Anda di halaman 1dari 41

ETIKA PADA PRAKTIK KEINSINYURAN PERMINYAKAN

DI INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI

PORTOFOLIO

Mata Kuliah PI5001 Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur

Oleh
Sudono
NIM 92219301
(Program Profesi Insinyur - RPL)

PROGRAM STUDI PROFESI INSINYUR


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
SARI

ETIKA PADA PRAKTIK KEINSINYURAN PERMINYAKAN


DI INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI

Oleh
Sudono
NIM 92219301
(Program Profesi Insinyur)

Aktivitas seorang insinyur perminyakan terkait dengan kerekayasaan yang


melibatkan padat modal, teknologi yang tinggi, komplek dalam operasionalnya,
dan beresiko tinggi terhadap manusia dan lingkungan. Seorang insinyur
perminyakan harus berlandaskan etika dan moral dalam praktiknya, agar peran
tersebut dapat membawa kemaslahatan yang luas dan tidak memberikan masalah
baru seperti bahaya lingkungan, bahaya keselamatan kerja, disharmoni di dalam
perusahaan dan masyarakat sekitar, serta merugikan perusahaan tempat bernaung
akibat pelanggaran etika dan konflik kepentingan.

Ketika berpraktik di industri, seorang insinyur perminyakan juga tidak terlepas


dari konflik kepentingan yang dapat menggoyahkan idealismenya. Potensi
pelanggaran etika karena kepentingan pribadi atau golongan akan mengabaikan
kepentingan masyarakat dan lingkungan.

Kasus-kasus seperti konflik kepentingan dalam hubungannya dengan para pelaku


usaha migas, baik Kontraktor Kerja Sama (KKS) migas dan juga pemerintah.
Beberapa potensi konflik tersebut dapat terjadi dalam proses tender, menjaga
kerahasiaan informasi perusahaan, bertindak mengabaikan Good Engineering
Practices dalam membuat disain kerekayasaan, tidak peduli terhadap lingkungan
dan masyarakat dalam membuat disain dan proyek, lebih berfokus pada
kepentingan jangka pendek dan mengabaikan keberlanjutan, serta
mengenyampingkan kepentingan yang lebih besar demi motif pribadi dan lainnya.

ii
Kondisi tersebut menuntut kepatuhan seorang insinyur terhadap etika dalam
profesi dan berbisnis.

Portofolio ini akan memaparkan mengenai etika, etika profesi, panduan bisnis,
dan etika pada perusahaan dimana penulis pernah bekerja, serta beberapa contoh
kasus nyata yang pernah dihadapi penulis dan solusi pemecahannya.

Kata Kunci: Konflik kepentingan, idealisme, etika, etika profesi, panduan etika
dan bisnis perusahaan, kepatuhan, dan kemaslahatan.

iii
DAFTAR ISI

SARI........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................vi
Bab I Pendahuluan...............................................................................................7
I.1 Latar Belakang..................................................................................................7
I.2 Tujuan.............................................................................................................11
I.3 Manfaat...........................................................................................................11
Bab II Tinjauan Moral, Etika dan Etika Keinsinyuran...................................12
II.1 Moral dan Etika.............................................................................................13
II.2 Etika Keinsinyuran........................................................................................16
II.3 Kode Etik Insinyur Indonesia........................................................................20
II.4 BCEC dalam suatu Organisasi......................................................................23
Bab III Studi Kasus Moral, Etika, dan Keinsinyuran......................................28
III.1. Menghindari Suap dan Konflik Kepentingan pada Proses Tender...............28
III.2. Menggunakan Konsep Manajemen Reservoir yang Benar...........................28
III.3. Evaluasi Proyek Apakah Akselerasi atau Penambahan Cadangan...............29
III.4. Menjaga Informasi dan Keamanan Data.......................................................30
III.5. Kejujuran dalam Menyampaikan Data dan Analisis.....................................31
III.6. Analisis Keekonomian Suatu Proyek............................................................31
III.7. Perhitungan Cadangan Secara Prudent dan Tidak Over Booking.................33
III.8. Menghindari Bias dalam Lookback Project Performance............................33
III.9. Dilema Analisis Antara Perintah Atasan dan Bertindak Sesuai Aturan........35
III.10. Memperlakukan Anggota Tim dengan Adil dan Berkesempatan Sama.....36
Bab IV Penutup....................................................................................................37
Daftar Pustaka......................................................................................................40

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar II-1 Bagan sistematika etika (Ruslan, 2011).....................................................15


Gambar II-2 Prinsip kerja keinsinyuran (Anisa U. Darajat, 2017).................................17
Gambar II-3 Permasalahan etika keinsinyuran yang umum (Anisa U. Darajat, 2017)...17
Gambar II-4 Diagram Venn Pengambilan keputusan terkait aspek etika, legal dan
ekonomi (Schwartz & Caroll, 2003)................................................................................20

v
DAFTAR SINGKATAN

ABET Accreditaion Board on Engineering and Technology


AFE Authorization For Expenditures
BCEC Business Conduct and Ethics Code
BOPD Barel Oil Per Day
CRC Contract Review Committee
DCA Decline Curve Analysis
ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral
FEED Front End Engineering Design
GEP Good Engineering Practices
GGR Geologi Geofisika Reservoir
HAM Hak Asasi Manusia
IRR Internal Rate of Return
ITB Institut Teknologi Bandung
K3L Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
NPV Net Present Value
OE Owner Estimate
OOIP Original Oil in Place
PI Profitability Index
PII Persatuan Insinyur Indonesia
PMP Performance Management Process
POD Plan of Development
POT Pay Out Time
PRMS Petroleum Reserves Management System
RAB Rencana Anggaran Biaya
SKKMIGAS Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi
SOP Standard Operating Procedure
SPE Society of Petroleum Engineers

vi
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani yang dalam bentuk tunggal
yaitu ethos dan dalam bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos yang berarti sikap, cara
berpikir, watak kesusilaan atau adat. Kata ini identik dengan perkataan moral yang
berasal dari kata latin mos yang dalam bentuk jamaknya mores yang berarti juga adat
atau cara hidup (Amirullah, 2015).

Dalam bahasa Indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung
makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah
laku batin dalam hidup. Etika dan Moral memiliki arti yang sama, namun dalam
pemakaian sehari-harinya ada sedikit perbedaan. Moral biasanya dipakai untuk
perbuatan yang sedang dinilai/dikaji (dengan kata lain perbuatan itu dilihat dari dalam
diri orang itu sendiri), artinya moral disini merupakan subjek, sedangkan etika dipakai
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada dalam kelompok atau masyarakat
tertentu (merupakan aktivitas atau hasil pengkajian).

Etika sangat memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kewajiban moral,


tanggung jawab, dan keadilan sosial. Etika yang dimiliki individu ini secara lebih luas
mencerminkan karakter organisasi/perusahaan, yang merupakan kumpulan individu-
individu. Etika menjelaskan standar dan norma perilaku baik dan buruk yang
kemudian diimplementasikan oleh masing-masing karyawan dalam organisasi.
Perusahaan pada dasarnya merupakan sekumpulan individu, sehingga etika yang
dianut oleh individu tersebut pada akhirnya akan tercermin dalam standar dan norma
perilaku yang kemudian diimplementasikan oleh masing-masing karyawan dalam
pekerjaan sehari-hari.

Etika merupakan nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang
diterima oleh suatu golongan tertentu atau individu. Moralitas adalah suatu sistem
nilai tentang bagaimana seseorang harus berperilaku sebagai manusia. Sistem nilai ini
terkandung dalam ajaran-ajaran, moralitas memberi manusia aturan atau
petunjuk konkret tentang bagaimana harus bertindak dalam hidup ini sebagai manusia

7
yang baik dan menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik. Sedangkan etika
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa dan diterbitkan oleh Balai Pustaka Jakarta, istilah etika
diartikan sebagai:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral;
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat.

Etika merupakan cabang dari filsafat etika mencari ukuran baik buruknya bagi
tingkah laku manusia. Etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan manusia dan masyarakat seperti: antropologi, psikologi,
sosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan ilmu hukum. Perbedaannya terletak pada aspek
keharusan. Perbedaannya dengan teologi moral, karena tidak bersandarkan pada
kaidah-kaidah keagamaan, tetapi hanya terbatas pada pengetahuan yang dihasilkan
dari tenaga manusianya sendiri. Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan
ethos yang menjadi etika. Etika yang dalam bahasa Yunani adalah ethos berarti adat
kebiasaan, adat istiadat, dan akhlak yang baik. Oleh karena itu banyak ahli filsafat
menyebutnya dengan istilah moralitas. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu atau kelompok untuk menilai apakah tindakan yang telah dikerjakannya
itu salah atau benar, buruk atau baik (Adams, 1995 dan Asgary, 2002).

