Anda di halaman 1dari 22

PORTOFOLIO

PI5001 – Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Insinyur

Disusun Oleh

Taufik Ahmad
5193230009

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
PI5001 – Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur

Disusun Oleh

Taufik Ahmad
5193230009

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan

Disetujui pada tanggal:


Pembimbing/Koordinator Sub-Prodi

Azmi Rizki Lubis, S.Pd., M.T.


NIP. 198707072019031030
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Profesi ini
yaitu “Portofolio Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur”. Penulis berterima kasih kepada
Dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, April 2021

Penuli
s

i
RINGKASAN

Praktik Keinsinyuran pernah dilakukan di PLN dan Lembaga Pemerintah, peran yang diambil
adalah mengobservasi kegiatan kerja para petugas/pegawai, baik dalam hal keinsinyuran
maupun etika keinsinyuran.

Para petugas PLN selalu memakai APD (Alat Pengaman Diri) sebelum memulai pekerjaan,
dan memberi peringatan kepada masyarakat sekitar saat akan memulai pekerjaan dilokasi
sekitar masyarakt. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga para petugas maupun masyarakat
sekitar dari bahaya, seperti saat para petugas memakai tali pengaman saat berada ditempat
yang tinggi, dan masyarakat yang menjauhi lokasi para petugas bekerja agar tidak terkena
barang jatuh saat petugas berada ditempat yang tinggi.

Sapta dharma yang diterapkan yaitu Mengutamakan keselamatan, kesehatan dan


kesejahteraan masyarakat.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................i
RINGKASAN...................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................................1
1.2. Tujuan Praktik Keinsinyuran........................................................................................................1
1.3. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran........................................................................................1
1.4. Permasalahan.....................................................................................................................................1
BAB II PENGERTIAN MORAL, ETIK, DAN ETIKA KEINSINYURAN................................2
2.1. Catur Karsa.........................................................................................................................................3
2.2. Sapta Dharma.....................................................................................................................................3
2.3. Contoh uraian Catur Karsa dan Sapta Dharma........................................................................4
BAB III STUDI KASUS...............................................................................................................................7
3.1. Studi Kasus I......................................................................................................................................7
3.2. Studi Kasus II....................................................................................................................................8
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................................9
4.1. Umum...................................................................................................................................................9
4.2. Kesimpulan.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................11

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam dunia kerja terdapat beberapa hal yang perlu diterapkan agar pekerjaan dan kegiatan
lain disekitar nya dapat berjalan dengan lancer tanpa ada gangguan ataupun mengganggu
orang/kegiatan lain, yaitu Moral, Etik dan Etika Keiinsinyuran.

Pengetahuan dan wawasan ketiga hal tersebut dapat ditingkatkan dengan melakukan praktik
keinsinyuran disebuah perusahaan.

1.2. Tujuan Praktik Keinsinyuran

Praktik Keinsinyuran dilakukan agar mahasiswa mampu/dapat melakukan hal-hal dibawah


ini, yaitu:

a) Mampu melakukan perencanaan keinsinyuran dengan memanfaatkan sumberdaya


dan melakukan evaluasi keinsinyuran secara komprehensif dengan memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
b) Mampu memecahkan permasalahan keinsinyuran melalui pendekatan monodisiplin
dan multidisiplin.
c) Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan keinsinyuran sesuai etika profesi
dan standar keinsinyuran secara strategis dan akuntabel.

1.3. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran


a) Filosofi Keinsinyuran di Industri tersebut.
b) Arah perkembangan Industri
c) Sistem Industri (engineering)
d) Tugas mengatasi masalah (kasus)

1.4. Permasalahan

Permasalahan Keinsinyuran yang pernah dilaksanakan yaitu pengambilan keputusan dan


Tindakan atas suatu masalah.

1
BAB II. PENGERTIAN MORAL, ETIK, DAN ETIKA KEINSINYURAN

Moral adalah pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia
yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakukan.
Moralisasi yaitu uraian “pandangan dan ajaran” tentang perbuatan serta kelakukan yang baik.

