Anda di halaman 1dari 19

“PROYEK KERETA CEPAT INDONESIA CINA JAKARTA-

BANDUNG SECTION STASIUN KARAWANG-


PT.WIJAYA KARYA KARYA PERSERO”

Disusun Oleh :

M. Fahmi Wijaya
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wrb, Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia
dan rahmat- Nya sehingga dapat menyelesaikan Makalah Hasil Observasi Pada Proyek Kereta
Cepat Indonesia Cina Jakarta-Bandung Section, Stasiun Karawang. dengan baik dan tepat
waktu.
Penyelesaian Makalah Hasil Observasi ini sebagai syarat untuk mendapatkan
kompetensi Ahli K3 Muda Kementerian Ketenaga Kerjaan Indonesia dengan baik dan tepat
waktu. Makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya, diucapkan terima kasih kepada :

1. Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia atas materi, saran, dan


masukan selama selama proses pelatihan berlangsung.
2. Para instruktur pelatihan yang memberikan pengetahuan baru dan sharing terkait
kondisi penerapan K3.
3. PT. Wijaya Karya (persero) yang telah memberikan kesempatan untuk dapat
berkunjung dan memberikan arahan serta penyampaian terkait dengan
kebutuhan pelatihan.
4. PT. Mitra Dinamis Yang Utama (MIDIATAMA) selaku penyelenggara Pelatihan Ahli
K3 Muda Konstruksi KEMENAKER RI.
5. Teman - teman Pelatihan Ahli K3 Muda Konstruksi KEMENAKER RI Batch

60 dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Makalah Hasil
Observasi yang tidak bisa saya sebutkan satu – persatu.

Disadari bahwa penyusunan Makalah Hasil Observasi Pada proyek ini masih jauh dari
kata kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan saran dan kritikan sebagai bahan perbaikan
makalah ini. Diharapkan gagasan tertulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca dan memerlukan.

Jakarta, 09 Januari 2021

M. Fahmi Wijaya
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................. 2


BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 3

1.1. Umum .................................................................................................................................................................. 3

1.2. Maksud Dan Tujuan. ........................................................................................................................................ 3

1.3. Dasar Aturan dan Perundangan .................................................................................................................... 4

1.4. Gambaran Umum Proyek. ............................................................................................................................. 4

1.5. Gambaran Lokasi Proyek ............................................................................................................................... 5

BAB 2 OBJEK OBSERVASI ............................................................................................................................. 6

2.1. Metode yang Digunakan.................................................................................................................................. 6

2.2. Objek yang Diobservasi ................................................................................................................................... 6

2.3. Kecelakaan yang Mungkin Terjadi Akibat Peralatan dan Pekerjaan Konstruksi................................ 6

2.4. Kecelakaan yang Pernah Terjadi di Lokasi Proyek................................................................................... 7

BAB 3 PERMASALAHAN DI LAPANGAN ....................................................................................................... 8

BAB 4 ANALISA ......................................................................................................................................................12

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................................. 17

5.1. Kesimpulan.................................................................................................................................................. 17

5.2. Saran ............................................................................................................................................................ 17

PENUTUP ...................................................................................................................................................................18
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Umum

Setelah peserta Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi mendapat pembekalan di kelas


selama 4 (empat) hari, maka diperlukan untuk melihat secara langsung kegiatan proyek di
lapangan dan melakukan observasi lapangan. Selanjutnya peserta diminta untuk
menyusun makalah dan laporan dan kemudian mempresentasikan hasil makalahnya.

Observasi lapangan yang dimaksud yaitu peninjauan lapangan secara langsung


mengenai hal-hal yang berkaitan dengan K3 khususnya di sektor peralatan dan
konstruksi.

Observasi dilakukan di proyek Pembangunan Stasiun Kereta Cepat Indonesia Cina Jakarta-
Bandung yang berada di daerah Karawang barat

Proyek ini dipilih karena dianggap memiliki risiko kecelakaan sedang sehingga tinjauan
kesehatan dan keselamatan kerja lebih kompleks terlihat.

