Anda di halaman 1dari 23

Mekanika Statis Tak Tentu

Metode Slope-Deflection

Oleh: Drs. Prijono Bagus Susanto S.T., M.T.

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 1


Penjabaran Umum Metode Slope-Deflection
Metode slope-defleksi dapat digunakan untuk menganalisa semua
jenis balok atau kerangka kaku statis tak tentu. sambungan yang
dianggap kaku yakni sudut di sambungan antara batang dianggap
tidak berubah harganya ketika beban diberikan. Jadi sambungan di
penyangga sebelah dalam balok statis tak tentu dapat dianggap
sambungan kaku 180o ; dan biasanya sambungan dalam kerangka
kaku merupakan sambungan kaku 90o. Bila balok atau kerangka
dideformasikan, sambungan kakunya dianggap hanya berputar
sebagai seatu keseluruhan. Dengan istilah lain sudut antara garis-
singgung ke berbagai struktur yang belum terdeformasi.

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 2


Dalam metode slope-defleksi, rotasi sambungan dianggap tidak
diketahui. Nanti akan diperlihatkan bahwa untuk setiap satu batang yang
dibatasi oleh dua sambungan, momen ujungnya dapat dinyatakan dalam
suku-suku rotasi sambungan. Tetapi, untuk memenuhi syarat
kesetimbangan, jumlah dari momen ujung yang dikerjakan oleh setiap
sambungan pada ujung pertemuan batang-batangnya harus sama dengan
nol, karena sambungan kaku yang dipertanyakan menerima jumlah dari
momen ujung tersebut (hanya arahnya terbalik). Persamaan kesetimbangan
ini menghasilkan syarat yang perlu dipenuhi oleh rotasi sambungan, dan
bila rotasi sambungan yang tak diketahui ini didapatkan, momen-momen
ujung tersebut dapat dihitung dari persamaan defleksi-sambungan yang
akan diturunkan dalam pasal selanjutnya.

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 3


Teori dalam alinea diatas akan diperjelas
lebih lanjut dengan contoh berikut: Misalkan
bahwa diperlukan menganalisa kerangka kaku
seperti gambar disamping. Kerangka ini statis
tak tentu sampai derajat ke enam. Dapat
digunakan cara deformasi konsisten, meskipun
banyaknya pekerjaan yang dibutuhkan
mengakibatkan cara ini melelahkan. Dalam
soal ini harus dicatat bahwa karena
kerangkanyaa dicegah bergerak mendatar
oleh hubungan-hubungannya di A dan
dicegah bergerak tegak oleh D dan E

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 4


Dan karena biasanya deformasi sumbu
dari batang diabaikan, maka semua
sambungan dari kerangka ini harus tetap
pada tempat semula. Rotasi sambungan
yang searah jarum jam dideformasikan
akan dianggap positif, sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar disamping.

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 5


Diagram benda bebas dari semua batang terlihat
pada gambar disamping. Di salah satu ujung
sambungan ada tiga komponen reaksi: tarikan atau
dorongan langsung, geseran ujung, dan momen
ujung. Momen ujung melawan jarum jam yang
bekerja pada batang-batang tersebut dianggap
positif. Dengan penggunaan persamaan delfeksi-
kemiringan yang diturunkan dalam pasal selanjutnya,
dimungkinkan untuk menyatakan momen ujung dari
setiap sambungan dalam suku-suku rotasi ujung dan
pembebanan yang bekerja pada batang tersebut.

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 6


Jadi delapan momen ujung dalam soal ini dapat dinyatakan dalam suku-
suku dari dua rotasi sambungan yang tidak diketahui. Diagram benda-
bebas dari semua sambungan terlihat dalam berikut. Kerja batang pada
sambungan merupakan sebuah gaya dalam arah sumbu batang, sebuah
gaya akan tegak lurus ke sumbu ini, dan sebuah momen, masing-masing
berlawanan arah dengan kerja sambungan pada batang. Momen-
momen digambarkan dalam arah positifnya (searah jarum jam).

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 7


Untuk keseimbangan, jumlah semua momen yang bekerja pada
setiap sambungan harus nol. jadi

Dua persamaan diatas perlu dan cukup untuk menentukan harga-


harga θB dan θC. Kemudian semua momen ujungnya dapat dicari
dengan memasukkan dengan memasukkan rotasi sambungan yang
diketahui ke dalam persamaan defleksi kemiringan (slope deflection
equation)
Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 8
Analisis struktur statis tak tentu harus memenuhi syarat statika
maupun syarat bentuk geometri. Dalam cara slope-defleksi untuk
menganailsa kerangka kaku, syarat-syarat bentuk yang diperlukan
dari struktur terdeformasi yang berasal dari kekakuan sambungan,
dipenuhi sekaligus dengan menghitung rotasi sambungan tunggal
yang tidak diketahui di setiap sambungan. Jadi syarat-syarat statika,
yaitu agar jumlah momen yang bekerja di setiap sambungan
besarnya nol, digunakan untuk menjawab rotasi sambungannya

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 9


Penurunan Persamaan slope-defleksi
Dalam oersamaan-persamaan defleksi-kemiringan momen ujung
yang bekerja di ujung-ujung sebuah batang dinyatakan dalam suku-
suku rotasi ujung dan pembebanan pada batang tersebut. Jadi untuk
rentangan AB yang terlihat dalam (Gambar a), MAB dan MBA tidak
perlu dinyatakan dalam suku-suku rotasi ujung θA dan θB dan
pembebanan yang diberikan P1 dan P2. Catat bahwa momen
ujungnya diperlihatkan sebagai rotasi ujung melawan jarum jam
(positif) dan rotasi ujung diperlihatkan sebagai searah jarum jam
(negative). Dengan pembebanan yang diberikan pada batang itu,
diperlukan momen-momen ujung terjepit MFAB dan MFBA untuk
menahan garis-garis singgungnya tetap di ujung (gambar b)
Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 10
Momen-momen ujung tambahan M’A dan M’B masing-masing harus
sedemikian besarnya sehingga menyebabkan rotasi θA dan θB. Jika
θA1 dan θB1 merupakan rotasi ujung yang disebabkan oleh M’A dan
θA2 dan θB2 oleh M’B (gambar c dan d), maka syarat-syarat bentuk
yang diperlukan adalah
θ  𝐴 =− θ 𝐴 1+θ 𝐴 2
θ
  𝐵=θ 𝐵 1 − θ 𝐵 2

Menurut superposisi
𝑀
  𝐴 𝐵= 𝑀 𝐹𝐴 𝐵 + 𝑀 ′ 𝐴
𝑀
  𝐵 𝐴 = 𝑀 𝐹 𝐵𝐴 + 𝑀 ′ 𝐵

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 11


Menurut cara balok-konyugasi
 θ = 𝑀 ′ 𝐴 𝐿  
𝐴1
3 𝐸𝐼
   

Substitusi pers 3 ke dalam persamaan 1



 θ =− 𝑀 𝐴 𝐿 + 𝑀 ′ 𝐵 𝐿
𝐴
3 𝐸𝐼 6 𝐸𝐼
𝑀 ′𝐵 𝐿 𝑀 ′𝐵 𝐿
θ  𝐵= −
6 𝐸𝐼 3 𝐸𝐼

Dengan menjawab pers. 4 untuk M’A dan M’B


  ′ 𝐴 = +2 𝐸𝐼 (−2 θ 𝐴 − θ 𝐵)
𝑀
𝐿

  ′ 𝐵 = + 2 𝐸𝐼 (−2 θ𝐵 −θ 𝐴 )
𝑀
𝐿

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 12


Dengan memasukkan pers. 5 ke dalam pers. 2
  𝐴 𝐵= 𝑀 𝐹𝐴𝐵 + 2 𝐸𝐼 (− 2θ 𝐴 −θ 𝐵 )
𝑀
𝐿
  𝐵𝐴 = 𝑀 𝐹𝐵𝐴 + 2 𝐸𝐼 (−2 θ 𝐵 − θ 𝐴 )
𝑀
𝐿

Pers. 6 adalah persamaan-persamaan defleksi kemiringan yang


menyatakan momen ujung dalam suku-suku rotasi ujung dan
pembebanan yang diberikan. Catat kembali bahwa momen-momen
melawan jarum jam yang bekerja di ujung-ujung batangnya (MAB,
MBA, MFAB, dan MFBA) positif dan rotasi searah jarum jam (θA dan θB)
positif.

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 13


Contoh Soal
3 24

3EI B 2EI C
A
20 10 10

Simpul A Jepit
θ  𝐴 = 0

Selesaikan Contoh soal berikut dengan metode Slope-Deflection

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 14


Penyelesaian: Step 1
3 24 1. Momen Primer
Mencari nilai momen primer
3EI B 2EI C
A
20 10 10
  1 2
𝑀𝐹 𝐴𝐵 = − 𝑀𝐹 𝐵𝐴 = ∗ 3 ∗20 =100
12

  1
∗24 ∗ 20 =60

𝑀𝐹 𝐵𝐶 =− 𝑀𝐹 𝐶𝐵 =
8

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 15


Penyelesaian: Step 2
3 24 2. Kekakuan
Mencari nilai kekakuan batang
3EI B 2EI C
A
20 10 10
  3
𝐾 𝐴𝐵 = =3
20

  2
𝐾 𝐵𝐶 = =2
20

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 16


Penyelesaian: Step 3
3 24 3. Persamaan Slope-Deflection
Nilai Persamaan
3EI B 2EI C 𝑀
  𝐴𝐵=100+3 ( − 2θ 𝐴 − θ 𝐵 ) =100 − 3 θ 𝐵
A
20 10 10
𝑀
  𝐵𝐴 =− 100+3 ( − 2 θ𝐵 − θ 𝐴 ) =− 100 − 6 θ𝐵

𝑀
  𝐵𝐶 =60+2 ( −2 θ 𝐵 − θ𝐶 ) =60 − 4 θ𝐵 − 2θ𝐶

𝑀
  𝐵𝐶 =−60+2 ( − 2θ𝐶 −θ 𝐵 ) =− 60− 4 θ 𝐶 − 2θ 𝐵

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 17


Penyelesaian: Step 4
3 24 4. Syarat Sambungan
Syarat-syarat pada tiap sambungan
3EI B 2EI C   Sambungan A:
A
20 10 10
  Sambungan B:

( − 100 − 6 θ 𝐵 ) + ( 60 − 4 θ 𝐵 − 2 θ𝐶 ) =0

  40− 10θ 𝐵 −2 θ𝐶 =0
  ….(I)

  Sambungan C:
−2
  θ 𝐵 − 4 θ 𝐶 =60

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 18


Penyelesaian: Step 5
5. Eliminasi Persamaan
3 24
Mengeliminasi dari setiap persamaan
yang diketahui
3EI B 2EI C x1
A  
20 10 10   x5
−10
  θ 𝐵 − 2θ 𝐶 =40
−10
  θ 𝐵 − 20 θ𝐶 =300
Substitusi ke pers. I 18
  θ𝐶 =−260
−10
  θ 𝐵 − 2θ 𝐶 =40 θ  𝐶 =−14,444
−10
  θ 𝐵 − 2(−14,444)❑ =40
θ  𝐵=− 1,111

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 19


Penyelesaian: Step 6
3
6. Momen Ujung
24
Menghitung nilai momen ujung dari nilai
persamaan slope deflection (dari Step 3)
3EI B 2EI C
A
20 10 10
𝑀 𝐴𝐵=100 − 3 (− 1,111 )=+103,333
 
𝑀 𝐵𝐴 =− 100− 6 ( −1,111 )=− 93,334
 
Diketahui: θ  𝐴 = 0
𝑀
  𝐵𝐶 =60 − 4 ( −1,111 ) − 2 ( − 14,444 ) =+93,332
θ  𝐵=− 1,111
𝑀
  𝐵𝐶 =−60 − 4 ( −14,444 ) − 2 (− 1,111 )=0,000
θ  𝐶 =−14,444

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 20


Perbandingan hasil antara Metode Slope
Deflection dengan Metode Cross
Sambungan A B C
Batang AB BA BC CB
K (kekakuan)=EI/L 0.15 0.15 0.1 0.1
Faktor Distribusi (DF) 0 0.6 0.4 1
𝑀 𝐴𝐵=100 − 3 (− 1,111 )=+103,333
  FEM 100 -100 60 -60
Siklus ke-1
𝑀 𝐵𝐴 =− 100− 6 ( −1,111 )=− 93,334 Balance ----- 24 16 60
 
CO 12 0 30 8
Siklus ke-2
𝑀
  𝐵𝐶 =60 − 4 ( −1,111 ) − 2 ( − 14,444 ) =+93,332 Balance ----- -18 -12 -8
C0 -9 0 -4 -6
𝑀 Siklus ke-3
  𝐵𝐶 =−60 − 4 ( −14,444 ) − 2 (− 1,111 )=0,000 Balance ----- 2.4 1.6 6
C0 1.2 0 3 0.8
Siklus ke-4
Balance ----- -1.8 -1.2 -0.8
*Note: Perbedaan angka desimal diakibatkan Siklus ke-5
C0 -0.9 0 -0.4 -0.6
oleh pembulatan pada sistem Microsoft excel Balance ----- 0.24 0.16 0.6
Momen ujung total 103.3 -93.16 93.16 0
Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 21
103,3

93,16

M x1 = 4,29 Gambar Bidang


M, D dan Model
x3 = 5.5825
x2 = 16,63

Fisik Beton
Mx =
x = 10,169 51,81284 Mx = 73,42

30,507

16,658
Bertulang
16,658

D 0

10,169 -7,342 Beton bertulang epp


-29,493 -7,342

Tulangan tarik negatif

Tulangan tarik positif

A B C

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 22


Terima Kasih

Mekanika Statis Tak Tentu Metode Slope Deflection 23

Anda mungkin juga menyukai