ETIKA
Etika, atau juga biasa disebut etik berasal dari bahasa Yunani yakni “ethos” yang
berarti norma - norma, nilai - nilai, kaidah - kaidah, dan ukuran - ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik. Menurut para ahli, etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang baik dan mana yang buruk.
seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli, menurut Drs. O.P. Simorangkir etika atau etik
sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Menurut
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Sedangkan menurut Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
PROFESI
Sedangkan profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
"Profess", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus
secara tetap/permanen". Ciri - ciri profesi antara lain pekerjaan yang membutuhkan pelatihan
dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus, dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan
yang merupakan sumber utama nafkah hidup, serta dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi
yang mendalam.
Berbeda dengan profesional yang berarti seseorang yang tahu akan keahlian dan
keterampilannya, meluangkan seluruh waktu untuk pekerjaan dan kegiatan tersebut, hidup
dari pekerjaannya itu, dan bangga akan pekerjaannya,
Secara umum terdapat beberapa sifat yang selalu melekat pada profesi yakni, adanya
pengetahuan khusus seperti keahlian yang dimiliki berkat pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman. Adanya standar moral yang tinggi, biasanya didasarkan pada kode etik profesi.
Terdapat izin khusus yang harus dimiliki untuk menjalankan suatu profesi. Biasanya suatu
profesi akan berkaitan dengan kepentingan masyarakat dimana nilai - nilai kemanusiaan
berupa keselamatan, keamanan, dan kelangsungan hidup. Berdasarkan pemaparan di atas,
dapat disimpulkan bahwa kaum profesional adalah orang - orang yang memiliki tolak ukur
perilaku di atas rata - rata.
ETIKA PROFESI
Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap
hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan
penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat.
− Menyusun RAB (Rancangan Angaran Biaya) serta RKS (Raencana Kerja dan
Syarat) sebagai pedoman dilaksanakannya suatu proyek;
− Melakukan perubahan desain konstruksi apabila terjadi kejanggalan serta
penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan;
Tim Ahli Konsultan Desain memliki beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi.
Biasanya dibuktikan dengan sertifikat sesuai dengan keahlian terkait. Bukti dan sertifikat
tersebut tidak boleh dipalsukan terkait dengan integritas profesi bidang teknik sipil.
Deskripsi pekerjaan untuk tim ahli konsultan desain antara lain menggambar konsep
atau rencana kerja untuk pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, kemudian melakukan
penyesuaian dengan keadaan lapangan. Sebagai tim ahli konsultan, sesuai dengan kode etik
yang ada, maka perencanaan desain ini harus dikerjakan oleh tim ahli yang bersangkutan dan
tidak boleh diserahkan kepada pihak lain, termasuk di dalamnya tidak boleh ada pelaksanaan
praktik KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme)
Dalam perencanaan konstruksi yang mirip dengan proyek yang telah pernah
dilaksanakan sebelumnya, tetap harus dilakukan perhitungan ulang untuk desainnya, dan tidak
boleh melakukan plagiasi atau penjiplakan perhitungan yang telah ada. Karena tidak ada
desain yang sepenuhnya identik, dan desain ini nantinya harus dapat dipertanggungjawabkan.
Selama pembuatan desain dan perencanaan RAB, tidak boleh membocorkan rahasia
dan informasi proyek atau klien. Karena dalam perencanaan dilakukan sebelum tender
berlangsung. Untuk privasi klien dan tim ahli, data - data ini tidak boleh sampai ke pesaing
atau pihak manapun. Poin ini juga merupakan salah satu alasan lain mengapa dalam
perencanaan desain dan RAB tidak boleh melibatkan pihak ketiga.