaga Pemerintah diberi oleh atasan tugas yang penting dan
harus dilakukan bersama dengan tim nya dan harus cepat diselesaikan. Kabag tersebut
memberikan tugas, keputusan dan juga selalu membagikan pengetahuan nya kepada anggota
tim nya yang kurang mengetahui sesuatu. Setiap keputusan yang diambil berdampak
terhadap kinerja para anggota. Namun tugas tersebut sudah selesai 4 hari sebelum waktu
yang ditentukan. Hal tersebut membuktikan bahwa seseorang yang berkeluhuran budi
memiliki wawasan dan dapat mengambil keputusan penting yang memiliki risiko dengan
cepat dan hati-hati.
Sapta Dharma merupakan tujuh tuntunan sikap dan perilaku Insinyur Indonesia, yaitu
senantiasa:
a) Mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
b) Bekerja sesuai dengan kompetensinya
c) Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan
d) Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab
tugasnya
e) Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing
3
f) Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi
g) Mengembangkan kemampuan profesionalnya
Sebagai tindak lanjut, maka secara spesifik tujuan dan manfaat dari penerapan kode etik dan
etika profesi insinyur menurut pandangan penulis adalah: Selalu konsisten melaksanakan
kemampuan profesi khususnya dalam keahlian teknis mesin untuk kepentingan lingkungan
sosial dan masyarakat secara amanah dan berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan
dan konstitusi Indonesia yang berlaku.
Seorang pemimpin kerja tim teknis/ Engineering akan selalu mengoptimalkan semua anggota
dan resource yang ada sesuai dengan kompetensinya masing-masing untuk memastikan
proses produksi pembangkit listrik panas bumi dan penunjangnya termasuk sumber daya
manusia menggunakan bahan baku dan pemakaian energi secara hemat, handal dan safe
incident free operation (SIFO) dengan mengutamakan prinsip keselamatan kerja K3 dan
kaidah pengelolaan lingkungan hijau yang berkelanjutan.
Selalu menerapkan prinsip kerja sama inter dan antar team untuk mencapai resolusi bersama
dengan berdasarkan kejujuran, saling percaya dan menjunjung tinggi integritas profesi tanpa
ada konflik kepentingan.
Penerapan moral, kode etik dan etika keinsinyuran adalah wajib sejalan dengan apa yang
sudah dituangkan dalam tuntunan sikap dan perilaku – Sapta Dharma PII. Etika Keinsinyuran
yang paling utama diterapkan adalah:
4
4. Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan/dalam tanggung jawab tugasnya
6
BAB III. STUDI KASUS
3.1. Studi Kasus I
Uraian tugas yang dilaksanakan oleh general manager adalam mengkoordinasi tim
sebagai berikut:
7
2. Memegang teguh kehormatan dan martabat profesi butir 6:
a) Tidak bersedia menerima pekerjaan di luar kompetensi pribadi dan Tim Kerjanya atau
melebihi batas kapasitasnya.
Seorang petugas/pegawai (Insan) PLN memiliki pola pikir, sikap, dan perilaku sehari-hari
dalam bekerja untuk memberikan kontribusi kepada Perusahaan yang dirumuskan dalam
belief, dan values di bawah ini:
1. BELIEF
Tumbuh berkembang dengan integritas dan keunggulan” adalah keyakinan dasar (basic
belief) yang berisi filosofi dasar bagi setiap Insan PLN bahwa kemajuan PLN disebabkan
oleh Insan PLN yang berintegritas dan senantiasa unggul dalam mengelola operasi serta
bisnisnya. Keyakinan dasar ini merupakan esensi Budaya Perusahaan yang melandasi nilai-
nilai dan perilaku setiap Insan PLN. “Tumbuh berkembang dengan integritas dan
keunggulan” menuntut setiap Insan PLN untuk memiliki nilai-nilai, yaitu: Sinergi,
Profesionalisme, dan Berkomitmen pada Pelanggan
2. VALUES
a) Sinergi
Bekerja sama dengan produktif dengan seluruh pihak terkait dilandasi sikap saling
menghargai, dan menghormati.
b) Profesionalisme
Cerdas, tuntas, antusias dan akurat dalam melihat aspek bisnis untuk memberikan
nilai tambah bagi Perusahaan dalam mencapai kinerja terbaik secara efektif dan
efisien.