Memasukkan kata adat atau kebiasaan yang baik dalam memberikan batasan etika
berarti mempertimbangkan dan merujuk kepada nilai ajaran filsafat. Pada tataran
berikutnya pemahaman etika dikaitkan dengan faktor waktu dan ruang, sehingga
dengan demikian akan memperkaya pemahamannya. Dalam makna filsafat, etika
termasuk alam kategori filsafat moral. Istilah etika sering digandengkan dengan moral
yang dinamakan dengan etika moral. Etika moral terwujud dalam bentuk kehendak
manusia berdasarkan kesadaran dan kesadaran itu adalah suara hati.

8
Jadi secara etimologis, etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang
berkenaan dengan kebiasaan baik atau buruk, yang diterima umum mengenai sikap,
perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Pada hakikatnya moral menunjuk pada ukuran-
ukuran yang telah diterima oleh sesuatu komunitas, sementara etika umumnya lebih
dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan di berbagai wacana etika, atau
dalam aturan-aturan yang diberlakukan bagi suatu profesi. Belakangan ini istilah etika
mulai digunakan secara bergantian dengan filsafat moral karena dalam banyak hal
filsafat moral mengkaji pula prinsip-prinsip etika. Etika kadang-kadang didefinisikan
sebagai ilmu perilaku, walaupun masih dipertanyakan apakah etika dapat dipandang
sebagai ilmu.

Menurut Magnis Suseno (1989) dan Sony Keraf (1991) bahwa untuk memahami etika
perlu dibedakan dengan moralitas. Moralitas adalah suatu sistem nilai tentang
bagaimana seseorang harus berperilaku sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung
dalam ajaran-ajaran, moralitas memberi manusia aturan atau petunjuk konkret tentang
bagaimana harus hidup, bagaimana harus bertindak dalam hidup ini sebagai manusia
yang baik, dan menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik. Sedangkan etika
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.

Antonius Alijoyo (2004) menerangkan perusahaan perlu menerapkan nilai-nilai etika


berusaha, karena dengan adanya praktik etika berusaha dan kejujuran dalam berusaha
dapat menciptakan aset yang langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Etika bisnis tidak akan dilanggar jika terdapat aturan dan sangsi. Kalau
perilaku yang salah tetap dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Sehingga
perlu ada sanksi bagi yang melanggar untuk memberi pelajaran kepada yang
bersangkutan.

Moral dan etika mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberi orientasi bagaimana
dan ke mana harus melangkah dalam hidup ini. Namun terdapat sedikit perbedaan
bahwa moralitas langsung menunjukkan cara untuk melangkah sedangkan etika justru
mempersoalkan apakah harus melangkah dengan cara tertentu. Dengan kata lain
moralitas adalah suatu pranata, sedangkan etika adalah sikap kritis setiap pribadi atau
kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada akhirnya etika memang menghimbau orang untuk bertindak sesuai

9
dengan moralitas. Etika berusaha membantu manusia untuk bertindak secara
bebas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Insinyur perminyakan adalah sebuah profesi yang memegang peran penting dalam
pembangunan ekonomi, khususnya dalam hal penyediaan sumber energi fosil
(minyak dan gas) serta panas bumi. Aktivitas seorang insinyur perminyakaan terkait
dengan kerekayasaan yang melibatkan investasi padat modal, teknologi yang tinggi,
kompleksitas operasi dan beresiko terhadap manusia dan lingkungan. Dalam
berpraktik seorang insinyur perminyakan harus dilandasi dengan etika dan moral agar
perannya tersebut membawa kemaslahatan yang luas dan tidak memberikan masalah
baru seperti bahaya lingkungan, bahaya keselamatan kerja, disharmoni terhadap
masyarakat sekitar, kerugian terhadap perusahaannya bernaung akibat adanya
pelanggaran etika, dan konflik kepentingan.

Dalam aktivitas praktiknya di industri, seorang insinyur perminyakan juga tidak


terlepas dari kondisi konflik kepentingan yang bisa menggoyahkan idealisme, dan
potensi pelanggaran etika karena kepentingan bisnis yang mengabaikan kepentingan
masyarakat luas dan juga aspek kelestarian pada lingkungan. Etika ini harus menjadi
landasan berpikir dan bertindak seluruh masyarakat industri.

Kasus-kasus seperti konflik kepentingan dalam hubungannya dengan kontraktor dan


juga pemerintah, potensi terjadinya suap dalam proses tender, menjaga kerahasiaan
informasi perusahaan, bertindak mengabaikan Good Engineering Practices (GEP)
dalam membuat disain kerekayasaan, tidak terlalu peduli terhadap lingkungan dan
masyarakat dalam membuat disain dan proyek, berfokus pada kepentingan jangka
pendek tanpa mengindahkan keberlanjutan, serta mengesampingkan kepentingan
yang lebih besar demi motif pribadi dan lainnya.

Pelanggaran-pelanggaran etika tersebut dapat beresiko menghancurkan reputasi


perusahaan, kebangkrutan bisnis perusahaan, reputasi pribadi dan berhentinya karir
seorang insinyur, rusaknya alam sekitar, kecelakaan terhadap pekerja, dan
ketidakharmonisan hubungan dengan masyarakat sekitar. Terdapat contoh kasus-
kasus besar yang terkait dengan pelanggaran etika seperti kerugian perusahaan dan

10
masyarakat yang terdampak dari kasus lumpur Lapindo, tertangkapnya pejabat
pemerintah bidang migas akibat tindakan penyuapan, dan banyak kasus lainnya.

Terkait dengan fenomena tersebut seorang insinyur harus memiliki standar etika yang

tinggi, senantiasa mematuhi etika profesi serta panduan etika dan berbisnis di
perusahannya bekerja. Senantiasa juga memahami perundangan terkait dengan
aktivitas keinsinyurannya.

Kode etik insinyur mengamanatkan bahwa Insinyur Indonesia harus mempunyai

kompetensi yang mumpuni dan melaksanakan praktik keinsinyuran dengan penuh

dedikasi, mengikuti Good Engineering Practices yang berlaku serta mengembangkan

inovasi keinsinyuran untuk menghasilkan karya dan mencari solusi bagi kemakmuran

dan kesejahteraan Bangsa Indonesia. Insinyur juga senantiasa memperhatikan aspek

keselamatan diri dan lingkungan serta menjaga etika yang berlaku sesuai

perundangan maupun norma-norma yang berlaku umum.

I.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan portofolio mengenai etika profesi keinsinyuran ini adalah:
 Memenuhi portofolio profesi insinyur untuk mata kuliah etika keinsinyuran,
 Menelaah dan memahami mengenai konsep etika keinsinyuran dan pentingnya
etika dalam berpraktik sebagai insinyur, baik dalam rangka menjaga integritas diri
sebagai seorang insinyur maupun implikasinya bagi kinerja bisnis suatu
perusahaan serta kemaslahatan bagi masyarakat,
 Meningkatkan keterampilan penilaian moral dan mengembangkan otonomi moral
insinyur dengan berpikir kritis tentang aspek etika dan konsekuensi dari disain dan
pekerjaan keinsinyuran yang mengarah pada pengambilan keputusan yang lebih
bertanggung jawab,
 Memberikan contoh-contoh etika yang pernah dihadapi di dalam bidang
keinsinyuran perminyakan untuk dijadikan best practice atau lesson learned.

11
I.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan portofolio bidang etika keinsinyuran pada program
pendidikan profesi insinyur ini adalah untuk mendokumentasikan pengalaman
keinsinyuran yang terkait dengan etika profesi sebagai sarana berbagi untuk
menyebarkan praktik etika yang baik (best practice) dan pembelajaran (lesson
learned) untuk peserta program pendidikan profesi insinyur lainnya terutama bidang
teknik perminyakan.

Bab II Tinjauan Moral, Etika dan Etika Keinsinyuran

Insinyur adalah seorang professional yang mendedikasikan dirinya untuk


meningkatkan kompetensi, jasa, hasil yang semakin membaik, dan menggunakan
judgment yang telah diakui dalam etika keinsinyuran untuk digunakan dalam
pekerjaan rekayasa dengan pertimbangan dasar untuk menjaga lingkungan, kesehatan,
keamanan dan kebaikan masyarakat.

Praktik keinsinyuran berbasis pada perilaku yang beretika, kinerja yang kompeten,
praktik inovasi, keunggulan kerekayasaan, berkesempatan yang sama, keadilan social,
dan pembangunan berkelanjutan.

