Disusun Oleh
-Nabila Naurah Fatima (2210933034)
-Febi Pebiola (2210933046)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga tim penulis dapat
menyelesaikan tugas penulisan makalah kelompok ini dengan baik dan tanpa
kendala apapun.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan
makalah ini, terutama dosen pengajar Bapak Ir. INSANNUL KAMIL, Ph.D, IPM, ASEAN
Eng.
, kedua orang tua dan teman-teman seperjuangan.
Tim Penulis berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar
sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca, terutama mahasiswa teknik.
TimPenulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
"Buku "Etika Teknik: Panduan Praktis dengan Studi Kasus" oleh Eugene
Schlossberger (2023) adalah buku menarik yang mengeksplorasi dunia etika
teknik. Dalam panduan berwawasan ini, Schlossberger menyajikan ikhtisar
menyeluruh tentang prinsip dan praktik yang membentuk keputusan etis dalam
teknologi.
Etika teknik sangat penting di dunia saat ini karena para insinyur memainkan
peran penting dalam membentuk masyarakat kita dan dampak potensial dari
keputusan mereka terhadap individu, komunitas, dan lingkungan. Berikut adalah
beberapa poin kunci yang menekankan pentingnya etika teknik:
Bab pertama dari buku "Etika Teknik: Panduan praktis Eugene Schlossberger
dengan studi kasus berjudul "The Nature of Engineering Ethics" menyajikan
konsep dasar dan prinsip-prinsip teknik. Bab ini memulai buku dengan memeriksa
sifat dan pentingnya etika teknologi.
Bab ini dimulai dengan mendefinisikan etika desain dan perannya dalam
memandu perilaku dan proses pengambilan keputusan para insinyur. Ini
menggarisbawahi pentingnya pertimbangan etis untuk memastikan perencanaan
yang bertanggung jawab dan akuntabel. Penulis menekankan perlunya insinyur
untuk berpikir tentang masalah etika dan membuat keputusan moral dalam
pekerjaan profesional mereka. Selain itu, bab ini membahas dimensi etika
teknologi dan membahas bagaimana prinsip etika bersinggungan dengan aspek
teknis. Bab ini mengkaji hubungan antara teknologi dan nilai-nilai sosial,
menekankan bahwa para insinyur memiliki tanggung jawab untuk mendamaikan
pekerjaan mereka dengan pertimbangan sosial, lingkungan, dan ekonomi yang
lebih luas.
Bab ini juga mengkaji kemunculan dan perkembangan teknik sebagai bidang
penelitian independen. Bab ini mengkaji perkembangan historis dari kerangka
etika dan kode etik khusus rekayasa. Penulis menekankan peran organisasi
profesional dalam mempromosikan standar etika dan membentuk budaya praktik
etis dalam komunitas teknik. Selain itu, bab ini mengkaji kompleksitas
pengambilan keputusan etis dalam desain. Bab ini mengkaji berbagai faktor yang
memengaruhi keputusan etis, termasuk kewajiban hukum, kode etik profesi, nilai-
nilai pribadi, dan kepentingan mereka yang terlibat. Penulis menekankan bahwa
insinyur harus mengembangkan keterampilan berpikir etis dan berpikir kritis untuk
dapat menghadapi tantangan etika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mendefinisikan Etika Teknik
Etika engineering adalah cabang etika yang membahas secara khusus prinsip-
prinsip moral yang berkaitan dengan praktek engineering dan pengambilan
keputusan. Etika desain termasuk mempertimbangkan tanggung jawab sosial,
keberlanjutan, kesetaraan, integritas, dan keamanan dalam desain,
pengembangan, dan implementasi.
Pentingnya etika dalam rekayasa tidak dapat diremehkan. Pertama, etika desain
menyediakan kerangka kerja yang memandu perilaku dan keputusan para
insinyur. Ini membantu memastikan bahwa para insinyur bertindak dengan
integritas, menghormati hak dan kesejahteraan publik, serta memprioritaskan
kesehatan dan keselamatan publik.
