Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

KODE ETIK DAN ETIKA PROFESI INSINYUR

Penerapan Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur


pada Dosen

ANNY MARYANI
8044201144

PROGRAM PROFESI INSINYUR


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
JANUARI – 2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. 1

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... 2

Pendahuluan .............................................................................................. 3

Metodologi .................................................................................................. 4

Hasil dan Pembahasan.............................................................................. 11

3.1 Studi Kasus .......................................................................... 11

3.2 Analisa Studi Kasus .............................................................. 18

Lesson Learnt/Pelajaran yang Dipetik ....................................................... 21

Kesimpulan............................................................................................... 22

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Contoh gambar arsitektur produk.......................................... 12


Gambar 3.2 Contoh poster mengenai Covid-19 hasil kelas K3I .................. 13
Gambar 3.3 Desain Sulfuraction alat pengangkut belerang yang ergonomis
................................................................................................................. 14
Gambar 3.4 Penyerahan hasil studi kelayakan Workshop Gemilang Taylor15
Gambar 3.5 Causal loop diagram sistem pengelolaan K3 Konstruksi ......... 16
Gambar 3.6 Sosialisasi hasil penilaian kesiapan gedung ITS kepada Satgas
Unit ITS .................................................................................................... 18

2
1 Pendahuluan
Kode etik merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan
pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum
(common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Kode etik ini melekat pada
berbagai profesi, misalnya dokter, insinyur, pengacara, perawat, arsitek,
pilot, masinis, dosen, anggota dewan dan lain sebagainya. Dengan adanya
kode etik ini akan dapat mengatur secara moral segala aktivitas profesi agar
tidak menyalahi logika-rasional umum yang berlaku sesuai dengan
bidangnya.
Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran
dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk meningkatkan nilai tambah dan daya guna secara berkelanjutan
dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan serta
kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Sedangkan praktek
keinsinyuran adalah penyelenggaraan kegiatan di bidang keinsinyuran.
Sedangkan Insinyur adalah sebuah profesi yang penting di dalam
pelaksanaan pembangunan industri nasional, karena banyak berhubungan
dengan aktivitas perancangan maupun perekayasaan yang ditujukan semata
dan demi kemanfaatan bagi manusia. Menurut Peraturan Pemerintah
tentang Dosen ditetapkan oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
pada tanggal 26 Mei 2009, menyebutkan bahwa Dosen adalah pendidik
profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Seorang dosen di bidang keilmuan Teknik Industri merupakan Sarjana
Teknik yang melaksanakan tugas keprofesian sebagai insinyur di bidang
pendidikan, penelitian, dan pengabdiam masyarakat. Oleh karena itu
seorang Dosen Teknik Industri memiliki kewajiban dan terikat dengan
pelaksanaan kode etik dan etika profesi seorang insinyur. Pelaksanaan
aktifitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang
melibatkan banyak stakeholder dengan berbagai kepentingan seringkali

3
membenturkan seorang dosen pada situasi dan kondisi yang menguji
kesesuaian pengambilan keputusan dengan kode etik yang berlaku.
Oleh karena itu pada tugas kali ini akan dibahas mengenai penerapan
kode etik pada profesi dosen yang dialami oleh penulis, yaitu dosen di
Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS. Pembahasan terkait contoh
kasus yang pernah dialami pada pelaksanaan kegiatan pendidikan,
pengabdian masyarakat dan penelitian yang melibatkan mahasiswa dan juga
rekan kerja. Berdasarkan kasus yang dibahas dapat dilakukan analisa sesuai
dengan Kode Etik Profesi Insinyur Indonesia yaitu Catur Karsa Sapta
Dharma.

2 Metodologi
Penulisan pengerjaan laporan ini menggunakan metodologi yang terdiri
dari tahap penentuan studi kasus, tahap analisa, tahap interpretasi dan
tahap kesimpulan. Tahap penentuan studi kasus dan tahap analisa dibahas
pada Bab 3 mengenai hasil dan pembahasan. Pada tahap penentuan studi
kasus dilakukan pemilihan kasus yang akan dibahas. Kategori studi kasus
adalah pekerjaan di bidang keinsinyuran yang memiliki masalah yang harus
diselesaikan dengan memperhatikan kode etik profesi insinyur. Pekerjaan
yang dibahas adalah masing-masing dua pekerjaan di bidang pendidikan,
pengabdian masyarakat dan penelitian.
Setelah dijelaskan mengenai studi kasus yang dibahas, selanjutnya
dilakukan analisa untuk mendapatkan lesson learnt/pelajaran yang dapat
diambil. Analisa dilakukan dengan menggunakan standar Kode Etik Insinyur
Indonesia yaitu “Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia“. Catur Karsa
merupakan empat prinsip dasar insinyur Indonesia dalam menjalankan
profesinya, dalam hal ini sebagai dosen. Sedangkan Sapta Dharma adalah
tujuh tuntunan sikap dan perilaku yang melandasi bagaimana insinyur
Indonesia, khususnya dosen dalam memenuhi tugas dan tanggung
jawabnya. Berikut adalah penjelasan menganai Catur Karsa dan Sapta
Dharma Insinyur Indonesia yang disertai dengan kode untuk memudahkan
pada proses analisa.

