Anda di halaman 1dari 26

PORTOFOLIO

PI505 – KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN


KERJA DAN LINGKUNGAN ( K3L )

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi Insinyur

Disusun Oleh
ROMEKO HENDARSYAH, ST
202204070251

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR


UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
ATMA JAYA JAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PI505 – KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN
KERJA DAN LINGKUNGAN ( K3L )

Disusun Oleh:
ROMEKO HENDARSYAH, ST
202204070251

Program Studi Program Profesi Insinyur


Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

Disetujui pada tanggal:


Pembimbing/Koordinator Sub-Prodi

...................................................
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim….

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis hunjukkan kehadirat Allah SWT, karena
atas segala rahmat, karunia dan ridho-Nya akhirnya Laporan Portofolio no PI-5003 tentang
Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) dapat penulis
selesaikan.
Laporan portofolio ini disusun untuk sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Insinyur (Ir). Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Ibu Ir. Dra. Enny Widawati, MT., IPM, selaku Kaprodi Program Profesi Insinyur, atas
bimbingan, arahan, dan waktunya,
2. Bapak Ir.Jimmy Chandra, S.T., M.Eng., Ph.D IPM dan Ibu Prof. Dr. M.M. Lanny W.
Pandjaitan, M.T., (IPU), selaku Dosen Pembimbing Program Profesi Insinyur atas
bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diluangkan kepada penulis untuk berdiskusi
guna menyelesaikan tugas portofolio ini,
3. Bapak Ir. Yaya Ropandi , S.T., M.Si., CSP., IPU, ASEAN.Eng selaku Pemateri Kuliah
Umum pada Program Profesi Insinyur atas Materi dan share pengalamannya dan
waktu yang telah diluangkan,
4. Ibu Ajeng, selaku Pelayanan Terpadu atas arahan, dan waktu yang telah diluangkan
kepada mahasiswa,
5. Rekan rekan staf pimpinan dan karyawan Universitas Atma Jaya Jakarta.
6. Rekan rekan Timwork di Keluarga Besar Triasa Borneo Group yang sudah
memberikan dukungan untuk mengikuti perkuliahan PSPPI,
7. Keluarga yang sudah memberikan doa yang terbaik,
8. Semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga terselesainya penulisan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya Laporan Portofolio ini tentu saja masih memiliki
kelemahan dan kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati demi tujuan memberikan
manfaat bagi ilmu pengetahuan terutama dalam hal ke Insinyuran, maka Penulis mengharapkan
kritik dan saran seluruh pembaca dalam penulisan Laporan ini.
Akhirnya Penulis mengharapkan agar Laporan ini dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Atas perhatian, saran dan kritikannya penulis mengucapkan Terima kasih.

Sekadau, April 2023

Penulis
RINGKASAN

Kecelakaan kerja hampir setiap hari terjadi dilingkungan kerja yang menimbulkan hal-
hal yang tidak kita inginkan, seperti kerusakan peralatan kerja, cidera, lumpuh, bahkan
kematian. Kecelakaan lebih banyak biasanya juga disebabkan oleh ulah manusia.
Kecelakaan biasanya terjadi disebabkan karena adanya potensi-potensi bahaya ditempat kerja
yang dapat menyebabkan insiden maupun accident dan ketidakpatuhan terhadap Kesehatan
dan keselamatan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai pengaruh terhadap faktor kecelakaan,
karyawan harus mematuhi standar Kesehatan dan keselamatan kerja serta Lingkungan (K3L)
agar tidak menjadikan hal-hal yang merugikan bagi diri karyawan. Kesehatan dan keselamatan
kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau
situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu
keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatannya saat bekerja juga tempat kerja dan
lingkungannya terjamin.
Kegagalan (risk off ailures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan saat
kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss).
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:
➢ Kelelahan (fatigue)
➢ Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
➢ Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-
cause) adalah kurangnya training
➢ Karakteristik pekerjaan itu sendiri.