Sebagaimana profesi lainnya, profesi insinyur memiliki prinsip-prinsip umum yang


sama dengan profesi lainnya yaitu:
• Tanggung Jawab, yaitu merupakan komitmen untuk memberikan yang terbaik
agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal dengan mutu kerja tinggi, selalu
berusaha keras, disiplin, dan tekun untuk menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas
demi kehormatan diri dan profesi.
• Keadilan, yaitu etika dalam berbuat adil, netral, objektif, rasional, tidak memihak,
dan bersikap tidak diskriminatif. Hak setiap orang untuk mendapatkan layanan
profesi sesuatu dengan mutu standar.
• Otonomi, yaitu kebebasan mengembangkan profesi, kreativitas, dan inovasi yang
bermanfaat bagi pengembangan profesi maupun masyarakat yang membutuhkan
layanan profesi. Tanggung jawab profesional akan memberikan batas/rambu dalam
penerapan otonomi.

12
• Integritas Moral, yaitu integritas pribadi yang tidak dipertanyakan dan komitmen
moral yang tinggi mengharuskan seorang profesional senantiasa menjaga nama
baik, martabat, citra, keluhuran, dan kehormatan profesi.

Dari basis profesi keinsinyuran dan prinsip-prinsip profesi di atas, perilaku yang
beretika dan integritas moral merupakan komponen pokok sehingga etika merupakan
hal yang sangat penting bagi seorang insinyur untuk ditegakkan ketika berpraktik dan
menjadi pertimbangan dalam menghasilkan suatu karya dan disain.

Etika profesi muncul dilatarbelakangi oleh terjadinya banyak penyimpangan


perilaku dari penyandang profesi terhadap sistem nilai, norma, aturan, dan ketentuan
yang berlaku dalam profesinya. Tidak adanya komitmen pribadi dalam melaksanakan
tugas, tidak jujur, tidak bertanggungjawab, tidak berdedikasi, tidak menghargai hak
orang lain, tidak adil, dan semacamnya adalah tindakan manafikkan etika profesi.

Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, jika dalam
diri seorang profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika
profesi pada saat mereka memberikan jasa keahlian profesinya kepada masyarakat
yang memerlukannya. Jika dalam berprofesi tidak dilandasi dengan etika, maka
sebuah profesi yang terhormat akan terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan yang
semata mencari nafkah biasa (upah) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-
nilai idealism, dan umumnya akan berakhir dengan tidak adanya respek maupun
kepercayaan yang pantas diberikan kepada para profesional tersebut.

II.1 Moral dan Etika

Etiket berasal dari Bahasa Perancis yaitu etiquette yang berarti sopan santun.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etiket adalah tata cara (sopan
santun/adat) dalam menjaga hubungan yang baik dengan orang lain dalam sebuah
lingkungan masyarakat. Sangat berbeda dengan budaya. Pelanggaran akan
menyebabkan seseorang dianggap tidak sopan dan dijauhi orang lain.

13
Sedangkan hukum adalah aturan yang ditetapkan pihak berwenang dan masyarakat.
Pelanggaran akan mendapat hukuman melalui proses tertentu. Tidak mudah berubah
dan memerlukan kesepakatan khusus.

Moral adalah baku perilaku yang dapat diterima dan dibangun dari sistem nilai
masyarakat dan agama. Kadang berbeda-beda antar budaya. Pelanggaran akan
diperlakukan seperti pada etika namun umumnya jauh lebih keras. Tidak mudah
berubah dalam satu generasi, namun dapat berubah antar generasi.

Etika adalah baku perilaku yang diterima secara bersama sekelompok orang dalam
organisasi (profesi) tertentu. Pelanggaran berakibat dikeluarkannya pelanggar dari
organisasi tersebut. Tidak mudah diubah dan dirancang untuk jangka panjang.

Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai the discipline which can act as
the performance index or reference for our control system. Dengan demikian, etika
akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan
manusia di dalam kelompok sosialnya. Sehingga etika adalah refleksi dari apa yang
disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan
untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika adalah:


 Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral,
 Kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak,
 Nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat.

Perkembangan etika dimulai dari studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan


kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai
manusia dalam kehidupan pada umumnya. Kelompok profesional merupakan
kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam
menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol
dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat atau sesama profesi sendiri.

14
Etika tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan keseharian. Apalagi dengan
perkembangan kehidupan sosial ekonomi budaya dan teknologi yang mendorong
munculnya gejala-gejala moral yang fenomenal. Dalam dunia bisnis/profesinal, etika
merupakan prinsip-prinsip moralitas yang mengatur dan menjadi pedoman bagi para
pelaku bisnis/profesi. Mengingat begitu pentingnya etika, sehingga hampir semua
profesi yang ada saat ini memiliki kode etika profesi yang dituangkan ke dalam
bentuk peraturan tertulis. Pelanggaran terhadap etika profesi di atas akan memiliki
sanksi bagi pelakunya sebagaimana peraturan lain yang dianggap melanggarnya.

Gambar II-1 Bagan sistematika etika (Ruslan, 2011).

Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.

Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai
dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

15
Etika Umum, yaitu berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori- teori etika
dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika
umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori.

Etika Khusus, yaitu merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya
lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun,
penerapan itu dapat juga berwujud: Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang
lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi
yang memungkinkan manusia bertindak etis: cara bagaimana manusia mengambil
suatu keputusan atau tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada
dibaliknya.

Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap


dirinya sendiri.

Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.

II.2 Etika Keinsinyuran

Menurut ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) Insinyur


merupakan “Profesi yang menerapkan ilmu pengetahuan & teknologi berbasis
matematika dan ilmu pengetahuan alam, yang diperoleh dari Pendidikan, pengalaman
dan pelatihan/praktek, untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumber-sumber
yang ada demi kesejahteraan manusia”.

Rekayasa (Engineering) adalah sebuah profesi, seperti halnya hukum, kedokteran,


farmasi dan lain-lainnya. Profesional biasanya memiliki pendidikan tinggi. Masyarakat
pengguna sering kali kurang pengetahuan tentang apa yang dikerjakan engineer.

16
Insinyur (Engineer) memiliki kewajiban dan tanggungjawab etika, yang merupakan
bagian dari etika engineering.

Etika profesi insinyur menurut ABET (1985) adalah insinyur menjunjung tinggi dan
memajukan integritas, kehormatan, dan martabat profesi engineering dengan:
1. Menggunakan pengetahuan dan keterampilan engineer untuk penyempurnaan
kesejahteraan.
2. Jujur, tidak memihak, dan melayani dengan kesetiaan public, atasan, dan klien.
3. Berjuang untuk meningkatkan kompetensi profesi engineer.
4. Mendukung profesional dan teknis masyarakat dari disiplin ilmu engineer.

Prinsip Etika Keinsinyuran

Beberapa prinsip dalam menjalankan etika keinsinyuran yang harus dilaksanakan oleh
seorang insinyur disajikan dalam Gambar II-2 di bawah ini.

Gambar II-2 Prinsip kerja keinsinyuran (Anisa U. Darajat, 2017).

Permasalahan Etika Keinsinyuran

17
Gambar II-3 Permasalahan etika keinsinyuran yang umum (Anisa U. Darajat, 2017).

Permasalahan etika dalam praktek keinsinyuran

Berbagai permasalahan etika dalam praktek keinsinyuran berkaitan dengan aspek


disain, proses pengadaan, hubungan dengan mitra bisnis, hubungan dalam organisasi,
kerahasiaan data perusahaan, dan fungsi kepemimpinan dalam organisasi adalah
sebagai berikut:
 Hubungan dengan klien, konsultan, pesaing, dan kontraktor;
 Memastikan kepatuhan hukum klien, kontraktor, dan yang terkait lainnya;
 Pertentangan/konflik kepentingan (suatu keadaan sewaktu seseorang pada
posisi yang memerlukan kepercayaan, seperti pengacara, politikus, eksekutif
atau direktur suatu perusahaan, memiliki kepentingan profesional dan pribadi
yang bersinggungan);
 Penyuapan dan kickbacks (hadiah, jamuan, pelayanan dan hiburan);
 Perlakuan terhadap kerahasiaan atau informasi yang terbatas;
 Perlakuan terhadap aset karyawan (Ketika sebuah perusahaan memperhatikan
atau memperlakukan karyawan sebagai aset yang benar-benar harus dijaga
maka akan sangat mempengaruhi kemajuan dan semangat kinerja
karyawannya). Ketika karyawan bekerja dengan tulus, semangat tinggi dan
ada rasa memiliki terhadap perusahaan maka akan memberikan dampak yang
sangat positif terhadap perusahaan;

18
 Kerja sampingan (Bekerja sampingan boleh-boleh saja sepanjang tidak
menganggu pekerjaan utama. Kita juga harus memikirkan kemampuan, karena
kalau fisik tidak kuat, maka tidak akan mampu mengerjakan seluruh pekerjaan
baik yang utama maupun yang sampingan);
 Whistleblower (whistleblower menurut PP No.71 Tahun 2000 adalah orang
yang memberi suatu informasi kepada penegak hukum atau komisi
mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi dan bukan pelapor).
Adapun istilah pengungkap fakta (whistleblower) dalam UU Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pelindungan Saksi dan Korban tidak memberikan pengertian
tentang “pengungkap fakta”, dan berkaitan dengan itu hanya memberikan
pengertian tentang saksi. Adapun yang disebut dengan saksi menurut UU No.
13 Tahun 2006 adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di siding
pengadilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
sendiri, dan / atau ia alami sendiri;
 Keselamatan publik (suatu keadaan dan kondisi yang aman secara fisik, sosial,
spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun
pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk
mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang
memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan);
 Penipuan (sebuah kebohongan yang dibuat untuk keuntungan pribadi yang
merugikan orang lain. Meskipun memiliki arti hukum yang lebih dalam, detail
tentang penipuan bervariasi di berbagai wilayah hukum);
 Perlindungan terhadap lingkungan (upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum);
 Keadilan (kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang);
 Kejujuran dalam riset dan pengujian.

Model Diagram Venn Untuk Pengambilan Keputusan Etika

19
Pada kondisi kita dihadapkan pada aspek etika, legal dan ekonomi terkadang
membuat dilemma ketika membuat keputusan. Diagram venn dalam Gambar II-4
dapat membantu dalam kita dalam memutuskan tindakan terkait ketiga aspek
tersebut.

Gambar II-4 Diagram Venn Pengambilan keputusan terkait aspek etika, legal dan ekonomi
(Schwartz & Caroll, 2003).

II.3 Kode Etik Insinyur Indonesia

Etika profesi merupakan sikap etis yang menjadi bagian integral dari sikap hidup
dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Sebagai cabang filsafat
etika profesi mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma
etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.

Dalam menjalankan etika profesi maka dibutuhkan penyusunan kode etik profesi
yang merupakan perumusan norma-norma dan nilai-nilai moral yang menjadi
indikator perilaku (code of conduct) kelompok profesi tertentu. Kelompok profesi
harus menaati kode etik tersebut, mencegah pelanggaran, dan berani menjatuhkan
sanksi kepada setiap anggotanya yang melanggar.

Kode etik merupakan kerangka kerja penilaian etika bagi seorang profesional yang
dapat berfungsi untuk pengambilan keputusan yang etis. Kode etik bukanlah
dokumen hukum. Seseorang tidak bisa ditangkap karena melanggar kode etik. Kode

20
etik bukan merupakan pembentukan tata nilai/ etika/ moral baru. Kode etik cenderung
diarahkan untuk menunjukkan cara penerapan tata nilai/ etika/ moral yang sudah ada
dalam lingkungan masyarakat

Tujuan Kode Etik


Secara umum tujuan kode etik adalah agar seorang profesional dapat memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada konsumen dan mencegah perbuatan yang tidak
profesional. Tujuan dari rumusan kode etik profesional antara lain:
 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
 Untuk meningkatkan mutu profesi.
 Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
 Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
 Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
 Menentukan baku standarnya sendiri.

Fungsi Kode Etik


Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai
seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal
pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang
tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu
profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di
lapangan kerja (kalangan sosial).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa
para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di instansi lain atau perusahaan lain. Dalam
bidang perminyakan, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip

21
atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara profesional dengan klien,
antara para profesional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi
dengan pemerintah.

Kode etik Insinyur Indonesia (PII)

Kode etik Insinyur Indonesia (PII) yang terdiri dari Catur Karsa Sapta Darma (empat
niat dan tujuh kewajiban).

Catur Karsa
1. Mengutamakan keluhuran budi;
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia;
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai
dengan tugas & tanggung-jawabnya;
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesi
keinsinyuran.

Sapta Darma
1. Mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
2. Bekerja sesuai dengan kompetensinya;
3. Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan;
4. Menghindari pertentangan kepentingan dalam tanggungjawab tugasnya;
5. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing;
6. Memegang teguh kehormatan dan martabat profesi;
7. Mengembangkan kemampuan professional.

Kode Etik SPE (Society Petroleum Engineer)

22
Sebagai seorang yang berpraktik keinsinyuran perminyakan dan menginduk pada
organisasi profesional SPE (Society Petroleum Engineer), maka penulis juga terikat
pada Code of Conduct. Code of Conduct SPE adalah seorang profesional
perminyakan harus mempunyai standar kompetensi yang tinggi, memegang
kejujuran, berintgritas dan menyeluruh, adil dan memberi kesempatan yang sama,
menerima tanggung jawab dan menjalankannya sesuai dengan hukum yang berlaku,
menjaga lingkungan dan mengutamakan kesejahteraan masyarakat dalam bertindak
dan berperilaku menjalankan profesinya. Prinsip-prinsip profesionalisme tersebut
dilakukan dalam melakukan pekerjaan/jasa kepada masyarakat, klien, pemberi kerja
(perusahaan) kolega dan profesinya (www.spe-london.org/code-of-conduct).

Pelanggaran Kode Etik Profesi

 Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap nilai-


nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi, seperti: komersialisasi,
kolusi-nepotisme, mengejar keuntungan (finansial-kekuasaan) yang jauh dari
ukuran kewajaran, mark-up proyek.
 Pelanggaran terhadap pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas
keahlian dan sulit dapat dipertanggungjawabkan menurut kriteria profesional,
seperti mal-praktek, konflik kepentingan, penyalahgunaan informasi/kerahasiaan
data, loyalitas, dan pelanggaran HaKI.
 Mendiamkan terjadinya pelanggaran etika profesi yang dilakukan oleh rekan
seprofesinya dengan dalih melindungi kehormatan, masa depan dan turunnya
kredibilitas profesi.
 Konflik kepentingan, situasi dimana seorang pejabat/karyawan/profesional
mempunyai kepentingan pribadi cukup besar untuk mempengaruhi tindakan
obyektif dari pelaksanaan tugasnya.

II.4 BCEC dalam suatu Organisasi

BCEC (Business Conduct and Ethics Code) adalah panduan penerapan sehari-hari
mengenai nilai utama (core value) dari suatu perusahaan dan petunjuk bagaimana
melaksanakan kegiatan bisnis sehari-hari sesuai dengan prinsip-prinsip perusahaan.
BCEC merupakan kode etik dan panduan bisnis perusahaan yang harus dijalankan

23
oleh manajemen dan pekerja perusahaan secara pernuh komitmen agar tujuan
perusahaan menjadi perusahaan yang dikagumi (admired) dan dihargai komunitas
global terwujud karena kepatuhan pegawai dan mitra bisnisnya terhadap nilai-nilai
perusahaan. Pelanggaran terhadap BCEC dapat berakibat pada peringatan disiplin dan
pemberhentian seorang pegawai.

Pengambilan Keputusan Berkaitan dengan Etika


Pengambilan keputusan etis (Ethical decision making) adalah sesuatu yang esensial
bagi kesuksesan sebuah perusahaan. Beberapa keputusan jelas dan mudah untuk
dibuat tetapi tidak untuk yang lainnya. Ketika berhadapan kepada situasi yang sulit,
menanyakan kepada diri sendiri dengan pertanyaan berikut dapat membantu dalam
membuat keputusan yang berkaitan dengan etika. Jika keempat pertanyaan
jawabannya YA maka tindakan anda memenuhi kualifikasi nilai perusahaan dan
dapat dilakukan.
1. Apakah tindakan saya tidak bertentangan dengan hukum (illegal)?
Jika kita pikir tindakan kita ilegal maka jangan lakukan.
2. Apakah itu konsisten dengan kebijakan perusahaan, termasuk kebijakan HAM?
Jika tindakan tidak memenuhi kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan, maka jangan
lakukan.
3. Apakah ini konsisten dengan Nilai dan Jalan perusahaan (Company Way?)
Pertimbangkan bahwa tindakan kita konsisten dengan nilai-nilai perusahaan.
4. Jika hal ini diketahui masyarakat, apakah saya merasa nyaman?
Tanyakan pada diri sendiri jika akan membuat keputusan yang sama dan jika diberitakan
pada halaman berita surat kabar apakah anda merasa nyaman. Jika tidak jangan lakukan.