1.2 Maksud Dan Tujuan

A. Pelatihan

Pelatihan ini bertujuan untuk mendidik calon Ahli Muda K3 dalam memahami
manajemen pelatihan K3 Kontruksi dan siap melakukan program sosialisasi yang
dijalankan baik lewat perencanaan pelatihan maupun pelaksanaan di lapangan.

B. Observasi Lapangan

Observasi lapangan mempunyai maksud agar peserta pelatihan bisa melihat


secara langsung suatu kegiatan proyek kontruksi khususnya kegiatan-kegiatan
yang terkait dengan K3 namun sebelumnya peserta telah diberi pembekalan teori
atau pengetahuan di dalam kelas.
Tujuan dari kegiatan observasi lapangan ini adalah:
1. Peserta pelatihan mampu mengetahui dan mendalami tingkat
penerapan teori K3 ke dalam aplikasi di lapangan.
2. Peserta pelatihan mampu menilai perbedaan yang terjadi antara
teori dan aplikasi di lapangan melalui pembuatan catatan hasil
observasi.
3. Peserta pelatihan diharapkan dapat memberikan input / saran
kepada obyek observasi (manajemen perusahaan, pelaksana,
mandor, tukang, pekerja, dan lain- lain) mengenai penerapan K3
yang benar.

C. Makalah dan Seminar

Setelah dilakukan observasi di lapangan peserta diharapkan mampu


untuk menyusun makalah dan mempresentasikan makalah tersebut
dihadapan peserta lain dengan tujuan:
1. Peserta mampu menyajikan hasil visualisasi di lapangan dalam
suatu tulisan secara sistematis dan mudah dimengerti.
2. Peserta pelatihan didorong untuk mampu dan berani tampil
mempresentasikan serta mempertahankan pendapat beserta
analisanya dalam suatu forum resmi dan terbuka.

1.3 Dasar Aturan dan Perundangan

1. UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja


“Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejah teraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional

2. UU Nomar. 13 Tahun 2003 Pasal 86 tentang ketenaga kerjaan yang mana


Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. moral dan kesusilaan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai - nilai
agama
3. Permenaker No. 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan

4. SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep.174/Men/1986,
No.104/Kpts/1986
5. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

6. Permenaker No 04Th 1985 Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi ‘’ Tatacara


kerja pesawat tenaga dan produksi’’
7. Permenaker No 05Th 1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut ‘’ Seluruh
jenis pesawat angkat dan angkut wajib memiliki izin dari Kemenakertrans’’
8. PER.09/2010 tentang Operator dan Petugas Angkat & Angkut ‘’ Pesawat angkat
dan angkut harus dioperasikan oleh operator pesawat angkat dan angkut yang
mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan kualifikasinya.’’
9. Permen ESDM No. 36 Tahun 2014 Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
0225:2011 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011) dan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 02225:2011 ‘’ Perusahaan harus mengikuti
standart nasional tentang peraturan instalasi listrik Indonesia’’
10.UU No 36 Th 2009 Tentang Kesehatan ‘’ Setiap orang berhak memperoleh
derajat kesehatan yang optimal’’
11. 1. Permenaker no. 8 tahun 2010 tentang alat pelindung diri ‘’ Setiap pengusaha
wajib menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja/buruh di tempat kerja’’
12. 12. UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan
13. 13. PER.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
14. 14. UU No.32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
15. 15. PP RI No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun ‘’ Penghasil limbah B3 wajib membuat dan menyimpan catatan’’
16. 16. Permenaker No.4 Tahun 1980 Tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan
17. Permenaker No.9 Tahun 2016 tentang standar bekerja diketinggian
1.2. Gambaran Umum Proyek.

