Anda di halaman 1dari 19

PORTOFOLIO

F15215002 – PROFESIONALISME KEINSIYURAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Insinyur

Disusun Oleh :

Nama : IRWAN SETIAWAN


No. Stb : F 614 21 064

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________1


LEMBAR PENGESAHAN

F15215002 – PROFESIONALISME KEINSINYURAN

Disusun Oleh :

Nama : IRWAN SETIAWAN


No. Stb : F 614 21 064

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO

Disetujui pada tanggal :

Pembimbing,

Dr. Sudirman Dg. Massiri, S.Hut., M.Sc., IPM


NIP. 19810402 200501 1 001

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________2


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun portopolio ini dengan
baik dan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Profesionalisme
Keinsinyuran.
Portopolio ini dibuat dengan cara mengumpulkan materi-materi dari
buku, internet, dan berbagai pihak yang membantu serta merupakan penerapan
kode etik profesi keinsinyuran yang saya miliki selama saya mengemban gelar
Sarjana Teknik Geologi. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan portopolio ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
portopolio ini. Oleh karena itu, saya menerima kritik dan saran yang berguna
untuk perbaikannya. Semoga portopolio mengenai contoh kasus etika
Engineering ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami kasus-kasus
etika engineering .

Palu, 14 Agustus 2021

Penyusun,

IRWAN SETIAWAN
No. Stbk. F 614 21 064

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________3


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................3


DAFTAR ISI ...........................................................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................5
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................5
1.2. Tujuan Praktik Keinsinyuran .....................................................................6
1.3. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran .......................................................7
1.4. Permasalahan .............................................................................................7
BAB II. PENGERTIAN PROFESIONALISME KEINSINYURAN ......................8
2.1. Catur Karsa ................................................................................................9
2.2. Sapta Dharma ............................................................................................9
2.3. Uraian Catur Karsa dan Sapta Dharma ............................................................. 10
BAB III. STUDI KASUS ................................................................................................. 14
3.1. Studi Kasus 1 .................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________4


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Definisi engineering menurut Accreditation Board for Engineering


and Technology (ABET) adalah:
‘The profession in which a knowledge of the mathematical and natural sciences gained by
study, experience, and practice is applied with judgment to develop ways to utilize,
ecomically, the materials and forces of nature for the benefit of mankind ‘ [1]

‘Suatu profesi dimana suatu pengetahuan matematika dan


pengetahuan alam yang didapatkan melalui pendidikan, pengalaman, dan
praktek, diaplikasikan dengan penilaian untuk mengembangkan cara-cara
memanfaatkan, secara ekonomis, material dan kekuatan alam untuk
kepentingan umat manusia’.
Jika diperhatikan dari definisi ABET di atas, kata profesi mempunyai
arti lebih dari sekedar pekerjaan atau bidang pekerjaan. Profesi
membutuhkan adanya ketrampilan dan pengetahuan yang didapatkan melalui
pendidikan formal, pendidikan lanjutan atau pelatihan, pengalaman, dan
seringkali dibutuhkan waktu yang lama dan panjang untuk
mendapatkannya.
Pada definisi engineering menurut ABET di atas tercantum juga kata
‘judgement’ yang dapat diterjemahkan menjadi kata ‘penilaian’. Banyak
bidang pekerjaan yang memerlukan penilaian dalam aktivitas rutinnya,
misalnya seorang mekanik mobil yang harus memutuskan apakah suatu
komponen benar-benar harus dilakukan penggantian atau hanya sekedar
perbaikan, seorang sekretaris harus memutuskan pekerjaan apa yang perlu
dikerjakannya terlebih dahulu. Itu bukanlah penilaian seperti yang
dimaksudkan pada definisi ABET di atas. Dalam sebuah profesi penilaian
mengacu pada pembuatan keputusan penting yang didasarkan atas
pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan formal dan pengalaman.
Pemecahan masalah dalam engineering seringkali didapatkan
dengan cara yang tidak mudah dan membutuhkan pengetahuan serta
pengalaman. Solusi terhadap masalah engineering harus memenuhi
persyaratan-persyaratan yang mungkin saja saling bertentangan dan solusi
terbaik tidak selalu dapat dicapai dari penerapan prinsip sains dan rumus-
rumus belaka. Oleh karena itu seorang insinyur harus mampu melakukan
pertimbangan terhadap kendala dan persyaratan yang saling bertentangan