Kode perilaku bisnis dan etika di tempat penulis pernah bekerja sebagai pegawai
sampai dengan direksi didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Akuntabilitas

Saya dan Tim masing-masing bertanggungjawab, secara pribadi dan sebagai


anggota team, terhadap kesinambungan keberhasilan perusahaan.
Bertanggungjawab secara pribadi untuk memberikan pekerjaan berkualitas
kepada klien yang akan menghantarkan keberhasilan perusahaan pada saat ini
dan dimasa yang akan datang.

2. Kolaborasi

24
Saya dan Tim adalah organisasi jasa konsultasi energi. Saya percaya akan
prinsip kemitraan/kerjasama dan saling mendukung agar tercapai hasil yang
membuat rekanan percaya akan produk yang dihasilkan.

3. Komitmen
Sebagai profesional, saya dan Tim akan berusaha untuk mendedikasikan usaha
kami terhadap prinsip-prinsip yang kami miliki, melalui prestasi terbaik dan
kepada klien/rekanan kerja. Para pimpinan perusahaan akan memimpin
melalui contoh, sehingga seluruh karyawan di dalam perusahaan dapat
mengerti bahwa prinsip-prinsip dan komitmen perusahaan terhadap prestasi
terbaik tersebut harus didukung oleh pihak pengurus.
Dalam hal di atas, diperlukan langkah-langkah seperti; menghargai nilai
keragaman dan inklusi, memberikan kesempatan yang sama (equal
opportunity), pemberian upah dan kompensasi yang adil, dan larangan
menggunakan obat terlarang di tempat kerja.
Komitmen juga dilakukan perusahaan dalam mematuhi kebijakan dalam hal
K3L, proses keselamatan, keandalan dan integritas, efisiensi, keamanan dan
pemangku kepentingan, serta melindungi manusia dan lingkungannya.

4. Efisiensi
Efisiensi adalah menyeimbangkan nilai efisiensi dengan nilai-nilai lain, kami
mempertahankan dan meningkatkan posisi kami sebagai konsultan bidang
energi, sehingga perusahaan dapat diperhitungkan di tatanan nasional maupun
internasional. Langkah-langkah untuk mewujudkan efisiensi di atas, dilakukan
seperti pembukuan perusahaan harus dicatat dengan akurat dan penuh
kejujuran, kontrol internal yang andal, kooperatif terhadap proses audit
(selama ini menggunakan auditor yang digunakan oleh seluruh perusahaan di
ITB), tindakan terhadap kecurangan (fraud) dengan konsekuensi yang pasti.

5. Pemberdayaan
Sebagai direksi, saya akan mendukung karyawan kami dengan peralatan dan
pelatihan untuk mewujudkan potensi mereka sepenuhnya terhadap perusahaan.
Sebagai anggota tim konsultan saya mengikuti pelatihan dan Pendidikan untuk
mendukung hasil yang lebih baik.

25
6. Integritas
Kami akan menerapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip etika terhadap setiap
tindakan dan hubungan di dalam perusahaan. Dengan berfokus pada reputasi
dan kesuksesan perusahaan di bawah institusi ITB di masa depan, kami akan
menegakkan tugas untuk melayani kepentingan terbaik kepada perusahaan dan
pihak klien. Menghindari konflik kepentingan sebagai bagian dari tindakan
berintegritas dan trust, menghindari pemberian atau menerima hadiah, imbalan
(fee), dan keuntungan lainnya dari pihak lain terkait dengan konteks bisnis
perusahaan. Hal terpenting lainnya adalah prinsip keberhati-hatian dalam
membuat persetujuan dan berhubungan dengan kompetitor baik untuk
pekerjaan-pekerjaan tanpa dan dengan tender.

7. Rasa Hormat
Dengan menempatkan nilai yang tinggi pada setiap individu, perusahaan akan
mengutamakan kesehatan, keselamatan, keamanan pribadi, dan kebebasan dari
diskriminasi atau pelecehan (menghormati hak asasi manusia) di tempat kerja.
Manajemen perusahaan mendukung keberagaman tenaga kerja kita dan
penghormatan terhadap kebiasaan adat istiadat dan hukum dari banyak daerah
di tempat kami bekerja.

8. Pelayanan
Saya percaya akan pelayanan perusahaan terhadap klien dan masyarakat.
Layanan terhadap Klien melibatkan komitmen terhadap keunggulan yang
dikombinasikan dengan kreativitas, inovasi, dan perilaku yang berorientasi
kepada klien. Pelayanan masyarakat termasuk mendorong karyawan kami
untuk berkontribusi terhadap perusahaan dan kepada masyarakat lainnya.

9. Transparansi
Saya memahami bahwa tata kelola perusahaan yang efektif memerlukan
ketepatan waktu dan informasi komunikasi yang akurat, khususnya
komunikasi yang tepat waktu dan akurat yang ditujukan kepada manajemen
perusahaan. Semua karyawan akan mendukung transparansi dengan
memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat. Kami akan segera
mengatasi masalah yang memerlukan perhatian kami dengan memperhatikan

26
hal hal sesuai dengan hak-hak individu. Lebih jauh lagi, kami tidak akan
membiarkan adanya perlawanan terhadap karyawan yang telah menyuarakan
masalah-masalah yang patut menjadi perhatian manajemen perusahaan.

10. Hubungan dengan Pemerintah dan Keterlibatan Politik


Karyawan dan manajemen perusahaan harus memahami kebijakan mengenai
lobi berkaitan dengan bisnis, mematuhi kebijakan dalam kontribusi politik,
dan tidak boleh terlibat dalam kegiatan politik selama jam kerja dan tidak
boleh mengatasnamakan perusahaan.

11. Kerahasiaan Data


Karyawan dan manajemen perusahaan harus memahami kebijakan mengenai:
 Pegawai harus peduli dan bijak dalam hal data personal serta
menggunakannya dengan tepat,
 Penggunaan data yang berhubungan dengan data perusahaan lain,
terutama data yang bersifat rahasia.

12. Perlindungan Informasi dan Kekayaan Intelektual


 Akses dan penggunaan yang tepat dan tidak disalahgunakan,
 Mengelola informasi yang sensitif secara tepat,
 Penggunaan teknologi informasi, email dan media social dengan tepat.

27
Bab III Studi Kasus Moral, Etika, dan Keinsinyuran

III.1. Menghindari Suap dan Konflik Kepentingan pada Proses Tender

Sebagai Petroleum Engineer dan Direksi suatu perusahaan yang menangani aplikasi

untuk mendapatkan pekerjaan, setelah tender di award dan mulai jalan

pelaksanaannya terkadang untuk menjaga hubungan baik mereka menawarkan

entertainment (berupa penawaran kompensasi dengan janji akan memenangkan

perusahaan yang saya pergunakan mengikuti tender). Saya selalu menolak setiap

tawaran ini, dan selalu mengatakan ke mitra usaha bahwa hubungan yang baik sejati

sebenarnya melalui partnership pekerjaan yang baik dan menghasilkan kualitas

pekerjaan yang baik serta saling memberikan pembelajaran. Tidak perlu hubungan

baik tersebut dilakukan melalui tindakan yang tidak sehat yang membuat salah satu

pihak menjadi merasa berhutang budi dalam mengambil keputusan bisnis dan

mengalami posisi dilema konflik kepentingan. Mitra bisnis akhirnya mengerti bahwa

selama menunjukkan tindakan dan kinerja yang profesional, maka kepercayaan dalam

bermitra dapat berjalan baik sehingga hubungan kerjasama yang baik tersebut berjalan

sesuai koridornya. Hubungan yang baik tersebut dituangkan dalam kinerja bisnis dan

dituangkan dalam perjanjian kontrak kerjasama. Hubungan sebagai sesama manusia

pun berjalan baik dan wajar.

III.2. Menggunakan Konsep Manajemen Reservoir yang Benar

Dalam praktik keinsinyuran salah satu etika yang sangat penting adalah menerapkan

Good Engineering Practices (GEP) dalam manajemen reservoir. Saya selalu berusaha

28
untuk saling mengingatkan kepada kawan-kawan sejawat dan mempraktikkannya agar

insinyur tidak terjebak pada tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan jangka pendek

(target produksi sesaat) yang pada akhirnya menyebabkan salah mengelola suatu

reservoir sehingga menyebabkan pencapaian reserves tidak optimal/kurang dari yang

seharusnya. Contoh tindakan yang terkait kaidah manajemen reservoir yang baik

tersebut adalah menolak desain pompa dengan ukuran yang berlebihan (melebihi

kemampuan optimum produksi sumur) untuk sumur baru maupun pasca kerja ulang

untuk mengejar sensasi produksi minyak. Tindakan tersebut pada hakikatnya banyak

terbukti berakibat pada mempercepat terjadinya water coning, karena tidak

memperhatikan kaidah keteknikan yang baik, yaitu memperhitungkan laju alir kritik

sumur tersebut. Tindakan penggunaan pompa ukuran berlebihan tersebut mungkin

baik bagi pencapaian target jangka pendek, tetapi akan menyebabkan perolehan

produksi yang tidak optimal. Karena hakikatnya seorang insinyur tidak hanya

mengejar target tahunan untuk kepentingan jangka pendek, tetapi pada penerapan

kaidah keteknikan yang baik untuk mendapatkan cadangan (reserves) yang optimum.

Kerugian lain yang akan terjadi jika pekerjaan-pekerjaan tersebut dipaksakan dan

pekerjaan tersebut merupakan komitmen dalam POD yang pertama, yang biasanya

kontraktor cenderung memproduksi secara besar-besaran minyak di awal adalah

untuk mengejar insentif DMO yang diberlakukan selama lima (5) tahun pertama

menyebabkan kontraktor cenderung ingin memproduksikan besar-besaran minyaknya

dalam waktu tersebut, walau tidak memperhatikan kaidah keteknikan yang baik.

Tindakan tersebut secara keekonomian akan merugikan negara terutama dalam

keberlangsungan produksi di masa mendatang.

III.3. Evaluasi Proyek Apakah Akselerasi atau Penambahan Cadangan

29
Sebagai seorang insinyur perminyakan saya dan tim mempunyai beberapa proyek
sumur pengembangan lapangan (Plan of Development). Suatu proyek sumur
pengembangan dikatakan ekonomis jika dapat memberikan tambahan cadangan yang
tercermin dari tambahan revenue (yaitu produksi migas dikalikan dengan harga
migas). Tambahan revenue yang drastis karena eskalasi produksi tersebut dalam
perhitungan keekonomiannya akan menunjukkan lonjakan cash flow positif, sehingga
menyebabkan indikator keeknomian seperti IRR (Internal Rate of Return), NPV (Net
Present Value), POT (Pay Out Time), dan PI (Profitability Index) yang sangat bagus.
Pada penilaian cadangan sumur sisipan seorang insinyur dihadapkan pada etika bahwa
cadangan yang digunakan dalam perhitungan keekonomian harus benar-benar
tambahan cadangan yang paling optimum dan bukan merupakan akselerasi produksi
yang bisa diambil oleh sumur sekitar pada saatnya nanti. Angka cadangan yang
berasal dari angka akselerasi tidaklah mencerminkan nilai keekonomian yang
sebenarnya dan bisa dianggap sebagai sebuah kecurangan jika disetujui oleh
pemerintah dan seorang insinyur tidak jujur dalam menyampaikan hasil evalausi
teknik usulan proyek tersebut kepada pemerintah.

III.4. Menjaga Informasi dan Keamanan Data

Sebagai seorang insinyur yang bertindak sebagai bagian dari tim penyusun RAB
(Rencana Anggaran Biaya) proses tender mempunyai kewajiban untuk menjaga
informasi mengenai nilai perkiraan tender menurut perhitungan perusahaan Owner
Estimates(OE). Hal ini agar tidak terjadi kebocoran informasi sampai dengan pada
saat dibukanya dokumen penawaran dari para peserta tender, yang selanjutnya akan
menentukan apakah peserta tender tersebut lolos atau tidak. Selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai, dengan peserta yang memberikan penawaran harga tertinggi akan
mempunyai nilai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan peserta tender yang
memberikan penawaran lebih rendah. Nilai tersebut kemudian digabungkan dengan
nilai teknis yang diperoleh dari Rencana Kerja yang disampaikan oleh masing-masing
peserta tender. Setelah itu, kemudian dibuat perangkingan berdasarkan kedua nilai
tersebut (penilaian teknis dan harga). Peserta tender dengan nilai tertinggi berhak
melanjutkan ke proses berikutnya, yaitu negosiasi penawaran harga. Informasi angka
Owner Estimates jika bocor dan sampai kepada para bidder akan membuat mereka
berpeluang untuk membuat angka penawaran berada di kisaran angka Owner

30
Estimates (sehingga mereka berpeluang menjadi pemenang) dan target tender untuk
mendapatkan angka yang paling ekonomis dengan kualitas pekerjaan yang baik
menjadi tidak tercapai.

Kasus lain yang pernah ditemui adalah ketika bertindak sebagai pelaku dalam kajian
GGR (Geologi Geofisika dan Reservoir) lapangan-lapangan migas dan sertifikasi
lapangan-lapangan gas, saya harus mempunyai etika untuk menjaga kerahasiaan
informasi mengenai cadangan tiap lapangan yang sifatnya rahasia untuk konsumsi
umum. Pemberian informasi mengenai cadangan pada suatu lapangan hanya kepada
orang atau instansi yang dibenarkan secara aturan perusahaan dan negara.

Sebagai Insinyur juga sering mengerjakan tugas sebagai Tim Penyusun Proposal
POD (Plan of Development), perhitungan harga akuisisi suatu lapangan, kerja sama
bisnis antara dua atau lebih perusahaan, dan lain-lain. Saya berkewajiban untuk
menjaga data perusahaan yang sifatnya rahasia atau sangat terbatas seperti kinerja
keuangan perusahaan dan isu sensitif lain berkaitan dengan keputusan manajemen
yang sifatnya terbatas. Menyebarkan informasi yang sifatnya sensitif (apalagi yang
sangat rahasia) tersebut melanggar kode etik dan juga berpotensi menyebabkan
kerugian bagi perusahaan.

III.5. Kejujuran dalam Menyampaikan Data dan Analisis

Seorang insinyur dituntut untuk melakukan analisis keteknikan yang mendalam dan
sesuai dengan kaidah Good Engineering Practice. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
kajian keteknikan yang biasanya dikerjakan dalam tim, harus dilakukan evaluasi
bersama-sama antar disiplin ilmu. Pada saat melakukan analisis keteknikan suatu
proyek pemboran, atau pengembangan lainnya tujuan yang ingin dicapai oleh seorang
insinyur pada suatu organisasi adalah usulan proyeknya disetujui, berdaya guna,
berhasil meningkatkan produksi, menambah cadangan yang optimum, dan
memberikan nilai keekonomian kepada perusahaan. Terkadang dalam melakukan
pemilihan data dan metode terdapat dilemma dalam penyampaiannya. Agar usulan
proyek yang diajukan mendapat persetujuan dari pengambil keputusan, data dan
metode yang disajikan hanya yang bersifat mendukung disetujuinya proyek tersebut.
Terkadang ada usulan dari perusahaan bahwa jika terdapat data pencilan yang sifatnya

31
tidak mendukung atau terdapat metode pembanding lain yang akan memberikan
perpektif lain bagi pengambil keputusan, disarankan untuk tidak disampaikan pada
saat usulan proyek. Sebagai seorang insinyur yang bertindak profesional dan beretika
saya menyampaikan data secara jujur dan jika dan data pencilan akan menjelaskan
latar belakang data tersebut. Keputusan apakah tidak reliable sehingga perlu diambil
data ulang atau jika memang reliable itu merupakan bagian dari penilaian resiko
bahwa usulan proyek mempunyai resiko jika data pencilan dilibatkan. Pada
prinsipnya dalam usulan proyek ada ruang diskusi untuk menjelaskan/mencari solusi.
Seorang insinyur tidak boleh menyembunyikan data atau tidak jujur karena hasrat
agar usulan proyeknya bisa disetujui dengan mudah. Kegagalam menyampaikan data
yang tidak jujur bisa menyesatkan pengambil keputusan dan jika gagal akan menjadi
tanggung jawab moral bagi insiyur itu dan juga pengambil keputusan.

III.6. Analisis Keekonomian Suatu Proyek

Sebagai seorang insinyur perminyakan yang bertindak mengevaluasi proyek saya


sering melakukan analisis keekonomian suatu proyek. Dalam pelaksanaan analisis
keekonomian kita harus menjunjung etika bahwa analsiis didasarkan data yang
seakurat mungkin dan dengan judgement yang rasional. Analisis keekonomian ini
akan menentukan disetujui atau tidaknya suatu proyek. Etika bagi seorang insinyur
disini adalah melakukan analisis dengan data yang penuh kejujuran dan tidak boleh
manipulatif agar proyeknya disetujui.