4
CATUR KARSA – Prinsip Dasar Insinyur Indonesia terdiri dari :
1. CK1 – Mengutamakan keluhuran budi
Jujur, terbuka dan tulus mendedikasikan kemampuan terbaiknya
dalam upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan serta menegakkan
kehormatan Profesi Keinsinyuran untuk peningkatan keswadayaan,
kecerdasan dan daya saing Bangsa Indonesia yang bersendikan
penguasaan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh
masyarakat.
2. CK2 – Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
kepentingan kesejahteraan umat manusia
Jujur, tulus dan adil berkarya dalam kerangka peningkatan kapasitas
dan daya saing sumber daya manusia lokal dan nasional yang mampu
mengoptimalkan manfaat serta nilai tambah dari sumber daya alam
nasional secara berkesinambungan, demi kehandalan keswadayaan
masyarakat untuk mensejahterakan kehidupan rakyat, bangsa & umat
manusia yg berkelanjutan.
3. CK3 – Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan
masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung-jawabnya
Menjamin kehandalan setiap hasil karyanya sesuai kaidah
profesionalisme dan mengutamakan kepentingan serta kemaslahatan
bagi masyarakat, bangsa, negara serta umat manusia dengan
mempertimbangkan perlindungan ekosistem yang berkelanjutan.
4. CK4 – Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian
profesional keinsinyuran.
Senantiasa meningkatkan kapasitas dan daya saing profesional melalui
pemutakhiran kompetensi pribadi dan tim kerja untuk
mendayagunakan kreatifitas, invensi dan inovasi dengan melakukan
pelatihan dan kaderisasi keprofesian sebagai modal dasar peningkatan
kapasitas keswadayaan masyarakat berdaya saing internasional.

5
Sapta Dharma – Tujuh Tuntunan Sikap dan Perilaku Insinyur Indonesia
senantiasa :
1. SD1 – Mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat
a. Profesional, taat dan patuh melaksanakan ketentuan serta prosedur
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Ekosistem (K3LEs) yang
berlaku dan sesuai dengan standardisasi acuan yang disepakati Para
Pihak
b. Mengutamakan manfaat dan nilai tambah bagi kesejahteraan
masyarakat dalam setiap karyanya
c. Mencermati dan mengevaluasi keterkaitan, keakuratan serta
keabsahan setiap data dan informasi yang digunakan
d. Menjaga kerahasiaan setiap data dan informasi serta tidak
menggunakannya untuk kepentingan pekerjaan lain tanpa seizin Para
Pihak atau semua pihak yang terkait
e. Membuat Panduan Standar Pelaksanaan dan Pengoperasian serta
penjaminan atas risiko yang dapat membahayakan atau merugikan
kepentingan pengguna, masyarakat dan lingkungan hidup saat ini
hingga masa mendatang
f. Secara pribadi atau tim berani memprakarsai penyampaian
penjelasan tertulis kepada Para Pihak dan semua pihak terkait,
bilamana menemukan indikasi atau potensi permasalahan yang
dapat membahayakan atau merugikan berikut saran mengatasinya
g. Bekerjasama hanya dengan perorangan atau institusi yang
diyakininya tidak pernah melakukan praktek kecurangan atau tidak
jujur
h. Untuk mendapatkan layanan advokasi dari Persatuan Insinyur
Indonesia (PII), maka secepatnya membuat pengaduan tertulis
lengkap dengan data serta informasi yang akurat dan memadai,
bilamana mengetahui adanya indikasi atau potensi pelanggaran Kode
Etik Insinyur Indonesia.
2. SD2 – Bekerja sesuai dengan kompetensinya