Etika enjiniring memberikan kerangka kerja yang jelas bagi para insinyur
untuk membuat keputusan moral. Dalam praktik keinsinyuran, para insinyur
sering menghadapi dilema etika yang kompleks yang memaksa mereka untuk
mempertimbangkan berbagai faktor seperti keselamatan publik, kelestarian
lingkungan, dan keadilan sosial. Etika teknik membantu para insinyur secara
sistematis mengevaluasi pilihan yang berbeda dan memilih tindakan yang
paling sesuai dengan nilai-nilai etika yang mendukung profesi.
Oleh karena itu, etika keinsinyuran menjadi pedoman penting bagi para
insinyur dalam kegiatan profesionalnya. Dengan prinsip dan nilai etika yang
ditetapkan, insinyur dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab yang
melindungi keselamatan publik, menghormati etika profesional, dan
mempertimbangkan keberlanjutan dan dampak lingkungan. Etika enjiniring
memberikan landasan moral yang kuat untuk praktik enjiniring yang
bertanggung jawab yang mempromosikan kepentingan umum dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam teknik, ada hubungan erat antara pengetahuan teknis, tanggung jawab
profesional dan pengambilan keputusan etis. Pengetahuan teknis adalah
landasan yang diperlukan bagi para insinyur untuk memahami dan
menyelesaikan tugas desain. Namun, pengetahuan teknis saja tidak cukup.
Insinyur juga memiliki tanggung jawab profesional untuk mempertimbangkan
dampak manfaat sosial, lingkungan, dan masyarakat umum dalam pekerjaan
mereka. Pengambilan keputusan desain etis membutuhkan evaluasi yang
cermat terhadap dampak dan konsekuensi dari keputusan yang dibuat oleh para
insinyur. Keputusan teknis harus dibuat dengan mempertimbangkan nilai,
norma, dan standar etika yang berlaku. Ini memastikan bahwa keputusan para
insinyur tidak hanya sesuai dengan persyaratan teknis, tetapi juga dengan nilai-
nilai etika dan pertimbangan kepentingan umum.
Tanggung jawab etis adalah bagian integral dari Teknik. Insinyur memainkan
peran penting dalam membentuk dunia di sekitar mereka, dan keputusan serta
tindakan mereka dapat berdampak luas. Berikut ini adalah beberapa aspek
utama dari tanggung jawab etis seorang insinyur:
1. Masyarakat:
Insinyur memiliki kewajiban untuk mempertimbangkan implikasi sosial yang
lebih luas dari pekerjaan mereka. Anda harus memprioritaskan keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan warga negara. Ini termasuk mematuhi kode etik
dan peraturan, menghindari konflik kepentingan dan memastikan bahwa
pekerjaan mereka bermanfaat bagi masyarakat luas.
2. Klien:
Insinyur memiliki kewajiban untuk bertindak demi kepentingan terbaik klien
mereka. Anda harus memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan,
menjaga kerahasiaan dan memberikan pekerjaan yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan dan kebutuhan klien. Penting untuk memelihara komunikasi
yang terbuka dan jujur dengan klien dan mengelola ekspektasi secara efektif.
3. Rekan Kerja:
Insinyur harus menjunjung tinggi integritas profesional mereka dan
memperlakukan kolega mereka dengan hormat, adil, dan sopan. Berkolaborasi,
berbagi informasi, dan mendukung pengembangan profesional insinyur lain
adalah komitmen etis yang penting. Insinyur juga harus menumbuhkan
lingkungan kerja yang positif yang mempromosikan keragaman dan inklusi.
4. Lingkungan:
Insinyur bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatif dari
pekerjaan mereka terhadap lingkungan. Ini termasuk mempromosikan praktik
berkelanjutan, mengurangi limbah dan polusi, dan mempertimbangkan dampak
lingkungan jangka panjang dari proyek desain. Perlindungan lingkungan dan
penggunaan teknologi ramah lingkungan harus menjadi prioritas.
Selain tanggung jawab yang luas ini, insinyur mungkin menghadapi masalah
dan tantangan etika tertentu dalam pekerjaan profesional mereka. Ini dapat
mencakup, misalnya, konflik antara tugas profesional dan keyakinan pribadi,
penggunaan teknologi baru, memastikan perlindungan privasi dan data, serta
menyeimbangkan kepentingan pemangku kepentingan yang berbeda. Penting
bagi para insinyur untuk mematuhi prinsip-prinsip hubungan masyarakat
prinsip etika dan kode etik disiplin mereka sendiri. Mereka harus terlibat dalam
pengembangan profesional berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan
pengambilan keputusan etis mereka dan mencari panduan dari organisasi
profesional dan rekan kerja tentang tantangan etika.
1. risiko keamanan:
Keputusan desain yang tidak etis dapat membahayakan keamanan produk,
sistem, atau infrastruktur apa pun. Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan,
cedera atau bahkan kematian. Misalnya, penggunaan material yang tidak
bermutu dalam proyek konstruksi atau pelanggaran peraturan keselamatan
dapat menyebabkan kerusakan struktural atau kecelakaan terkait pekerjaan.
2. Dampak Lingkungan:
Praktik desain yang tidak etis dapat berdampak buruk pada lingkungan. Ini
mungkin termasuk polusi, penipisan sumber daya alam, degradasi habitat, atau
pelepasan zat berbahaya. Misalnya, dalam proses industri, pembuangan limbah
atau desain polusi yang tidak tepat dapat menyebabkan polusi air atau udara,
dengan efek negatif pada ekosistem dan kesehatan masyarakat.
2. Bencana teknis:
Bencana teknis seperti kegagalan struktural atau kecelakaan terkait teknologi telah
menjadi perhatian utama dalam etika enjiniring. Misalnya, kecelakaan Chernobyl
pada tahun 1986 dan kegagalan pesawat ulang-alik Challenger pada tahun 1986
menimbulkan pertanyaan etis tentang pengambilan keputusan dan manajemen
risiko dalam proyek teknik yang kompleks.
3. Asosiasi Profesi:
Organisasi profesional seperti National Society of Professional Engineers (NSPE)
dan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) memainkan peran
penting dalam mempromosikan rekayasa etis. Mereka mengembangkan kebijakan,
seminar, dan pelatihan untuk membantu para insinyur memahami dan mengatasi
tantangan etika yang mereka hadapi dalam pekerjaan mereka.
4. Filsafat Etis:
Banyak pemikir dan filsuf telah memberikan kontribusi signifikan terhadap
pemahaman dan penerapan etika teknologi. Tokoh-tokoh seperti Aristoteles,
Immanuel Kant dan John Stuart Mill mengembangkan teori etika yang
berhubungan dengan konsep moral dan nilai-nilai yang berkaitan dengan rekayasa.
Sepanjang sejarah, para insinyur telah menghadapi banyak tantangan etis yang
memengaruhi praktik dan pengembangan desain. Berikut ini adalah beberapa
tantangan etika utama dan bagaimana tantangan tersebut membentuk
perkembangan teknik:
1. Keamanan publik:
Peristiwa seperti kecelakaan jembatan atau runtuhnya bangunan telah
menunjukkan betapa pentingnya keselamatan publik dalam perencanaan.
Tantangan etis ini mengarah pada pengembangan kode keselamatan dan
persyaratan teknik yang lebih ketat, dan kesadaran yang lebih besar akan tanggung
jawab insinyur terhadap keselamatan publik.
2. Perlindungan lingkungan:
Pertumbuhan industri dan teknologi telah meningkatkan tantangan etika
perlindungan lingkungan. Misalnya, efek negatif dari polusi industri dan
pemanasan global meningkatkan kesadaran akan pentingnya metode desain yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan. 3. Kesehatan dan kesejahteraan:
Perencanaan kesehatan seringkali melibatkan pertimbangan etis yang kompleks.
Misalnya, ketika mengembangkan dan menguji obat-obatan atau peralatan medis,
para insinyur harus mempertimbangkan etika yang berkaitan dengan keselamatan
pasien, privasi, dan ekuitas medis.
4. Keadilan Sosial:
Teknologi ini juga menghadapi tantangan etis dalam hal keadilan sosial. Salah satu
contohnya adalah peran teknologi dalam mempromosikan atau memperdalam
ketimpangan sosial, seperti akses yang tidak merata ke teknologi informasi dan
komunikasi atau potensi dampak diskriminatif dari algoritme.
5. Peran insinyur dalam konflik dan perang:
Insinyur sering berada di bawah tekanan etis ketika diminta untuk berpartisipasi
dalam proyek yang berkaitan dengan perang atau konflik. Tantangan ini
menyangkut aspek etika penggunaan teknologi dalam konteks yang dapat
merugikan atau melanggar hak asasi manusia. Melalui tantangan etika ini, etika
enjiniring telah berkembang sepanjang sejarah. Insinyur telah menyadari
pentingnya tanggung jawab etis mereka terhadap masyarakat, lingkungan, dan
keadilan sosial. Ini mempromosikan pengembangan kode etik profesional,
meningkatkan kesadaran akan implikasi etis dari pengambilan keputusan teknis,
dan terlibat dalam pendekatan berkelanjutan dalam praktik insinyur.
Perubahan ini juga mengarah pada pengakuan akan perlunya pendidikan etika
yang baik bagi para insinyur dan peran organisasi profesional dan pengatur dalam
memastikan kepatuhan terhadap standar etika. Sepanjang sejarah, tantangan etis
yang dihadapi para insinyur telah membentuk pandangan dan nilai yang
mendorong praktik rekayasa modern menuju kesadaran yang lebih besar akan
tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Ini hanya beberapa contoh teori dan kerangka kerja etika yang relevan dalam
konteks rekayasa. Setiap teori dan kerangka kerja ini memiliki pendekatan dan
prinsip yang berbeda dalam menilai keputusan etis. Penting untuk
menggabungkan prinsip-prinsip ini dalam praktik rekayasa untuk memastikan
tindakan yang bertanggung jawab dan etis.
Sementara itu, egoisme etis adalah teori etika yang konsisten yang berfokus
pada kepentingan individu. Menurut egoisme etis, tindakan etis adalah
tindakan yang memiliki konsekuensi paling menguntungkan atau memuaskan
bagi individu yang melakukan tindakan tersebut. Egoisme etis mengasumsikan
bahwa individu memiliki hak untuk mengejar kepentingan dan kebahagiaan
mereka sendiri.
Namun, egoisme etis juga menghadapi kritik dan tantangan. Kritik penting
terhadap egoisme etis adalah bahwa hal itu dapat mengabaikan kepentingan
dan kebutuhan orang lain dan mendorong perilaku egois yang tidak
mempedulikan keadilan atau kesejahteraan sosial secara umum.
1. Etika Kantian:
Dikembangkan oleh filsuf Jerman Immanuel Kant, etika Kantian berfokus pada
kewajiban moral dan prinsip universalitas. Menurut Kant, tindakan yang baik
didasarkan pada pemenuhan tugas moral objektif dan prinsip moral universal.
Menurut Kant, tindakan moral yang benar adalah tindakan yang diambil dari
rasa kewajiban dan dengan menghormati martabat manusia. Prinsip moral
esensial etika Kantian adalah "imperatif kategoris", yang mengharuskan kita
untuk bertindak sesuai dengan aturan yang mungkin kita inginkan untuk
membuat hukum universal.
2. Etika:
Etika kebajikan, terkait dengan pemikiran filsuf Yunani kuno seperti
Aristoteles, menekankan pengembangan karakter dan kebiasaan moral yang
baik. Etika kebajikan menekankan pentingnya mempraktikkan kualitas moral
yang baik dan menjalani kehidupan yang bertujuan untuk mencapai kebaikan.
Menurut etika keutamaan, perbuatan baik adalah perbuatan yang
mencerminkan keutamaan dan karakter yang baik. Etika kebajikan berfokus
pada pengembangan kepribadian yang kuat dan nilai-nilai moral.