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________5


tersebut dan membuat penilaian berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya untuk mendapatkan solusi yang optimal. Setiap keputusan
yang dibuat oleh seorang insinyur selain perlu dinilai juga harus dilakukan
dengan menggunakan kebijaksanaan. Kata kebijaksanaan ini mempunyai dua
arti yang berbeda. Arti yang pertama menyatakan bahwa seorang insinyur
disebut bijaksana jika ia dalam menjalankan tugasnya mampu menyimpan
informasi rahasia tentang klien, pelanggan, atau orang yang dilayaninya. Arti
yang kedua adalah kemampuan membuat keputusan secara otonom.
Untuk mencari solusi terhadap permasalahan dalam engineering,
seorang insinyur menggunakan material dan tenaga dari alam yang beragam
jenisnya. Hampir tidak terhitung banyaknya jenis material yang dapat
dipilih untuk dimanfaatkan namun demikian hanya sedikit jenis sumber
energi yang bisa digunakan pada masa kini.
Dalam hubungannya dengan memanfaatan sumber daya alam
(material, sumber energi) seorang insinyur seharusnya tidak hanya peduli
dengan bagaimana cara-cara memanfaatkan sumber daya alam tapi juga
menyadari bahwa sumber daya alam itu terbatas dan perlu dikonservasikan.
Menggunakan material bekas, menggunakan material yang dapat didaur
ulang, menggunakan material yang berlimpah di alam sebagai ganti material
yang jarang, merupakan cara yang dapat diambil agar material yang ada di
alam dapat terjaga kelestariannya. Penggunaan peralatan yang hemat
energy dan penggunaan energi terbarukan sebagai pengganti sumber energi
konvensional seperti minyak bumi, batubara, gas yang semakin sedikit
kandungannya di perut bumi perlu menjadi perhatian dan pertimbangan
khusus dari seorang insinyur dalam mencari solusi permasalahan engineering .

1.2. Tujuan Praktik Keinsinyuran

Tujuan yang akan dicapai yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep profesionalisme keinsinyuran ;


2. Untuk mengetahui pelaksanaan profesionalisme keinsinyuran ;
3. Untuk mengetahui berbagai kasus pelanggaran dalam menjalankan profesi
keinsinyuran dan bagaimana penanganannya Ruang Lingkup Praktik
Keinsinyuran

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________6


1.3. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran
Portofolio ini berisi pengalaman mahasiswa terkait Profesionalisme
Keinsinyuran.

1.4. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka
dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah Profesionalisme Keinsinyuran telah diterapkan dalam pekerjaan


penulis ?
2. Bagaimana penerapan Profesionalisme Keinsinyuran dalam pekerjaan
keteknikan ?
3. Apa saja pelanggaran Profesionalisme Keinsinyuran yang pernah
dialami oleh penulis dalam pekerjaan keteknikan ?
4. Bagaimana penyelesaian atas pelanggaran Profesionalisme Keinsinyuran
tersebut ?

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________7


BAB II
PENGERTIAN PROFESIONALISME KEINSINYURAN

Definisi Profesionalisme Keinsinyuran


Dari definisi di atas dikatakan engineering adalah suatu profesi.
Apakah ‘profesi’ (dalam bahasa Inggris ‘profession’) itu? Apakah kata
profesi dapat disamakan dengan kata ‘pekerjaan’ (job) dan kata ‘bidang
pekerjaan’ (occupation)? Semua kerja yang digaji adalah pekerjaan (job) dan
bidang pekerjaan (occupation) menyatakan bidang yang digeluti seseorang
untuk bertahan hidup. Engineering merupakan suatu pekerjaan dan suatu
bidang pekerjaan, hal tersebut sudah cukup jelas, tetapi apakah engineering
juga merupakan suatu profesi? Lalu apakah yang membedakan engineering
dengan pekerjaan lainnya? Untuk mengetahui hal tersebut harus dijabarkan
terlebih dahulu definisi dan karakteristik dari profesi.
Profesi adalah setiap bidang pekerjaan/pekerjaan/lapangan kerja yang
membutuhkan keahlian lanjutan (ketrampilan dan ilmu pengetahuan), mengatur
diri sendiri (self regulation), dan melayani secara terpadu untuk kepentingan
masyarakat. Profesional adalah sebutan untuk orang yang memiliki profesi.
Menurut kamus Bahasa Indonesia profesionalisme diartikan sebagai
mutu, kualitas, tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang
yang professional. Profesi mempunyai karakteristik yang membedakannya
dengan pekerjaan non professional, yaitu:
1. Pelatihan yang ekstensif
2. Pengetahuan dan ketrampilan (skill)
3. Monopoly
4. Otonomi di lingkungan kerja
5. Standar etika

Bab ini berisi tentang pemahaman mahasiswa tentang profesionalisme


keinsinyuran. Persatuan Insinyur Indonesia / PII telah menetapkan perihal
Profesi Keinsinyuran melalui: “Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur
Indonesia”. Mahasiswa harus bisa menguraikan dan mengaitkan pengalaman
keinsinyuran dengan Catur Karsa dan Sapta Dharma.