6
a. Hanya melaksanakan pekerjaan keinsinyuran atau mengevaluasi
hasil pekerjaan keinsinyuran yang sesuai dengan kompetensi pribadi
dan kompetensi Tim Kerja
b. Apabila dipandang perlu dalam melaksanakan pekerjaan pada butir
a di atas, dapat bekerjasama dengan pihak lain berdasarkan
ketentuan yang berlaku dan disepakati oleh Para Pihak
c. Menjamin kehandalan setiap karyanya sampai batas umur desain
atau sesuai batas rentang waktu jaminan yang disepakati bersama
d. Jujur, obyektif dan teliti mengevaluasi keterkaitan, keakurasian,
kewajaran serta keabsahan setiap data dan informasi dalam berkas
dokumen sebelum memaraf dan atau menandatanganinya
e. Bertanggungjawab atas semua aspek yang terkait dengan tugasnya
dan materi berkas dokumen yang diparaf dan atau ditandatanganinya
f. Secara pribadi dan tim berani memprakarsai penyampaian pendapat,
testimoni atau saran profesional yang terkait dengan Pekerjaan untuk
bahan pertimbangan bagi Para Pihak dan semua pihak terkait
3. SD3 – Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung-
jawabkan
a. Jujur, obyektif dan adil dalam memberikan pendapat, testimoni,
laporan atau pernyataan
b. Menyatakan pendapat hanya berdasarkan kompetensi dan kaidah
keilmuannya yang didukung kelengkapan, keakuratan serta
keabsahan data dan informasi
c. Secara pribadi atau tim memprakarsai penyampaian pendapat,
testimoni dan saran profesional tentang hal-hal yang berindikasikan
kecurangan atau penyimpangan, yang berpotensi dapat
membahayakan dan merugikan
d. Bertanggungjawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul
akibat dari pendapat, testimoni, laporan atau pernyataannya
4. SD4 – Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung jawab tugasnya
a. Satunya kata dengan perbuatan dan konsekuen untuk
bertanggungjawab

7
b. Jujur, obyektif dan adil dalam mengupayakan kesepahaman bersama
atas berbagai perbedaan kepentingan demi kelancaran pelaksanaan
tugas dan pencapaian mutu pekerjaan sesuai dengan yang telah
disepakati bersama
c. Terbuka dan tulus menerima perbedaan serta pendapat orang dan
pihak lain
d. Menolak imbalan atau kompensasi dalam bentuk apapun dari pihak
ketiga, yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
serta kewenangannya
e. Melarang dirinya turut serta dalam proses pengambilan keputusan
atau mempengaruhi proses pengambilan keputusan atas suatu
pekerjaan di mana sanak saudara atau kerabatnya turut atau
bermaksud turut serta dalam pekerjaan tersebut
f. Jujur, obyektif dan profesional dalam mengevaluasi pelaksanaan
serta hasil Pekerjaan sesuai dengan prosedur dan ketentuan
penjaminan mutu berdasarkan standar yang berlaku atau yang telah
disepakati bersama
g. Secara pribadi atau tim berani memprakarsai penyampaian pendapat
dan testimoni serta saran profesional sebagai bahan pertimbangan
bagi Para Pihak untuk penyelesaian konflik kepentingan, walaupun
dengan konsekuensi yang dapat merugikannya
5. SD5 – Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-
masing
a. Jujur menyajikan biodata sesuai dengan kebutuhan
b. Meningkatkan kerjasama, integritas dan kehandalan tim karya, baik
lintas disiplin, maupun multi disiplin dan multi bangsa
c. Menjamin kehandalan serta keunggulan mutu, biaya dan waktu
penyerahan hasil dari setiap Pekerjaan dan karyanya
d. Memprakarsai pembrantasan praktek-praktek kecurangan dan
penipuan
e. Tidak menawarkan, memberi, meminta atau menerima segala macam
bentuk perlakuan yang menyalahi ketentuan dan prosedur yang

8
berlaku, baik dalam rangka mendapatkan kontrak atau untuk
mempengaruhi proses evaluasi penyelesaian pekerjaan
f. Memprakarsai pembinaan dan pengembangan kompetensi,
keswadayaan dan daya saing Anak Bangsa berbasis pemberdayaan
potensi unggulan lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh
masyarakat.
6. SD6 – Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi
a. Tulus mengejawantahkan Kode Etik dengan menghormati
keberadaan serta peranan masing-masing Para Pihak
b. Profesional, bebas dan adil dalam berkarya serta tidak
mengutamakan besarnya imbalan atau kompensasi yang bakal
diterimanya
c. Profesional, adil dan beretiket dalam menyatakan pendapat, bersikap
menentang serta bertindak terhadap berbagai hal yang berindikasi
kecurangan dan penyimpangan yang berpotensi dapat
membahayakan dan merugikan, walau memiliki konsekuensi
pemutusan hubungan kerja
d. Jujur serta tulus mengakui bila ternyata berbuat kesalahan dan
dengan penuh tanggungjawab untuk segera memperbaikinya
e. Profesional, adil dan tulus dalam memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat sebagai upaya pengejawantahan komitmen
keberpihakan serta kepedulian pada kepentingan masyarakat dan
pembangunan nasional
f. Tidak bersedia menerima pekerjaan di luar kompetensi pribadi dan
Tim Kerjanya atau melebihi batas kapasitasnya
g. Mengutamakan kepentingan bersama dan masyarakat bersendikan
integritas keprofesian dengan mengesampingkan kepentingan pribadi
atau golongan
h. Tidak memaraf atau menandatangani setiap dokumen Pekerjaan yang
diyakini menyimpang dari standardisasi serta peraturan perundang-
undangan dan yang berpotensi dapat membahayakan dan merugikan
kepentingan jangka panjang Para Pihak atau diluar batas kepantasan
dan kepatutan kondisi masyarakat

9
7. SD7 – Mengembangkan kemampuan profesionalnya
a. Berbagi kemampuan dan pengalaman profesional dalam kegiatan
kaderisasi profesi serta pemberdayaan keswadayaan dan daya saing
bersendikan kreatifitas, invensi atau inovasi di manapun tempat
berkarya baik dalam pendidikan formal atau non-formal
b. Melakukan inovasi peningkatan nilai tambah sumber daya nasional
untuk memicu atau memacu tumbuh-kembangnya keswadayaan
serta keunggulan lokal berdaya saing internasional untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta perlindungan
ekosistem berkelanjutan
c. Berbagi kemampuan serta pengalaman profesionalnya dalam
berbagai forum lokal, nasional, regional & internasional serta lintas
disiplin ilmu, multi disiplin, lintas profesi dan bidang usaha
d. Tekun menggalang pemahaman dan ketaatan semua pihak untuk
bersama-sama mematuhi prinsip pembangunan berkelanjutan
dengan mengoptimalkan manfaat bernilai tambah setiap sumber daya
alam nasional sekaligus sebagai upaya peningkatan kapasitas dan
daya saing sumber daya manusia lokal serta perlindungan ekosistem
demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan
e. Memprakarsai upaya berbagi kemampuan serta pengalaman dengan
cara memberi pembelajaran dan saran profesional terkait dengan
permasalahan aktual yang sedang atau akan timbul dalam kegiatan
berprofesi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Tahap selanjutnya adalah mengambil pelajaran dari studi kasus dan


analisa yang telah dilakukan. Menentukan pembelajaran ini penting untuk
mendapatkan gambaran kesesuaian sikap dalam menangani pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya dengan kode etik dan etika profesi insinyur
Indonesia. Tahap terakhir adalah merangkum kesimpulan yang dapat
diambil dari studi yang telah dilakukan.

10
3 Hasil dan Pembahasan
Pada bagian ini membahas mengenai dua hal yaitu studi kasus dan
analisa studi kasus.

3.1 Studi Kasus


Studi kasus yang dibahas merupakan pengalaman dalam menjalankan
pekerjaan sebagai dosen di Departemen Teknik Sistem dan Industri – ITS
yang sejalan dengan profesi keinsinyuran. Jenis pekerjaan yang dibahas
terdiri dari pendidikan, pengabdian masyarakat dan penelitian.
a. Pendidikan
1. Mengampu Mata Kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk (PPP)
Mata kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk (PPP) merupakan
mata kuliah wajib dari Laboratorium Ergonomi dan Perancanga Sistem
Kerja (Lab EPSK) di Departemen Teknik Sistem dan Industri (DTSI) ITS
untuk mahasiswa semester 5. Sesuai dengan Rencana Pembelajaran
(RP), maka selama 16 pekan pertemuan kuliah dilakuakn penyampaian
materi mengenai proses perancangan dan pengambangan produk,
evaluasi dan penugasan, sampai dengan pembuatan prototipe.
Pada proses pembuatan prototipe, maka dilakukan pengajaran mulai
dari desain arsitektur produk, pemilihan material yang aman,
penggunaan teknologi terkini dan juga kejujuran untuk membuat
sendiri prototipe tersebut. Gambar 3.1 menampilkan contoh desain
arsitektur produk yang akan dibuat prototipenya.

