Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ETIKA PROFESI

KARAKTERISTIK ETIKA TEKNIK


Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi (TEK60102)

Disusun Oleh
-Nabila Naurah Fatima (2210933034)
-Febi Pebiola (2210933046)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga tim penulis dapat
menyelesaikan tugas penulisan makalah kelompok ini dengan baik dan tanpa
kendala apapun.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan
makalah ini, terutama dosen pengajar Bapak Ir. INSANNUL KAMIL, Ph.D, IPM, ASEAN
Eng.
, kedua orang tua dan teman-teman seperjuangan.

Makalah berjudul “KARAKTERISTIK ETIKA TEKNIK” ini disusun untuk


memenuhi tugas semester 2 mata kuliah Etika Profesi. Pemilihan judul
didasarkan pada

Tim Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam


penyusunan makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam
karya tulis ini. Penulis juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar
dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan berikutnya.

Tim Penulis berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar
sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca, terutama mahasiswa teknik.

Yogyakarta, 05 Februari 2023

TimPenulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
"Buku "Etika Teknik: Panduan Praktis dengan Studi Kasus" oleh Eugene
Schlossberger (2023) adalah buku menarik yang mengeksplorasi dunia etika
teknik. Dalam panduan berwawasan ini, Schlossberger menyajikan ikhtisar
menyeluruh tentang prinsip dan praktik yang membentuk keputusan etis dalam
teknologi.

Buku ini menawarkan pendekatan praktis untuk memahami dan menanggapi


tantangan etika kompleks yang dihadapi para insinyur di tempat kerja. Buku ini
menyajikan berbagai studi kasus dunia nyata yang menyoroti masalah etika di
berbagai bidang teknologi. Dengan menganalisis kasus-kasus ini, pembaca akan
memperoleh informasi berharga tentang isu-isu etis yang harus dipertimbangkan
saat merencanakan, melaksanakan, dan memelihara proyek rekayasa. Karya
Schlossberger melampaui perdebatan teoretis dan menyediakan alat dan kerangka
kerja praktis untuk membantu para insinyur membuat keputusan etis. Melalui
diskusi dan analisis yang menggugah pikiran, pembaca didorong untuk
mengembangkan keterampilan berpikir etis mereka sendiri dan menerapkannya
pada skenario dunia nyata.

Etika teknik sangat penting di dunia saat ini karena para insinyur memainkan
peran penting dalam membentuk masyarakat kita dan dampak potensial dari
keputusan mereka terhadap individu, komunitas, dan lingkungan. Berikut adalah
beberapa poin kunci yang menekankan pentingnya etika teknik:

1. Perlindungan keamanan publik:


Proyek perencanaan memiliki dampak langsung pada keselamatan publik. Insinyur
merancang dan membangun struktur, sistem, dan teknologi yang diandalkan orang
untuk kesejahteraan mereka. Pertimbangan etis memastikan bahwa para insinyur
memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan publik daripada kepentingan atau
kendala yang bersaing
. 2. Perlindungan lingkungan:
Di saat meningkatnya masalah lingkungan, para insinyur memiliki tanggung jawab
untuk meminimalkan dampak negatif proyek mereka terhadap lingkungan. Dengan
mengikuti prinsip etika, para insinyur dapat mempromosikan praktik
berkelanjutan, mengurangi konsumsi sumber daya, dan menciptakan solusi
inovatif yang berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau.
3. Kepercayaan dan profesionalisme:
Etika desain menciptakan kepercayaan antara profesional, klien, dan publik.
Perilaku etis memastikan bahwa para insinyur mempertahankan standar
profesionalisme, kejujuran, dan transparansi tertinggi dalam pekerjaan mereka.
Dengan bertindak secara etis, para insinyur menciptakan kredibilitas dan
menginspirasi kepercayaan pada kemampuan mereka, yang penting untuk
kolaborasi yang sukses dan hubungan jangka panjang.

4. Pengambilan keputusan etis:


Kompleksitas perencanaan proyek seringkali membutuhkan keputusan yang sulit
dengan banyak pemangku kepentingan dan kepentingan yang bersaing. Etika
desain menyediakan kerangka kerja untuk mengevaluasi isu-isu ini dan membuat
keputusan berdasarkan informasi yang mempertimbangkan persyaratan teknis dan
implikasi moral. Pengambilan keputusan yang etis memastikan bahwa para
insinyur bertindak secara bertanggung jawab dan memiliki pemahaman yang lebih
lengkap tentang konsekuensi potensial dari tindakan mereka.

5. Tanggung jawab sosial:


Insinyur memiliki tanggung jawab sosial untuk mempromosikan masyarakat yang
positif. Pertimbangan etis mendorong para insinyur untuk mempertimbangkan
implikasi sosial yang lebih luas dari pekerjaan mereka, seperti aksesibilitas,
keadilan, dan keadilan sosial. Dengan memasukkan prinsip etika ke dalam praktik
mereka, para insinyur dapat mengupayakan desain yang inklusif, akses yang adil
ke sumber daya, dan solusi yang menjawab tantangan sosial.

6. Pengembangan dan tanggung jawab profesional: Etika desain memainkan


peran penting
dalam pengembangan profesional dan tanggung jawab. Pedoman etika dan kode etik
memberi para insinyur kerangka kerja untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan
pengambilan keputusan etis mereka. Selain itu, standar etika membantu memastikan
akuntabilitas dalam profesi dan memastikan bahwa para insinyur bertanggung jawab atas
tindakan dan perilaku mereka.

Bab pertama dari buku "Etika Teknik: Panduan praktis Eugene Schlossberger
dengan studi kasus berjudul "The Nature of Engineering Ethics" menyajikan
konsep dasar dan prinsip-prinsip teknik. Bab ini memulai buku dengan memeriksa
sifat dan pentingnya etika teknologi.