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________8


2.1. Catur Karsa
Catur Karsa merupakan empat prinsip dasar yang harus dimiliki oleh
seorang insinyur, yaitu:
1. Mengutamakan keluhuran budi
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat
sesuai dengan tugas & tanggung-jawabnya
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian
profesi keinsinyuran
Catur Karsa yang berkaitan erat dengan mata kuliah ini, yaitu (3) bekerja
secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan tugas
& tanggung-jawabnya dan (4) meningkatkan kompetensi dan martabat
berdasarkan keahlian profesi keinsinyuran.

2.2. Sapta Dharma


Sapta Dharma merupakan tujuh tuntunan sikap dan perilaku Insinyur Indonesia,
yaitu senantiasa:
1. Mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
2. Bekerja sesuai dengan kompetensinya
3. Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan
4. Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab
tugasnya
5. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-
masing
6. Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi
7. Mengembangkan kemampuan profesionalnya

Sapta Dharma yang berkaitan erat dengan portofolio ini adalah yang butir
2 (dua), 3 (tiga), 5 (lima) dan 7 (tujuh).

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________9


2.3. Contoh Uraian Catur Karsa dan Sapta Dharma
Berikut ini adalah contoh yang dapat digunakan dalam penerapan Catur Karsa dan
Sapta Dharma.

Penjabaran Sapta Dharma butir ke 2, 3, 5, dan 7 adalah sebagai berikut

2. Bekerja sesuai dengan kompetensinya.


a. Hanya melaksanakan pekerjaan keinsinyuran atau mengevaluasi hasil
pekerjaan keinsinyuran yang sesuai dengan kompetensi pribadi dan
kompetensi Tim Kerja di bagian Rekayasaan dan Kehandalan Integritas;
b. Apabila dipandang perlu dalam melaksanakan pekerjaan pada butir a.
diatas, dapat bekerjasama dengan pihak lain berdasarkan ketentuan yang
berlaku dan disepakati oleh Para Pihak seperti forum antar departemen
rekayasa perusahaan lain;
c. Menjamin keandalan setiap karyanya sampai batas umur desain atau sesuai
batas rentang waktu jaminan yang disepakati bersama dengan penerapan
kaidah Reliability Centered Maintenance dan Asset Integrity Management;
d. Jujur, obyektif dan teliti mengevaluasi keterkaitan, keakurasian, kewajaran
serta keabsahan setiap data dan informasi dalam berkas dokumen sebelum
memaraf dan atau menandatanganinya;
e. Bertanggungjawab atas semua aspek yang terkait dengan tugasnya dan
materi berkas dokumen yang diparaf dan atau ditandatanganinya, dengan
menjalankan fungsi FE Techical Authority;
f. Secara pribadi dan tim berani memprakarsai penyampaian pendapat,
testimoni atau saran profesional yang terkait dengan Pekerjaan untuk
bahan pertimbangan bagi Para Pihak dan semua pihak terkait.

3. Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan.


a. Jujur, obyektif dan adil dalam memberikan pendapat, testimoni, laporan
atau pernyataan;
b. Menyatakan pendapat hanya berdasarkan kompetensi dan kaidah
keilmuannya yang didukung kelengkapan, keakuratan serta keabsahan
data dan informasi;
c. Secara pribadi atau tim memprakarsai penyampaian pendapat, testimoni

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________10


dan saran profesional tentang hal-hal yang berindikasikan kecurangan atau
penyimpangan, yang berpotensi dapat membahayakan dan merugikan;
d. Bertanggungjawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul akibat
dari pendapat, testimoni, laporan atau pernyataannya.

4. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing.


a. Jujur menyajikan biodata sesuai dengan kebutuhan;
b. Meningkatkan kerjasama, integritas dan keandalan tim karya, baik lintas
disiplin, maupun multi disiplin dan multi bangsa;
c. Menjamin keandalan serta keunggulan mutu, biaya dan waktu penyerahan
hasil dari setiap Pekerjaan dan karyanya;
d. Memprakarsai pemberantasan praktik-praktik kecurangan dan penipuan;
e. Tidak menawarkan, memberi, meminta atau menerima segala macam
bentuk perlakuan yang menyalahi ketentuan dan prosedur yang berlaku,
baik dalam rangka mendapatkan kontrak atau untuk mempengaruhi proses
evaluasi penyelesaian pekerjaan;
f. Memprakarsai pembinaan dan pengembangan kompetensi, keswadayaan
dan daya saing Anak Bangsa berbasis pemberdayaan potensi unggulan
lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh masyarakat.

7. Mengembangkan kemampuan professional.

a. Berbagi kemampuan & pengalaman profesional dalam kegiatan kaderisasi


profesi serta pemberdayaan keswadayaan & daya-saing bersendikan
kreatifitas, invensi atau inovasi di manapun tempat berkarya baik dlm
pendidikan formal atau non-formal;
b. Melakukan inovasi peningkatan nilai tambah sumber daya nasional untuk
memicu atau memacu tumbuh-kembangnya keswadayaan serta keunggulan
lokal berdaya-saing internasional untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat serta perlindungan eko-sistem berkelanjutan;
c. Berbagi kemampuan serta pengalaman profesionalnya dalam berbagai forum
lokal, nasional, regional & internasional serta lintas disiplin ilmu, multi
disiplin, lintas profesi dan bidang usaha;
d. Tekun menggalang pemahaman dan ketaatan semua pihak untuk bersama-

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________11


sama mematuhi prinsip pembangunan berkelanjutan dengan mengoptimalkan
manfaat bernilai tambah setiap sumber daya alam nasional sekaligus sebagai
upaya peningkatan kapasitas dan daya-saing sumber daya manusia lokal serta
perlindungan eko-sistem demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang
berkelanjutan;
e. Memprakarsai upaya berbagi kemampuan serta pengalaman dengan cara
memberi pembelajaran dan saran professional terkait dengan permasalahan
aktual yang sedang atau akan timbul dalam kegiatan berprofesi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai tindak lanjut dari di atas maka secara spesifik tujuan dan manfaat
dari penerapan Profesionalisme insinyur adalah:
Selalu menerapkan prinsip kerja sama inter dan antar team untuk mencapai
resolusi bersama dengan berdasarkan kejujuran, saling percaya dan menjunjung
tinggi integritas profesi tanpa ada konflik kepentingan.
Memastikan setiap proyek inisiatif kehandalan dan efisiensi yang akan
dilakukan melalui proses Define, Measure, Analysis, Improvement dan Control
yang tepat dan memastikan setiap keputusan yang diambil telah melalui proses
kajian yang tepat sesuai standard dan kode teknis oleh kumpulan orang orang
tepat yang kompetent dan ahli dibidangnya seperti Tenaga Ahli Teknik Elektro,
Teknik Mesin dan Teknik Geologi dalam Pekerjaan Studi Kelayakan
Pembangunan Listrik Mikro Hidro di beberapa lokasi.
Saya selalu memastikan ilmu dan kompentensi saya dan tim kerja selalu
berkembang setiap saat dengan program pendidikan dan pelatihan yang tepat tiap
tahun. Selalu mengabdikan pengetahuan dan keterampilan saya dalam berbagai
forum bersama baik itu didalam lingkungan pekerjaan maupun diluar pekerjaan
(seminar atau konferensi) sebagai bentuk tanggung jawab saya untuk andil aktif
dalam memberikan edukasi dan transfer wawasan / pengalaman profesi kepada
masyarakat.
Selalu bekerja aktif dan profesional dalam memberikan informasi yang
objektif dan pernyataan yang terkait dengan tugas keinsinyuran (teknik geologi)
baik dalam hal memberikan mentoring kerja dan pengembangan karir anggota dan
anak buah dalam lingkungan kerja.

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________12


Saya mengaplikasikan ilmu teknik geologi saya dengan tim kerja yang
ditunjuk yang kompeten untuk membuatkan terobosan dalam pemanfaatan energi
listrik melalui Pembangunan Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Melakukan
pekerjaan sesuai dengan profesi dan kompetensinya secara berkelanjutan serta
aktif mendorong rekan kerja/tim lain untuk maju dan berkembang dengan kreasi
teknologi tepat guna.

