Anda di halaman 1dari 23

ETIKA PENYUSUNAN DAN PENILAI

AMDAL

Oleh:
DR. ARDI, SP., M.Si

1
8/10/2019

2
• Pengertian etika:

Pertama secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani yaitu


“Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.

Etika berkaiatan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara


hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau masyarakat.
Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu
generasi ke generasi lain.

Etika sering dipahami sebagai ajaran yang berisikan perintah dan


larangan tentang baik-buruknya perilaku manusia, yaitu perintah
yang harusdipatuhi dan larangan yang harus dihindari.
Kedua, etika dipahami juga dalam pengertian yang berbeda
dengan moralitas.

Dalam pengertian ini, etika dimengerti sebagai refleksi kritis


tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak dalam
situasi konkret tertentu. Refleksi kritis ini menyangkut tiga hal
yaitu:
• refleksi kritis tentang norma dan nilai yang kita anut selama ini.
• refleksi kritis tentang situasi khusus yang kita hadapi dengan
segala keunikan dan kompleksitasnya.
• Rekleksi kritis tentang berbagai paham yang dianut oleh manusia
atau kelompok masyarakat tentang apa saja.
• Pengertian Kode Etik:
Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Peter
Solihin, Yenny Salim): Kode : tanda yang disetujui untuk
menyatakan maksud-maksud tertentu; Etik=Etika : berkenan
dengan etika atau moral. Etik : adalah aturan-aturan, asas atau
nilai-nilai yang berkenaan dengan akhlak atau sopan santun yang
menjadi pedoman bagi kelompok tertentu
Kode Etik (G. Wursanto), merupakan aturan-aturan susila atau
sikap akhlak yang ditetapkan bersama dan ditaati bersama oleh
para anggota yang tergabung dalam suatu organisasi profesi.
Jadi, kode etik sebenarnya berupa suatu ikatan, tatanan,
kaidah/norma yang harus diindahkan yang berisi petunjuk tentang
apa yang boleh dan apa yang tidak boleh diperbuat oleh mereka
(masyarakat profesi) dalam menjalankan profesinya dan
pelanggarannya membawa akibat/konsekuensi tertentu.
8/10/2019

6
8/10/2019

7
8/10/2019

8
8/10/2019

9
Tanggung-Jawab Publik dan Hukum bagi Penyusun
Dokumen AMDAL:

Pekerjaan sebagai penyusun AMDAL, pada hakekatnya


merupakan pekerjaan publik yang selain
dipertanggung-jawabkan kepada Pemerintah juga
secara langsung dipertanggung-jawabkan kepada
masyarakat. Pertanggung-jawaban ini berkaitan
dengan aspek keselamatan dan keamanan lingkungan,
baik dalam kawasan sempit maupun luas. Aspek
keselamatan ini juga berkaitan dengan aspek
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar
usaha dan atau kegiatan.
Mengingat ruang-lingkup tanggung-
jawabnya, maka tenaga ahli penyusun
AMDAL harus dapat menghadapi
tuntutan publik dan juga tuntutan hukum.

Untuk menjawab tuntutan ini, maka untuk


setiap tenaga ahli penyusun dokumen
AMDAL perlu disepakati adanya sarana
yang berupa norma-norma kerja, antara
lain sebagai berikut:
KODE ETIK TENAGA AHLI PENYUSUN AMDAL

Sebagai seorang tenaga ahli penyusun AMDAL, informasi dan


pelayanan yang saya berikan harus berkualitas dan dapat
dipercaya. Saya konsekuen dan berkomitmen sebagai berikut :

Menjalankan aktifitas ketenaga-ahlian dengan integritas, kejujuran


dan bebas dari konflik kepentingan atau kesalahan yang
disengaja.
Menjalankan aktifitas ketenaga-ahlian hanya dalam bidang yang
saya kuasai saja yang didapat dari pendidikan, pelatihan, atau
pengalaman.Menjalankan aktifitas ketenaga-ahlian dengan
mengedepankan keseimbangan dan keutuhan dalam upaya
mengambil pendekatan yang holistik dalam memperkirakan
dampak.
Memastikan bahwa semua kebijakan, perencanaan, aktifitas /
kegiatan, atau proyek yang dikerjakan adalah konsiten dengan
hukum, regulasi, dan Undang-undang yang berlaku.
Menolak memberikan pelayanan ketenaga-ahlian jika diminta
untuk membiaskan analisis, dengan menghilangkan, atau
mengubah fakta sehingga mempengaruhi hasil.