Bab ini dimulai dengan mendefinisikan etika desain dan perannya dalam
memandu perilaku dan proses pengambilan keputusan para insinyur. Ini
menggarisbawahi pentingnya pertimbangan etis untuk memastikan perencanaan
yang bertanggung jawab dan akuntabel. Penulis menekankan perlunya insinyur
untuk berpikir tentang masalah etika dan membuat keputusan moral dalam
pekerjaan profesional mereka. Selain itu, bab ini membahas dimensi etika
teknologi dan membahas bagaimana prinsip etika bersinggungan dengan aspek
teknis. Bab ini mengkaji hubungan antara teknologi dan nilai-nilai sosial,
menekankan bahwa para insinyur memiliki tanggung jawab untuk mendamaikan
pekerjaan mereka dengan pertimbangan sosial, lingkungan, dan ekonomi yang
lebih luas.

Bab ini juga mengkaji kemunculan dan perkembangan teknik sebagai bidang
penelitian independen. Bab ini mengkaji perkembangan historis dari kerangka
etika dan kode etik khusus rekayasa. Penulis menekankan peran organisasi
profesional dalam mempromosikan standar etika dan membentuk budaya praktik
etis dalam komunitas teknik. Selain itu, bab ini mengkaji kompleksitas
pengambilan keputusan etis dalam desain. Bab ini mengkaji berbagai faktor yang
memengaruhi keputusan etis, termasuk kewajiban hukum, kode etik profesi, nilai-
nilai pribadi, dan kepentingan mereka yang terlibat. Penulis menekankan bahwa
insinyur harus mengembangkan keterampilan berpikir etis dan berpikir kritis untuk
dapat menghadapi tantangan etika.

Schlossberger melengkapi diskusi di sepanjang bab ini dengan contoh-contoh


relevan dan studi kasus yang mengilustrasikan dilema etis yang dihadapi oleh para
insinyur dalam situasi dunia nyata. Contoh-contoh praktis ini membantu pembaca
memahami kompleksitas pengambilan keputusan etis dalam konteks proyek desain
dan mendorong analisis dan refleksi mendalam. Singkatnya, Bab 1 adalah
pengantar tentang sifat dan pentingnya etika enjiniring. Bab ini memberikan
pemahaman dasar tentang aspek etika teknik dan mengeksplorasi persimpangan
antara pertimbangan etis dan teknis. Memberikan dasar untuk keputusan etis, bab
ini melatih pembaca untuk memahami etika enjiniring dan menerapkannya dalam
praktik enjiniring mereka.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Mendefinisikan Etika Teknik
Etika engineering adalah cabang etika yang membahas secara khusus prinsip-
prinsip moral yang berkaitan dengan praktek engineering dan pengambilan
keputusan. Etika desain termasuk mempertimbangkan tanggung jawab sosial,
keberlanjutan, kesetaraan, integritas, dan keamanan dalam desain,
pengembangan, dan implementasi.

Pentingnya etika dalam rekayasa tidak dapat diremehkan. Pertama, etika desain
menyediakan kerangka kerja yang memandu perilaku dan keputusan para
insinyur. Ini membantu memastikan bahwa para insinyur bertindak dengan
integritas, menghormati hak dan kesejahteraan publik, serta memprioritaskan
kesehatan dan keselamatan publik.

Kedua, etika teknik menekankan tanggung jawab insinyur terhadap lingkungan


dan keberlanjutan. Saat ini tantangan lingkungan, insinyur memainkan peran
penting dalam meminimalkan dampak lingkungan negatif dari proyek
rekayasa. Etika enjiniring mendorong para insinyur untuk mengadopsi praktik
berkelanjutan, dengan mempertimbangkan efisiensi energi, pengelolaan
limbah, dan konservasi sumber daya alam.

Ketiga, engineering memupuk kepercayaan dan kejujuran dalam profesi


engineering. Insinyur yang berperilaku etis menginspirasi kepercayaan dengan
pelanggan, kolega, dan publik. Mereka berkomitmen untuk menjalankan
tugasnya dengan jujur, transparan dan profesional, yang menjadi dasar
kemitraan yang sukses dan hubungan jangka panjang yang baik.

Keempat, etika enjiniring membantu para insinyur membuat keputusan yang


rumit. Dalam praktiknya, para insinyur sering menghadapi dilema etika yang
terkait dengan konflik kepentingan. Etika desain memberi para insinyur
kerangka kerja dan alat untuk mempertimbangkan semua faktor yang relevan
dan membuat keputusan yang menghormati seperangkat nilai dan kepentingan
moral. Kelima, etika insinyur mencerminkan komitmennya terhadap tanggung
jawab sosial. Insinyur tahu bahwa pekerjaan mereka berdampak langsung pada
masyarakat. Oleh karena itu,etika enjiniring mendorong para insinyur untuk
menyadari implikasi sosial dari keputusan dan tindakan mereka, termasuk
aspek kesejahteraan sosial, akses yang sama, dan kesetaraan. Untuk menjaga
integritas dan profesionalisme, para insinyur harus memahami etika enjiniring
dan menerapkannya dalam pekerjaan sehari-hari. Melalui pemahaman dan
pengguna dan teknik, para insinyur dapat memastikan bahwa mereka
memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sembari
menjunjung standar moral tertinggi dalam bidang teknik.

Etika enjiniring memberikan kerangka kerja yang jelas bagi para insinyur
untuk membuat keputusan moral. Dalam praktik keinsinyuran, para insinyur
sering menghadapi dilema etika yang kompleks yang memaksa mereka untuk
mempertimbangkan berbagai faktor seperti keselamatan publik, kelestarian
lingkungan, dan keadilan sosial. Etika teknik membantu para insinyur secara
sistematis mengevaluasi pilihan yang berbeda dan memilih tindakan yang
paling sesuai dengan nilai-nilai etika yang mendukung profesi.

Selain itu, teknik memandu para insinyur untuk memprioritaskan kepentingan


sosial dan keselamatan publik di atas kepentingan pribadi atau komersial.
Insinyur memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa desain,
konstruksi, dan implementasi tidak merugikan masyarakat. Etika desain
membantu para insinyur memahami tanggung jawab mereka untuk melindungi
keselamatan dan kesejahteraan publik serta menghindari konflik kepentingan
yang dapat merugikan kepentingan publik.