Kejujuran yang paling krusial adalah dalam hal angka proyeksi produksi karena
umumnya parameter produksi sangat besar pengaruhnya terhadap keekonomian
proyek dibandingkan dengan parameter-parameter keekonomian lainnya. Angka
proyeksi produksi harus dapat dipertanggungjawabkan dan berdasarkan basis data dan
metode yang kredibel (sesuai dengan kaidah keteknikan yang baik). Jangan sampai
karena angka keekonomian yang tidak mecapai hurdle (batas minimum)
keekonomian, seorang insinyur mencoba mengubah proyeksinya dengan metode yang
tidak bisa dipertanggungjawabkan. Jika pada kondisi angka keekonomian yang belum
memenuhi batas minimum dan ingin meninjau kembali maka bisa dilakukan dengan
menganalisis apakah angka biaya investasi bisa diturunkan dengan cara berdiskusi
dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan lain dengan anggota tim terkait,

32
misalnya apakah ada komponen biaya atau langkah kerja yang bisa dioptimalisasi.
Pada kasus ingin mengubah angka profil produksi ini harus dilakukan, maka harus
dilakukan secara transparan melalui review kajian keteknikan dan diketahui pimpinan
kerja sebagai pengambil keputusan. Dalam kondisi seperti itu dapat didiskusikan
aspek apa saja yang secara rasional bisa diterima perubahannya.

Selain menyampaikan data dengan jujur dan penuh tanggung jawab, untuk memitigasi
ketidakpastian dan memberi perspektif pada pengambil keputusan, pada saat
melakukan analisis keekonomian perlu dilakukan analsisis sensitivitas terhadap
parameter-parameter keekonomian. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh
dari masing-masing parameter keekonomian (produksi, harga minyak/gas, investasi
capex dan opex) tersebut terhadap indikator keekonomian kontraktor/perusahaan
seperti IRR, NPV, POT, dan PI. Selain analisis sensitivitas keekonomian, juga
dilakukan analisis resiko untuk mengetahui nilai keekonomian pada kondisi sangat
konservatif.

III.7. Perhitungan Cadangan Secara Prudent dan Tidak Over Booking

Sebagai insiyur perminyakan yang bertindak sebagai evaluator dalam melakukan


kajian GGR (Geologi Geofisika dan Reservoir) saya harus mempunyai etika dalam
melakukan valuasi cadangan dengan cara menggunakan asas penilaian yang prudent
dan sesuai dengan kaidah keteknikan yang baik dalam perhitungan cadangan yang
berlaku (Standar yang disepakati SKKMIGAS). Perhitungan Initial Hydrocarbon In
Place proven (P1) mengunakan asas prudent yang menunjukkan bahwa angka proven
memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan biasanya berdasarkan hasil tes pengujian
sumur yang sudah terbukti (tested). Selanjutnya Probable (P2) adalah perhitungan
berdasarkan hasil evaluasi log dari data sumur yang ada. Penilaian hidrokarbon di
tempat possible (P3) mempunyai tingkat kepercayaan dibawah proven dan probable.
Tidak boleh over booking dan menggunakan metode yang tidak sesuai dengan
karakteristik lapangannya.

Kadang terdapat perusahaan yang memaksakan untuk menggunakan satu metode


yang dianggap menguntungkan, karena menghasilkan angka hidrokarbon di tempat

33
yang lebih besar. Padahal terdapat metode lain yang menghasilkan angka hidrokarbon
di tempat lebih kecil jika dibandingkan dengan metode di atas.

Dengan berpegang teguh menggunakan etika dan memberikan argumentasi dengan


cara yang baik akhirnya pihak perusahaan dapat memahami dan pada saat rapat
dengan SKKMIGAS, kita sampaikan beberapa metode perhitungan untuk
didiskusikan dan akhirnya disepakati satu metode perhitungan yang menghasilkan
angka valuasi hidrokarbon di tempat tertentu sebagai hasil perhitungan volumetrik
(model statik). Selanjutnya dilakukan perhitungan dinamik model untuk mendapatkan
besarnya cadangan (reserves).

III.8. Menghindari Bias dalam Lookback Project Performance

Project lookback berisi evaluasi hasil aktual dibandingkan dengan rencana dalam hal
capaian keselamatan, proses pekerjaan, lamanya pekerjaan, hasil yang dicapai
(BOPD, perkiraan cadangan), biaya yang dikeluarkan dan indikator keekonomian
serta best practice dan lesson learn apa yang didapat dari proyek ini untuk dijadikan
pembelajaran bagi proyek lain yang sejenis.

Pengalaman penulis selama membantu pekerjaan di salah satu perusahaan nasional


(kurang lebih 10 tahun), proses evaluasi proyek dengan lookback project performance
ini menggunakan self evaluation yang dikerjakan oleh tim proyek selama orangnya
masih ada di tim tersebut. Karena yang dievaluasi adalah proyek Tim, maka untuk
melaporkan proyek yang tidak memenuhi target nilai keekonomian tertentu, dapat
menimbulkan bias dan dimungkinkan terdapat tindakan yang tidak jujur (misalnya
melakukan sedikit manipulasi data) yang mungkin secara keteknikan terlihat rasional.

Sebagai contoh agar analisis keekonomian mendekati target maka dalam menarik
profil decline curve analysis (DCA) angka decline rate agak dilandaikan sehingga
profil produksi menjadi lebih optimis. Efek dari produksi yang terlalu optimis akan
menyebabkan revenue menjadi lebih besar dan keekonomiannya menjadi lebih baik
(memenuhi batas MARR perusahaan) sehingga menjadi salah satu proyek yang harus
dieksekusi dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan.

34
Hal ini seringkali menjadi bias jika seorang Insinyur tidak memiliki etika kejujuran
dan menjaga integritasi dalam menyampaikan informasi. Untuk menghindari
kesalahan dan aspek subjektivitas tersebut, laporan lookback performance juga harus
dilakukan peer reveiw sehingga ada kontrol. Peer review adalah evaluasi pekerjaan
oleh satu atau lebih orang dengan kompetensi yang sama dengan pembuat pekerjaan
(peer), yaitu Tim proyek. Ini berfungsi sebagai bentuk pengaturan diri oleh anggota
yang memenuhi syarat profesi dalam bidang yang relevan. Metode peer review
digunakan untuk mempertahankan standar kualitas, meningkatkan kinerja, dan
memberikan kredibilitas. Keterbukaan informasi dan masukan dari sejawat selain para
anggota Tim proyek juga akan mendapatkan pelajaran dari best practice (ide/gagasan
dengan pengalaman terbaik dalam menyelesaikan permasalahan berdasarkan teknik,
metode, dll.) dan lesson learned (pengetahuan dan pemahaman orang yang diperoleh
karena pengalamannya dalam pekerjaan yang serupa di lapangan-lapangan milik
perusahaan) untuk dapat dipertimbangkan dan diimplementasikan dalam proyek
tersebut.

III.9. Dilema Analisis Antara Perintah Atasan dan Bertindak Sesuai Aturan

Sebagai seorang insinyur yang pernah mendapatkan tugas untuk menyusun sebuah
proposal Plan of Development (POD) Lapangan X. Petinggi pihak perusahaan
menyampaikan bahwa perusahaan tersebut akan production onstream pada Juni 2020
karena sudah bertemu dengan level atas badan pengatur perusahaan minyak
(SKKMIGAS), sementara kajian untuk penyusunan proposal POD I (Kick off
Meeting Kajian Geologi Geofisika Reservoir dan POD) baru dimulai bulan Februari
2020.

Di dalam menyusun POD Pertama diperlukan tahapan-tahapan sebagai berikut:


 Kajian geologi dan geofisika yang akan menghasilkan model statik (termasuk
perhitungan volumetrik). Pekerjaan ini harus disepakati dulu oleh tim eksplorasi
SKKMIGAS.
 Kajian dinamik untuk dapat memperkirakan kemampuan produksi dan skenario
pengembangan lapangan berdasarkan data yang ada saat ini.

35
 Kajian Pre-FEED yang baru dapat dilaksanakan setelah pekerjaan dinamis
selesai atau sudah ada perkiraan kemampuan produksi optimum lapangan
tersebut, untuk dapat menghitung kapasitas produksi, komponen produksi, dan
lain-lain.
 Pekerjaan non subsurface, seperti desain drilling, fasilitas produksi (dari hasil
Pre-FEED), skenario pengembangan lapangan, CSR & HSE, abandonment well
& site restoration, project schedule, dan evaluasi keekonomian.
 Submit Draft Proposal Plan of Development I, setelah melewati beberapa
tahapan pembahasan dilanjutkan dengan submit dokumen Final Proposal Plan
of Development I.
 Menunggu persetujuan dari Menteri ESDM yang waktunya tidak dapat
ditentukan. Berdasarkan data statistik, persetujuan Menteri ESDM terhadap
Proposal POD I paling cepat adalah tiga bulan.
 Pengajuan AFE FEED. Persetujuan dari Menteri ESDM merupakan bagian
yang tidak terpisahkan agar AFE FEED dapat disepakati.
 Diskusi teknis rencana pemboran sumur-sumur yang akan dikembangkan/dibor.
 Pembahasan teknis fasilitas produksi.
 Izin lingkungan, amdal, dan UKL-UPL. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-
UPL. Dokumen UKL-UPL harus dibuat pada fase perencanaan proyek sebagai
kelengkapan dalam memperoleh perizinan.
 Tahapan terakhir sebelum onstream adalah proses pengadaan, yang pada
umumnya dilakukan setelah dokumen Proposal POD I disetujui oleh Menteri
ESDM.