Nama Proyek : Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Lokasi : Karawang Barat

Lingkup Pekerjaan : Struktur, Arsitektur, Mekanikal

Pemilik Proyek : PT. Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC)

Pelaksana Konstruksi : PT. Wijaya Karya (persero)

Waktu Pelaksaan : 15 Agustus 2019 – 31 Desember 2021

Luas Proyek : 1042 m2

Jumlah Tenaga Kerja : 327 Orang


1.3. Gambaran Lokasi Proyek
BAB 2 Maksud dan Tujuan

2.1 Objek Observasi

Observasi yang dilakukan memiliki maksud meninjau peralatan dan pekerjaan


konstruksi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja di lokasi
proyek.dengan bertujuan makalah ini untuk memperluas wawasan dan pengetahuan
terutama bagi penulis dan pembaca sekaligus instruktur dapat memberikan kritikan dan
saran guna pengembangan makalah ini dari observasi dilapangan.

2.2 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam observasi lapangan ini adalah metode pencarian data primer
berupa:

1. Wawancara langsung dengan pelaku proyek yaitu Manajer Proyek dan Koordinator
Pelaksana Lapangan terutama yang berkaitan dengan K3
2. Melihat secara visual kegiatan K3

Adapun objek yang diobservasi yaitu :

i. Prosedur K3 yang diterapkan pada pekerjaan kontruksi dan alat


kerja konstruksi termasuk kelayakan dan keberadaannya

ii. Scafolding yang disyaratkan didalam K3

iii. Pekerjaan Konstruksi berupa pekerjaan konstruksi baja, alat angkat dan angkut,
Mekanikal dan Elektrikal

iv. Pemakaian Alat Pelindung Diri pada pekerja

di proyek 5. Kelengkapan Keselamatan

Kerja pada Bangunan


2.3 Kecelakaan yang Mungkin Terjadi Akibat Peralatan dan Pekerjaan Konstruksi

Akibat buruknya peralatan yang digunakan serta kurangnya kemampuan pekerja


atau operator dalam menggunakan alat konstruksi dapat menyebabkan
kecelakaan kerja yang bersifat fatal. Selain itu pekerjaan konstruksi pada
bangunan tinggi juga sangat berpotensi terjadinya kecelakaan kerja terutama bila
kegiatan K3 tidak dilakukan secara menyeluruh.

Adapaun contoh jenis kecelakaan kerja yang mungkin terjadi akibat peralatan dan
pekerjaan konstruksi yaitu :

No Jenis Kecelakaan Kerja Proses K3 yang tidak dipatuhi

1 Terjatuh Tidak adanya body harness/ body harness tidak dipasang


dengan baik

Platform pada Scafolding mengalami masalah/ scaffolding


kurang diperiksa

2 Tertimpa Safety Helm tidak digunakan dengan baik

3 Tergelincir Safety shoes tidak digunakan dengan baik

2.1. Kecelakaan Kerja yang Pernah Terjadi di Lokasi Proyek

Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaksana proyek didapat informasi


bahwa pernah terjadi kecelakaan kerja dan kecelakaan dengan tingkat risiko
terbesar yang pernah terjadi

yaitu seorang pekerja terjepit mesin Bar Bending saat mengoperasikan alat
sehingga korban mengalami luka yang cukup serius pada jari kaki bagian kanan.
Kejadian lainnya hanya kecelakaan kecil dan dapat diantisipasi dengan
penggunaan APD yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan .
Bab 3 PERMASALAHAN DI LAPANGAN

Berdasarkan Observasi yang dilakukan mengenai kegiatan K3 di sektor peralatan &


Konstruksi maka didapat permasalahan yang terjadi di lapangan.