Berdasarkan kedua sikap tersebut, seorang insan PLN harus bekerja dengan sebaik mungkin
sambil menjaga etika dan martabat profesi sehingga jalan nya perusahaan dapat berjalan
dengan lancar tanpa ada gangguan dan lain-lainnya.
8
BAB IV. PENUTUP
4.1. Umum
Dalam dunia kerja, para pekerja yang memiliki kemampuan profesi khususnya dalam
keahlian teknis mesin dengan menjunjung kode etik dan etika profesi insinyur serta
profesionalisme untuk kepentingan lingkungan sosial dan masyarakat secara amanah dan
berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan dan konstitusi Indonesia yang berlaku.
Seorang pemimpin kerja tim teknis/ Engineering, mengoptimalkan semua anggota dan
resource yang ada sesuai dengan kompetensinya masing masing untuk memastikan proses
pekerjaan dan penunjangnya termasuk sumber daya manusia menggunakan bahan baku dan
pemakaian energi secara hemat, handal dan safe incident free operation (SIFO) dengan
mengutamakan prinsip keselamatan kerja K3L dan kaidah pengelolaan lingkungan hijau yang
berkelanjutan.
Selalu menerapkan prinsip kerja sama inter dan antar team untuk mencapai resolusi bersama
dengan berdasarkan kejujuran, saling percaya dan menjunjung tinggi integritas profesi tanpa
ada konflik kepentingan.
Memastikan setiap proyek inisiatif kehandalan dan efisiensi yang akan dilakukan melalui
proses Define, Measure, Analysis, Improvement dan Control yang tepat dan memastikan
setiap keputusan yang diambil telah melalui proses kajian yang tepat sesuai standard dan
kode teknis oleh kumpulan orang orang tepat yang kompetent dan ahli dibidangnya.
Ilmu dan kompentensi para tim kerja selalu berkembang setiap saat dengan program
pendidikan dan pelatihan yang tepat tiap tahun. Selalu mengabdikan pengetahuan dan
keterampilan pekerja dalam berbagai forum Bersama baik itu didalam lingkungan pekerjaan
maupun diluar pekerjaan (seminar atau konferensi) sebagai bentuk tanggung jawab untuk
andil aktif dalam memberikan edukasi dan transfer wawasan / pengalaman profesi kepada
masyarakat.
4.2. Kesimpulan
Kode etik profesi keinsinyuran yang dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia adalah
sangat relevan dengan cita-cita Pancasila dan UUD 1945, seiring sejalan dengan program-
program yang dijalankan oleh lembaga-lembaga anti-korupsi di dalam mengurangi bahkan
memberantas praktek-praktek korupsi di bumi nusantara. Korupsi, suap dan segala bentuk
lainnya bukan hanya mengganggu keberlanjutan pembangunan nasional Indonesia tetapi juga
bisa menjadi contoh buruk dan tidak terpuji yang akan kita tularkan ke generasi penerus
selanjutnya, sehingga menjadi tugas kita Bersama sebagai bagian dari masyarakat, korupsi dan
segala bentuknya ini harus
9
diberantas dan dibumihanguskan dari tanah air tercinta. Kode etik Insinyur memang hanya
berlaku untuk Insinyur Indonesia saja tetapi apabila semua insinyur dan masyarakat bisa
memberikan keteladanan kepada profesi-profesi lainnya di Indonesia saya yakin ini bisa
menjadi hal positif di dalam membawa bangsa ini menuju bangsa yang lebih sejahtera dan
bermartabat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kutipan Pidato Ir. Habibie Razak, MM., IPM., ASEAN Engineer – Praktisi Keinsiyuran,
Wakil Ketua Bidang Energi dan Kelistrikan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Periode 2012
– 2015
11