Akhirnya sebagai jalan yang bijaksana, kita bersama-sama dengan SKKMIGAS


meminta pihak perusahaan untuk menyusun tata waktu pekerjaan-pekerjaan tersebut
di atas. Berdasarkan tata waktu tersebut kemudian dapat ditentukan apakah rencana
produksi di bulan Juni 2020 dapat dicapai atau tidak. Terlihat bahwa dengan tahapan-
tahapan yang dipercepat berdasarkan pengalaman SKKMIGAS terhadap setiap
pekerjaan di atas, terbukti bahwa rencana produksi yang ditargetkan perusahaan tidak
masuk akal, tidak sesuai prosedur, dan tidak dapat menjadi target rencana
pengembangan lapangan yang akan diajukan ke SKKMIGAS.

36
Berdasarkan Langkah bijaksana di atas, akhirnya manajemen perusahaan tersebut pun
tidak dapat memaksakan kehendak dan mengikuti tata waktu yang kita buat Bersama-
sama.

III.10. Memperlakukan Anggota Tim dengan Adil dan Berkesempatan Sama

Sebagai insinyur yang dan ketua tim kerja yang membawahi anggota tim kerja pada
akhir tahun akan melakukan penilaian kinerja pada anggota tim yang akan terkait
dengan dipertahankan untuk tetap bekerja, kenaikan upah, dan karir seseorang. Pada
saat penilaian kinerja saya harus memberikan penilaian dengan memperlakukan
mereka dengan standar penilaian yang sama. Penilaian didasarkan pada PMP
(Performance Management Process) memperhatikan antara capaian dan rencana yang
disepakati yang sebisa mungkin menggunakan ukuran kuantitatif. Penilaian kinerja
tidak boleh didasaari pada like dan dislike, berdasarkan kesamaan suku, almamater,
agama, dan unsur subjektivitas lainnya yang sifatnya diskriminatif. Dalam hal
pengusulan promosi dan kenaikan gaji, semua pegawai diperlakukan sama
berdasarkan tingkat kompetensi dan pengalaman serta tanggung jawabnya untuk
dinilai apakah mampu mengemban tugas di tingkat yang lebih di tinggi.

Bab IV Penutup

Berdasarkan paparan dari portofolio ini baik dari tinjauan literatur tentang telaah
etika, etika profesi dan kode etik serta contoh kasus-kasus etika dan kode etik selama
penulis berpraktik keinsinyuran perminyakan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pemenuhan portofolio profesi insinyur dalam mata kuliah etika keinsinyuran
menjadikan bekal dalam berpraktik keinsinyuran yang berbasis pada perilaku
yang beretika (ethical behavior), kinerja yang kompeten (competent
performance), praktik inovasi (innovative practice), keunggulan kerekayasaan
(engineering excellence). berkesempatan yang sama (equality of opportunity),
keadilan social (social justice), dan pembangunan berkelanjutan (sustainable
development).

37
2. Studi literatur di atas memberikan pemahaman mengenai konsep etika
keinsinyuran dan pentingnya menjaga dalam praktik sebagai insinyur :
a. Pada praktik keinsinyuran di bidang perminyakan terdapat tantangan dalam
hal etika yaitu konflik kepentingan, kejujuran dalam kajian, keadilan,
perlindungan lingkungan, kecurangan, penyuapan, dan keselamatan
masyarakat.
b. Pelanggaran etika bagi seorang insinyur yang berpraktik di bidang
perminyakan bisa berakibat pada hilangnya reputasi dan nama baik seorang
insinyur, reputasi dan kerugian perusahaan, kecelakaan pada manusia, dan
berdampak pada lingkungan.
3. Pentingnya ketrampilan penilaian moral dan mengembangkan otonomi moral
insinyur dengan berpikir kritis tentang aspek etika. Sadar akan konsekuensi dari
disain keinsinyuran yang akan menentukan pengambilan keputusan:
a. Dalam bekerja seorang yang berpraktik keinsinyuran harus memegang etika,
mematuhi etika profesi dan juga kode etik serta panduan bisnis di
perusahannya agar seorang insinyur dapat memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada konsumen dan masyarakat.
b. Diperlukan etika profesi dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan kaidah
keteknikan yang baik.
c. Dalam mengambil keputusan dan tindakan terkait dengan etika, seorang
insinyur dapat menggunakan kaidah pengambilan keputusan berikut. Jika
jawabannya Ya untuk semua aspek maka keputusan atau tindakan tersebut
dapat dilakukan.
 Apakah tindakan saya tidak bertentangan dengan hukum (illegal)?
 Apakah itu konsisten dengan kepijakan perusahaan, termasuk kebijakan
HAM?
 Apakah ini konsisten dengan Nilai dan Jalan perusahaan (Company
Way?)
 Jika hal ini diketahui masyarakat, apakah saya merasa nyaman?

4. Berdasarkan contoh kasus etika yang penulis paparkan, beberapa hal berikut dapat
menjadi solusi jika dihadapkan pada kondisi yang sama dalam praktik
keinsinyuran di industri yaitu:

38
a) Menghindari konflik kepentingan dengan menolak adanya suap atau
pemberian yang mengganggu objektivitas kita dalam mengambil keputusan
dan melanggar BCEC suatu perusahaan.
b) Mengikuti kaidah yang ada dalam evaluasi cadangan, tidak boleh over
booking dalam valuasinya.
c) Menjaga kerahasiaan informasi yang sifatnya terbatas untuk menghindari
penyalahgunaan informasi dari yang tidak berwenang yang bisa merugikan
perusahaan.
d) Menyampaikan data yang berkaitan usulan proyek secara objektif, jujur dan
tanpa menyembunyikannya dengan maksud tertentu. Menggunakan good
engineering practice dalam bekerja sehingga dapat dipertanggungjawabkan
secara teknik dan tidak menyesatkan informasi bagi pengambil keputusan.
e) Menyampaikan analisis keekonomian dengan jujur dan sesuai dengan
metodologi yang andal sehingga tidak menyesatkan pengambil keputusan.
f) Dalam perhitungan cadangan harus dilakukan secara prudent dan tidak over
booking.
g) Kejujuran dan objektivitas, Peer Review sebagai kontrol selain sebagai sarana
membagikan best practices dan lesson learned suatu proyek.
h) Menyampaikan perspektif dan argumentasi yang utuh dan jujur tanpa konflik
kepentingan ketika mempunyai perspektif yang berbeda dengan atasan pada
suatu masalah dan tetap menghormati atasan.
i) Memperlakukan anggota tim dengan kesempatan sama dan memegang BCEC
(Business Conduct and Ethics Code) ketika melakukan penilaian terhadap
anggota tim.

5. Secara umum jika seorang insinyur perminyakan bekerja dengan memegang etika,
mematuhi BCEC tempat dia bekerja, mematuhi etika profesi dan mematuhi
hukuman yang berlaku maka reputasi dan integritasnya sebagai seorang Insinyur
akan terjaga, yang akan berimplikasi baik dalam kontribusinya kepada perusahaan
dan masyarakat.

39
Daftar Pustaka

Adam, Bayu (2017): Etika Bisnis pada PT. Pertamina EP, Jakarta.
Amirullah (2015) Etika dan Profesi Manajemen, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Darajat, Anisa (2017): Slide Presentasi Kuliah Konsep Etika Profesi dan Profesi
Engineer, FT Universitas Jambi.
Hanafi, Mamduh (2011): Manajemen, Edisi ketiga, UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
Persatuan Insinyur Indonesia (2017): Slide presentasi lokakarya LSIP.
PT. Pertamina EP (2015): Pedoman perilaku (code of conduct) Membangun
Integritas dan Profesionalitas, Jakarta.

40
PT. Pertamina EP (2017): Etika dan Kebijakan Tanggung Jawab Terhadap Tenaga
Kerja, Jakarta.
Santosa, Djoko (2020): Slide Presentasi Konvensi dan Seminar IV PII BK TMG,
Bandung.
Suhardi dan Eliyana, Anis (2018): Pengantar Manajemen dan Aplikasinya,
Cetakan I, Gava Media, Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 Tentang
Keinsinyuran.
Wignjosoebroto, Sritomo (1999): Profesional Engineer dan Etika Profesi Insinyur,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

41

Anda mungkin juga menyukai