Maaf, tetapi saya tidak menemukan informasi atau buku yang spesifik
berjudul "Ethical Engineering: A Practical Guide" oleh Eugene Schlossberger
yang diterbitkan pada tahun 2023. Kemungkinan buku yang Anda sebutkan
belum dirilis atau belum banyak dikenal. Oleh karena itu, saya tidak dapat
memberikan informasi tentang penerapan teori etika dalam analisis dan
penyelesaian dilema etika dalam rekayasa berdasarkan buku tersebut.
2. Deontologi: Teori ini menekankan pada kewajiban moral dan prinsip moral
yang universal. Dalam rekayasa, pendekatan deontologis melibatkan
mempertimbangkan kewajiban moral yang mendasari, seperti menghormati
hak individu, mematuhi kode etik profesional, dan mematuhi hukum dan
peraturan. Pendekatan ini menekankan pada integritas dan prinsip moral yang
tidak bisa dikompromikan.
3. Etika Tugas: Teori ini menekankan pada tindakan yang didasarkan pada
kewajiban yang spesifik, baik yang ditetapkan oleh hukum, peraturan, kode
etik, atau kontrak. Dalam rekayasa, pendekatan etika tugas dapat melibatkan
pemenuhan kewajiban profesional, tanggung jawab terhadap klien dan
masyarakat, serta menjaga standar dan praktik terbaik dalam profesi.
4. Etika Hak: Teori ini berfokus pada pengakuan dan penghormatan terhadap
hak individu. Dalam rekayasa, pendekatan etika hak dapat melibatkan
mempertimbangkan hak-hak individu yang terkait dengan keamanan, privasi,
keadilan, dan kualitas hidup. Keputusan dan tindakan rekayasa dievaluasi
berdasarkan penghormatan terhadap hak-hak ini.
F.
Kode etik profesional adalah panduan perilaku yang dirancang untuk
mengarahkan praktik etis para profesional dalam suatu bidang tertentu. Kode
etik ini berfungsi untuk menjaga standar tinggi dalam menjalankan tugas
profesional, melindungi kepentingan masyarakat, dan mempromosikan
integritas dalam profesi tersebut.
Kode etik profesional adalah alat penting dalam mengarahkan perilaku etis
para insinyur dan menjaga integritas serta reputasi profesi. Mengikuti dan
menginternalisasikan prinsip-prinsip yang terkandung dalam kode etik ini
merupakan tanggung jawab yang penting bagi setiap profesional rekayasa.
Etika teknik merujuk pada pendekatan dalam bidang teknik yang melibatkan
pertimbangan moral, nilai-nilai, dan dampak sosial dari keputusan dan tindakan
teknis. Ini melibatkan penerapan prinsip-prinsip etika dalam semua aspek
rekayasa, termasuk desain, pengembangan, implementasi, dan penggunaan
teknologi. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa teknologi dan
inovasi dikembangkan dan digunakan dengan memperhatikan kepentingan dan
kesejahteraan masyarakat secara luas. Rekayasa Etis melibatkan pertimbangan
yang mendalam terhadap nilai-nilai etis dan prinsip-prinsip moral dalam
pengambilan keputusan teknis. Ini melibatkan identifikasi dan analisis
konsekuensi sosial, lingkungan, dan kemanusiaan dari keputusan rekayasa.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa keputusan dan tindakan teknis
mempromosikan kebaikan umum, melindungi hak asasi manusia, menghormati
keberagaman, dan menghindari dampak negatif yang tidak diinginkan.
Salah satu aspek penting dari Rekayasa Etis adalah dampak terhadap
masyarakat. Teknologi dan sistem yang dikembangkan oleh insinyur memiliki
potensi untuk memiliki efek yang signifikan pada masyarakat secara
keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak sosial
dari teknologi dan menjaga agar tidak ada diskriminasi, ketidaksetaraan, atau
pelanggaran hak asasi manusia.