11
Gambar 3.1 Contoh gambar arsitektur produk

Dilakukan penilaian yang jujur dan menerapkan profesionalisme dalam


menilai hasil karya mahasiswa. Ada kalanya dijumpai hasil prototipe
mahasiswa yang sangat bagus, namun ternyata hasil pengerjaan pihak
ketiga. Pada kasus seperti ini maka perlu keprofesionalan dalam
melakukan penilaian sesuai kriteri yang telah ditetapkan. Artinya
penilaian seobyektif mungkin dengan mengutamakan kejujuran proses
pembuatan protitipe secara mandiri. Selain itu selama pengajaran juga
ditekankan mengenai pentingnya inovasi.

2. Mengampu Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri (K3I)


Mata kuliah Keselamatan dak Kesehatan Kerja Industri (K3I) merupakan
mata kuliah pengayaan yang dapat diikuti oleh mahasiswa dari berbagai
departemen yang ada di ITS. Tentu saja kondisi ini merupakan suatu
tantangan bagi dosen yang terbiasa mengajar mahasiswa hanya dari
satu departemen. Pada mata kuliah K3I mahasiswa diberikan ilmu
pengetahuan mengenai proses identifikasi bahaya (hazard), penilaian
risiko, berbagai tools untuk analisa K3 dan juga pembahasan isu terkini
terkait K3 yang dilaksanakan dalam 16 pekan.
Pada kelas K3I periode Gasal 2021 ini terasa berbeda dikarenakan
dijalankan pada masa pandemi Covid-19. Guna meningkatkan
kepekaan mahasiswa dalam upaya bersama menekan penyebaran

12
Covid-19, maka diberikan penugasan untuk membuat poster terkait
cara aman dan sehat beraktivitas selama pandemi Covid-19.
Mahasiswa diarahkan untuk mengamati perilaku masyarakat di sekitar
mereka dan juga diminta untuk mempelajari mengenai virus Covid-19
sebagai bahan penyusunan poster. Selanjutnya dosen dan mahasiswa
melakukan diskusi atas desain poster. Pada saat inilah terjadi diskusi
dan keterbukaan antara dosen dan mahasiswa untuk menghasilkan
karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Gambar 3.2 menampilkan
contoh poster hasil karya mahasiswa kelas K3I.

Gambar 3.2 Contoh poster mengenai Covid-19 hasil kelas K3I

Pada proses penialain proster hasil karya mahasiswa maka perlu


profesionalisme dosen agar sesuai dengan skala penilaian yang sudah
ada. Originalitas ide dan inovasi lebih diutamakan daripada hasil yang
bagus secara tampilan namun bukan karya pribadi. Mata kuliah K3I
sangat penting bagi seorang insinyur (engineer) mengingat area kerja
yang nantinya sarat dengan hazard. Maka mengajarkan kemampuan

13
pada mahasiswa untuk bisa bekerja secara sehat dan aman akan sangat
bermanfaat.

b. Pengabdian Masyarakat
1. Perancangan Alat Bantu Angkut Belerang untuk Penambang di Kawah
Ijen
Perancangan alat bantu angkut bagi penambang belerang di Kawah Ijen
dilakukan pada tahun 2014-2015. Kegiatan ini berawal dari ide
perancangan produk mahasiswa untuk lomba dan kemudian
mendapatkan kemenangan. Selanjutnya dengan melihat peluang untuk
membantu penambang belerang yang bekerja secara tidak ergonomis di
Kawah Ijen, maka dosen dan mahasiswa berkolaborasi untuk
melakukan perancangan lebih baik terhadap alat angkut belerang hasil
penambangan.
Pada kegiatan ini dosen dan mahasiswa bekerjasama secara profesional
dalam perancangan produk tepat guna (TTG) yang bermanfaat bagi
masyarakat. Gambar 3.3. menunjukkan hasil rancangan Sulfuraction
yang pada akhirnya diproduksi dan diberikan kepada dua orang
penambang belerang di Kawah Ijen.

Gambar 3.3 Desain Sulfuraction alat pengangkut belerang yang ergonomis

Guna mempublikasikan perancangan alat bantu angkut ini maka


diseminarkan dalam Seminar Nasional SATELIT yang dilaksanakan
pada tahun 2015.

14
2. Studi Kelayakan Workshop Gemilang Taylor RGI Binaan LAZ Al Azhar
Jawa Timur
Workshop Gemilang Taylor merupakan unit bisnis yang hendak
didirikan oleh LAZ Al Azhar Jawa Timur untuk menampung alumni RGI
(Rumah Gemilang Indonesia) program Tata Busana. Workshop ini
merupakan workshop yang bergerak di bidang fashion dengan membuat
baju, kemeja, jilbab, seragam dan lain-lain. Untuk itu perlu dilakukan
studi kelayakan sebelum workshop ini didirikan.
Dosen dan mahasiswa dari Lab EPSK – DTSI yang memiliki kemampuan
dalam hal studi kelayakan berkolaborasi membantu RGI Tata Busana
untuk menghitung kelayakan workshop ini. Pengumpulan data melalui
kerjasama dengan RGI Tata Busana dan LAZ Al Azhar Jawa Timur.
Proses perhitungan dilakukan dengan profesional dan seobyektif
mungkin. Dihasilkan analisa keuangan IRR (Internal rate of return)
sebesar 10,05%, MARR sebesar 5,0%, NPV (Net Present Value) sebesar
Rp 54.883.217, payback period sebesar 9.64 tahun dan BCR (Benefit cost
ratio) sebesar 1,42. Berdasarkan data tersebut maka dinyatakan
workshop layak untuk didirikan. Sebagai bentuk profesionalisme
seorang insinyur, maka dilakukan penyerahan hasil studi kelakayan
kepada LAZ Al Azhar Jawa Timur seperti yang ada pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Penyerahan hasil studi kelayakan Workshop Gemilang Taylor

15
c. Penelitian
1. Pemodelan Kecelakaan Kerja Konstruksi Yang Komprehensif
Konstruksi merupakan area kerja yang rawan akan kecelakaan kerja,
sehingga menjadi obyek penelitian bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang tepat. Tingginya biaya penanganan kecelakaan kerja
konstruksi menjadi masalah tersendiri bagi kontraktor. Oleh karena itu
dilakukan penelitian untuk membuat model yang komprehensif terkait
manajemen kecelakaan kerja. Gambar 3. 5 menunjukkan causal loop
diagram pemodelan kecelakaan kerja konstruksi.

Gap biaya kecelakaan


Pembiayaan di +luar & asuransi
- tanggungan asuransi
+ -
Anggaran
Pelaksanaan Proyek
--
Total biaya Pembiayaan
kecelakaan asuransi
+
HPS +
Subkontraktor

Keparahan
Reward and kecelakaan
+ punishment
+
Kontrak +
Subkontraktor Kedisiplinan -
+ pekerja Kelelahan +

Usia -
+ Tingkat Kondisi kerja
- Kesadaran
kecelakaan kerja +
+ keselamatan Jenis pekerjaan
+
Masa kerja + +

+ Tingkat risiko
- kerja
Tingkat pendidikan & Kebutuhan training + +
pengetahuan
Jumlah pekerja
+ Biaya preventif
Investasi +
program K3
Kebutuhan peralatan &
perlengkapan keselamatan

Biaya peralatan & +


+ perlengkapan
Anggaran K3 keselamatan
+

Gambar 3.5 Causal loop diagram sistem pengelolaan K3 Konstruksi

16
Dari causal loop diagram ini selanjutnya disusun stock and flow diagram
pada simulasi sistem dinamis. Pengambilan dan pengolahan data
dilakukan secara profesional melalui diskusi, pengisian kusioner dan
kerjasama dengan pihak K3 konstruksi, mandor dan para kuli.
Selanjutnya model ini dipublikasikan pada seminar internasional untuk
memperkaya studi K3 konstruksi dan simulasi sistem dinamis.

2. Penyusunan Instrumen Penilaian Kesiapan Gedung ITS Saat Pandemi


Covid-19
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia membuat pemerintah
membuat kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Dalam
PSBB ini Pemerintah menghimbau masayarakat untuk bekerja dari
rumah (WFH/Work from Home), belajar dari rumah (WFH/School from
Home) dan beribadah dari rumah. Begitu pula yang terjadi di ITS.
Namun pada bulan September 2020 mulai diberlakukan WFO (Work
from Office). Guna menekan persebaran Covid-19 selama WFO maka
dilakukan penilaian kesiapan gedung Direktorat, Unit, dan
Departemen.
Dilakukan penyusunan instrumen survei yang merujuk pada peraturan
baik nasional maupun internasional bersama dengan Satgas Covid-19
ITS. Kemudian dilakukan sosialisasi pengisian form kuesioner kepada
seluruh Satgas Unit. Pengisian kusioner dilakukan sebanyak dua kali
oleh Satgas Unit untuk menilai kondisi baseline dan perbaikan.
Selanjutnya melalui kerjasama dengan mahasiswa DTSI yang KP di K3L
dilakukan pengolahan data secara jujur untuk mendapatkan nilai tiap
kuesioner yang telah diisi. Gambar 3.6 menampilkan dokumentasi saat
sosialiasasi hasil penilaian kesiapan gedung kepada Satgas Unit ITS.
Selanjutnya dengan penuh tanggung jawab akan dilakukan
pemantauan protokol Covid-19 di Direktorat, Unit dan Departemen
melalui bekerjasama dengan Unit K3L ITS.

17
Gambar 3.6 Sosialisasi hasil penilaian kesiapan gedung ITS kepada Satgas
Unit ITS

3.2 Analisa Studi Kasus


Setelah menjelaskan studi kasus secara detail, maka selanjutnya
dilakukan analisa mengenai keterkaitan perilaku dosen terhadap Kode Etik
dan Etika Profesi Insinyur. Acuan analisa ini adalah pada Catur Karsa dan
Satpa Dharma Insinyur Indonesia seperti yang dijelaskan pada baian 2
Metologi.
a. Pendidikan
1. Mengampu Mata Kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk (PPP)
- CK1 : Memandu mampu membuat prototipe produk
- CK2 : Memandu mampu membuat prototipe produk
- CK3 : Menyampaikan materi dengan penuh tanggung jawab selama
16 pekan sesuai RP
- CK4 : Mempelajari teknologi terkini berkaitan dengan pembuatan
prototipe
- SD1 : Memberikan panduan pembuatan prototipe dengan bahan yang
aman dan ramah lingkungan
- SD2 : Pengembangan keilmuan sesuai kompetensi Desain Produk
- SD3 : Jujur dalam menilai hasil kerja mahasiswa
- SD4 : Terbuka atas masukan dari mahasiswa
- SD6 : Profesional dalam menilai hasil kerja mahasiswa

18
- SD7 : Senantiasa memacu mahasiswa berinovasi
2. Mengampu Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri (K3I)
- CK1 : Memandu mahasiswa mampu melakukan penilaian risiko
- CK2 : Memandu mahasiswa mampu melakukan penilaian risiko
- CK3 : Menyampaikan materi dengan penuh tanggung jawab selama
16 pekan sesuai RP
- CK4 : Meningkatkan kompetensi dengan mempelajari mengenai
Covid-19
- SD1 : Memandu mahassiwa membuat poster edukasi Covid-19
- SD2 : Melaksanakan pekerjaan sesuai kompetensi K3
- SD3 : Obyektif dalam menilai poster yang dihasilkan mahasiswa
- SD4 : Berdiskusi dan terbuka atas masukan dari mahasiswa
- SD6 : Profesional dalam menilai poster yang dihasilkan mahasiswa
- SD7 : Memacu mahasiswa berinovasi dan peka terhadap kondisi

b. Pengabdian Masyarakat
1. Perancangan Alat Bantu Angkut Belerang untuk Penambang di Kawah
Ijen
- CK1 : Meningkatkan swadaya dan daya saing penambang belerang
- CK2 : Memanfaatkan kemampuan di bidang desain produk
- CK3 : Alat angkut diberikan kepada 2 penambang belerang
- CK4 : Mempelajari ilmu mengenai metode penambangan
- SD1 : Merancang produk dengan desain yang ergonomis
- SD2 : Menggunakan kompetensi mengenai Desain Produk
- SD3 : Membuat laporan sesuai hasil desain produk
- SD4 : Terbuka atas masukan dari Tim Pengabdi
- SD5 : Bekerjasama dengan tim dosen dalam pelaksanaan pengabdian
- SD6 : Profesional memberikan pengabdian ke masyakakat
- SD7 : Seminar nasional hasil pengabdian masyarakat
2. Studi Kelayakan Workshop Gemilang Taylor RGI Binaan LAZ Al Azhar
Jawa Timur
- CK1 : Meningkatkan swadaya dan daya saing RGI
- CK2 : Memanfaatkan kemampuan analisa kelayakan

19
- CK3 : Hasil studi kelayakan dipresentasikan kepada RGI
- CK4 : Mempelajari faktor yang mempengaruhi analisa kelayakan
- SD1 : Bekerjasama dengan LAZ Al Azhar
- SD2 : Menggunakan kompetensi Analisa Kelayakan
- SD3 : Menyampaikan hasil sesuai studi kepada RGI
- SD4 : Obyektif dalam melakukan evaluasi sesuai kondisi
- SD5 : Bekerjasama dengan tim dosen dan mahasiswa
- SD6 : Profesional memberikan pengabdian ke masyakakat
- SD7 : Menyampaikan hasil studi ke LAZ Al Azhar

c. Penelitian
1. Pemodelan Kecelakaan Kerja Konstruksi Yang Komprehensif
- CK1 : Melakukan penelitian untuk mencegah kecelakaan fatal
- CK2 : Memanfaatkan kemampuan dalam hal pemodelan dan K3
- CK3 : Hasil studi disampaikan kepada pihak K3
- CK4 : Mempelajari K3 konstruksi
- SD1 : Menerapkan manajeman K3 konstruksi
- SD2 : Melakukan penelitian sesuai kompetensi Pemodelan Simulasi
- SD3 : Menyampaikan hasil sesuai studi kepada proyek konstruksi
- SD4 : Obyektif dalam melakukan penilaian risiko K3
- SD5 : Bekerjasama dengan K3 dan Mandor di area proyek konstruksi
- SD6 : Profesional dalam bekerjasama dengan pihak lain
- SD7 : Seminar internasional publikasi penelitian
2. Penyusunan Instrumen Penilaian Kesiapan Gedung ITS Saat Pandemi
Covid-19
- CK1 : Melakukan penelitian pencegahan penyebaran covid-19
- CK2 : Memanfaatkan kemampuan penilaian risiko
- CK3 : Hasil studi disampaikan ke Satgas Unit ITS
- CK4 : Meningkatkan kemampuan dengan mempelajari pengendalian
Covid-19
- SD1 : Menekan penelitian bidang K3 mengenai penyebaran Covid-19
di ITS
- SD2 : Melakukann penelitian sesuai kompetensi K3

20
- SD3 : Membuat laporan sesuai pengisian Satgas Unit ITS
- SD4 : Terbuka menerima masukan dari Satgas Covid-19 dan Unit K3L
- SD5 : Bekerjasama dengan Satgas Covid-19, Unit K3L dan mahasiswa
- SD6 : Mengutamakan kepentingan bersama
- SD7 : Memberikan materi terbuka ke Satgas Unit ITS

4 Lesson Learnt/Pelajaran yang Dipetik


Berdasarkan penjelasan studi kasus yang diamati kemudian
dilanjutkan dengan analisa sesuai dengan Kode Etik dan Etika Profesi
Insinyur Indonesia, maka dapat diambil beberapa pelajaran berharga sesuai
dengan profesi dosen. Pertama adalah sebagai seorang dosen yang sekaligus
insinyur, maka dalam setiap aktivitas pekerjaannya wajib didasari dengan
Catur Karsa Prinsip Dasar Insinyur Indonesia. Inti dari Catur Karsa tersebut
adalah mengutamakan keluhuran budi, menggunakan pengetahuan dan
kemampuan untuk kesejahteraan umat manusia, bekerja secara sungguh-
sungguh untuk kepentingan masyarakt sesuai tugas dan tanggung jawab,
serta senantiasa meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan
keahlian profesi insinyur.
Keempat prinsip dasar tersebut kiranya telah diaplikasikan dalam
aktivitas pendidikan, pengabdian masyarat dan penelitian. Contohnya
adalah bahwa yang dilakukan oleh dosen sesuai dengan kemapuannya,
misalnya di bidang perancangan produk, simulasi dan K3. Selain itu juga
aktivitas yang dilakukan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat secara
umum. Serta dosen senantiasa meningkatkan kemampuan seiringi
perkembangan teknologi.
Kedua adalah bahwa sebagai dosen diharapkan senantiasa menerapkan
Sapta Dharma Insinyur Indonesia dalam bersikap dan berperilaku.
Banyaknya kegiatan yang berinteraksi dengan berbagai pihak, misalnya
mahasiswa, rekan kerja, dan masyarakat umum membuat dosen kerapkali
mendapatkan kondisi yang tidak sesuai dengan Kode Etik dan Etika Profesi
Insinyur Indonesia. Contoh kesesuaian sikap dan perilaku dosen pada studi
kasus yang dibahas adalah bahwa senantiasa mengutamakan keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga senantiasa bekerja

21
sesuai komptensi dan menghindari adanya pertentangan kepentingan dalam
menjalankan tanggung jawab tugas. Memberikan nilai seobyektif mungkin
dan bekerjasama dengan para pihak merupakan contohnya. Selain itu juga
selalu mengutarakan pendapat yang bertanggung jawab dan menunjukkan
integritas dalam bekerja juga merupakan hal yang penting. Dengan
mematuhi Catur Karsa dan Sapta Dharma ini maka dapat menuntun seorang
dosen bekerja secara profesional sesuai dengan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.

5 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengerjaan tugas ini adalah :
1. Catur Karsa Insinyur Indonesia mampu menjadi prinsip dasar yang
dipegang teguh oleh profesi dosen.
2. Sapta Dharma Insinyur Indonesia mampu menjadi acuan profesi dosen
dalam bekerja sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi.

22

Anda mungkin juga menyukai