Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA REKAYASA

“CONTOH KASUS PROBLEM KODE ETIK DALAM PEKERKJAAN


INSINYUR”

Di susun oleh :

1.Agung Anuari Aris

2.Exceldo Jonathan Polii

3.Calvin Tato

4.Mikoli Rembet

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS TENIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………....

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….


1.2 Tujuan ……………………………………………………………………..
1.3 Manfaat …………………………………………………………………....
1.4 Rumusan Masalah ………………………………………………………..

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Profesi Isinyur …….……………………………………..

2.2 Prinsip Dasar Dalam Etika Profes ………………………………………...

2.3 Etika Profesi Seorang Insinyur …………………………………………….

.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah dengan judul “Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Etika Rekayasa. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca.
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan tinggi sains-teknologi yang berkualitas global tidak lagi bisa


diselenggarakan dengan kurikulum ataupun metoda pengajaran yang
“konvensional”, dan untuk itu harus dilakukan perubahan-perbaikan untuk
memenuhi standard lulusan yangmemiliki kompetensi/kualifikasi minimum
yang dipersyaratkan oleh ABET 2000.Kemampuan dasar yang menjadi acuan
standard untuk menentukan kompetensi/kualifikasilulusan (insinyur) menurut
ABET-Engineering Criteria 2000 seperti tersebut diatas saat inisudah
disosialisasikan, diterapkan dan dikembangkan di Amerika Serikat dan
adakecenderungan untuk selanjutnya akan ditetapkan sebagai acuan
internasional. Dari apa-apayang telah diformulasikan dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya lulusan (alumnus) pendidikan tinggi sains-teknologi diharapkan
nantinya tidak saja memiliki kemampuanakademis dan profesi keteknikan
(insinyur) yang baik, tetapi juga memiliki wawasan dankepekaan terhadap
masalah-masalah sosial-kemasyarakatan. Begitu juga seorang lulusan
pendidikan tinggi sains-teknologi diharapkan kelak akan mampu bersikap dan
bertindakselaku seorang profesional (kelompok sosial yang memiliki
keahlian/kepakaran khusus) yangdituntut untuk bertanggung-jawab dan selalu
terikat dengan kode etik profesinya.Sebagai seorang profesional, maka insinyur
harus mampu mempertahankan idealismeyang menyatakan bahwa keahlian
profesi yang dikuasainya bukanlah sebuah komoditas yanghendak diperjual-
belikan sekedar untuk memperoleh nafkah ataupun keuntungan,
melainkansebuah kebajikan yang hendak diabadikan demi dan semata untuk
kesejahteraan umatmanusia. Seorang insinyur harus memahami benar makna
profesionalisme kalau ingindikatakan sebagai seorang profesional. Dalam hal
ini profesionalisme didefinisikan sebagaisuatu paham yang mencitakan
dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalammasyarakat, berbekalkan
keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar(fateri/profiteri)
untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdianselalu
siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung
kesulitanditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999). Hal ini perlu
ditekankan benar untukmembedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang
semata bertujuan untuk mencarinafkah dan/atau kekayaan materiil-dun

iawi. Kalau toh didalam “pengamalan” profesi yang dilakukan ternyata


diperoleh semacam imbalan maupun penghargaan berupa “honorarium”,maka
hal itu haruslah dipandang sebagai sekedar bentuk tanda kehormatan (honour)
demi kehormatan profesi yang dimilikinya. Tanda kehormatan berupa
honorarium ini

jelas akan berbeda nilainya dengan upah atau gaji yang hanya pantas
diterimakan bagiseorang pekerja upahan biasa. Sebagai anggota kelompok
sosial berkeahlian, seoranginsinyur harus memiliki kebanggaan profesi dan
berkewajiban untuk menerapkan kode etik profesi untuk menjaga martabat,
kehormatan, dan/atau itikad-itikad etis pada saat mengamalkan keahlian serta
kepakaran profesinya demi dan semata untuk “the benefit ofmankind”.

Siapakah atau kelompok sosial berkeahlian yang manakah yang bisa


diklasifikasikansebagai kaum profesional yang seharusnya memiliki kesadaran
akan nilai-nilai (kehormatan) profesi dan statusnya yang begitu elitis itu?
Apakah dalam hal ini profesi keinsinyuran bisa juga diklasifikasikan sebagai
bagian dari kelompok sosial ini? Kedua pertanyaan ini tidaklah begitu mudah
untuk dicarikan jawabannya. Terlebih-lebih bila dikaitkan dengan
berbagaimacam persoalan, praktek nyata maupun penyimpangan yang banyak
kita jumpai didalamaplikasi pengamalan profesi (insinyur) dilapangan yang
jauh dari idealisme pengabdianmaupun tegaknya nilai kehormatan diri
(profesi).Teknologi ataupun ilmu keteknikan (engineering) secara umum dapat
dipahamisebagai ilmu terapan (applied science) atau penerapan dari prinsip-
prinsip keilmuan dasar(mathematical and natural sciences) melalui penggunaan
model dan teknologi (hardwaremaupun software) untuk berbagai macam
kebutuhan yang bermanfaat bagi manusia. Kajianterhadap apa-apa yang
dihasilkan oleh kepakaran “tukang” insinyur ini haruslah mampu

memberikan jawaban dan rekomendasi terhadap dua pertanyaan yang


menyangkut Apakah proses penemuan dan pengembangan karya keinsinyuran
tersebut sudahmengindahkan nilai-nilai (moral dan norma) kemanusiaan
ataukah justru mengabaikannya.

Penerapan hasil karya keinsinyuran tersebut sebenarnya untuk apa, untuk siapa,
dan bagaimana cara pengoperasian dan penanggulangan terhadap kemungkinan
terjadinyadampak (negatif) yang ditimbulkannya ?Banyak hal-hal yang akan
memicu kontroversi pada saat sebuah karya keinsinyuransedang dicoba maupun
pada saat ingin diaplikasikan. Sebagai contoh, apakah dapat
dibenarkan untuk mengadakan percobaan baik yang bersifat “trial & error”
maupun“scientific method” dengan menugaskan man

usia untuk menguji berbagai akibat dari perubahan rancangan sistem kerja
ataupun pengoperasian sebuah alat ? Bilamana manusia itu

sendiri bersedia untuk jadi “kelinci percobaan”, apakah permasalahan yang


kemudian muncul

tidak akan tidak akan menjadi persoalan pelanggaran etika yang kemudian
menjadi bahan perdebatan yang berlarut-larut

1.2 TUJUAN

Sesuai dengan kenyataan yang melatar belakangi, resume ini bertujuan

1.Untuk mengetahui pengertian dan Etika, Etika Profesi seorang insinyur.

2.Untuk mengetahui profesi dan profesionalisme seorang insinyur.

3.Untuk memahami lebih dalam mengenai etika dan profesionalisme dalam

Pekerjaan seorang insinyur

1.3 MANFAAT

Dengan adanya etika profesi ini diharapkan insinyur-insinyur Indonesia dapat


mempertanggungjawabkan peran dan profesinya. Peran insinyur di dalam suatu
negara sangatlah penting karena pada dasarnya insinyur berperan di dalam
mensejahterakan perorangan dan kelompok. Lebih jauh lagi, pembangunan
nasional menitikberatkan kebutuhan akan para insinyur untuk meningkatkan
daya saing melalui peningkatan nilai tambah sumber daya alam. Oleh sebab itu,
sudah sewajarnya seorang insinyur untuk menaati, mematuhi, dan
mengejawantahkan kode etik insinyur di dalam menjalankan profesinya

1.4 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan tujuan di atas, dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut :

1. Apakah arti Etika, Etika Profesi, dan profesional.

2. Bagaimanakah menjadi Insinyur yang profesional.

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ETIKA PROFESI INSINYUR

 Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan


pembangunan industri nasional, karena banyak berhubungan dengan aktivitas
perancangan maupun perekayasaan yang ditujukan semata dan demi
kemanfaatan bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman
mengenai profesi, (sikap) professional dan (paham) profesionalisme; maka
nampak jelas kalau ruang lingkup keinsinyuran per definisi bisa disejajarkan
dengan profesi- profesi yang lain seperti dokter, pengacara, psikolog, aristek
dan sebagainya. Seorang insinyur (tanpa terkecuali insinyur teknik industri)
akan terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang harus dilaksanakan dengan
prinsip-prinsip komersial dan mengarah untuk memperoleh keuntungan
sebanyak-banyaknya. Namun demikian, sebagai sebuah profesi yang memiliki
idealisme dan tanggung jawab besar bagi kemaslahatan manusia; maka didalam
penerapan kepakaran dan keahlian insinyur tersebut haruslah tetap
mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan etika yang berlaku.

2.2 PRINSIP DASAR DALAM ETIKA PROFESI


Prinsip Dasar di dalam Etika Profesi :
  

1.    Tanggung jawab
a.    Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya
b.    Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
2.    Keadilan.
3.    Prinsip ini menuntut untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya.
4.    Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi     profesi.
5.    Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi

2.3 ETIKA PROFESI SEORANG INSINYUR

Etika Profesi Engineer (insinyur) untuk membantu pelaksana sebagai seseorang


yang professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi
diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional
dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan
fungsi dari kode etik profesi tersebut. 
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan
dan yang tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya
suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di
lapangan keja (kalanggan social).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.
Tanggung jawab profesi yang lebih spesifik seorang profesional diantaranya:
a. Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun produk
hasil kerja profesional.
b. Menjaga kompetensi sebagai profesional.
c. Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan kerja
yang profesional.
d. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab.
            Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik
sebagai seorang insinyur yang disebut kode etik insinyur Indonesia dalam
“catur karsa sapta dharma insinyur Indonesia. Dalam kode etik insinyur
terdapat prinsip-prinsip dasar yaitu:
1.    Mengutamakan keluhuran budi.
2.    Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia.
3.    Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat,     sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4.    Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian         profesional
keinsinyuran
Tuntutan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang menjunjung
tinggi kode etik seorang insinyur yang professional yaitu:
1.    Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan Masyarakat.
2.    Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya.
3.    Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung
jawabkan.
4.    Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan
dalam tanggung jawab tugasnya.
5.    Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan
kemampuan masing-masing.
6.    Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan
martabat profesi.
7.    Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.

Anda mungkin juga menyukai