Disusun oleh:
TUGAS KHUSUS :
PENGELOLAAN LIMBAH LUMPUR DENGAN METODE GEOTUBE ®
DEWATERING SYSTEM
Dengan ini Saya menyatakan bahwa laporan kerja praktik berjudul Pengelolaan
Limbah Lumpur Dengan Mengunakan Metode Geotube® Dewatering di PT. Intan
Sarana Teknik adalah benar karya Saya dengan arahan dari Dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari laporan yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.
Dengan ini Saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis Saya kepada Universitas
Gajah Mada
i
RINGKASAN
Fransius S Parsaulian. Pengelolaan Limbah Lumpur Dengan Mengunakan
Metode Geotube® Dewatering di PT. Intan Sarana Teknik. Dibimbing oleh Ir.
Anastasia Dewi Titisari, M.T., Ph.D., IPU. Dan Ir. Dwinarno W. Jatmiko,
ST.,MM., IPM.,ASEAN Eng.
Geotube® Dewatering System® adalah system yang dibuat dari hasil rekayasa
yang dirancang khusus untuk penahan, pengeringan lumpur dan sedimen dengan
kadar air tinggi. Geotube® Dewatering System memiliki karakteristik kekuatan,
filtrasi, dan penyimpanan unik yang dirancang untuk menampung dan
mengeringkan banyak jenis lumpur dan sedimen, termasuk didalamnya bahan atau
limbah yang terkontaminasi dan berbahaya.
Secara umum berfungsi untuk sebagai penahan material padat halus di dalam
wadah, sementara membiarkan air. Saat air dikeluarkan, material terus dipadatkan
dan terkonsolidasi. Setelah material terkonsolidasi penuh atau cukup, beberapa
pilihan tersedia untuk mengelola material yang telah di pompakan kedalam
kantong Geotube® tersebut.
ii
KERJA PRAKTIK KEINSINYURAN
DI PT. INTAN SARANA TEKNIK
KECAMATAN MABURAI - KABUPATEN TABALONG KALIMANTAN
SELATAN
TUGAS KHUSUS :
PENGELOLAAN LIMBAH LUMPUR DENGAN METODE GEOTUBE ®
DEWATERING SYSTEM
Disusun Oleh :
Fransius Sahat Parsaulian
19/453837/TK/50001
NIP :
196601231994032001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Program Profesi Insinyur
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
PRAKATA
iii
Segala Puji ke hadirat Tuhan YME atas rahmat dan nikmatnya sehingga penulisan
laporan praktik keinsinyuran yang berjudul “Pengelolaan Limbah Lumpur Dengan
Mengunakan Metode Geotube® Dewatering di PT. Intan Sarana Teknik” dapat
diselesaikan. Laporan ini diajukan sebagai bagian dari tugas praktik keinsinyuran
untuk mencapai gelar Insinyur Profesinal.
Dalam penyelesaian laporan kerja praktik ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Ir. Subagyo, Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
2. Ir. Jarot Setyowiyoto, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
3. Ir. Intan Supraba, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
4. Ir. Moh. Fahrurrozi, M.Sc., Ph.D., IPU
5. Prof. Ir. Suryo Purwono, M.A.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
6. Prof. Dr. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM
7. Dr. Ir. Muh. Fauzie Siswanto, M.Sc., IPM., ASEAN Eng.
8. Ir. Djurdjani, M.S.P., M.Eng., Ph.D., IPM
9. Prof. Dr. Ir. Sunjoto, Dip. HE., DEA., IPU., ASEAN Eng
10. Dr. Ir.Sarto, M.Sc., IPU.
11. Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D., IPM
12. Ir. Fransisco Danang Wijaya, S.T., M.T., D.Eng., IPM
13. Ir. Anastasia Dewi Titisari, M.T., Ph.D., IPU
14. Ir. Dwinarno Wahyu Jatmiko, ST.,MM.,IPM.,ASEAN Eng.
15. PT. Intan Sarana Teknik
16. Jajaran manajemen dan staf PT. Intan Sarana Teknik yang telah
mendukung dan memberikan kemudahan selama pengambilan data.
Penulis berharap laporan ini dapat menjadi acuan laporan selanjutnya. khususnya
bagi institusi pendidikan dan perusahaan.
Jakarta, November 2020
iv
Halaman
Lembar Pengesahan............................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iv
Daftar Gambar.....................................................................................................iv
Daftar Tabel........................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan..............................................................................................1
Bab II Geotube....................................................................................................5
Bab III Metode Penelitian....................................................................................9
Bab IV Hasil dan Pembahasan............................................................................10
Bab V Kesimpulan dan Saran..............................................................................10
Bab VI Daftar Pustaka.........................................................................................13
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Rencana Kerja Praktek Keinsinyuran.................................................................12
v
2
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Karmana (2007), limbah merupakan sisa atau sampah dari suatu
proses kegiatan atau aktivitas manusia yang bisa menjadi bahan polutan di suatu
lingkungan. Dengan kata lain limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik baik berupa lumpur atau
material lain yang tidak memiliki nilai ekonomis tertentu. Lumpur adalah
campuran cair atau semicair antara air dan tanah. "Lumpur" terjadi saat tanah
basah. Secara geologis, lumpur ialah campuran air dan partikel endapan lumpur
dan tanah liat atau material yang lain (wikipedia.org, 2017).
3
“. PT. Intan Sarana Teknik dalam hal ini diberi kesempatan untuk membantu
mengatasi masalah air limbah / lumpur yang berada di PT. Adaro Indoneisia.
[1] TW Yee, CP Ng. 2012. The Case History of the Transformation of Waste
Water Storage into an Environmentally Friendly Recreational Lake.
[2] Norhisam Omar, CP Ng & TW Yee. 2014 . Lagoon Cleanout Aeration
using Geotube® Dewatering Technology for Beach Project 2 Sewage
Treatment Plant KUALA LUMPUR, MALAYSIA
10
[3] TW Yee, CP Ng, Norhisam Omar, Danny Ooi, Rani Mohd Nor. 2012.
Geotube® Containment and Dewatering of Industrial Waste at Titanium
Dioxide Plants in Asia
[4] Lawson, CR 2006. Geotextile containment for hydraulic and
environmental engineering. Proceedings of the Eighth International
Conference on Geosynthetics. Yokohama, Japan.
[5] TenCate (2009). Teknologi Pengeringan Geotube® Memberikan Solusi
Sempurna Untuk Pengolahan Limbah, Buletin Berita TenCate Geotube®,
AS, Buletin G2009-01, tersedia di www.geotube.com.
BAB II
GEOTUBE
Dewatering yang efektif ini terbuat dari bahan tekstil khusus yaitu geotekstil
berbahan dasar polypropilene. Bahan geotekstil tersebut direkayasa sedemikian
rupa membentuk wadah yang terlihat seperti tabung. Secara umum berfungsi
untuk sebagai penahan material padat halus di dalam wadah, sementara
membiarkan air keluar melalui pori-pori yang dimiliki oleh kantong Geotekstil
tersebut.
9
10
Filling ( Pengisian )
Lumpur (Slurry) dipompa ke dalam
kantong Geotube® dan ditambahkan
dengan polimer yang aman secara
lingkungan dalam 1 alur pipa yang
befungsi sebagai pemisah bagian padat
dan bagian cair. Padatan saling mengikat
(membentuk Flok) dan air menjadi
terpisah.
Dilakukan proses pengadukan dengan cuter suction dredger, dengan kata lain
pengaduk dilakukan untuk menghasilakn slurry yang homogen. Pengondisian ini
menyebabkan terciptanya kondisi yang dapat dengan mudah menentukan
parameter penggunaan dosis polimer yang tepat untuk membentuk flok yang baik
dan dapat tertahan dalam kantong Geotube®.
Air keluar hanya mengalir dari kantong Geotube® melalui pori-pori kecil di
tekstil yang telah direkayasa khusus. Air tersebut jernih dan sudah terpisahkan
dengan material material padat sehingga mudah mengalir dari wadah Geotube®.
Lebih dari 99% padatan tertahan, dan filtrat yang jernih dapat dikumpulkan atau
kembali disirkulasikan melalui sistem.
kondisi ini juga dilakukan sebagai masa penirisan untuk melanjutkan tahap
berikutnya jika di perlukan untuk stacking.
BAB III
PERANCANGAN KONSEPTUAL DAN DETAIL
Orientasi Lapangan
Permasalahan
Pekerjaan Laporan
Lapangan Akhir
Analisis
Integritasi Data
Laboratorium
dan hasil
Praktik kerja dilakukan selama 4 bulan mulai dari bulan Juli sampai bulan
Oktober 2020 (lampiran 1), yaitu meliputi :
1. Persiapan awal
2. Pekerjaan Lapangan
14
3. Laboratorium
4. Hasil Akhir
1. Alat tulis
2. APD
3. Laptop
Hasil yang diharapkan dalam persiapan lapangan ini adalah :
Time frame
Rencana Kegiatan
Studi literatur pada persiapan lapangan dilakukan selama ± 7 hari.