Mengutamakan keterbukaan kepada pemberi kerja atau rekanan


pada setiap laporan tertulis baik pribadi maupun finansial untuk
menghindari terjadinya konflik kepentingan.

Berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan


ketenaga-ahlian dan terus mengikuti perkembangan dalam kajian
dampak dan kompetensi yang relevan.

Mencantumkan sumber yang digunakan dalam melakukan analisis


dan penyusunan laporan.
Pedoman-pedoman Kerja Penyusun Dokumen
AMDAL.
Sebagai tenaga ahli bersertifikat yang harus
mempertanggung-jawabkan pekerjaannya, setiap
tenaga ahli wajib memiliki norma-norma kerja yang
merupakan panutan bersama Untuk penyusunan
dokumen-dokumen ini, pertimbangan pertama
yang ditempuh adalah mengacu norma-norma
yang ada, khususnya yang telah dikembangkan
oleh International Association of Impact
Assesment (IAIA). Dokumen-dokumen ini perlu
dikaji bersama dan dirumuskan bersama untuk
menjadi norma bersama yang disepakati oleh
stake-holder penyusunan AMDAL. Dokumen yang
dimaksud menjadi acuan, adalah sebagai berikut:
Sistem Mutu:

Pada tahap pertama, jawaban terhadap


tantangan ini adalah bagaimana
merancang kelembagaan dan fungsinya
dalam melaksanakan kegiatan sertifikasi.
Rancangan kelembagaan ini diwujudkan
dalam bentuk sistem manajemen mutu,
Standar Kompetensi:

Untuk dapat mengoperasikan sistem


mutu guna pelaksanaan sertifikasi
kompetensi, pihak Kementerian
Lingkungan Hidup telah
menyediakan standar kompetensi
17
8/10/2019
•Kode Etik Penilai Amdal
Kode etik penilai Amdal dapat diartikan sebagai pedoman etis atau
sebagai pedoman berperilaku dalam melakukan proses penilaian
dokumen Amdal pada komisi penilai Amdal. Oleh karena kode etik
merupakan norma moral, maka beberapa nilai moral yang ada di
atas dapat dijadikan sebagai kode etik penilai Amdal.
Menurut Barry Sadler (1996) core values Amdal adalah:
Integrity: proses amdal harus sesuai dengan standar-standar yg
telah disepakati/berlaku;
Utility: proses Amdal harus dapat memberikan informasi yg
seimbang dan kredibel untuk pengambilan keputusan;
Sustainability: proses Amdal harus dapat menghasilkan
perlidungan terhadap lingkungan.
Seseorang yang sedang melakukan penilaian dokumen
Amdal dapat dikatakan tidak etis jika, misal:
“memaksakan kehendak” atau dengan kata lain
“pokoknya”;
berkata kurang sopan dengan kalimat –kalimat yang
seakan-akan pemrakarsa /konsultan seperti “pesakitan”;
menyalahkan tanpa membaca dengan baik dokumen
yang dinilai;
tidak bersifat terbuka terhadap perkembangan teknologi,
sehingga ada dokumen dengan menggunakan metode
yang berbeda dengan yang biasa seorang penilai
pahami diarahkan untuk mengikuti dengan metode yang
penilai pahami.
Dll.
Secara umum, seorang penilai Amdal
harus memiliki kode etik:
Sebagai seorang profesional:
•Integritas
•Kejujuran
•Konsisten
•Keterbukaan
•Selalu mengikuti perkembangan IPTEK
Dalam pengambilan keputusan
• Sikap hormat terhadap alam (respect for
nature)
• Prinsip tanggung jawab (moral responsibility
for nature)
• Solidaritas kosmis (cosmic solidarity)
• Prinsip kasih sayang dan kepedulian
terhadap alam (caring for nature)
• Prinsip “No Harm”
• Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan
alam
• Prinsip keadilan
• Prinsip demokrasi
22
8/10/2019
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai