Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH

NTSIUM 6066 ETIKA PROFESI


Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Dian Ariestadi, M.T

TUGAS MAKALAH

Oleh :
Moch Fatkurrohman
Offering : A3-20SA

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2022
ETIKA PROFESI
PRODI S1 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................I
BAB I PENDAHULUHAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 Pengertian ABET.........................................................................................................3
2.2 Kriteria ABET.............................................................................................................3
2.2.1. Kriteria 1..................................................................................................................3
2.2.2. Kriteria 2 .................................................................................................................4
2.2.3. Kriteria 3..................................................................................................................4
2.2.4. Kriteria 4..................................................................................................................4
2.2.5. Kriteria 5..................................................................................................................5
2.2.6. Kriteria 6..................................................................................................................5
2.2.7. Kriteria 7..................................................................................................................5
2.2.8. Kriteria 8..................................................................................................................5
2.2.9. Kriteria 9..................................................................................................................6
2.2.10.Kriteria10.................................................................................................................6
2.2.11.Kriteria11.................................................................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................8

i
ETIKA PROFESI
PRODI S1 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I
PENDAHULUHAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya manusia yang dapat melakukan rekayasa teknik masih tersebar
luas dalam berbagai profesi dan kelembagaan masing-masing, belum
mempunyai standar keahlian, kemampuan, dan kompetensi Insinyur. Insinyur
sebagai salah satu komponen utama yang melakukan layanan jasa rekayasa
teknik harus memiliki kompetensi untuk melakukan pekerjaan secara profesional
sehingga kegiatan yang dilakukannya dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dan dirinya. Hasil karya Insinyur harus bisa dipertanggungjawabkan,
baik secara moril-materiil maupun di hadapan hukum sehingga layanan jasa di
bidang Keinsinyuran memiliki kepastian hukum, memberikan pelindungan
terhadap Insinyur dan pengguna, serta dilakukan secara profesional, bertanggung
jawab, dan menjunjung tinggi etika profesi (Widiasanti, 2014).
Insinyur merupakan seseorang yang dalam melaksanakan profesinya
menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman dan
pelatihan untuk secara ekonomis mengubah dan mengembangkan suatu bahan,
energi dan berbagai sumber daya yang berasal dari alam menjadi produk lain
demi kepentingan, kenyamanan, kesehatan dan keselamatan umat manusia
(Dikpride Despa, Ratna Widyawati, Aleksander Purba, 2020).
Seorang Insinyur dituntut untuk bekerja keras, disiplin, tidak asal jadi dan
tuntas yang harus di imbangi dengan kerja cerdas yaitu mengikuti perkembangan
teknologi dibidangnya, inovatif dan dapat menyelesaikan masalah dengan cara
yang paling baik, bergerak cepat, tidak menunda pekerjaan sehingga visi, misi
dan tujuan cepat tercapai, tanggap terhadap keinginan masyarakat, bertindak
tepat rencana, tepat penyelesaian, serta rasional. Seseorang insinyur yang
memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan
kerja-kerja yang professional. Kode etik insinyur yang dipublikasikan oleh
ABET memulainya dengan dengan introduksi umum yang berisikan pernyataan
tentang 4 (empat) prinsip etika dasar profesi keinsinyuran (Armaeni, 2015).

1
ETIKA PROFESI
PRODI S1 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian ABET?
b. Jelaskan 11 kriteria ABET?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian ABET
b. Menjelaskan 11 kriteria ABET

2
ETIKA PROFESI
PRODI S1 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ABET


ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) merupakan
sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk menilai, memantau, dan
mensertifikasi kualitas pendidikan di bidang ilmu terapan, komputasi, rekayasa
dan teknologi di USA. Accreditation Board for Engineering and Technology
(ABET) secara spesifik memberikan persyaratan akreditasi yang menyatakan
bahwa setiap mahasiswa teknik (engineering) harus mengerti betul karakteristik
etika profesi keinsinyuran dan penerapannya. Dengan persyaratan ini, ABET
menghendaki setiap mahasiswa teknik harus betul-betul memahami etika
profesi, kode etik profesi dan permasalahan yang timbul diseputar profesi yang
akan mereka tekuni nantinya, sebelum mereka nantinya terlanjur melakukan
kesalahan ataupun melanggar etika profesi-nya. Langkah ini akan menempatkan
etika profesi sebagai “preventive ethics” yang akan menghindarkan segala
macam tindakan yang memiliki resiko dan konsekuensi yang serius dari
penerapan keahlian professional (Wignjosoebroto, 2019).
2.2 Kriteria ABET
Terdapat 11 kriteria abet yang akan dijelaskan dalam makalah ini yaitu :
2.2.1. An ability to apply knowledge of mathematics, science, and
engineering
Kriteria pertama di sini menyebutkan bahwa standar seorang insinyur
harus mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya terutama
di bidang matematika, sains, dan teknik dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Indikator kemampuan bagi insinyur dalam menerapkan
kriteria ini adalah memilih model matematis dari sebuah sistem atau
proses sesuai untuk akurasi yang didbutuhkan, menerapkan prinsip-
prinsip matematika untuk analisis atau solusi numerik terhadap
persamaan model, dan memeriksa pendekatan untuk memcahkan
masalah teknik dalm rangka memilih pendekatan yang lebih efektif.