Perkembangan industri mempunyai korelasi dengan pekerja. Banyak industri yang


prosesnya berdampak negative terhadap kesehatan dan keselamatan pekerjanya, seperti
industri bahan kimia, jasa konstruksi, nuklir, plastik, besi, baja, dan masih banyak lagi. Sejalan
dengan hal ini, maka industri–industri yang berdampak bagi pekerjanya harus mengelola
lingkungan kerjanya agar dapat menurunkan dampak tersebut. Sikap kritis dari masyarakat
dunia juga mendorong industri yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem
pengelolaan yang aman bagi pekerjanya.
Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi serta membuat
laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja
semuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) adalah
terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah
dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif dan tidak menimbulkan dampak bagi lingkungan,
Seorang insinyur yang berprofesi di bidang keahlian dalam bidang Konstruksi harus
memahami bahaya resiko dan memahami aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan (K3L) dalam pekerjaannya serta bisa menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (SMK3L).
Seorang insinyur yang berprofesi di bidang keahlian dalam bidang Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) adalah HSE (Health, Safety, and Environment)
Engineer yang memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, serta
pengelolaan lingkungannya. HSE bertugas memastikan seluruh pekerja dapat bekerja dengan
kondisi yang terjamin keamanan dan kesehatannya. Selain itu, mereka juga wajib
mengidentifikasi dan meminimalisir risiko bahaya yang mungkin muncul di lingkungan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................ii


RINGKASAN ...............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ……................................................................................................................ 1
1.2. Tujuan Praktik Keinsinyuran dengan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan
(K3L) ………………………........................................................................................................... 3
1.3. Ruang Lingkup Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) ............................ 4

1.4. Permasalahan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) ............................. 4

BAB II. KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN


(K3L)................................................................................................................................ 6
2.1.Kerangka Hukum Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Nasional
.............................................................................................................................................. 6
2.2.Contoh Uraian Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L ....................... 8
BAB III. STUDI KASUS .............................................................................................................. 9
3.1. Studi Kasus 1................................................................................................................... 9
3.2. Studi Kasus 2................................................................................................................... 10
3.3. Studi Kasus 3................................................................................................................... 11
3.4. Studi Kasus 4................................................................................................................... 12
BAB IV. PENUTUP ..................................................................................................................... 13
4.1. Kesimpulan...................................................................................................................... 14
4.2. Saran ......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15
LAMPIRAN ................................................................................................................................... 16