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________13


BAB III
STUDI KASUS
Portofolio ini memuat paling sedikit 1 (satu) buah studi kasus yang
berkaitan dengan topik profesionalisme keinsinyuran. Mahasiswa harus mampu
menuliskan pengalaman pribadi yang bersangkutan terkait topik ini di dalam
pengalamannya praktik keinsinyuran.

3.1. Studi Kasus 1


Berikut ini adalah penjelasan contoh studi kasus yang dapat digunakan dalam
laporan.

Judul Proyek : STUDI KELAYAKAN


PEMBANGUNAN PUSAT LISTRIK
TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)
Perusahaan : PT ARSINDO KONSULTAN
Jangka Waktu Proyek : 2006-2014
Nama Atasan/Pengawas/Supervisor : HARRY RIO JULIANTO
Tanggung Jawab Penulis : Tenaga Ahli Geologi
Kontraktor Utama : PT ARSINDO KONSULTAN

Uraian tugas yang dilaksanakan oleh penulis sebagai project manager dalam
mengkoordinasi tim sebagai berikut:

 4 design engineers: Mechanical, Electrical/Instrumentation/Control dan


Geology Engineer dan Civil Engineer
 Tim Drafter: Drafter, Surveyor, Estimator
 Controller: Project Controller, Material Coordinator
 Support SME dan OEM
Putusan keinsinyuran yang diambil:
 Melibatkan SME /Senior Engineer sebagai verifikator/validator keputusan
teknis yang diambil untuk memastikan sudah sesuai dengan technical code
dan standard untuk pemilihan spesifikasi dan jenis kelayakan PLTMH
 Melakukan check list persiapan kriteria Kelayakan Hidrogeologi, Sipil dan
Mekanikal
 Melakukan check list persiapan kriteria Kelayakan non teknis, Ekonomi,
Sosial budaya, Finansial dan Keberlanjutan

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________14


 Melakukan safety inspection dan audit secara regular untuk memastikan
safe work practice selalu dilakukan sesuai peraturan seperti hot work,
working at height, civil work dll"
Sapta Dharma yang utama diterapkan adalah:
 Bekerja sesuai dengan kompetensi butir 2: Sebagai Tenaga Ahli
Geologi yang juga sebagai Engineer dan bekerja bersama tenaga ahli
lainnya dalam sebuah tim studi kelayakan penulis telah dibekali tentang
konsep dan pedoman dalam studi kelayakan PLTMH dari perusahaan.
Sertifikasi Ahli Geotek Madya yang diambil untuk mendukung
kompetensi dalam pengambilan keputusan proyek. Evaluasi paket
rekayasa proyek dilakukan oleh tim pusat dan disetujui oleh
kepemimpinan perusahaan untuk dilakukan sesuai dengan target kualitas,
kuantitas, waktu dan anggaran. Melakukan konsultasi langsung dengan
OEM untuk memastikan semua design instalasi dan commissioning check
list dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan parameter acceptance.

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________15


BAB IV
PENUTUP

Penulis dalam rentang kerja periode 2006 s/d 2014 melaksanakan


kemampuan profesi khususnya dalam keahlian teknis geologi dengan
menjunjung profesionalisme untuk kepentingan lingkungan sosial dan
masyarakat secara amanah dan berkelanjutan sesuai dengan peraturan
perundangan dan konstitusi Indonesia yang berlaku. Sebagai pemimpin kerja
tim teknis/ Engineering , mengoptimalkan semua anggota dan resource yang
ada sesuai dengan kompetensinya masing masing untuk memastikan proses
Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) dan penunjangnya termasuk sumber daya manusia menggunakan
bahan baku dan pemakaian energi secara hemat, handal dan safe incident free
operation – SIFO dengan mengutamakan prinsip keselamatan kerja K3L dan
kaidah pengelolaan lingkungan hijau yang berkelanjutan.
Selalu menerapkan prinsip kerja sama inter dan antar team untuk
mencapai resolusi bersama dengan berdasarkan kejujuran, saling percaya dan
menjunjung tinggi integritas profesi tanpa ada konflik kepentingan.
Memastikan setiap proyek inisiatif kehandalan dan efisiensi yang akan
dilakukannmelalui proses Define, Measure, Analysis, Improvement dan Control
yang tepat dan memastikan setiap keputusan yang diambil telah melalui proses
kajian yang tepat sesuai standard an kode teknis oleh kumpulan orang orang
tepat yang kompetent dan ahli dibidangnya / SME subject matter expert.
Berikut setiap pengadaan barang dan jasa dilakukan dengan proses transparan
dan fair sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan untuk memastikan tidak
ada unsur kecurangan dalam proses tersebut dengan melibatkan berbagai pihak
sampai persetujuan sampai board of contract.
Selalu memastikan ilmu dan kompentensi dan tim kerja selalu
berkembang setiap saat dengan program pendidikan dan pelatihan yang tepat
tiap tahun. Selalu mengabdikan pengetahuan dan keterampilan saya dalam
berbagai forum Bersama baik itu didalam lingkungan pekerjaan maupun diluar
pekerjaan (seminar atau konferensi) sebagai bentuk tanggung jawab untuk andil

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________16


aktif dalam memberikan edukasi dan transfer wawasan / pengalaman profesi
kepada masyarakat.
Selalu bekerja aktif dan profesional dalam memberikan informasi yang
objektif dan pernyataan yang terkait dengan tugas keinsinyuran (teknik geologi)
baik dalam hal memberikan mentoring kerja dan pengembangan karir anggota
dan anak buah dalam lingkungan kerja.
Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan
pembangunan industri nasional, karena banyak berhubungan dengan aktivitas
perancangan maupun perekayasaan yang ditujukan semata dan demi
kemanfaatan bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman
mengenai profesi, (sikap) professional dan (paham) profesionalisme; maka
nampak jelas kalau ruang lingkup keinsinyuran per definisi bisa disejajarkan
dengan profesi- profesi yang lain seperti dokter, pengacara, psikolog, aristek
dan sebagainya. Acapkali pula dijumpai didalam proses penerapan
kepakaran dan keahliannya, seorang insinyur (tanpa terkecuali insinyur teknik
industri) akan terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang harus dilaksanakan
dengan prinsip- prinsip komersial dan mengarah untuk memperoleh
keuntungan sebanyak-banyaknya. Namun demikian, sebagai sebuah profesi
yang memiliki idealisme dan tanggung jawab besar bagi kemaslahatan
manusia; maka didalam penerapan kepakaran dan keahlian insinyur tersebut
haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan etika yang
berlaku.
Seperti halnya dengan profesi-profesi lainnya (yang terlebih dahulu
sudah menerapkan norma-norma keprofesiannya); sudah saatnya profesi
insinyur menata-dirinya dalam sebuah wadah profesi --- bisa bersifat umum
ataupun spesifik (spesialistik) tergantung pada kompetensi dasarnya --- dan
sekaligus menerapkan norma-norma etika profesi seperti yang tertuang dalam
kode etik profesi untuk menjaga martabat, kehormatan, dan/atau itikad-itikad
etis yang harus ditaati oleh mereka yang akan menerapkan keahlian dan
kepakarannya.

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________17


Untuk itu perlu diusulkan agar didalam kurikulum pendidikan tinggi
teknologi --- terserah apakah diberikan dalam sebuah mata kuliah khusus (etika
profesi) ataukah disinggung subtansinya didalam mata kuliah yang sudah ada
(konsep teknologi, penghantar teknik industri, atau lainnya) --- perlu diberikan
pengertian dan pemahaman mengenai etika, profesi dan etika profesi dengan
segala macam permasalahan serta relevansinya (studi kasus) berkenaan dengan
penerapan keahlian dan kepakaran dalam praktek-praktek bisnis dan/atau
rekayasa keinsinyuran.

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________18


DAFTAR PUSTAKA

Accreditation Board for Engineering and Technology. 2000. Annual Report.


New York,2000.

Bennett, F. Lawrence. The Management of Engineering: Human, Quality,


Organizational, Legal, and Ethical Aspects of Professional Practice. New
York: John Wiley & Sons, Inc., 1996.

Fleddermann, Charles B. Engineering Ethics. Upper Saddle River, NJ. :


Prentice Hall –Engineering Source, 1999.

Harris JR., Charles E., et.al. Engineering Ethics : Concepts and Cases.
Belmont :Wadsworth Publishing Company, 1995.

Tim Studi Pokja – Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Ringkasan Eksekutif:


Studi TingkatKebutuhan Mutu dan Relevansi Sarjana Teknik/Sarjana
Pertanian. Desember, 2000.

Profesionalisme Keinsinyuran _________________________1

Anda mungkin juga menyukai