Selain itu, etika enjiniring mendorong para insinyur untuk mempertahankan


profesionalisme dan integritas tingkat tinggi. Etika desain menekankan
pentingnya kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas dalam semua aspek
praktik profesional. Insinyur diharapkan berperilaku etis, menghormati kode
etik profesi dan menjaga reputasi dan kredibilitas mereka dalam hubungan
profesional dan masyarakat luas. Etika desain juga mengingatkan para insinyur
akan tanggung jawab mereka untuk melindungi alam. Mempertimbangkan
dampak lingkungan dari proyek desain, para insinyur harus mengikuti prinsip
etika yang mempromosikan keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya yang
bertanggung jawab. Mereka diharapkan mencari solusi teknis yang ramah
lingkungan dan mempromosikan perlindungan iklim dan perlindungan
lingkungan.

Oleh karena itu, etika keinsinyuran menjadi pedoman penting bagi para
insinyur dalam kegiatan profesionalnya. Dengan prinsip dan nilai etika yang
ditetapkan, insinyur dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab yang
melindungi keselamatan publik, menghormati etika profesional, dan
mempertimbangkan keberlanjutan dan dampak lingkungan. Etika enjiniring
memberikan landasan moral yang kuat untuk praktik enjiniring yang
bertanggung jawab yang mempromosikan kepentingan umum dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Dalam teknik, ada hubungan erat antara pengetahuan teknis, tanggung jawab
profesional dan pengambilan keputusan etis. Pengetahuan teknis adalah
landasan yang diperlukan bagi para insinyur untuk memahami dan
menyelesaikan tugas desain. Namun, pengetahuan teknis saja tidak cukup.
Insinyur juga memiliki tanggung jawab profesional untuk mempertimbangkan
dampak manfaat sosial, lingkungan, dan masyarakat umum dalam pekerjaan
mereka. Pengambilan keputusan desain etis membutuhkan evaluasi yang
cermat terhadap dampak dan konsekuensi dari keputusan yang dibuat oleh para
insinyur. Keputusan teknis harus dibuat dengan mempertimbangkan nilai,
norma, dan standar etika yang berlaku. Ini memastikan bahwa keputusan para
insinyur tidak hanya sesuai dengan persyaratan teknis, tetapi juga dengan nilai-
nilai etika dan pertimbangan kepentingan umum.

Dalam bab ini, Schlossberger menekankan pentingnya memahami dan


mempertimbangkan titik temu antara pengetahuan teknis, tanggung jawab
profesional, dan pengambilan keputusan etis dalam praktik keinsinyuran.
Dengan cara ini, para insinyur dapat melakukan tugasnya dengan hati nurani
etis yang tinggi, menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan dan
memastikan bahwa pekerjaan mereka memiliki manfaat yang optimal bagi
masyarakat. Dengan menggabungkan pengetahuan teknis yang baik, tanggung
jawab profesional yang bertanggung jawab, dan pengambilan keputusan etis
berdasarkan prinsip-prinsip etika, para insinyur dapat melakukan tugas mereka
secara efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Bab ini
membantu pembaca memahami pentingnya mengintegrasikan ketiga aspek ini
ke dalam praktik teknik sehari-hari dan mengeksplorasi tantangan dan
kerumitan dalam mengintegrasikan pengetahuan teknis, tanggung jawab
profesional, dan pengambilan keputusan etis ke dalam praktik teknik.

B. Dimensi Etika dalam Teknik


Rekayasa memiliki dimensi etika yang penting dan tidak terpisahkan. Etika
adalah bagian integral dari setiap aspek pekerjaan seorang insinyur,
mempengaruhi keputusan, tindakan dan dampak yang dihasilkan pada
masyarakat dan lingkungan.

Dimensi etika penting dari rekayasa adalah kepentingan keselamatan publik.


Insinyur memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa proyek rekayasa
yang mereka rancang dan bangun aman bagi masyarakat. Pertimbangan etis
memastikan bahwa keselamatan dan kesejahteraan publik lebih diutamakan
daripada kepentingan lainnya. Dimensi etis lainnya adalah tanggung jawab
lingkungan. Karena perubahan iklim dan degradasi lingkungan, para insinyur
memainkan peran penting dalam meminimalkan dampak lingkungan negatif
dari proyek mereka. Etika desain mendorong para insinyur untuk berpikir
tentang keberlanjutan, penggunaan sumber daya yang efisien, dan
pengembangan solusi inovatif dan ramah lingkungan.

Selain itu, dimensi etika rekayasa mencakup pertimbangan nilai-nilai sosial.


Insinyur harus menyelaraskan pekerjaannya dengan nilai-nilai sosial yang lebih
luas seperti keadilan, kesetaraan, dan aksesibilitas. Etika desain menekankan
pertimbangan dampak sosial dari proyek desain dan berjuang untuk
inklusivitas dan keadilan dalam perencanaan dan implementasi.

Tanggung jawab etis adalah bagian integral dari Teknik. Insinyur memainkan
peran penting dalam membentuk dunia di sekitar mereka, dan keputusan serta
tindakan mereka dapat berdampak luas. Berikut ini adalah beberapa aspek
utama dari tanggung jawab etis seorang insinyur:
1. Masyarakat:
Insinyur memiliki kewajiban untuk mempertimbangkan implikasi sosial yang
lebih luas dari pekerjaan mereka. Anda harus memprioritaskan keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan warga negara. Ini termasuk mematuhi kode etik
dan peraturan, menghindari konflik kepentingan dan memastikan bahwa
pekerjaan mereka bermanfaat bagi masyarakat luas.

2. Klien:
Insinyur memiliki kewajiban untuk bertindak demi kepentingan terbaik klien
mereka. Anda harus memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan,
menjaga kerahasiaan dan memberikan pekerjaan yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan dan kebutuhan klien. Penting untuk memelihara komunikasi
yang terbuka dan jujur dengan klien dan mengelola ekspektasi secara efektif.

3. Rekan Kerja:
Insinyur harus menjunjung tinggi integritas profesional mereka dan
memperlakukan kolega mereka dengan hormat, adil, dan sopan. Berkolaborasi,
berbagi informasi, dan mendukung pengembangan profesional insinyur lain
adalah komitmen etis yang penting. Insinyur juga harus menumbuhkan
lingkungan kerja yang positif yang mempromosikan keragaman dan inklusi.

4. Lingkungan:
Insinyur bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatif dari
pekerjaan mereka terhadap lingkungan. Ini termasuk mempromosikan praktik
berkelanjutan, mengurangi limbah dan polusi, dan mempertimbangkan dampak
lingkungan jangka panjang dari proyek desain. Perlindungan lingkungan dan
penggunaan teknologi ramah lingkungan harus menjadi prioritas.

Selain tanggung jawab yang luas ini, insinyur mungkin menghadapi masalah
dan tantangan etika tertentu dalam pekerjaan profesional mereka. Ini dapat
mencakup, misalnya, konflik antara tugas profesional dan keyakinan pribadi,
penggunaan teknologi baru, memastikan perlindungan privasi dan data, serta
menyeimbangkan kepentingan pemangku kepentingan yang berbeda. Penting
bagi para insinyur untuk mematuhi prinsip-prinsip hubungan masyarakat
prinsip etika dan kode etik disiplin mereka sendiri. Mereka harus terlibat dalam
pengembangan profesional berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan
pengambilan keputusan etis mereka dan mencari panduan dari organisasi
profesional dan rekan kerja tentang tantangan etika.

Keputusan dan tindakan perencanaan yang tidak etis dapat memiliki


konsekuensi luas yang memengaruhi berbagai aspek masyarakat, lingkungan,
dan kesejahteraan manusia. Berikut ini adalah beberapa kemungkinan
konsekuensi dari tindakan tersebut:

1. risiko keamanan:
Keputusan desain yang tidak etis dapat membahayakan keamanan produk,
sistem, atau infrastruktur apa pun. Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan,
cedera atau bahkan kematian. Misalnya, penggunaan material yang tidak
bermutu dalam proyek konstruksi atau pelanggaran peraturan keselamatan
dapat menyebabkan kerusakan struktural atau kecelakaan terkait pekerjaan.

2. Dampak Lingkungan:
Praktik desain yang tidak etis dapat berdampak buruk pada lingkungan. Ini
mungkin termasuk polusi, penipisan sumber daya alam, degradasi habitat, atau
pelepasan zat berbahaya. Misalnya, dalam proses industri, pembuangan limbah
atau desain polusi yang tidak tepat dapat menyebabkan polusi air atau udara,
dengan efek negatif pada ekosistem dan kesehatan masyarakat.

3. Konsekuensi hukum dan keuangan:


Keputusan desain yang tidak etis dapat membuat individu, perusahaan, atau
organisasi yang terlibat terkena tindakan hukum dan tanggung jawab finansial.
Pelanggaran hukum, peraturan, atau standar industri apa pun dapat
mengakibatkan denda, tuntutan hukum, dan rusaknya reputasi pihak yang
bertanggung jawab. Konsekuensi hukum dan keuangan ini dapat memiliki
implikasi jangka panjang bagi individu dan komunitas yang terlibat.

4. Kehilangan kepercayaan dan reputasi:


Keputusan enjiniring yang tidak etis dapat merusak kepercayaan publik
terhadap profesi enjiniring dan organisasi terkait. Hilangnya kepercayaan ini
dapat berdampak negatif pada hubungan dengan pelanggan, pemangku
kepentingan, dan publik. Pers negatif dan reputasi yang rusak dapat
mengakibatkan hilangnya peluang bisnis, kesulitan menarik profesional yang
berkualitas, dan berkurangnya kredibilitas dalam industri. 5. Masalah dan
konflik etika:
Keputusan desain yang tidak etis seringkali menghasilkan masalah etika bagi
para profesional yang terlibat. Insinyur mungkin menghadapi konflik
kepentingan, seperti tekanan untuk mengurangi biaya untuk memenuhi
peraturan.

C. Perspektif Sejarah tentang Etika Teknik


Berikut ini adalah ikhtisar sejarah perkembangan teknik:
1. Masa awal:
Etika engineering berakar kuat pada etika umum dan prinsip moral yang telah
ada sepanjang sejarah manusia. Prinsip-prinsip moral seperti kejujuran,
keadilan, dan kehati-hatian selalu menjadi dasar praktik rekayasa. Namun,
mempertimbangkan teknik sebagai disiplin independen masih dalam tahap
awal.

2. Awal abad ke-20:


Pada awal abad ke-20, perhatian terhadap etika enjiniring mulai meningkat.
Peristiwa seperti kegagalan struktural Jembatan Tacoma Narrows pada tahun
1940 dan kecelakaan luar angkasa Challenger pada tahun 1986 menyoroti
pentingnya pertimbangan etis dalam desain. Organisasi profesional seperti
American Society of Civil Engineers (ASCE) dan National Society of
Professional Engineers (NSPE) telah mulai mengembangkan kode etik untuk
memandu praktik keinsinyuran.

3. Tingkatkan Kesadaran Global:


Dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, kesadaran akan masalah etika
dalam desain semakin berkembang di seluruh dunia. Organisasi internasional
seperti International Federation of Consulting Engineers (FIDIC) dan
International Council on Systems Engineering (INCOSE) telah memainkan
peran sentral dalam pengembangan pedoman etika dan standar profesional
yang diakui secara internasional. 4. Kasus Terkenal:
Beberapa kasus profil tinggi dalam sejarah teknik telah berperan penting dalam
meningkatkan kesadaran akan teknik. Misalnya, pembantaian Bhopal di India
pada tahun 1984, di mana kebocoran gas beracun di pabrik pestisida
menyebabkan ribuan kematian dan dampak lingkungan yang besar, menarik
perhatian global terhadap tanggung jawab etis para insinyur.

5. Integrasi ke dalam kurikulum:


Di bidang teknik, pentingnya etika dalam pendidikan profesi insinyur semakin
diakui. Banyak program pendidikan teknik sekarang memasukkan kursus etika
teknik dalam kurikulum mereka untuk menciptakan pemahaman dan kesadaran
etis di antara generasi insinyur berikutnya.
6. Pengembangan kerangka regulasi:
Aturan dan peraturan juga membantu kemajuan teknik. Instansi pemerintah dan
otoritas perencanaan seringkali menerapkan aturan dan standar yang memandu
praktik desain yang etis dan bertanggung jawab. Perkembangan etika teknologi
terus berlanjut selama bertahun-tahun untuk menjawab tantangan etika yang
muncul seiring dengan perkembangan teknologi. Ini termasuk isu-isu seperti
keberlanjutan, privasi, keadilan sosial dan dampak teknologi baru seperti
kecerdasan buatan dan rekayasa genetika. Etika teknik untuk keberlanjutan adalah
upaya berkelanjutan untuk memastikan bahwa desain mempromosikan kebaikan
bersama dan diterapkan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap
masyarakat, lingkungan, dan individu.

Bidang keinsinyuran berkembang seiring dengan perkembangan teknologi itu


sendiri. Berikut adalah beberapa peristiwa terpenting, pencapaian, dan orang-orang
paling berpengaruh di industri ini:

1. Kode Etik Profesi:


Salah satu tonggak yang paling penting adalah pengembangan dan penerapan kode
etik untuk rekayasa. Aturan etika ini memandu para insinyur untuk melakukan
tugasnya dengan jujur dan bertanggung jawab. Misalnya, American Society of
Civil Engineers (ASCE) memiliki kode etik yang menetapkan prinsip-prinsip yang
harus diikuti oleh insinyur sipil.

2. Bencana teknis:
Bencana teknis seperti kegagalan struktural atau kecelakaan terkait teknologi telah
menjadi perhatian utama dalam etika enjiniring. Misalnya, kecelakaan Chernobyl
pada tahun 1986 dan kegagalan pesawat ulang-alik Challenger pada tahun 1986
menimbulkan pertanyaan etis tentang pengambilan keputusan dan manajemen
risiko dalam proyek teknik yang kompleks.

3. Asosiasi Profesi:
Organisasi profesional seperti National Society of Professional Engineers (NSPE)
dan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) memainkan peran
penting dalam mempromosikan rekayasa etis. Mereka mengembangkan kebijakan,
seminar, dan pelatihan untuk membantu para insinyur memahami dan mengatasi
tantangan etika yang mereka hadapi dalam pekerjaan mereka.

4. Filsafat Etis:
Banyak pemikir dan filsuf telah memberikan kontribusi signifikan terhadap
pemahaman dan penerapan etika teknologi. Tokoh-tokoh seperti Aristoteles,
Immanuel Kant dan John Stuart Mill mengembangkan teori etika yang
berhubungan dengan konsep moral dan nilai-nilai yang berkaitan dengan rekayasa.

5. Etika profesi teknologi baru:


Perkembangan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, dan
bioteknologi telah membawa serta tantangan etika yang kompleks. Pemikir dan
peneliti bekerja untuk mengembangkan kerangka kerja etis yang relevan yang
mempertimbangkan dampak sosial, privasi, dan gender dari teknologi ini.
Meskipun saya tidak dapat memberikan detail tentang buku yang Anda sebutkan,
penting untuk memahami etika enjiniring dan bagaimana pengaruhnya terhadap
praktik enjiniring. Dengan mempertimbangkan prinsip etika dan menerapkan
pengetahuan ini dalam pekerjaan sehari-hari, para insinyur dapat bertindak secara
bertanggung jawab.

Sepanjang sejarah, para insinyur telah menghadapi banyak tantangan etis yang
memengaruhi praktik dan pengembangan desain. Berikut ini adalah beberapa
tantangan etika utama dan bagaimana tantangan tersebut membentuk
perkembangan teknik:

1. Keamanan publik:
Peristiwa seperti kecelakaan jembatan atau runtuhnya bangunan telah
menunjukkan betapa pentingnya keselamatan publik dalam perencanaan.
Tantangan etis ini mengarah pada pengembangan kode keselamatan dan
persyaratan teknik yang lebih ketat, dan kesadaran yang lebih besar akan tanggung
jawab insinyur terhadap keselamatan publik.

2. Perlindungan lingkungan:
Pertumbuhan industri dan teknologi telah meningkatkan tantangan etika
perlindungan lingkungan. Misalnya, efek negatif dari polusi industri dan
pemanasan global meningkatkan kesadaran akan pentingnya metode desain yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan. 3. Kesehatan dan kesejahteraan:
Perencanaan kesehatan seringkali melibatkan pertimbangan etis yang kompleks.
Misalnya, ketika mengembangkan dan menguji obat-obatan atau peralatan medis,
para insinyur harus mempertimbangkan etika yang berkaitan dengan keselamatan
pasien, privasi, dan ekuitas medis.

4. Keadilan Sosial:
Teknologi ini juga menghadapi tantangan etis dalam hal keadilan sosial. Salah satu
contohnya adalah peran teknologi dalam mempromosikan atau memperdalam
ketimpangan sosial, seperti akses yang tidak merata ke teknologi informasi dan
komunikasi atau potensi dampak diskriminatif dari algoritme.
5. Peran insinyur dalam konflik dan perang:
Insinyur sering berada di bawah tekanan etis ketika diminta untuk berpartisipasi
dalam proyek yang berkaitan dengan perang atau konflik. Tantangan ini
menyangkut aspek etika penggunaan teknologi dalam konteks yang dapat
merugikan atau melanggar hak asasi manusia. Melalui tantangan etika ini, etika
enjiniring telah berkembang sepanjang sejarah. Insinyur telah menyadari
pentingnya tanggung jawab etis mereka terhadap masyarakat, lingkungan, dan
keadilan sosial. Ini mempromosikan pengembangan kode etik profesional,
meningkatkan kesadaran akan implikasi etis dari pengambilan keputusan teknis,
dan terlibat dalam pendekatan berkelanjutan dalam praktik insinyur.