3
ETIKA PROFESI
PRODI S1 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2.2.2. An ability to design and conduct experiments, as well as to analyze


and interpret data
Kriteria kedua di sini menyebutkan bahwa seorang insinyur harus
memiliki kemampuan untuk merencanakan dan melakukan eksperimen
untuk menemukan hal baru demi kemajuan di bidang yang ditekuni.
Penerapan kriteria ini berupa mengamati praktik lab yang baik dan
mengoperasikan instrumentasi dengan mudah, menentukan data yang
sesuai untuk dikumpulkan, memilih peralatan, protokol, dan lain-lain
untuk mengukur variabel yang sesuai untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan, dan menggunakan alat yang tepat untuk menganalisis data
dan memverifikasi serta memvalidasi hasil eksperimen termasuk
penggunaan metode statistik untuk memperhitungkan kemungkinan
kesalahan dalam eksperimental.
2.2.3. An ability to design a system, component, or process to meet desired
needs within realistic constraints such as economi, environmental,
social, political, ethical, health and safety, manufacturability, and
sustainability
Kriteria ketiga di sini menjelaskan bahwa sesorang insinyur harus
dapat merencankan sistem atau proses untuk memenuhi kebutuhan atau
menyelesaikan permasalahan yang ada. Prilaku yang
mengimplementasikan kriteria ini adalah menghasilkan pernyataan
kebutuhan yang jelas dan tidak ambigu dalam sebuah proyek desain,
mengidentifikasi masalah desain serta menerapkan kriteria dalam rangka
mendapatkan solusi, dan membawa solusi sampai yang paling
ekonomis/solusi yang diinginkan dengan beberapa pendekatan yang
dilakukan.
2.2.4. An ability to function on multidisciplinary teams
Kriteria keempat di sini menjelaskan bahwa seorang insinyur harus
dapat bekerja dalam sebuah team work, memiliki andil juga dalam
pekerjaan yang dilakukan bersama, dan menerima masukan dari semua
anggota tim demi keberhasilan pekerjaan yang dilakukan. Perilaku yang
dapat dilakukan seperti mengakui peran peserta dalam tim dan
melakukan peran yang tepat untuk memastikan kesuksesan kerja tim, dan

4
ETIKA PROFESI
PRODI S1 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

mengintregasikan masukan dari semua anggota tim dan membuat


keputusan dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.2.5. An ability to identify, formulate, and solve engineering problems
Kriteria kelima di sini adalah seorang insinyur diharapkan memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi seshingga
dapat menentukan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah yang ada. Beberapa cara yang dapat dilakukan
adalah dapat mendeskripsikan masalah yang ada dengan memahaminya,
mendefinisikan prosedur atau metode penyelesaian masalah dengan jelas,
dan menyelesaikan masalah sesuai dengan hasilnya dalam batasan yang
wajar.
2.2.6. An understanding of professional and ethical responsibility
Kriteria keenam di sini menjelaskan bahwa seorang insinyur harus
memiliki tanggung jawab atas kode etik yang dianutnya sebagai seorang
profesional. Penerapan kriteria ini berupa tahu kode etik untuk seorang
civil engineering, dan mampu mengevaluasi suatu masalah yang terkait
dengan dimensi etis pada civil engineering.
2.2.7. An ability to communicate effectively
Kriteria ketujuh di sini menjelaskan bahwa seorang insinyur
diharuskan memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar informasi
daoat tersampaikan dengan maksimal dan difahami oleh orang lain. Hal
yang dapat mendukung ketercapaian tersebut adalah menulis sesuai
dengan format/gaya teknis yang sesuai jika informasi yang disampaikan
dalam tulisan, menggunakan tata bahasa yang tepat, dan menggunakan
menggunakan bahasa tubuh dan kejelasan dalam ucapan ketika
berkomunikasi.
2.2.8. The broad education necessary to understand the impact of
engineering solutions in a global, economic, environmental, and
societal context.
Kriteria kedelapan di sini menjelaskan bahwa insinyur harus memiliki
pengetahuan yang luas dalam mengetahui dampak dari solusi terhadap
permasalahan yang dibuat, apakah akan benar-benar menyelesaikan

5
ETIKA PROFESI
PRODI S1 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

masalah atau dapat menimbulkan masalah yang baru. Kriteria ini dapat
diterapkan dengan cara mengevaluasi nilai-nilai sosial yang bertentangan
agar dapat membuat keputusan tentang solusi rekayasa, mengevaluasi
dan menganalisa ekonomi sebuah teknik dalam solusi masalah, dan
mengidentifikasi masalah lingkungan dan sosial yang terlibat di
dalamnya dari solusi teknik dan menggabungkan kepekaan lingkungan
dan sosial tersebut ke dalam proses perancangan.
2.2.9. A recognition of the need for, and an ability to engage in life-long
learning
Kriteria kesembilan di sini menjelaskan bahwa seorang insinyur harus
mampu terus belajar dan belajar, karena semakin lama maka masalah
atau hambatan yang dialami akan semakin sulit. Perilaku yang
mencerminkan hal tersebut adalah mengungkapkan/menunjukkan
kesadaran bahwa pendidikan terus berlanjut setelah lulus (dari mata
kuliah), dan mampu mencari informasi yang relevan untuk
menyelesaikan masalah tanpa harus ada panduan apapun.
2.2.10. A knowledge of contemporary issues
Kriteria kesepuluh di sini menjelaskan bahwa insinyur harus memiliki
pengetahuan tentang isu-isu yang ada sehingga dapat membantu dalam
mencari tanggapan/solusi terhadap isu-isu yang ada. Hal yang dapat
dilakukan untuk melakukan kriteria ini adalah dengan mengidentifikasi
isu kritis terkini yang dihadapi dalam ketekniksipilan, dan mengevaluasi
solusi rekayasa alternatif atau skenario yang mempertimbangkan masalah
terkini.
2.2.11. An ability to use the techniques, skills, and modern engineering
tools necessary for engineering practice
Kriteria yang terakhir di sini menjelaskan bahwa insinyur harus
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat
yang dapat membantu pekerjaannya dan memberikan solusi dalam hal
efisiensi waktu. Hal yang dapat mendukung ketercapaian kriteria di atas
adalah memilih teknik dan alat yang sesuai untuk yang tugas spesifik dan
membandingkan hasilnya dengan hasil dari alat atau teknik alternatif

6
ETIKA PROFESI
PRODI S1 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

lainnya, dan menggunakan sumber daya berbasis komputer dan sumber


daya lainnya secara efektif dalam menyelesaikan tugas yang dimilikinya.

7
ETIKA PROFESI
PRODI S1 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) merupakan
sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk menilai, memantau, dan
mensertifikasi kualitas pendidikan di bidang ilmu terapan, komputasi,
rekayasa dan teknologi di USA.
2. Terdapat 11 kriteria keinsinyuran yang disediakan oleh ABET, jika
semuanya diimplementasikan dengan baik maka akan muncul karya
keinsinyuran yang bermutu tinggi.
3.

8
ETIKA PROFESI
PRODI S1 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

DAFTAR PUSTAKA

Armaeni, N. K. (2015). Kajian etika profesi keinsinyuran sipil. PADURAKSA, 4, 41–48.


Dikpride Despa, Ratna Widyawati, Aleksander Purba, T. S. (2020). Edukasi
Implementasi Undang–Undang Keinsinyuran Pada Aparatur Sipil Negara (Asn)
Pemerintahan Kabupaten Di Lampung. Eminar Nasional Pengabdian Kepada
Masyarakat Teknologi Dan Inovasi, September, 47–50.
http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/31727%0Ahttp://repository.lppm.unila.a
c.id/31727/1/Prosiding SENAPATI 2020 %281%29-1-70-59-62.pdf
Widiasanti, I. (2014). 50 Mekanisme Sertifikasi Tenaga Ahli Jasa Konstruksi Menurut
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran. Menara: Jurnal
Teknik Sipil, 9(2), 11. https://doi.org/10.21009/jmenara.v9i2.7961
Wignjosoebroto, S. (2019). Professional Engineer & Etika Profesi ( Insinyur ). Jurnal
Teknik Industri, Insititut Teknologi Sepuluh Nopember, 12.
https://www.academia.edu/35084680/Professional_Engineer_Etika_Profesi_Insiny
ur

Anda mungkin juga menyukai