Moral merupakan norma yang sifatnya kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu kewajiban
melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan – perbuatan tertentu
yang dinilai masyarakat melanggar norma-norma. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu
kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk bersikap bersopan
santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik-buruk terhadap sesuatu, keduanya
sama – sama bisa membuat manusia beruntung dan bisa juga merugikan. Disini terdapat
kesadaran akan sesuatu perbuatan dengan memadukan kekuatan nilai intelektualitas dengan
nilai-nilai moral. Nilai-nilai intelektualitas merupakan sumber pertimbangan terhadap sesuatu
yang benar dan yang salah, sedangkan nilai-nilai moral merupakan sumber pertimbangan
suasana hati tentang kebaikan dan keburukan. Jika seseorang dapat membedakan dan mampu
memilih kesetangkupan antara yang baik dan yang benar dengan yang buruk dan ditemukan.

Etik adalah “prinsip-prinsip yang dipegang teguh” (“rules of conducts”) dalam


bekerja, melaksanakan tugas dan kewajiban. Oleh karena itu, semua profesi yang terkait
dengan pelayanan masyarakat dan dengan kepentingan umum sudah memiliki apa yang
disebut “kode etik profesi”. Kode etik profesi mengatur tentang apa yang wajib atau harus
dan yang dilarang dilakukan oleh mereka yang menjalani profesi itu.

Sebagai contoh, seorang yang berprofesi dokter wajib mendahulukan pertolongan untuk
pasien yang terancam kehilangan nyawa karena misalnya mengalami luka parah daripada
urusan pribadinya sendiri atau urusan pembayaran untuk jasanya. Pelanggaran terhadap kode
etik profesi umumnya sangat keras. Bisa berupa pencabutan ijin menjalankan profesinya
sampai hukuman penjara bila pelanggaran tersebut berupa tindak pidana, misalnya menerima
suap.

Etika secara umum merupakan studi tentang disiplin yang berkaitan dengan hak moral.
Hal ini akan berkaitan dengan prinsip atau tata nilai yang pada akhirnya akan dipakai untuk
menentukan kebenaran dari suatu tindakan atau perilaku. Tata nilai ini bisa sangat umum dan luas
atau dapat juga dibuat sangat detail dan khusus sebagai suatu set aturan untuk menuntun kearah
yang lebih mengena (imperative) sehingga dapat diterapkan di masyarakat (enforceable). Dalam
beberapa hal, etika profesi sering di-interpretasikan sebagai aturan pasif. Sesungguhnya,
pemahaman yang tepat adalah meng-interpretasikan esensi dari prinsip-prinsip yang mendasar
pada kegiatan pengambilan
2
keputusan sehari-hari secara dinamis. Sebagai konsekwensinya bahwa etika profesi akan
menjadi standar minimum dan bahkan lebih dari itu, bahwa etika profesi akan menjadi
penuntun bagi insinyur dalam kegiatan sehari-hari. Bahkan melakukan sesuatu di luar etika
profesi akan mengakibatkan kerugian secara finansial dan mempunyai konsekwensi hukum
legal.

Insinyur tidak akan bisa bekerja sendirian, tetapi akan melibatkan pemegang saham dan
pemilik perusahan, direktur dan manajemen, pemasok dan rekanan, kompetitor, pekerja, dan
masyarakat. Etika profesi diperlukan pada setiap level pekerjaan.

2.1. Catur Karsa

Catur Karsa merupakan empat prinsip dasar yang harus dimiliki oleh seorang insinyur, yaitu:
a) Mengutamakan keluhuran budi
b) Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan
umat manusia
c) Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan tugas
& tanggung-jawabnya
d) Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesi keinsinyuran

Pengalaman Pribadi mengenai Keluhuran Budi dalam Keinsinyuran yaitu Ketika seorang
kepala bagian dari kantor Lembaga Pemerintah diberi oleh atasan tugas yang penting dan
harus dilakukan bersama dengan tim nya dan harus cepat diselesaikan. Kabag tersebut
memberikan tugas, keputusan dan juga selalu membagikan pengetahuan nya kepada anggota
tim nya yang kurang mengetahui sesuatu. Setiap keputusan yang diambil berdampak
terhadap kinerja para anggota. Namun tugas tersebut sudah selesai 4 hari sebelum waktu
yang ditentukan. Hal tersebut membuktikan bahwa seseorang yang berkeluhuran budi
memiliki wawasan dan dapat mengambil keputusan penting yang memiliki risiko dengan
cepat dan hati-hati.

2.2. Sapta Dharma

Sapta Dharma merupakan tujuh tuntunan sikap dan perilaku Insinyur Indonesia, yaitu
senantiasa:
a) Mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
b) Bekerja sesuai dengan kompetensinya
c) Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan
d) Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab
tugasnya
e) Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing
3
f) Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi
g) Mengembangkan kemampuan profesionalnya

Pengalaman Pribadi mengenai Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam


tanggung jawab tugasnya; Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi
didalam Keinsinyuran yaitu terjadi pada seorang Supervisor di PT. PLN, Ketika ada proyek
penting yang harus dilaksanakan, seorang supervisor selalu mengawasi dan memonitoring
setiap kegiatan dan tugas yang dikerjakan oleh bawahan agar tidak terjadi kesalahan besar
maupun kecil. Setiap keputusan yang diambil selalu adil dan sesuai dengan tingkat
kompetensi yang dimiliki oleh bawahan nya. Beliau selalu menjaga dan memegang teguh
kehormatan, integritas dan martabat profesi nya agar tanggung jawab yang dibebankan
kepada nya dapat berjalan dengan lancer.

2.3. Contoh Uraian Catur Karsa dan Sapta Dharma

Sebagai tindak lanjut, maka secara spesifik tujuan dan manfaat dari penerapan kode etik dan
etika profesi insinyur menurut pandangan penulis adalah: Selalu konsisten melaksanakan
kemampuan profesi khususnya dalam keahlian teknis mesin untuk kepentingan lingkungan
sosial dan masyarakat secara amanah dan berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan
dan konstitusi Indonesia yang berlaku.

Seorang pemimpin kerja tim teknis/ Engineering akan selalu mengoptimalkan semua anggota
dan resource yang ada sesuai dengan kompetensinya masing-masing untuk memastikan
proses produksi pembangkit listrik panas bumi dan penunjangnya termasuk sumber daya
manusia menggunakan bahan baku dan pemakaian energi secara hemat, handal dan safe
incident free operation (SIFO) dengan mengutamakan prinsip keselamatan kerja K3 dan
kaidah pengelolaan lingkungan hijau yang berkelanjutan.

Selalu menerapkan prinsip kerja sama inter dan antar team untuk mencapai resolusi bersama
dengan berdasarkan kejujuran, saling percaya dan menjunjung tinggi integritas profesi tanpa
ada konflik kepentingan.

Penerapan moral, kode etik dan etika keinsinyuran adalah wajib sejalan dengan apa yang
sudah dituangkan dalam tuntunan sikap dan perilaku – Sapta Dharma PII. Etika Keinsinyuran
yang paling utama diterapkan adalah:
4
4. Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan/dalam tanggung jawab tugasnya

a) Satunya kata dengan perbuatan dan konsekuen untuk bertanggungjawab;


b) Jujur, obyektif dan adil dalam mengupayakan kesepahaman bersama atas berbagai
perbedaan kepentingan demi kelancaran pelaksanaan tugas dan pencapaian mutu
pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati bersama;
c) Terbuka dan tulus menerima perbedaan serta pendapat orang dan pihak lain;
d) Menolak imbalan atau kompensasi dalam bentuk apapun dari pihak ketiga, yang
terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab serta kewenangannya;
e) Melarang dirinya turut serta dalam proses pengambilan keputusan atau mempengaruhi
proses pengambilan keputusan atas suatu pekerjaan di mana sanak –saudara atau
kerabatnya turut atau bermaksud turut serta dalam pekerjaan tersebut;
f) Jujur, obyektif dan profesional dalam mengevaluasi pelaksanaan serta hasil pekerjaan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan penjaminan mutu berdasarkan standar yang
berlaku atau yang telah disepakati bersama;
g) Secara pribadi atau tim berani memprakarsai penyampaian pendapat dan testimoni
serta saran profesional sebagai bahan pertimbangan bagi Para Pihak untuk
penyelesaian konflik kepentingan, walaupun dengan konsekuensi yang dapat
merugikannya.

6. Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi

a) Tulus mengejawantahkan Kode Etik dengan menghormati keberadaan serta peranan


masing-masing Para Pihak;
b) Profesional, bebas dan adil dalam berkarya serta tidak mengutamakan besarnya
imbalan atau kompensasi yang bakal diterimanya;
c) Profesional, adil dan beretiket dalam menyatakan pendapat, bersikap menentang serta
bertindak terhadap berbagai hal yang berindikasi kecurangan dan penyimpangan yang
berpotensi dapat membahayakan dan merugikan, walau memiliki konsekuensi
pemutusan hubungan kerja;
d) Jujur serta tulus mengakui bila ternyata berbuat kesalahan dan dengan penuh
tanggungjawab untuk segera memperbaikinya;
e) Profesional, adil dan tulus dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat sebagai upaya pengejawantahan komitmen keberpihakan serta kepedulian
pada kepentingan masyarakat dan pembangunan nasional;
f) Tidak bersedia menerima pekerjaan di luar kompetensi pribadi dan Tim Kerjanya
atau melebihi batas kapasitasnya;
5
g) Mengutamakan kepentingan bersama dan masyarakat bersendikan integritas
keprofesian dengan mengesampingkan kepentingan pribadi atau golongan;
h) Tidak memaraf atau menandatangani setiap dokumen Pekerjaan yang diyakini
menyimpang dari standardisasi serta peraturan perundang-undangan dan yang
berpotensi dapat membahayakan dan merugikan kepentingan jangka panjang Para
Pihak atau diluar batas kepantasan dan kepatutan kondisi masyarakat.

6
BAB III. STUDI KASUS
3.1. Studi Kasus I

Studi Kasus Pertama

Judul Proyek : PENGGESERAN TIANG DAN PENGGANTIAN

KOMPONEN ISOLATOR PADA JARINGAN


DISTRIBUSI LISTRIK
Perusahaan : PT. PLN
Jangka Waktu Proyek : 2021
Penanggung Jawab : SUPERVISOR

Uraian tugas yang dilaksanakan oleh general manager adalam mengkoordinasi tim
sebagai berikut:

a) 3 design engineer: Mechanical, Electrical/Instrumentation/Control dan Civil Engineer


b) Tim Drafter: Drafter, Surveyor, Estimator
c) Controller: Project Controller, Material Coordinator

Putusan keinsinyuran yang diambil:

a) Melibatkan SME /Senior Engineer sebagai verifikator/validator keputusan teknis yang


diambil utk memastikan sudah sesuai dengan technical code dan standard untuk
pemilihan spesifikasi kendaraan, peralatan dan jenis isolator yang akan dipakai.
b) Melakukan check list persiapan dan verifikasi kendaraan, peralatan dan bahan isolator.
c) Melakukan safety inspection secara regular untuk memastikan keamanan selalu
dilakukan sesuai peraturan.

Sapta Dharma yang utama diterapkan adalah:

1. Menghindari pertentangan kepentingan dalam tanggungjawab tugasnya butir 4:


a) Memastikan sumber daya manusia dilibatkan sesuai dengan kompetensi dan tingkat
keahlian dengan proses penerimaan yang terbuka dan fair dengan melibatkan instansi
terkait proses tersebut.
b) Menjalin kerja sama untuk memastikan kualitas dapat terpenuhi sesuai technical code
dan standard. Termasuk pemilihan pemasok barang yang berkualitas.

7
2. Memegang teguh kehormatan dan martabat profesi butir 6:
a) Tidak bersedia menerima pekerjaan di luar kompetensi pribadi dan Tim Kerjanya atau
melebihi batas kapasitasnya.

Mengutamakan kepentingan bersama dan masyarakat integritas keprofesian dengan


mengesampingkan kepentingan pribadi atau golongan.

3.2. Studi Kasus II

Seorang petugas/pegawai (Insan) PLN memiliki pola pikir, sikap, dan perilaku sehari-hari
dalam bekerja untuk memberikan kontribusi kepada Perusahaan yang dirumuskan dalam
belief, dan values di bawah ini:

1. BELIEF

Tumbuh berkembang dengan integritas dan keunggulan” adalah keyakinan dasar (basic
belief) yang berisi filosofi dasar bagi setiap Insan PLN bahwa kemajuan PLN disebabkan
oleh Insan PLN yang berintegritas dan senantiasa unggul dalam mengelola operasi serta
bisnisnya. Keyakinan dasar ini merupakan esensi Budaya Perusahaan yang melandasi nilai-
nilai dan perilaku setiap Insan PLN. “Tumbuh berkembang dengan integritas dan
keunggulan” menuntut setiap Insan PLN untuk memiliki nilai-nilai, yaitu: Sinergi,
Profesionalisme, dan Berkomitmen pada Pelanggan

2. VALUES
a) Sinergi
Bekerja sama dengan produktif dengan seluruh pihak terkait dilandasi sikap saling
menghargai, dan menghormati.

b) Profesionalisme
Cerdas, tuntas, antusias dan akurat dalam melihat aspek bisnis untuk memberikan
nilai tambah bagi Perusahaan dalam mencapai kinerja terbaik secara efektif dan
efisien.

c) Berkomitmen pada Pelanggan


Komitmen memberikan pengalaman terbaik (dari sisi produk, layanan, dan tarif)
bagi pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal..

Berdasarkan kedua sikap tersebut, seorang insan PLN harus bekerja dengan sebaik mungkin
sambil menjaga etika dan martabat profesi sehingga jalan nya perusahaan dapat berjalan
dengan lancar tanpa ada gangguan dan lain-lainnya.
8
BAB IV. PENUTUP

4.1. Umum
Dalam dunia kerja, para pekerja yang memiliki kemampuan profesi khususnya dalam
keahlian teknis mesin dengan menjunjung kode etik dan etika profesi insinyur serta
profesionalisme untuk kepentingan lingkungan sosial dan masyarakat secara amanah dan
berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan dan konstitusi Indonesia yang berlaku.
Seorang pemimpin kerja tim teknis/ Engineering, mengoptimalkan semua anggota dan
resource yang ada sesuai dengan kompetensinya masing masing untuk memastikan proses
pekerjaan dan penunjangnya termasuk sumber daya manusia menggunakan bahan baku dan
pemakaian energi secara hemat, handal dan safe incident free operation (SIFO) dengan
mengutamakan prinsip keselamatan kerja K3L dan kaidah pengelolaan lingkungan hijau yang
berkelanjutan.

Selalu menerapkan prinsip kerja sama inter dan antar team untuk mencapai resolusi bersama
dengan berdasarkan kejujuran, saling percaya dan menjunjung tinggi integritas profesi tanpa
ada konflik kepentingan.

Memastikan setiap proyek inisiatif kehandalan dan efisiensi yang akan dilakukan melalui
proses Define, Measure, Analysis, Improvement dan Control yang tepat dan memastikan
setiap keputusan yang diambil telah melalui proses kajian yang tepat sesuai standard dan
kode teknis oleh kumpulan orang orang tepat yang kompetent dan ahli dibidangnya.

Ilmu dan kompentensi para tim kerja selalu berkembang setiap saat dengan program
pendidikan dan pelatihan yang tepat tiap tahun. Selalu mengabdikan pengetahuan dan
keterampilan pekerja dalam berbagai forum Bersama baik itu didalam lingkungan pekerjaan
maupun diluar pekerjaan (seminar atau konferensi) sebagai bentuk tanggung jawab untuk
andil aktif dalam memberikan edukasi dan transfer wawasan / pengalaman profesi kepada
masyarakat.

4.2. Kesimpulan
Kode etik profesi keinsinyuran yang dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia adalah
sangat relevan dengan cita-cita Pancasila dan UUD 1945, seiring sejalan dengan program-
program yang dijalankan oleh lembaga-lembaga anti-korupsi di dalam mengurangi bahkan
memberantas praktek-praktek korupsi di bumi nusantara. Korupsi, suap dan segala bentuk
lainnya bukan hanya mengganggu keberlanjutan pembangunan nasional Indonesia tetapi juga
bisa menjadi contoh buruk dan tidak terpuji yang akan kita tularkan ke generasi penerus
selanjutnya, sehingga menjadi tugas kita Bersama sebagai bagian dari masyarakat, korupsi dan
segala bentuknya ini harus

9
diberantas dan dibumihanguskan dari tanah air tercinta. Kode etik Insinyur memang hanya
berlaku untuk Insinyur Indonesia saja tetapi apabila semua insinyur dan masyarakat bisa
memberikan keteladanan kepada profesi-profesi lainnya di Indonesia saya yakin ini bisa
menjadi hal positif di dalam membawa bangsa ini menuju bangsa yang lebih sejahtera dan
bermartabat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis oleh PLN

Kutipan Pidato Ir. Habibie Razak, MM., IPM., ASEAN Engineer – Praktisi Keinsiyuran,
Wakil Ketua Bidang Energi dan Kelistrikan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Periode 2012
– 2015

11

Anda mungkin juga menyukai