iv
DAFTAR GAMBAR

v
DAFTAR TABEL

v
BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan namun dalam
kegiatan konstruksi kecelakaan konstruksi relatif tinggi dibandingkan dengan kegiatan lainnya.
Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang
menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek konstruksi memiliki
Karakteristik antara lain bersifat sangat kompleks, multi disiplin ilmu, melibatkan banyak
unsur tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah, masa kerja terbatas, intensitas
kerja yang tinggi, tempat Kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas, berdebu, kotor),
menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan beragam berpotensi
bahaya, mobilisasi yang tinggi, peralatan, tenaga kerja, material dan lain lain.
Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang menimbulkan korban
jiwa, kerusakan materi, dan gangguan produksi. Angka kecelakaan kerja di indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun, hal ini menjadi salah satu fokus utama tentang keselamatan
dan kesehatan kerja di Indonesia. Data BPJS Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa
sepanjang tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan mencapai 123.041 kasus,
sedangkan pada tahun 2018 terjadi sebanyak 173.105 kasus kecelakaan kerja dengan nilai
klaim Rp 1,2 triliun. (pikiran-rakyat.com. 2019).
Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengungkapkan penerapan budaya K3
merupakan bagian integral pembangunan nasional untuk meningkatkan produktivitas dan
daya saing Indonesia. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bukan hanya menimbulkan
kerugian material maupun korban jiwa serta gangguan kesehatan bagi pekerja tetapi dapat
mengganggu proses produksi 2 secara menyeluruh bahkan merusak lingkungan yang
akhirnya berdampak kepada masyarakat luas. Salah satu penyebab kecelakaan kerja tersebut
adalah belum optimalnya pengawasan dan pelaksanaan K3 serta perilaku K3 di tempat kerja.
Karena itu, perlu dilakukan upaya yang nyata untuk mencegah dan mengurangi terjadinya
kecelakaan maupun penyakit akibat kerja secara maksimal (depkes. 2018).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki nilai-nilai penting dan strategis yang
penerapannya memberikan manfaat pada setiap aspek kehidupan manusia dan memberikan
benefit dalam setiap kegiatan bisnis serta mendukung kemajuan pembangunan yang
berkualitas dan berkelanjutan pada aspek SDM, ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Mengabaikan K3 mengakibatkan kecelakaan kerja (KK) dan penyakit akibat kerja (PAK) yang
10
sering menimbulkan korban luka-luka, cacat dan kematian yang mengakibatkan penderitaan
bagi pekerja dan/atau keluarga serta menimbulkan kerugian bagi pengusaha karena kehilangan
SDM sebagai aset penting (human capital asset), penurunan produktifitas, kerusakan
properti, terganggu dan terhentinya usaha/bisnis.
Dari hal-hal tersebut di atas terdapat gambaran yang jelasmerupakan faktor penting
dalam rangka mencegah kerugian dansecara sosial dan ekonomi bagi pekerja, pengusaha,
pemerintah, dan masyarakat atau bangsa dan negara secara keseluruhan.nya K3 dengan baik
adalah kerugianyang menyangkut aspek SDM saatrial, ekonomi dan sosial, lingkungandan
pembangunan lainnya.
Seorang insinyur merupakan seorang yang berprofesi di bidang keahlian keteknikan
atau rekayasa. Seorang insinyur harus mampu memberikan solusi atas permasalahan dengan
perancangan dan penerapan teknologi berdasarkan prinsip pengetahuan ilmiah. Pendidikan
Program Profesi Insinyur sudah diterapkan dalam Program Studi Profesi Insinyur
Universitas Atma Jaya Jakarta. Adanya portofolio merupakan salah satu karya ilmiah yang
wajib diselesaikan oleh mahasiswa untuk dapat menyelesaikan program insinyurnya.
Portofolio tersebut harus mencakup berbagai aspek terkait profesi keinsinyuran antara lain
etika profesi, profesionalisme, dan keselamatan kerja.
Kesehatan, Keselamatan Kerja & Lingkungan (K3L), merupakan pedoman dalam
pengelolaan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan di area pekerjaan, baik itu di
proyek dunia konstruksi, di perkantoran, maupun di dunia industri lainnya. Dengan dasar itu
diperlukan suatu pengelolaan dari berbagai aspek untuk mengantisipasi dan meminimalisir
segala sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya resiko keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlu adanya suatu kesadaran yang kuat dari stakeholder agar pelaksanaan K3L berjalan
dengan baik.
Seorang insinyur yang berprofesi di bidang keahlian dalam bidang Konstruksi harus
memahami bahaya resiko dan memahami aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan (K3L) dalam pekerjaannya serta bisa menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (SMK3L).
Seorang insinyur yang berprofesi di bidang keahlian dalam bidang Keselamatan, Kesehatan
Kerja, dan Lingkungan (K3L) adalah HSE (Health, Safety, and Environment) Engineer yang
memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, serta pengelolaan
lingkungannya. HSE bertugas memastikan seluruh pekerja dapat bekerja dengan kondisi

11
yang terjamin keamanan dan kesehatannya . Selain itu, mereka juga wajib mengidentifikasi
dan meminimalisir risiko bahaya yang mungkin muncul di lingkungan.
Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan aspek lainnya
dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya manusia, keuangan dan
pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan seperti apa adanya tanpa adanya intervensi
dari manajemen berupa upaya terencana untuk mengelolanya. Karena itu ahli K3 sejak awal
tahun 1980an berupaya meyakinkan semua pihak khususnya manajemen organisasi
untuk menempatkan aspek K3 setara dengan unsur lain dalam organisasi. Hal inilah yang
mendorong lahirnya berbagai konsep mengenai manajemen K3. Menurut Kepmenaker
05 tahun 1996, Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan/desain, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan, bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
HSE Engineer sebagai orang yang ahli pada bidangnya berperan penting pada
lingkungan sekitar ataupun masyarakat, maka dari itu orang yang ahli harus memiliki
keahlian professional dengan pengetahuan yang luas dalam mengerjakan suatu konstruksi
agar mendapatkan hasil yang berkualitas dan tanpa ada resiko.
Oleh karena itu setiap individu seorang insinyur dimasa ini harus memiliki
pengetahuan juga tentang Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan (SMK3L) yang merupakan hal yang sangat penting dalam sistem
ketenagakerjaan dan sumber daya manusia, tentunya demi mengarah kepada sistem yang
lebih baik dan teratur. Dengan Penerapan SMK3l dengan benar akan dapat meningkatkan
tingkat kesejahteraan para pekerja, SMK3L juga mempunyai dampak positif atas terjaganya
lingkungan dan keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, SMK3L pada saat ini
bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga
harus dipenuhi dalam sebuah sistem pekerjaan. Dengan penerapan SMK3L maka akan
tercipta rasa aman dan nyaman dari seluruh elemen baik pekerja maupun perusahaan.
Dalam portofolio ini, penulis akan menelaah dan membuat rumusan pada aspek dalam
upaya menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan
(SMK3L) melalui studi kasus yang telah penulis selesaikan.

12
1.2. Tujuan Praktik Keinsinyuran dengan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan (K3L)

Tujuan unit pengelolaan K3L, yang juga merupakan tujuan pendidikan program,
yakni: menjadikan Universitas Atma Jaya sebagai penyelenggara Kesehatan, Keselamatan
Kerja dan Lungkungan, dengan menghasilkan lulusan yang dapat :
1. Memberikan landasan dan kepastian hukum bagi penyelenggaraan Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan yang bertanggung jawab.
2. Memberikan pengetahuan tentang SMK3L untuk perlindungan kepada tenaga
kerja konstruksi dari penyimpangan pelaksanan K3L.
3. Menjamin terwujudnya penyelenggaraan kontsruksi yang aman, dengan tata
kelola program pelaksanan K3L yang baik.
4. Mampu melakukan pengembangan dan evaluasi pelaksanan K3L, sesuai dengan
standar yang ada.

1.3. Ruang Lingkup Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L)


Portofolio ini berisi pengalaman pribadi penulis selama berkecimpung di dunia
konstruksi yang sering bersinggungan dengan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan (K3L).

1.4. Permasalahan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L)


Permasalahan K3L yang penulis alami selama di bidang jasa konsultansi yaitu
masih sangat banyak ditemukan ketidakpatuhan para pelaku yang bergerak di proyek
kontruksi akan pentingnya dan kepatuhan terhadap Keselamatan, Kesehatan Kerja,
dan Lingkungan (K3L) yang sebenarnya sangat sering berpotensi menyebabkan resiko
terjadinya kecelakaan bahkan resiko terburuk kematian. .Ketidakpatuhan dan
pelanggaran terhadap aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L)
juga bisa berakibat sanksi-sanksi terhadap perusahaan serta bisa merugikan
masyarakat dan lingkungan sekitar.
Adapun permasalahan dalam mengimplementasikan Keselamatan, Kesehatan
Kerja, dan Lingkungan (K3L) yang sering terjadi di dunia konstruksi yaitu :
1. Masih rendahnya kepatuhan dan kesadaran akan pentingnya pelaku proyek
konstruksi dalam menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan
(K3L) dari mulai perencanaan sampai dengan pengawasan terutama dalam
13
pelaksanaan sistem manajemen dan, sanksi pelanggaran , hal ini bisa dilihat
khususunya tenaga kerja di dunia konstruksi yang masih sering lalai
menggunakan alat pelindung diri (APD) dan alat pelindung kerja (APK) di
lokasi kerja.
2. Belum tepatnya sistem/metoda mulai d a r i perencanaan, pelaksanan, sistem
pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan sanksi pelanggaran dalam
penerapan K3L pada suatu perusahaan atau instansi untuk pencegahan atau
mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja.
3. Masih ditemukan para pelaku proyek yang menganggap biaya yang mahal
dalam menerapkan K3L, tanpa mempertimbangkan kelanjutan dalam
melindungi aset perusahaan maupun aset proyek. Sementara hanya melihat
dari sisi kepentingan dan kebutuhan praktis, prioritas dan bukan jangka
panjang.

14
BAB II
KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN
LINGKUNGAN ( K3L )

Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L), merupakan suatu bentuk


perlindungan aset perusahaan ataupun proyek terhadap tenaga kerja khusunya dalam dunia
konstruksi atau industri dari resiko terdampak sakit, kecelakaan kerja, serta lingkungan di area
kerja. Begitu pentingnya permasalahan K3L, hingga dibuat undang-undang untuk melindungi
tenaga kerja dari dampak penyakit di tempat kerja, mengurangi bahaya resiko kecelakaan, dan
menjaga lingkungan area kerja dari akibat aktivitas proyek tersebut.

2.1. Kerangka Hukum Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Nasional
Indonesia sudah mulai memiliki landasan hukum Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3)
sejak tahun 1910 dengan terbitnya Veilegheid Reidsreglement (VR) Staatsblad 406 tentang
Keselamatan Kerja yang bersifat represif polisional dan disertai dikeluarkannya Undang-
Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie 1930). Kerangka hukum Kesehatan, Keselamatan
Kerja (K3) Nasional yang lebih lengkap dimulai tahun 1970 ditandai dengan diterbitkannya
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang bersifat preventive
educative diikuti dengan diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan, standar, dan pedoman
K3 yang mencakup aspek keteknikan, kesehatan kerja, dan lingkungan kerja.
Pada tahun 1996 Indonesia sudah mengembangkan regulasi Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3)
yang komprehensif dengan pendekatan kesisteman melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
yang bersifat“Wajib” dalam rangka perlindungan tenaga kerja. Pada tahun 2003, perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja dicantumkan dalam Pasal 86 dan pasal 87 Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa setiap pekerja mempunyai hak
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal 87 Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 juga mengatur agar setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan. Selanjutnya Permenaker No 05 Tahun 1996 telah dicabut dan digantikan dengan
PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Kerangka hukum Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) Nasional dikeluarkan melalui
proses awal di Kementerian Ketenagakerjaan selaku kementerian pengampu (leading sector)
bidang K3 di Indonesia. Beberapa undang-undang atau regulasi yang sedikit banyak memuat
15
substansi terkait Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) secara sektoral dikeluarkan melalui
kementerian/sektor di luar kementerian ketenagakerjaan.
Pelaksanaan Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia juga didukung dan/atau berkaitan
dengan undang- undang lainnya di antaranya yaitu
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
2. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
3. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,
4. Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi,
5. Undang-Undang No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran,
6. Undang-Undang No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan,
7. Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
8. Undang-Undang No. 15 Tahun 2016 tentang Pengesahan Maritime Labour
Convention 2006 (Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006),
9. Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Kebijakan K3 Nasional mengacu pada Undang- Undang No. 1 Tahun 1970, sedangkan
untuk sistem pelaksanaan kebijakan K3 Nasional diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Dalam peraturan pemerintah ini dinyatakan bahwa penerapan SMK3 harus menjadi bagian dari
Sistem Manajemen Perusahaan dalam rangka pengendalian risiko di tempat kerja. PP No. 50
Tahun 2012 ini juga mengamanatkan bahwa Instansi Pembina Sektor usaha dapat
mengembangkan pedoman penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kebijakan Nasional Penerapan SMK3 telah memberikan arah dan ruang untuk dikembangkannya
kebijakan Penerapan SMK3 sesuai karakteristik sektor oleh instansi Pembina sektor sebagaimana
dimuat dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012. Sampai dengan saat ini
beberapa sektor telah mengembangkan SMK3 sesuai karakteristik sektor masing-masing di
antaranya yaitu:
a. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
b. Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP)
c. Sistem Manajemen Migas (SMM)
d. Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP)
e. Sistem Manajemen Keselamatan Angkutan Umum
f. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasilitas Rumah Sakit (K3RS)
16
g. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran
h. Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO)
i. Clean, Health, Safety and Sustainable Environment (CHSE)
j. Keselamatan Radiasi
k. Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan, dll.

2.2.1. Contoh Uraian Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L)


Berikut ini adalah contoh yang dapat digunakan dalam penerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja
dan Lingkungan (K3L).
Pada pekerjaan pengaspalan pada jalan, perlu diberikan safety sign, berupa red zone area, dan
batas-batas area yang dapat dilintasi orang dan dibuatkan papan peringatan dan informasi sebagai
pemberitahuan agar pengguna jalan mengetahui dan memahami ada kegiatan proyek serta agar
berhati-hati dalam berkendaraan.
Setiap pagi sebelum memulai pekerjaan, diadakan rapat Safety K3L untuk mengingatkan dan
mengedukasikan kepada seluruh personil yang terlibat dalam proyek dengan membahas kegiatan
apa yang akan dilakukan pada hari itu dan untuk mengingatkan pentingnya penggunaan APD
dan APK kepada semua personil yang terlibat di proyek dan pentingnya melaksanakan standar
kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan kerja yang lebih baik lagi dengan lebih
memperhatikan hal-hal yang lebih detail agar tercapainya tujuan SMK3L yaitu zero accident..

17
BAB III.
STUDI KASUS

Portofolio ini memuat beberapa studi kasus yang berkaitan dengan topik Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) sesuai pengalaman pribadi yang bersangkutan
terkait di dalam pengalamannya praktik keinsinyuran.
3.1. Studi Kasus 1
Judul Proyek : Pengawasan Teknis Peningkatan jalan Sekadau
- Rawak, Kalimantan Barat, Indonesia
Perusahaan : PT SINERGI KARYA UTAMA
Jangka Waktu Proyek : 05 April 2023 – 02 September 2023
Owner : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
Pemprov Kalimantan Barat
Nama Supervision Engineer : LILIK IRYADI, ST
Atasan/Pengawas/Supervisor
Jabatan Penulis : HSE Engineer
Kontraktor : PT, HENDRA PUTRA MANDIRI
Tindakan Penulis dalam upaya menerapkan dan mensosialisakan kesadaran akan pentingnya
K3L dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan Rencana Keselamatan Kontruksi (RKK) pada proyek ini kepada semua
pihak yang terlibat pada proyek ini di Pre Construction Meeting (PCM) dan tetap
mengupayakan selalu melakukan Rapat safety setiap hari/bulan dan di saat-saat yang
dianggap perlu agar tetap tercapainya zero accident
b. Mensosialisasikan pentingnya K3L melalui papan informasi dan peringatan ke semua
pihak termasuk pengguna ruas jalan ini
c. Memastikan semua yang terlibat mendapatkan jaminan dan dilindungi oleh Jamsostek
d. Membuat papan peringatan dan informasi di awal dan di akhir lokasi pekerjaan dan di
Sta. penanganan.
e. Memastikan semua menggunakan APD dan APK setiap melakukan aktifitas kegiatan
f. Mengontrol, mengecek dan mengevaluasi setiap harinya tentang kepatuhan terhadap
K3L dan SOP ke semua yang terlibat di proyek
g. Melakukan kerja sama dengan pihak tenaga kesehatan untuk mengantisipasi hal-hal
yang tidak diinginkan selama waktu pelaksanaan proyek ini.
h. Berinisiatif membuat dan memasang papan peringatan sebagai bentuk kepedulian
dan tanggungjawab sebagai HSE engineering

18
3.2. Studi Kasus 2
Judul Proyek : Pengawasan Teknis Peningkatan jalan Sekadau
– Rawak – Nanga Taman – Nanga Mahap,
Kalimantan Barat, Indonesia
Perusahaan : PT SINERGI KARYA UTAMA
Jangka Waktu Proyek : 09 Mei 2022 – 03 Desember 2022
Owner : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
Pemprov Kalimantan Barat
Nama Supervision Engineer : LILIK IRYADI, ST
Atasan/Pengawas/Supervisor
Jabatan Penulis : HSE Engineer
Kontraktor : PT, HENDRA PUTRA MANDIRI
Tindakan Penulis dalam upaya menerapkan dan mensosialisakan kesadaran akan pentingnya
K3L dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan Rencana Keselamatan Kontruksi (RKK) pada proyek ini kepada semua
pihak yang terlibat pada proyek ini di Pre Construction Meeting (PCM) dan tetap
mengupayakan selalu melakukan Rapat safety setiap hari/bulan dan di saat-saat yang
dianggap perlu agar tetap tercapainya zero accident
b. Mensosialisasikan pentingnya K3L melalui papan informasi dan peringatan ke semua
pihak termasuk pengguna ruas jalan ini
c. Memastikan semua yang terlibat mendapatkan jaminan dan dilindungi oleh Jamsostek
d. Membuat papan peringatan dan informasi di awal dan di akhir lokasi pekerjaan dan di
Sta. penanganan.
e. Memastikan semua menggunakan APD dan APK setiap melakukan aktifitas kegiatan
f. Mengontrol, mengecek dan mengevaluasi setiap harinya tentang kepatuhan terhadap
K3L dan SOP ke semua yang terlibat di proyek
g. Melakukan kerja sama dengan pihak tenaga kesehatan untuk mengantisipasi hal-hal
yang tidak diinginkan selama waktu pelaksanaan proyek ini.

19
3.3. Studi Kasus 3
Judul Proyek : Konsultan Supervisi Pembangunan Jembatan
Zona 1
Kab Sekadau, Kalimantan Barat, Indonesia
Perusahaan : PT. TRIASA TEKNIK BORNEO
Jangka Waktu Proyek : 07 November 2022 – 21 Desember 2022
Owner : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
kabupaten Sekadau
Nama Koordinator Pengawas : OKTAVIANUS TOMI, ST
Atasan/Pengawas/Supervisor
Nama Petugas K3 : MUSMULYADI, ST
Jabatan Penulis : Direktur Utama PT. Triasa Teknik Borneo
Tindakan Penulis dalam upaya menerapkan dan mensosialisakan kesadaran akan pentingnya
K3L dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan Rencana Keselamatan Kontruksi (RKK) pada proyek ini kepada Tim
Supervisi.
b. Mensosialisasikan dan memastikan kepatuhan Tim Supervisi akan pentingnya K3L
agar tetap tercapainya zero accident
c. Memastikan semua yang terlibat mendapatkan jaminan dan dilindungi oleh Jamsostek
d. Mengadakan dan Memastikan semua Tim Supervisi menggunakan APD dan APK
setiap melakukan aktifitas kegiatan di lapangan.
e. Ikut melakukan pengontrolan, pengecekan dan mengevaluasi prihal kepatuhan
terhadap K3L dan SOP ke semua yang terlibat di proyek ini