System Pemompaan
System Polymer
Geotube® Dewatering System
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
Type of
: Cutter Suction Head
Construction
Liquid : Slurry
Pump : Slurry Pump Cap : 500 m3/hr – 800 m3/hr, at 60 meter TDH
Discharge Distance : 600 meter
Pump Size : 200 mm X 150 mm ( 8 / 6 inch )
Dimensi : 11 x 5 x 1.2 ( p x l x t ) Meter (TBA)
Digging Depth : 7 Meter
General Center Hull / Side Hull
Cutter Speed : 0 -25 rpm
4.2.2. Geotube®
Tensile Strength :
At Yield : 23 Mpa
19
4.2.6. Flowmeter
Type : Electromagnetic Flow meter
Purpose : For Measure Flow rate
Size : 6"-8" Inch
Flow Tube Material : AISI 304
Flanges Material : Carbon Steel Painted
Electrodes Material : Hastelloy
Internal Lining : PTFE
Flange Standard : ANSI 300
Protection Degree : IP68
Cable Glands M20 x 1.5 + Terminal
Electrical Connection
: Block
20
4. Instalasi area dissolver system. Pada area ini larutan polimer dibuat
dan di distribusikan untuk kemudian di campurkan dengan lumpur/
slurry.
5. Instalasi Flowmeter dan Pipa HDPE Jalur slurry menuju area Pad
Geotube.
23
Prinsip dasar dari produksi geotube adalah menahan lumpur yang terdapat di
dalamnya, namun pada saat yang bersamaan air dapat mengalir keluar tanpa
menghanyutkan butiran lumpur tersebut. Oleh sebab itu, geotube umumnya diisi
dengan tanah yang bersifat non kohesif seperti pasir atau lumpur. Properti
geotekstil yang harus diperhatikan adalah permeabilitasnya, bukaan pori dan kuat
tarik. Untuk memperoleh ketinggian dan volume yang diinginkan, geotube bisa
saja diisi lebih dari satu kali.
Adapun urutan dari tahapan ini sebagai berikut :
1. Lumpur pada area kolam pemompaan di alirkan oleh dredger menuju grizly
tank pada area booster pump dengan cara mengaduk menggunaan cutter head
agar berat lumpur lebih stabil.
2. Setelah lumpur terakumulasi di grizzly tank, kemudian pompa booster akan
memompakan kembali dari grizly tank menuju area pad Geotube.
Pencampuran dari perbedaan berat lumpur yang masuk ke grizzly tank ini
membuat berat lumpur yang di pompakan booster menjadi lebih stabil.
Namun pada lokasi lokasi dengan beda tinggi yang rendah serta jarak yang
pendek area booster pump ini dapat dihilangkan.
3. Lumpur yang di pompakan dari booster pump dicampurkan dengan larutan
polimer pada satu titik temu pada area dissolver system. Sehingga lumpur
yang semula berbentuk liquid/ cairan berubah bentuk menjadi padatan
gumpalan/ flok.
4. Setelah flok terbentuk maka operator dissolver dapat mengalirkan ke Geotube
yang akan dilakukan pengisian. Flok yang terbentuk akan tertahan pada
Geotube sementara air akan keluar melalui pori pori pada Geotube itu sendiri.
Air yang keluar tersebut selanjutnya di kembalikan ke kolam pemompaan.
Indonesia. Untuk mencapai target Produksi agar sesuai dengan rencana yang telah
dibuat, dibutuhkan beberapa faktor pendukung seperti :
1. Faktor Sumber Daya Manusia
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor Peralatan
Dalam Proses kegiatan Dewatering ini hanya Faktor Peralatan yang lebih
sering terkendala dalam proses Produksi mengingat cukup banyak unit yang
digunakan dalam proses kegiatan Produksi ini. Unit utama dalam proses Produksi
berupa :
1. Kapal Keruk / Dredger
2. Booster / Water Pump
3. Genset
4. Pompa-pompa pendukung lainnya.
Produksi akan terhenti apabila unit-unit tersebut diatas mengalami
kerusakan / Breakdown dan Perawatan / Service. Apabila tingkat kerusakan dari
unit tersebut dapat di minimalisir, maka kegiatan produksi akan mencapai hasil
maksimal serta target yang diberikan dapat dicapai dengan cepat. Berikut ini hasil
rekapan data produksi dari periode bulan juni – Agustus 2020 :
Periode Bulan Juni 2020
Berikut ini merupakan laporan hasil uji laboratorium dari buangan air dari
Geotube menuju kolam pemompaan :
Tabel 1. Laporan hasil uji dari buangan air dari Geotube menuju kolam pemompaan
S/N : 2001970-005
S/N : 2001970-002
Tabel 3. Hasil Analisa Solid Content pada Geotube dengan S/N : 2001970-005
29
1. Lahan
Area yang digunakan untuk Metode ini membutuhkan lahan yang relatif
kecil namun mampu menampung jumlah lumpur yang besar. Hal ini dikarenakan
sifat dari Geotube ini menumpuk membentuk lapisan-lapisan.
Jika dibandingkan dengan pembuatan kolam penampungan lumpur yang
membutuhkan lahan serta effort yang besar, metode Geotube ini jauh lebih efektif
karena membutuhkan lahan dan effort yang lebih kecil. Namun hal yang harus
diperhatikan, lahan yang akan digunakan untuk penumpukan geotube ini harus
mempunyai struktur tanah yang kuat. Oleh karena itu pengujian Geotek harus
dilakukan sebelum memulai pekerjaan Dewatering ini.
2. Bertahan dalam berbagai Cuaca.
Pekerjaan dengan metode Geotube ini mampu bertahan disetiap cuaca.
Artinya pekerjaan Pemompaan akan tetap berlangsung meskipun dalam kondisi
hujan. Berbeda dengan pekerjaan lain seperti penambangan, aktivitas akan
terhenti apabila turun hujan karean unit pendukung terlalu beresiko untuk di
operasikan dalam keadaan jalan licin akibat hujan. Karena itu kegiatan dewatering
dengan teknologi Geotube ini akan terus berlanjut dalam kondisi hujan. Pekerjaan
akan berhenti apabila terdapat kendala dari Equipment pendukung seperti Service
Unit, Breakdown unit dan Kendala dari Operasional lainnya seperti Pegelaran
Geotube dan Persiapan alat-alat penunjang lainnya.
3. Ramah Lingkungan.
Lumpur adalah campuran cair atau semicair antara air dan tanah. Oleh
karena itu saat pemompaan berlangsung lumpur yang dipompakan akan
mengandung air dalam jumlah yang besar. Seperti pada tahap Dewatering, air
yang terkandung didalam Geotube akan perlahan-lahan keluar melalui pori-pori
Geotube dan kembali mengalir ke Settling Pond yang selanjutnya dialirkan masuk
kedalam aliran sungai-sungai sekitar tambang. Air ini mengandung larutan
polymer yang memungkinkan berbahaya bagi makhluk hidup. Tapi kenyataannya
air hasil dari pencampuran lumpur dengan polymer ini masih dikategorikan aman
dan ramah lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji laboratorium yang
31
dilakukan oleh PT. ADARO Indonesia. Berdasarkan sampel air buangan yang
diambil PT. ADARO Indonesia sepanjang tahun 2019, nilai rata-rata untuk kelima
parameter yang diwajibkan (pH, TSS, Fe, Mn, dan Cd) telah memenuhi ketentuan
baku mutu yang disyaratkan.
BAB V
32
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Proses kerja teknologi dewatering geotube terdiri dari tiga tahap yaitu
pengisian lumpur ke kantong geotube, pengaliran air (dewatering), pengisian dan
pengeringan lumpur didalam kantong geotube (consolidation) sehingga dapat
meminimalisir keterdapatan limbah lumpur yang dihasilkan oleh tambang di
lokasi kerja.
Berdasarkan analisis data produksi hasil rata-rata produksi mencapai 3.000
m3/hari. Jika dimaksimalkan Produksi untuk 1 tahun dapat mencapai ±1.000.000
m3 dimana ini sangat efektif mengingat jumlah limbah lumpur di PT. ADARO
indonesia mencapai ±4.000.000 m3 / tahun (Sumber: Annual Report ADARO).
Artinya untuk 1 lahan lokasi geotube bisa mengendalikan 25% masalah limbah
lumpur di PT. ADARO Indonesia. Dengan pencapaian ini keadaan kolam / Pond
di ADARO Indonesia tetap terjaga. Hasil analisis laboratorium sample lumpur
yang mengeras menunjukan bahwa lumpur hasil konsolidasi bersifat kompak
sehingga tetap stabil dan tahan terhadap cuaca.
2020
Juli Agustus September October
Description
Week Week Week Week Week Week Week Week Week Week Week Week Week Week Week Week
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Awal
Persiapan Lapangan
Studi Literatur
Pelaksanaan Praktik /
2 Produksi
Persiapan Platform
Produksi
Pengambilan data
Pengolahan Data / Lab
Analisa Data
3 Laporan
Penyusunan Laporan
Hasil Akhir
12
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Link
http://eprints.undip.ac.id/77342/9/10._BAB_II.pdf
http://andrian-xr.blogspot.com/2014/07/literatur-pengelolaan-
lumpur-sludge.html#:~:text=Lumpur%20adalah%20yang
%20dihasilkan%20dalam,waste%20activated%20sludge
%20(WAS).
http://eprints.upnyk.ac.id/1651/
https://media.neliti.com/media/publications/101324-ID-none.pdf
13