Perubahan ini juga mengarah pada pengakuan akan perlunya pendidikan etika
yang baik bagi para insinyur dan peran organisasi profesional dan pengatur dalam
memastikan kepatuhan terhadap standar etika. Sepanjang sejarah, tantangan etis
yang dihadapi para insinyur telah membentuk pandangan dan nilai yang
mendorong praktik rekayasa modern menuju kesadaran yang lebih besar akan
tanggung jawab sosial dan lingkungan.

D. Teori dan Kerangka Etika


Berikut ini adalah beberapa teori etika yang umumnya diterapkan dalam
konteks rekayasa:
1. Utilitarianisme: Teori utilitarianisme menekankan bahwa tindakan yang
benar adalah tindakan yang menghasilkan konsekuensi terbaik atau kebaikan
yang maksimal bagi sebanyak mungkin orang. Dalam konteks rekayasa,
pendekatan ini akan menekankan pada manfaat umum dan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan.
2. Deontologi: Pendekatan deontologi menekankan pentingnya mematuhi
kewajiban dan prinsip moral yang mendasar. Dalam etika rekayasa, hal ini
dapat mencakup menghormati hak individu, mematuhi kode etik profesi, dan
memprioritaskan integritas dan kejujuran dalam tindakan rekayasa.
3. Etika Keadilan: Pendekatan etika keadilan menekankan pentingnya
memperlakukan semua orang secara adil dan setara. Dalam konteks rekayasa,
ini dapat mencakup memastikan bahwa keuntungan dan risiko teknologi
didistribusikan secara merata dan menghindari diskriminasi atau
ketidaksetaraan dalam pengembangan dan penggunaan teknologi.
4. Etika Hak Asasi Manusia: Kerangka kerja etika hak asasi manusia
menekankan pentingnya menghormati hak-hak fundamental dan martabat
manusia dalam pengembangan dan penerapan teknologi. Ini mencakup prinsip-
prinsip seperti privasi, kebebasan berbicara, non-diskriminasi, dan kebebasan
dari perlakuan yang tidak manusiawi atau yang menghina martabat manusia.
5. Etika Keberlanjutan: Etika keberlanjutan menekankan perlunya
mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dan sosial dalam pengembangan
dan penggunaan teknologi. Ini melibatkan pendekatan yang bertanggung jawab
terhadap penggunaan sumber daya alam, perlindungan lingkungan, mitigasi
perubahan iklim, dan pemberdayaan masyarakat.

Ini hanya beberapa contoh teori dan kerangka kerja etika yang relevan dalam
konteks rekayasa. Setiap teori dan kerangka kerja ini memiliki pendekatan dan
prinsip yang berbeda dalam menilai keputusan etis. Penting untuk
menggabungkan prinsip-prinsip ini dalam praktik rekayasa untuk memastikan
tindakan yang bertanggung jawab dan etis.

Utilitarianisme adalah teori etika yang konsisten yang menekankan bahwa


tindakan etis adalah tindakan yang menghasilkan kebahagiaan terbesar atau
konsekuensi positif bagi sejumlah besar orang. Utilitarianisme mengutamakan
kebaikan bersama dan mencari manfaat sebesar mungkin bagi masyarakat
secara keseluruhan. Utilitarianisme didasarkan pada prinsip bahwa kebaikan
akhir dapat diukur dengan konsekuensi yang dihasilkannya.

Menurut utilitarianisme, keputusan etis harus didasarkan pada perhitungan


konsekuensi yang diharapkan dari suatu tindakan. Jika kegiatan tersebut
diharapkan dapat membawa lebih banyak kebahagiaan atau manfaat bagi
sebanyak mungkin orang, maka kegiatan tersebut dianggap etis. Namun,
utilitarianisme juga menimbulkan beberapa pertanyaan dan tantangan, seperti
bagaimana mengukur kebahagiaan atau utilitas secara objektif dan bagaimana
menangani potensi pelanggaran hak individu untuk mendapatkan keuntungan
sosial.

Sementara itu, egoisme etis adalah teori etika yang konsisten yang berfokus
pada kepentingan individu. Menurut egoisme etis, tindakan etis adalah
tindakan yang memiliki konsekuensi paling menguntungkan atau memuaskan
bagi individu yang melakukan tindakan tersebut. Egoisme etis mengasumsikan
bahwa individu memiliki hak untuk mengejar kepentingan dan kebahagiaan
mereka sendiri.

Dalam egoisme etis, keputusan etis didasarkan pada pertimbangan tentang


bagaimana tindakan tersebut memengaruhi keuntungan atau kepuasan pribadi
individu yang melakukan tindakan tersebut. Teori ini berpendapat bahwa
individu memiliki tanggung jawab utama untuk diri mereka sendiri dan bebas
untuk mengejar kepentingan pribadi mereka selama mereka tidak merugikan
orang lain secara langsung.

Namun, egoisme etis juga menghadapi kritik dan tantangan. Kritik penting
terhadap egoisme etis adalah bahwa hal itu dapat mengabaikan kepentingan
dan kebutuhan orang lain dan mendorong perilaku egois yang tidak
mempedulikan keadilan atau kesejahteraan sosial secara umum.
1. Etika Kantian:
Dikembangkan oleh filsuf Jerman Immanuel Kant, etika Kantian berfokus pada
kewajiban moral dan prinsip universalitas. Menurut Kant, tindakan yang baik
didasarkan pada pemenuhan tugas moral objektif dan prinsip moral universal.
Menurut Kant, tindakan moral yang benar adalah tindakan yang diambil dari
rasa kewajiban dan dengan menghormati martabat manusia. Prinsip moral
esensial etika Kantian adalah "imperatif kategoris", yang mengharuskan kita
untuk bertindak sesuai dengan aturan yang mungkin kita inginkan untuk
membuat hukum universal.

2. Etika:
Etika kebajikan, terkait dengan pemikiran filsuf Yunani kuno seperti
Aristoteles, menekankan pengembangan karakter dan kebiasaan moral yang
baik. Etika kebajikan menekankan pentingnya mempraktikkan kualitas moral
yang baik dan menjalani kehidupan yang bertujuan untuk mencapai kebaikan.
Menurut etika keutamaan, perbuatan baik adalah perbuatan yang
mencerminkan keutamaan dan karakter yang baik. Etika kebajikan berfokus
pada pengembangan kepribadian yang kuat dan nilai-nilai moral.

Maaf, tetapi saya tidak menemukan informasi atau buku yang spesifik
berjudul "Ethical Engineering: A Practical Guide" oleh Eugene Schlossberger
yang diterbitkan pada tahun 2023. Kemungkinan buku yang Anda sebutkan
belum dirilis atau belum banyak dikenal. Oleh karena itu, saya tidak dapat
memberikan informasi tentang penerapan teori etika dalam analisis dan
penyelesaian dilema etika dalam rekayasa berdasarkan buku tersebut.

1. Utilitarianisme: Teori ini mengemukakan bahwa tindakan yang etis adalah


tindakan yang menghasilkan konsekuensi yang paling banyak manfaat atau
kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang. Dalam rekayasa, pendekatan
utilitarian dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak positif dan negatif dari
keputusan dan tindakan terhadap masyarakat, lingkungan, dan kesejahteraan
manusia secara keseluruhan. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai hasil
yang paling menguntungkan secara keseluruhan.

2. Deontologi: Teori ini menekankan pada kewajiban moral dan prinsip moral
yang universal. Dalam rekayasa, pendekatan deontologis melibatkan
mempertimbangkan kewajiban moral yang mendasari, seperti menghormati
hak individu, mematuhi kode etik profesional, dan mematuhi hukum dan
peraturan. Pendekatan ini menekankan pada integritas dan prinsip moral yang
tidak bisa dikompromikan.
3. Etika Tugas: Teori ini menekankan pada tindakan yang didasarkan pada
kewajiban yang spesifik, baik yang ditetapkan oleh hukum, peraturan, kode
etik, atau kontrak. Dalam rekayasa, pendekatan etika tugas dapat melibatkan
pemenuhan kewajiban profesional, tanggung jawab terhadap klien dan
masyarakat, serta menjaga standar dan praktik terbaik dalam profesi.

4. Etika Hak: Teori ini berfokus pada pengakuan dan penghormatan terhadap
hak individu. Dalam rekayasa, pendekatan etika hak dapat melibatkan
mempertimbangkan hak-hak individu yang terkait dengan keamanan, privasi,
keadilan, dan kualitas hidup. Keputusan dan tindakan rekayasa dievaluasi
berdasarkan penghormatan terhadap hak-hak ini.

5. Etika Kepastian: Teori ini menekankan pentingnya meminimalkan


ketidakpastian dan risiko dalam pengambilan keputusan etis. Dalam rekayasa,
pendekatan etika kepastian melibatkan penggunaan metode dan analisis yang
tepat, pengumpulan data yang akurat, evaluasi risiko secara obyektif, dan
komunikasi yang jelas tentang risiko kepada pihak yang terkait.

E. Pengambilan Keputusan Etis dalam Teknik.


Pengambilan keputusan etis dalam Teknik memerlukan proses sistematis
dalam mempertimbangkan implikasi moral dan nilai dari pilihan rasional.
Berikut ini adalah beberapa langkah pengambilan keputusan etis yang dapat
diterapkan dalam perencanaan:
Identifikasi masalah etika:
Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan memahami isu atau masalah
etika yang mungkin timbul dalam konteks proyek. Untuk melakukan ini, nilai-
nilai yang relevan, norma-norma yang berlaku dan kemungkinan konflik di
antara mereka harus diidentifikasi.
Pengumpulan data:
Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang relevan dan
relevan dengan masalah etika yang dihadapi. Ini membutuhkan penelitian,
pengumpulan data dan pemahaman dari perspektif yang berbeda. Analisis etis:
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan
mengevaluasi masalah etika sesuai dengan prinsip dan nilai etika yang relevan.
Ini termasuk mempertimbangkan efek jangka panjang, efek pada berbagai
pihak dan mematuhi standar etika yang berlaku.
Identifikasi opsi:
Setelah Anda memiliki pemahaman yang baik tentang masalah etika, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi dan mengeksplorasi pilihan yang berbeda
untuk menangani masalah tersebut. Solusi harus ditemukan untuk ini, yang
memperhitungkan nilai-nilai etika, norma, dan konsekuensi yang mungkin
terjadi.
Evaluasi dan seleksi:
Pada fase ini, berbagai alternatif yang teridentifikasi dievaluasi menggunakan
kriteria etika yang sesuai. Tujuan utamanya adalah memilih solusi atau
tindakan yang paling sesuai dengan nilai-nilai etika yang dianut dan dapat
meminimalkan dampak negatifnya.
Implementasi dan refleksi:
Setelah keputusan etis dibuat, langkah terakhir adalah menerapkannya dan
terus-menerus merenungkannya. Ini berarti memantau dampak keputusan,
mengambil tanggung jawab atas konsekuensinya dan belajar dari pengalaman
untuk meningkatkan pengambilan keputusan etis di masa depan.
Keputusan teknologi yang etis membutuhkan penilaian moral yang hati-hati
dan pemahaman yang baik tentang dampak keputusan tersebut terhadap
individu, masyarakat, dan lingkungan. Penting bagi para insinyur untuk
mengembangkan hati nurani etis yang kuat dan mematuhi kode etik profesional
mereka untuk mempromosikan pengembangan teknologi yang bertanggung
jawab.

F.
Kode etik profesional adalah panduan perilaku yang dirancang untuk
mengarahkan praktik etis para profesional dalam suatu bidang tertentu. Kode
etik ini berfungsi untuk menjaga standar tinggi dalam menjalankan tugas
profesional, melindungi kepentingan masyarakat, dan mempromosikan
integritas dalam profesi tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh kode etik profesional yang umumnya


diterapkan dalam bidang rekayasa:

Integritas: Para profesional rekayasa diharapkan untuk bertindak dengan


integritas tinggi. Mereka harus jujur, jujur, dan menjaga kepercayaan
masyarakat. Mereka tidak boleh terlibat dalam praktik penipuan, korupsi, atau
kecurangan lainnya.
Kompetensi: Para profesional rekayasa diharapkan memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
mereka. Mereka harus terus meningkatkan keahlian profesional mereka melalui
pendidikan dan pelatihan yang relevan.
Keamanan: Para profesional rekayasa bertanggung jawab untuk
memprioritaskan keamanan publik. Mereka harus memahami dan mematuhi
semua regulasi dan standar keselamatan yang relevan dalam desain, konstruksi,
dan pengoperasian sistem teknik.
Kerahasiaan: Para profesional rekayasa harus menjaga kerahasiaan informasi
yang sensitif atau rahasia yang mereka akses dalam menjalankan tugas
profesional. Mereka harus melindungi privasi dan kepentingan pribadi klien
atau pengguna sistem yang mereka tangani.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan: Para profesional rekayasa diharapkan
untuk mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari keputusan dan
tindakan mereka. Mereka harus bekerja untuk mengurangi dampak negatif
pada masyarakat, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan mempromosikan
kesetaraan serta keadilan dalam desain dan implementasi teknologi.
Kode etik profesional dapat bervariasi tergantung pada organisasi atau badan
profesi yang mengatur bidang rekayasa tersebut. Kode etik ini biasanya
disusun dengan melibatkan masukan dan persetujuan dari para profesional
yang terlibat dalam bidang tersebut.

Kode etik profesional adalah alat penting dalam mengarahkan perilaku etis
para insinyur dan menjaga integritas serta reputasi profesi. Mengikuti dan
menginternalisasikan prinsip-prinsip yang terkandung dalam kode etik ini
merupakan tanggung jawab yang penting bagi setiap profesional rekayasa.

G. Etika Teknik Dan Dampak Terhadap Masyarakat

Etika teknik merujuk pada pendekatan dalam bidang teknik yang melibatkan
pertimbangan moral, nilai-nilai, dan dampak sosial dari keputusan dan tindakan
teknis. Ini melibatkan penerapan prinsip-prinsip etika dalam semua aspek
rekayasa, termasuk desain, pengembangan, implementasi, dan penggunaan
teknologi. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa teknologi dan
inovasi dikembangkan dan digunakan dengan memperhatikan kepentingan dan
kesejahteraan masyarakat secara luas. Rekayasa Etis melibatkan pertimbangan
yang mendalam terhadap nilai-nilai etis dan prinsip-prinsip moral dalam
pengambilan keputusan teknis. Ini melibatkan identifikasi dan analisis
konsekuensi sosial, lingkungan, dan kemanusiaan dari keputusan rekayasa.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa keputusan dan tindakan teknis
mempromosikan kebaikan umum, melindungi hak asasi manusia, menghormati
keberagaman, dan menghindari dampak negatif yang tidak diinginkan.

Salah satu aspek penting dari Rekayasa Etis adalah dampak terhadap
masyarakat. Teknologi dan sistem yang dikembangkan oleh insinyur memiliki
potensi untuk memiliki efek yang signifikan pada masyarakat secara
keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak sosial
dari teknologi dan menjaga agar tidak ada diskriminasi, ketidaksetaraan, atau
pelanggaran hak asasi manusia.

Dampak terhadap masyarakat meliputi sejumlah aspek, termasuk:


1. Dampak sosial: Rekayasa Etis memperhatikan konsekuensi sosial dari
teknologi yang dikembangkan. Hal ini mencakup pertimbangan terhadap
pemenuhan kebutuhan masyarakat, kesejahteraan umum, kesetaraan,
aksesibilitas, dan dampak terhadap kualitas hidup masyarakat.
2.. Dampak ekonomi: Keputusan rekayasa dapat memiliki dampak ekonomi
yang signifikan pada masyarakat. Misalnya, implementasi teknologi baru dapat
menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas, atau mengubah
struktur industri. Namun, juga mungkin terjadi efek samping negatif seperti
pengangguran atau ketidakadilan ekonomi. Rekayasa Etis mempertimbangkan
implikasi ekonomi dari keputusan teknis dan berusaha untuk meminimalkan
dampak negatif yang tidak diinginkan.

3. Dampak lingkungan: Teknologi dan sistem rekayasa juga dapat berdampak


pada lingkungan alam. Rekayasa Etis mempertimbangkan dampak lingkungan
seperti polusi, degradasi ekosistem, dan perubahan iklim. Praktik rekayasa
yang etis bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan
mempromosikan solusi yang ramah lingkungan.

4. Dampak keamanan: Keputusan dan tindakan rekayasa juga dapat berdampak


pada keamanan masyarakat. Teknologi yang tidak aman dapat menimbulkan
risiko bagi pengguna dan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, Rekayasa
Etis memprioritaskan keselamatan publik dan melibatkan pemikiran yang
cermat dalam merancang, menguji, dan mengimplementasikan teknologi yang
aman dan dapat diandalkan.
Melalui pendekatan Etika teknik dan perhatian yang matang terhadap dampak
terhadap masyarakat, para insinyur dapat memastikan bahwa teknologi yang
dikembangkan dan diimplementasikan dengan mempertimbangkan
kepentingan dan kesejahteraan masyarakat secara luas. Ini membutuhkan
pemikiran etis yang mendalam, analisis konsekuensi, dan kolaborasi dengan
pemangku kepentingan yang relevan untuk mencapai hasil yang positif dan
berkelanjutan bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai