Disusun Oleh
Selly
202204070230
Disusun Oleh:
Selly
202204070230
Nama Lengkap
NIP.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan kehendak-Nya penulis dapat mengikuti PSPPI dan menyelesaikan tugas pembuatan
Laporan Portofolio TPI-505 mengenai K3L, yang merupakan salah satu syarat kelulusan
PSPPI untuk memperoleh gelar profesi Insinyur (Ir).
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ir. Enny Widawati, M.T., IPM., selaku Kaprodi PSPPI Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya Jakarta, atas bimbingan, arahan dan waktu yang telah diluangkan
kepada penulis untuk berdiskusi guna menyelesaikan tugas portofolio ini.
2. Ir. H. Yaya Ropandi, S.T., M.Si., CSP., IPU., ASEAN.Eng., selaku dosen mata kuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
3. Ibu Retno Ajeng Sulastari, yang menyampaikan informasi-informasi penting
selama mengikuti perkuliahan PSPPI di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Jakarta.
4. Keluarga yang memberikan dukungan untuk mengikuti perkuliahan PSPPI.
Atas perhatian, kritik, dan saran yang disampaikan, penulis mengucapkan terima kasih.
Selly
ii
RINGKASAN
Karena penulis mengikuti PSPPI melalui kelas Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL),
maka penulisan laporan portofolio dibuat berdasarkan pengalaman penulis selama
berkarir di bidang keinsinyuran yang menerapkan aspek Keselamatan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (K3L).
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I. PENDAHULUAN
Sebelum tahun 1993, semua lulusan perguruan tinggi jurusan teknik akan menyandang
gelar Insinyur (Ir.). Setelah itu, lulusan Strata-1 (S1) jurusan teknik mendapat gelar
Sarjana Teknik (S.T.).
Pada tahun 2014 pemerintah Indonesia mengesahkan UU No. 11 tahun 2014 sebagai
Undang-Undang tentang Keinsinyuran, dimana di dalam salah satu pasalnya
menyebutkan bahwa untuk memperoleh gelar profesi insinyur seseorang terlebih dahulu
harus lulus dari Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) yang dapat
diselenggarakan melalui mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Salah satu syarat kelulusan dari PSPPI adalah membuat tugas laporan portofolio
mengenai kode etik dan etika keinsinyuran. Dalam portofolio ini penulis akan menuliskan
study kasus yang menerapkan K3L berdasarkan pengalaman penulis selama berkarir
sebagai Structure Engineer di perusahaan konsultan struktur.
Dalam portofolio ini penulis akan membuat study kasus yang menerapkan K3L,
berdasarkan pengalaman penulis selama berkarir sebagai Structure Engineer.
1.3. Permasalahan
Selain itu, pelanggaran terhadap pedoman K3L juga dapat terjadi pada bangunan-
bangunan yang telah beroperasi. Misalnya ada equipment-equipment yang tidak
berfungsi sebagaimana mestinya ketika diperlukan, atau pemeliharaan bangunan yang
kurang diperhatikan.
Menurut penulis, untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja ataupun pelanggaran
terhadap pedoman K3L, sangat penting sekali untuk bisa mendisiplinkan semua pekerja
untuk mentaati aturan-aturan yang berhubungan dengan K3L. Hal ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain:
a. Membuat SOP mengenai pedoman K3L
b. Menjelaskan secara detail akan bahaya/resiko yang mungkin terjadi apabila tidak
mengikuti SOP yang telah dibuat
1
c. Mengadakan pelatihan-pelatihan secara berkala, misalnya mengadakan simulasi
kecelakaan atau bahaya kebakaran
d. Memberikan sanksi bagi yang tidak disiplin terhadap pedoman K3L
e. Mengaktifkan equipment-equipment secara berkala untuk memastikan semua
berfungsi dengan baik, misalnya seperti hydrant, alarm kebakaran, dsb.