20
3.4. Studi Kasus 4
Judul Proyek : Konsultan Supervisi Pemeliharaan Jembatan
Kab Sekadau, Kalimantan Barat, Indonesia
Perusahaan : PT. TRIASA TEKNIK BORNEO
Jangka Waktu Proyek : 21 Juli 2022 – 03 Oktober 2022
Owner : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
kabupaten Sekadau
Nama Koordinator Pengawas, : OKTAVIANUS TOMI, ST
Petugas K3
Atasan/Pengawas/Supervisor
Nama Petugas K3 : -
Jabatan Penulis : Direktur Utama PT. Triasa Teknik Borneo
Tindakan Penulis dalam upaya menerapkan dan mensosialisakan kesadaran akan pentingnya
K3L dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan Rencana Keselamatan Kontruksi (RKK) pada proyek ini kepada Tim
Supervisi.
b. Mensosialisasikan dan memastikan kepatuhan Tim Supervisi akan pentingnya K3L
agar tetap tercapainya zero accident
c. Memastikan semua yang terlibat mendapatkan jaminan dan dilindungi oleh Jamsostek
d. Mengadakan dan Memastikan semua Tim Supervisi menggunakan APD dan APK
setiap melakukan aktifitas kegiatan di lapangan.
e. Ikut melakukan pengontrolan, pengecekan dan mengevaluasi prihal kepatuhan
terhadap K3L dan SOP ke semua yang terlibat di proyek ini

21
BAB IV
PENUTUP

4.1. K e s i m p u l a n
Dalam bidang Konstruksi yang sudah Penulis jalani sampai saat ini, Penulis selalu
berusaha dan akan tetap berusaha untuk tetap mensosialisasikan dan patuh terhadap prinsip
Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) yang bertujuan
meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan kerja dan tetap menjunjung etika profesi insinyur
agar mempunyai manfaat untuk masyarakat dan lingkungan sosial, serta amanah dan
berkelanjutan, sesuai peraturan perundangan dan konstitusi Indonesia yang berlaku.
Dengan pengalaman yang ada sampai saat ini serta jabatan penulis sebagai Direktur dan
Leader, Penulis harus terus bisa selalu memberikan contoh dan spirit kepada Teamwork / rekan-
rekan kerja, mengoptimalkan semua tim dan resource yang ada sesuai dengan kompetensinya
masing masing untuk memastikan proses pelaksanaan proyek konstruksi dan penunjangnya,
dengan tetap mengutamakan prinsip Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) serta selalu menerapkan prinsip kerja sama team lintas kompetensi untuk
mencapai keberhasilan bersama berdasarkan kejujuran, saling percaya, dan menjunjung tinggi
integritas profesi tanpa ada konflik kepentingan sehingga dalam setiap proyek kontruksi dan
kehidupan sehari-hari tetap Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
(K3L) tetap terjaga dari kecelakaan yang berakibat fatal atau dengan kata lain zero accident.

4.2. Saran
Untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan adanya manajemen
Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) agar kebijakan-kebijakan
yang disusun oleh manajemen K3 dapat terlaksana dengan baik maka diperlukan sosialisasi secara
terus-menerus oleh oknum-oknum yang bersangkutan dengan bidang tersebut, sosialisasi tersebut
dapat berupa Promosi Keselamatan Kerja pada setiap Dunia Kerja agar semua orang
mementingkan Keselamtan kerja itu sendiri.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Materi KULIAH UMUM PS PPI UNIKA ATMAJAYA ,


Ir.H. YAYA ROPANDI, S.T.,M.Si.,CSP.,IPU.,ASEAN.Eng
2. https://tugu.com/artikel/kenali-hse-dan-k3-aspek-keselamatan-dalam-sebuah- perusahaan
3. https://journal.unhas.ac.id/index.php/SENSISTEK/article/view/19385/7824

23
LAMPIRAN

Ket. Gambar : Rapat PCM dan Pembahasan RKK

Ket. Gambar : Penggunaan APD yang tidak Lengkap

24
Ket. Gambar : Penggunaan APD Lengkap

Ket. Gambar : Upaya HSE engineering dalam penerapan K3

25
Ket. Gambar : Upaya HSE engineering dalam penerapan K3

26

Anda mungkin juga menyukai