BAB 4 ANALISA

Hasil Analisa yang didapat berdasarkan Observasi ini disampaikan dengan menyertakan
gambar hasil Dokumentasi, Permasalahan, Peraturan terkait dan berserta Rekomendasi
pengendalian :

dokumentasi permasalahan Peraturan terkait Rekomendasi

N pengendalian
O

>UU No.1 tahun


1 Instalasi perancah yang tidak Seharusnya
1970(Tentang
proper. Tangga akses yang tangga akses
Keselamatan
tidak sesuai dan tidak dipasang hingga
Ketenaga
terpasang pada bagian layer layer ke 2,
kerjaan)
ke 2, hand rail dan guard rail handrail untuk
>PPNo. 1 tahun
yang tidak terpasang, catwalk tangga akses dan
1980(Keselamta
tidak lengkap dan terdapat gap juga guard rail
n dan
yang lebar pada catwalk, pada top layer
Kesehatan Kerja
banyak terdapat karat dan harus terpasang
pada konstruksi
korosi pada material perancah sebagai proteksi,
bangunan)
catwalk harus
*Bab III tentang
terpasang di tiap-
perancah. Dan
tiap layer,
Bab IV tentang
celah/gap pada
tangga dan
catwalk harus
tangga rumah
ditutup, material
yang sudah
berkarat dan
korosi diganti
dengan material
yang layak.
Box panel listrik tidak Disetiap
Permen ESDM
dilengkapi dengan sign dan pemasangan Box
2 No. 36 Tahun
label PIC panel listrik harus
2014
disertai dengan
Pemberlakuan
sign dan label
Standar Nasional
PIC yang
Indonesia
menunjukkan
0225:2011
petugas yang
mengenai
berwenang
Persyaratan
mengoperasikan
Umum Instalasi
panel listrik.
Listrik (PUIL
2011) dan Standar
Nasional
Indonesia(SNI)
02225:2011 ‘’
Perusahaan harus
mengikuti standart
nasional tentang
peraturan instalasi
listrik Indonesia’’

Pekerjaan diketinggian tanpa


Permenaker no. 8 Sebelum
dilengkapi akses kerja dan melakukan
3 tahun 2010
proteksi pekerjaan
tentang alat
diketinggian
pelindung diri ‘’
harus dilengkapi
Setiap pengusaha
terlebih dahulu
wajib
akses kerja yang
menyediakan alat
aman dan
pelindung diri
pekerja harus
(APD) bagi
menggunakan
pekerja/buruh
ditempat kerja APD yang sesuai
untuk pekerjaan
di ketinggian
Terminal dan kabel indoor Untuk pekerjaan
4 Permen ESDM
digunakan untuk pekerjaan diluar ruangan
No.36Tahun 2014
luar ruangan seharusnya
Pemberlakuan
sudah
Standar Nasional
menggunakan
Indonesia
terminal dan
0225:2011
kabel khusus
mengenai
outdoor
Persyaratan
Umum Instalasi
Listrik(PUIL2011
) dan Standar
Nasional
Pekerjaan pengangkatan PER.09/2010
Indonesia (SNI) Sebelum
5 tentang
Operator dan ‘’
tidak dilengkapi dengan tali 02225:2011 melakukan
pandu/tagline, tidak ada Petugas
Perusahaan harus pekerjaan
Angkat &
petugas rigger saat proses mengikuti diketinggian
Angkut ‘’
pengangkatan, seorang Pesawat nasional
standart harus dilengkapi
angkat dan
pekerja tidak menggunakan tentang peraturan terlebih dahulu
angkut harus
APD saat bekerja. dioperasikanlistrik
instalasi akses kerja yang
oleh operator
Indonesia’’ aman dan
pesawat
angkat dan pekerja harus
angkut yang
menggunakan
mempunyai
Lisensi K3 APD yang sesuai
dan buku
untuk pekerjaan
kerja sesuai
jenis dan di ketinggian
kualifikasinya

Hal yang harus


>PER No.05/men/1985 dilakukan untuk
tentang pesawat angkat pekerjaan peangkat
Sling yang digunakan untuk angkut iyalah memastikan sling
pengangkatan sudah tidak *Bab III tentang yang digunakan layak
layak pakai peralatan angkat, dalam untuk digunakan.
pasal 9.
6
Mesin gerinda tidak PER.No.38 tahun Safety guard
7 dilengkapi dengan safety pada mesin
2016 tentang
guard. gerinda harus
Keselamatan dan
selalu terpasang
Kesehatan kerja saat digunakan
pesawat tenaga kerja

Alat pemadam api ringan Alat pemadam


PermenakerNo.4
diletakkan langsung pada api ringan harus
8 Tahun 1980
lantai kerja, segel pengaman Tentan diletakkan di
g syarat-
sudah terlepas dan dalam dalam wadah
syarat
keadaan over pressure. khusus dan
pemasangan
diberika
dan
label/sign, segel
pemeliharaan
harus dalam
alatpemadam
keadaan utuh
api ringan.
dan tidak
terlepas, tekanan
dalam tabung
harus selalu
diperiksa.
APAR YANG TIDAK DI RAWAT SEHINGGA SELANG DAN

ISI TIDAK TERPANTAU. SANGAT BERBAHAYA JIKA

TERJADI EMERGENCY TIDAK DAPAT DIGUNAKAN.

HARUS SESUAI DENGAN PERMEN PU NO.02/KPTS/1985

TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN

KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG

Jenis-jenis APAR yang dapat digunakan


BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa dapat diambil kesimpulan sebagai beikut:

1. Pelaksana proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung telah


melaksanakan K3 pada kegiatan konstruksi dan pada peralatan
namun belum dilakukan secara menyeluruh, hal ini dapat terlihat
dari kelengkapan K3 yang belum sempurna pada saat kegiatan
konstruksi.
2. Beberapa peralatan yang digunakan masih ada yang
mempunyai tingkat potensi risiko yang besar seperti
scaffolding dan tangga tanpa hand rail
3. APAR yang tersedia kurang memadai jika dilihat dari luas area kerja .
4. Kelengkapan alat pelindung diri belum dilakukan secara total,
hal ini dapat terlihat dari pekerja yang bekerja tanpa
menggunakan APD padahal sedang mengerjakan pekerjaan
yang memiliki tingkat risiko yang tinggi dan sedang.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam rangka menerapkan


SMK3 di proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yaitu:

1. Setiap pekerjaan konstruksi baik yang masih berlangsung ataupun


slowdown agar lebih diperhatikan kelengkapan APD (alat pelindung
diri) pada seluruh pekerja serta staf operasional agar pelaksanaan SMK3
di proyek tersebut tetap dipertahankan.

2. Alat-alat kelengkapan emergency tetap menjadi prioritas karena


proyek masih berlangsung, untuk mengantisipasi terjadinya
kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kebakaran.
3 .APAR harus diletakkan pada titik rawan kebakaran. Dengan ketinggian standart K3.
PENUTUP

Demikian laporan hasil observasi ini, mudah-mudahan


bermanfaat bagi peserta seminar.

Disamping itu ucapan terima kasih kepada bapak-bapak instruktur


yang telah memberikan ilmunya kepada kami, mudah-mudahan dapat
kami manfaatkan di tempat kerja kami.

Terkait itu, kami ucapkan pula terima kasih kepada bapak-bapak


manajer yang telah mempercayakan kepada kami untuk mengikuti
pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi di Jakarta, serta instruktur dari
Kemenaker RI.

Lebih dan kurangnya saya mohon dimaafkan.

PER .No.38 tahun 2016 tentang keselamat dan Kesehatan kerja peawat tenaga kerja
LAMPIRAN
Lampiran Makalah Observasi Pelaksanaan Program Ahli Muda K3
Pada PT Mitra Dinamis Yang Utama (MIDIATAMA) selaku
penyelenggara Pelatihan Ahli K3 Muda Konstruksi KEMENAKER RI.

Dengan hormat, Dalam rangka untuk menyelesaikan tugas Berupa


Makalah Dan Slide presentasi Yang mencakup Tentang Aspek
Pekerjaan Kontruksi Dan Alat kerja kontruksi terhadap
pelaksanaan program K3. Dan beberapa foto berikut adalah
Aspek yang dinyatakan layak.

Hormat Saya,

M.FAHMI WIJAYA

Anda mungkin juga menyukai