2
BAB II. PENGERTIAN K3L
3
BAB III. STUDI KASUS
Lingkup pekerjaan penulis di proyek ini adalah merencanakan struktur rangka LED
tambahan pada bagian façade bangunan mall dan melakukan pengecekan terhadap
kekuatan struktur bangunan eksisting akibat adanya tambahan beban LED.
Sebelum kontraktor memulai pekerjaan konstruksi, kami meminta kontraktor untuk
menggunakan lampu penerangan tambahan pada saat pekerjaan di malam hari dan
memasang pengaman tambahan berupa jaring pengaman (safety net) dari lantai tempat
LED dipasang (lantai 4-lantai 7) hingga ke level kanopi kaca di bawahnya (lantai Upper
Ground), karena lokasi proyek berada di bangunan mall yang akan tetap beroperasi.
Dalam hal ini kami membantu kontraktor merencanakan temporary structure untuk
pemasangan jaring pengaman tersebut. Walaupun perencanaan temporary structure ini
tidak termasuk dalam lingkup pekerjaan kami tetapi tetap kami lakukan karena
berpedoman pada K3.
4
3.2. Studi Kasus 2
Proyek ini berada di salah satu lokasi wisata yang kontur tanahnya tidak rata dan level
antar bangunan mengikuti bentuk kontur tersebut. Selain merencanakan struktur
bangunan, lingkup pekerjaan juga termasuk merencanakan struktur penahan tanah di
tiap perbedaan level antar bangunan, dan juga menjelaskan tahapan pelaksanaan
(construction stage) di lapangan kepada kontraktor. Karena ada hal-hal yang berkaitan
dengan asumsi-asumsi dalam perencanaan sehingga pelaksanaan juga harus disesuaikan
dengan perencanaan yang telah dilakukan.
Penjelasan kepada kontraktor ini merupakan penerapan K3L yang dilakukan penulis
sebagai structure engineer, mengingat lingkup pekerjaan tidak termasuk supervisi atau
pengawasan di lapangan. Karena dengan adanya penjelasan ini dapat menghindarkan
terjadinya resiko di lapangan dengan lahan yang berkontur.
5
BAB IV. PENUTUP
4.1. Umum
Aspek K3 merupakan salah satu faktor yang harus menjadi prioritas utama dalam suatu
pekerjaan, selain faktor mutu, waktu, dan biaya, karena menyangkut kesehatan dan
nyawa setiap tenaga kerja.
Penerapan K3 ini tidak terbatas pada bidang konstruksi saja tetapi perlu diterapkan di
semua bidang usaha, baik di lingkungan kerja tertutup maupun terbuka.
4.2. Kesimpulan
Dalam bidang konstruksi, faktor mutu, waktu, dan biaya menjadi hal yang diprioritaskan
oleh pemberi kerja (owner) maupun pelaksana (kontraktor). Tercapainya faktor-faktor
tersebut tidak terlepas dari aspek K3 di lingkungan kerja, dalam hal ini di lokasi proyek,
karena jika terjadi resiko selama proses konstruksi, maka akan berdampak pada mutu,
waktu, ataupun biaya yang telah direncanakan.
Karena itu diharapkan supaya aspek K3 ini diperhatikan dan selalu diterapkan di
lingkungan kerja sehingga dapat terciptanya proyek yang “zero accident”.
Penerapan K3 ini tidak terbatas pada tenaga kerja di lingkungan kontraktor saja, tetapi
berlaku bagi semua pihak yang terlibat, termasuk owner atau konsultan atau visitor lain
yang melakukan kunjungan di lokasi proyek tetap harus mengikuti SOP K3 yang telah
dibuat.
6
DAFTAR PUSTAKA
1. Materi Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) – Ir. H. Yaya Ropandi, S.T.,
M.Si., CSP., IPU., ASEAN.Eng.
2. Format Portofolio TPI 505 - K3 2023
3. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Undang-Undang No. 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran.
6. Sases, PT. Pengertian, Maksud, dan Tujuan K3 dalam Lingkungan Kerja. Diakses
pada 25 April 2023, dari https://www.sases-k3.com/pengertian-maksud-dan-tujuan-
k3-dalam-lingkungan-kerja.