Anda di halaman 1dari 19

Hidraulika Terapan

Koefisien Koreksi
Tenaga Kinetik dan Momentum
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM

10/14/2015 Djoko Luknanto 1


Distribusi Kecepatan

• Pada kondisi sungai di lapangan, sebenarnya


jarang sekali ditemukan suatu aliran yang
mempunyai kecepatan seragam.
• Pada umumnya kecepatan aliran tidak sama di
setiap titik pada sebuah tampang lintang.
10/14/2015 Djoko Luknanto 2
Tenaga Kinetik

• Tenaga kinetik suatu benda yang bergerak


didefinisikan sebagai
1 2
TK  mv
2
dengan
m adalah massa benda yang bergerak,
v adalah kecepatan benda.

10/14/2015 Djoko Luknanto 3


Tenaga Kinetik dlm Aliran

• Andaikan, luas tampang


basah terkait disebut dA,
dA maka debit alirannya
v dQ = dA×v
• Sehingga massa alirannya
adalah dm = dQ×
• Jadi tenaga kinetik pada
bidang tinjauan dA adalah
1
• Dalam sebuah aliran air, dTK  dm  v 2
2
setiap titik dalam aliran
1
mempunyai kecepatan titik,  dQ    v 2
v, yang berbeda-beda. 2
 v2 
  dA  v     
 2g 
10/14/2015 Djoko Luknanto 4
Tenaga Kinetik Tampang

• Dengan formula umum pada dA diperoleh:


 v2 
dTK  dA  v    
 2g 
• Tenaga kinetik untuk seluruh tampang saluran
menjadi: A
 
TK   v dA  
3
v 3 A 1
0
2g 2g

10/14/2015 Djoko Luknanto 5


Tenaga Kinetik Pendekatan

• Dengan formula umum pada dA diperoleh:

 v2 
dTK  dA  v    
 2g 
• Jika digunakan pendekatan kecepatan rerata
V, maka
V 2 
TK   A  V     2
 2g 
10/14/2015 Djoko Luknanto 6
Konsep Koreksi

• Karena Pers.(2) adalah persamaan


pendekatan, maka mengandung
kesalahan, sedangkan Pers.(1) adalah
persamaan yang benar karena tidak
pernah dilakukan pendekatan, kecuali
syarat dA harus kecil sekali.
• Oleh karena itu Pers.(2) harus dikalikan
dengan  (koefisien koreksi) agar menjadi
sama dengan Pers.(1).

10/14/2015 Djoko Luknanto 7


Tenaga Kinetik Pendekatan

• Tenaga kinetik untuk seluruh tampang saluran


menjadi:
A
 
TK   v dA  
3
v 3 A 1
0
2g 2g
• Jika digunakan pendekatan kecepatan rerata
V, yang dikoreksi dengan , maka
   3
TK   
 V  A    2
 2g 
10/14/2015 Djoko Luknanto 8
Koefisien Koreksi Tenaga Kinetik

• Nilai koefisien koreksi tenaga kinetik


dihitung dari menyamakan Pers.(1) = (2),
sehingga diperoleh:
   3  3  3
 
A
  V  A     v dA   v A
 2g  0
2g 2g
A

 dA
3
v
 0

 v A
3

AV 3 AV 3
10/14/2015 Djoko Luknanto 9
Momentum

• Momentum suatu benda yang bergerak


didefinisikan sebagai

M  mv
dengan
m adalah massa benda yang bergerak,
v adalah kecepatan benda.

10/14/2015 Djoko Luknanto 10


Momentum dlm Aliran

• Andaikan, luas tampang


basah terkait disebut dA,
dA maka debit alirannya
v dQ = dA×v
• Sehingga massa alirannya
adalah dm = dQ×
• Jadi momentum pada
bidang tinjauan dA adalah
• Dalam sebuah aliran air, dM  dm  v
setiap titik dalam aliran  dQ    v
mempunyai kecepatan titik,
v, yang berbeda-beda.   dA  v    v 
  v 2 dA
10/14/2015 Djoko Luknanto 11
Momentum Tampang

• Dengan formula umum pada dA diperoleh:

dM  v dA 2

• Momentum untuk seluruh tampang saluran


menjadi: A
M   v 2 dA    v 2 A 1
0

10/14/2015 Djoko Luknanto 12


Momentum Pendekatan

• Dengan formula umum pada dA diperoleh:

dM  v dA 2

• Jika digunakan pendekatan kecepatan rerata


V, maka

M  V A 2
2

10/14/2015 Djoko Luknanto 13


Konsep Koreksi

• Karena Pers.(2) adalah persamaan


pendekatan, maka mengandung
kesalahan, sedangkan Pers.(1) adalah
persamaan yang benar karena tidak
pernah dilakukan pendekatan, kecuali
syarat dA harus kecil sekali.
• Oleh karena itu Pers.(2) harus dikalikan
dengan  (koefisien koreksi) agar menjadi
sama dengan Pers.(1).

10/14/2015 Djoko Luknanto 14


Momentum Pendekatan

• Momentum untuk seluruh tampang saluran


menjadi:
A
M   v 2 dA    v 2 A 1
0

• Jika digunakan pendekatan kecepatan rerata


V, yang dikoreksi dengan , maka

M  V A   2
2

10/14/2015 Djoko Luknanto 15


Koefisien Koreksi Momentum

• Nilai koefisien koreksi Momentum dihitung


dari menyamakan Pers.(1) = (2), sehingga
diperoleh:
A
V 2 A     v 2 dA    v 2 A
0
A

 dA
2
v
 0

 v A
2

AV 2 AV 2
10/14/2015 Djoko Luknanto 16
Nilai α dan β
• Koefisien  dikenalkan pertama kali oleh
G. Coriolis pada tahun 1836, selanjutnya
disebut koefisien Coriolis.
• Koefisien  terkenal dengan nama
koefisien Boussinesq, dikemukakan
pertama kali oleh J. Boussinesq pada th.
1877
• Nilai  dan  dihitung secara grafis oleh
O’Brien dan Johnson
10/14/2015 Djoko Luknanto 17
Nilai α dan β

• Nilai pendekatan untuk koefisien  dan :


  1  3  2 2 3

dan
  1  2

dengan
vmax
 1
V
10/14/2015 Djoko Luknanto 18
Nilai α dan β

• Kolupoila (1956) dalam Chow menyarankan


nilai α dan β sebagai berikut:
 
Jenis Saluran
Min Max Rerata Min Max Rerata

Saluran, pelimpah 1.10 1.20 1.15 1.03 1.07 1.05

Sungai alami 1.15 1.50 1.30 1.05 1.17 1.10

Sungai dibawah selimut es 1.20 2.00 1.50 1.07 1.33 1.17

Sungai di lembah, banjir 1.50 2.00 1.75 1.17 1.33 1.25

10/14/2015 Djoko Luknanto 19

Anda mungkin juga menyukai