Anda di halaman 1dari 13

PERBAIKAN AGREGAT ULTISOL DAN HASIL KACANG

TANAH AKIBAT PEMBERIAN KOMPOS PUPUK KANDANG


SAPI YANG DIBERI BIOCHAR

JURNAL

HERTY STIFANI SIREGAR

D1A012050

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
PERBAIKAN AGREGAT ULTISOL DAN HASIL KACANG TANAH
AKIBAT PEMBERIAN KOMPOS PUPUK KANDANG SAPI YANG
DIBERI BIOCHAR

Herty Stifani Siregar1), Zurhalena2), dan Dedy Antony2)


Fakultas Pertanian Universitas Jambi
herty.stifani@yahoo.com
1)
Alumni Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi
2)
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh kompos
pupuk kandang sapi yang diberi biochar terhadap kemantapan agregat Ultisol dan
hasil kacang tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai
November 2016 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi dan
Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5
ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu kompos pupuk kandang sapi yang diberi
biochar dengan dosis sebagai berikut : K0 = Tanpa Kompos (Kontrol), K1 = Kompos
(90% pupuk kandang sapi + 10% biochar) 10 ton, K2 = Kompos (80% pupuk
kandang sapi + 20% biochar) 10 ton, K3 = Kompos (90% pupuk kandang sapi +
10% biochar) 20 ton, K4 = Kompos (80% pupuk kandang sapi + 20% biochar) 20
ton. Data dianalisis ragam dan dilanjutkan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil
penelitian diperoleh bahwa pemberian kompos pupuk kandang sapi yang diberi
biochar dapat memperbaiki persen agregat terbentuk, kemantapan agregat, tinggi
tanaman dan hasil kacang tanah. Pemberian kompos pupuk kandang sapi yang
diberi biochar dengan dosis 20 ton/ha sudah mampu memperbaiki persen agregat
terbentuk dan kemantapan agregat sedangkan dengan dosis 10 ton/ha sudah mampu
memperbaiki tinggi tanaman dan hasil kacang tanah.

__________________________________________________________
kata kunci: Ultisol, kompos, kacang tanah.

PENDAHULUAN besar untuk pengembangan lahan


pertanian lahan kering. Menurut
Ultisol merupakan salah satu Suripin (2004) dalam
ordo tanah di Indonesia yang pemanfaatannya Ultisol memiliki
mempunyai sebaran luas, mencapai kendala fisik yaitu memiliki tekstur
45.794.000 ha atau sekitar 25% dari liat, bahan organik rendah,
total luas daratan Indonesia (Subagyo kemantapan agregat dan daya pegang
et al., 2004). Ditinjau dari segi air rendah yang menyebabkan Ultisol
luasnya Ultisol memiliki potensi yang memiliki produktivitas rendah.

2
Salah satu usaha untuk dengan tanpa perlakuan (1,11
memperbaiki kualitas fisik tanah gr/cm3). Hal ini diduga dengan
Ultisol adalah dengan penambahan pemberian bahan organik dan biochar
bahan organik. Bahan organik mampu mengurangi kerapatan tanah
pembenah tanah, seperti pupuk atau meningkatkan struktur tanah
kandang sapi dan biochar. Hasil menjadi remah sehingga dapat
penelitian Subowo (1990) meningkatkan kemantapan agregat.
menunjukkan bahwa bahan organik Pemberian biochar dan pupuk
dan biochar diduga mampu kandang pada setiap musim tanam
meningkatkan agregasi tanah, jagung diduga dapat meningkatkan
memperbaiki aerasi dan perkolasi, nilai stabilitas agregat tanah sebesar
serta membuat struktur tanah menjadi 66,62 % (Suwardji et al., 2012).
remah sehingga mudah diolah. Pemanfaatan kompos pupuk
Aplikasi Pupuk kandang sapi kandang sapi yang diberi biochar
memberikan beberapa manfaat yaitu merupakan salah satu alternatif yang
memperbaiki struktur tanah, dapat ditempuh untuk memulihkan
meningkatkan porositas, aerase dan lahan kering. Oleh karena itu,
komposisi mikroorganisme tanah, pemberian kompos pupuk kandang
memudahkan pertumbuhan akar sapi yang diberi biochar ini
tanaman dan daya serap air yang lebih diharapkan mampu meningkatkan
lama pada tanah. hasil tanaman kacang tanah.
Nurida et al., (2013)
menambahkan bahwa penggunaan METODE PENELITIAN
bahan organik berupa pupuk kandang
Penelitian ini dilaksanakan di
hanya bersifat sementara
Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
(temporary), dibutuhkan jumlah yang
Universitas Jambi di Desa Mendalo
cukup besar, dan seringkali sulit
Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota,
dalam pengadaannya. Oleh sebab itu,
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi
diperlukan penambahan bahan
Jambi. Untuk analisis tanah dilakukan
pembenah tanah yang sulit
di Laboratorium Fisika Tanah
didekomposisi dan tidak perlu
Universitas Jambi dan Laboratorium
diberikan setiap tahun, salah satu
Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian
bahan yang memenuhi sifat tersebut
Universitas Jambi. Waktu
adalah biochar (arang hayati).
pelaksanaan penelitian selama 5
Menurut hasil penelitian Gusmailina
bulan, yaitu dimulai pada bulan Juli
et al, (2003) dengan pemberian arang
sampai dengan bulan November
sebanyak 20% dari berat volume
2016.
kompos sampah kota dapat
Percobaan ini menggunakan
meningkatkan pertambahan tinggi
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dan diameter anakan bulian dan
dengan 5 perlakuan dan 5 kelompok
gaharu serta dapat memperbaiki sifat
sehingga terdapat 25 petak
fisik tanah.
percobaan. Perlakuan yang diberikan
Menurut penelitian Hidayati
menggunakan kompos pupuk
(2008) pemberian bahan organik yang
kandang sapi yang diberi biochar.
dikombinasikan dengan biochar
Adapun perlakuannya sebagai berikut
menunjukkan perbedaan yang nyata
: K0 = Tanpa Kompos (Kontrol), K1 =
terhadap bobot volume tanah (1,00
Kompos (90% pupuk kandang sapi +
gr/cm3 – 0,91 gr/cm3) dibandingkan
10% biochar) 10 ton, K2 = Kompos

3
(80% pupuk kandang sapi + 20% agregat tanah, tinggi tanaman dan
biochar) 10 ton, K3 = Kompos (90% hasil tanaman kacang tanah. Data
pupuk kandang sapi + 10% biochar) yang diperoleh kecuali data
20 ton, K4 = Kompos (80% pupuk pertumbuhan tanaman di analisis
kandang sapi + 20% biochar) 20 ton. secara statistik pada taraf α 5%.
Ukuran petakan 3 m × 2 m dengan Selanjutnya untuk melihat perbedaan
jarak tanam 40 × 20 cm sehingga antar perlakuan dilakukan uji jarak
terdapat 75 tanaman kacang tanah berganda Duncan pada taraf 5%.
dalam satu petakan. Jarak antar
perlakuan 0,5 m dan jarak antar HASIL DAN PEMBAHASAN
kelompok 1 m. Panen kedelai
1. Analisis Tanah Sebelum
dilakukan pada 90 hari setelah tanam.
Perlakuan
Sampel tanah diambil sebelum
Hasil analisis tanah sebelum
panen. Variabel tanah yang diamati pemberian perlakuan kompos pupuk
yaitu kandungan bahan organik, kandang sapi yang diberi biochar
bobot volume tanah, total ruang pori,
disajikan pada Tabel 1.
agregat terbentuk, kemantapan

Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Sebelum Perlakuan


Sifat Tanah Hasil Kriteria
C-organik Tanah (%) 6,668 Tinggi
Bahan Organik (%) 11,470 Tinggi
Bobot Volume (g/cm3) 1,334 Sedang
Total Ruang Pori (%) 38,506 Rendah
Bobot Jenis Partikel (gr/cm3) 2,402 -
Agregat Terbentuk (%) 70,491 -
Kemantapan Agregat (%) 63,556 -

2. Pengaruh Pemberian Kompos


Berdasarkan hasil analisis Pupuk Kandang Sapi yang diberi
tanah sebelum pemberian perlakuan Biochar Terhadap Bahan
Tabel 1 menunjukkan bahwa tanah Organik, Bobot Volume dan Total
Ultisol menunjukkan sifat fisika yang Ruang Pori Tanah
kurang baik, hal ini dapat dilihat dari
nilai bobot volume sedang (1,334 Hasil penelitian menunjukkan
gr/cm3), total ruang pori sebesar bahwa pemberian kompos pupuk
38,506% yang termasuk dalam kandang sapi yang diberi biochar
kategori rendah dan kemantapan tidak berbeda nyata terhadap
agregat tanah sebesar 63,556%. Hal kandungan bahan organik tanah
ini menunjukkan bahwa tanah (Tabel 2). Hal ini dikarenakan selama
tersebut cukup padat karena masa penelitian intensitas curah hujan
kepadatan dapat ditunjukkan dari yang cukup tinggi menyebabkan
nilai bobot volume sedang dan total ketersediaan bahan organik di dalam
ruang pori rendah. Pada tanah yang tanah menjadi cepat tercuci dan
padat akan sulit meneruskan air atau berkurang diakhir penelitian sehingga
sukar untuk ditembus akar tanaman. mengakibatkan kompos menjadi
tidak berpengaruh terhadap bahan

4
organik. Keberadaan arang dalam menahan air. Selain itu pemanfaatan
kompos menyebabkan pori-pori biochar merupakan tindakan yang
arang menyerap dan menahan air dapat mendukung konservasi karbon
hujan di dalam tanah sehingga nilai tanah. Wolf (2008) menambahkan
kandungan bahan organik menjadi bahwa biochar mempunyai waktu
tinggi tetapi tidak berbeda nyata pada tinggal dalam tanah cukup lama,
setiap perlakuan. Sejalan dengan sehingga penggunaan biochar sebagai
pendapat Purwowidodo (1986) yang pembenah tanah mampu meretensi air
menyatakan bahwa hujan akan secara fisik sehingga air tidak cepat
menimbulkan erosi jika intensitasnya menghilang dari zona perakaran,
cukup tinggi dan dalam waktu yang menciptakan habitat yang baik untuk
relatif lama. Menurut Nurida (2006), mikroorganisme dan juga merupakan
biochar dapat dimanfaatkan sebagai penyimpan karbon (carbon sink) yang
pembenah tanah, diantaranya dalam baik.
meningkatkan kemampuan tanah

Tabel 2. Pengaruh Kompos Pupuk Kandang Sapi yang diberi Biochar terhadap
Bahan Organik Tanah, Bobot Volume, Total Ruang Pori
BO BV TRP
Perlakuan
% gr/cm3 %
k0 (Kontrol) 12,226 a 1,222 a 44,301 a
k1 (Kompos (PK 90% + B 10% (10 ton/ha))) 11,984 a 1,210 a 44,717 a
k2 (Kompos (PK 80% + B 20% (10 ton/ha))) 11,307 a 1,188 a 45,631 a
k3 (Kompos (PK 90% + B 10% (20 ton/ha))) 12,118 a 1,164 a 46,363 a
k4 (Kompos (PK 80% + B 20% (20 ton/ha))) 11,799 a 1,174 a 45,976 a
Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada
taraf 5%
PK=Pupuk Kandang, B=Biochar

Tabel 2 menunjukkan bahwa oleh bahan organik tanah. semakin


pemberian kompos pupuk kandang besar massa padatan suatu jenis tanah,
sapi yang dicampur biochar semakin besar pula nilai bobot
memberikan pengaruh yang tidak volume, serta semakin rendah nilai
nyata terhadap bobot volume tanah total ruang pori tanah tersebut.
antar perlakuan. Hal ini disebabkan Semakin tinggi bahan organik tanah
karena kandungan bahan organik maka nilai bobot volume menjadi
yang berbeda tidak nyata pada setiap rendah dan total ruang pori menjadi
perlakuan sehingga bobot volume tinggi. Hardjowigeno (2007)
tanah berbeda tidak nyata, akibatnya menambahkan bahwa apabila
pori-pori tanah belum kandungan bahan organik tinggi
memperlihatkan perbedaan yang maka porositas tanah tinggi. Hasil
nyata. Sejalan dengan pendapat Sarief penelitian ini didukung hasil
(1989) bahwa bobot volume tanah penelitian Junedi (2008) yang
merupakan perbandingan antara menunjukkan bahwa semakin tinggi
massa padatan tanah dengan volume bahan organik tanah semakin rendah
tanah, sedangkan total ruang pori atau bobot volume tanah dan semakin
porositas tanah merupakan bagian tinggi total ruang pori tanah.
volume tanah yang ditempati oleh Pengaruh pemberian kompos pupuk
udara dan air yang sangat dipengaruhi kandang sapi yang diberi biochar

5
pada Tabel 2 juga menunjukkan membawa partikel tanah yang telah
pengaruh yang tidak nyata terhadap terpisah yang akhirnya menyumbat
total ruang pori pada masing-masing pori tanah dapat menyebabkan
perlakuan. Hal ini dikarenakan bobot peningkatan bobot volume tanah dan
volume tanah berkaitan dengan penurunan total ruang pori tanah
besarnya jumlah padatan dan pori di (Rachman et al., 2015).
dalam tanah. Semakin besar volume
padatan tanah berarti semakin kecil 3. Pengaruh Pemberian Kompos
total ruang pori tanah dan kandungan Pupuk Kandang Sapi yang diberi
bahan organiknya semakin kecil. Hal Biochar Terhadap Agregat
ini sesuai dengan pendapat Agus et al. Terbentuk dan Kemantapan
(2006) yang menyatakan bahwa tanah Agregat
dengan total ruang pori yang tinggi
cenderung mempunyai bobot volume Hasil penelitian menunjukkan
yang rendah sebaliknya tanah yang bahwa pemberian kompos pupuk
mempunyai total ruang pori yang kandang sapi yang diberi biochar
rendah cenderung mempunyai bobot memberikan pengaruh yang berbeda
volume yang tinggi. Ditambahkan nyata terhadap agregat terbentuk bila
oleh pendapat Sarief (1989) yang dibandingkan dengan tanpa perlakuan
menyatakan bahwa total ruang pori (kontrol) (Tabel 3). Pemberian
tanah berbanding terbalik dengan kompos pupuk kandang sapi yang
bobot volume tanah serta adanya diberi biochar dengan dosis 10 dan 20
pengaruh pukulan butir hujan ton/ha mampu meningkatkan
terhadap penghancuran agregat tanah persentase agregat terbentuk
dan pergerakan air tanah yang dibandingkan dengan kontrol.

Tabel 3. Pengaruh Kompos Pupuk Kandang Sapi yang diberi Biochar terhadap
Agregat Terbentuk dan Kemantapan Agregat
Agregat Kemantapan
Perlakuan Terbentuk Agregat
% %
k0 (Kontrol) 71,386 c 64,101 b
k1 (Kompos (PK 90% + B 10% (10 ton/ha))) 72,153 bc 69,807 ab
k2 (Kompos (PK 80% + B 20% (10 ton/ha))) 73,904 abc 72,711 ab
k3 (Kompos (PK 90% + B 10% (20 ton/ha))) 75,177 ab 76,060 a
k4 (Kompos (PK 80% + B 20% (20 ton/ha))) 75,680 a 75,813 a
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada
taraf 5%.
PK=Pupuk Kandang, B=Biochar

Hal ini dikarenakan dengan berperan dalam proses dekomposisi


adanya pemberian kompos pupuk bahan organik. Semakin tinggi
kandang sapi yang diberi biochar aktivitas dan biomassa
mampu menyumbangkan bahan mikroorganisme tanah maka akan
organik ke dalam tanah yang semakin tinggi kandungan bahan
berfungsi untuk meningkatkan organik tanah tersebut, karena
agregasi tanah serta mampu menjadi mikroorganisme yang mati akan
habitat yang baik bagi menjadi penyumbang bahan organik
mikroorganisme yang berada di ke dalam tanah. Menurut Sutedjo dan
dalam tanah. Mikroorganisme ini Kartasapoetra (2010), secara umum

6
agregasi tanah ditentukan oleh jumlah melalui pengikatan secara fisika
bahan organik dan aktivitas butir-butir primer oleh miselia jamur
mikroorganisme dalam tanah. dan actinomycetes, maka akan
Lehmann et al., (2006) berpendapat terbentuk agregat walaupun tanpa
bahwa biochar juga menyediakan adanya fraksi lempung. Ditambahkan
media tumbuh yang baik bagi Santi et al. (2008), mikroorganisme
berbagai mikroba tanah. tanah dapat menghasilkan
Perlakuan kompos (pupuk polisakarida, hemiselulosa, uronida,
kandang sapi 80% + biochar 20% (10 dan sejumlah polimer alami lainnya
ton/ha)) tidak berbeda nyata dengan yang dapat menempel pada
perlakuan kompos (pupuk kandang permukaan partikel tanah melalui
sapi 90% + biochar 10% (20 ton/ha)) jembatan kation, ikatan hidrogen, van
dan perlakuan kompos (pupuk der Walls dan mekanisme adsorpsi
kandang sapi 80% + biochar 20% (20 anion. Menurut Nurida et al. (2013),
ton/ha)) dalam pembentukan agregat. beberapa karakteristik formula
Hal ini diperkirakan karena pembenah tanah seperti kandungan
kandungan biochar pada perlakuan fraksi bahan organik akan
kompos (pupuk kandang sapi 80% + berpengaruh terhadap sifat fisika
biochar 20% (10 ton/ha)) sama tanah. Peranan fraksi bahan organik
banyaknya dengan perlakuan kompos tersebut sebagai pemantap agregat
(pupuk kandang sapi 80% + biochar tanah, dapat mempertahankan dan
20% (20 ton/ha)) yaitu sebesar 20% memperbaiki kondisi sifat fisika
dimana dengan dosis tersebut mampu tanah.
meningkatkan agregat terbentuk. Hal Pada Tabel 3 dapat dilihat,
ini sejalan dengan pendapat bahwa pemberian kompos pupuk
Gusmailina et al, (2003) yang kandang sapi yang diberi biochar
menyatakan bahwa dengan berpengaruh nyata terhadap
pemberian biochar (arang hayati) kemantapan agregat. Pemberian
sebanyak 20% dari berat volume kompos pupuk kandang sapi yang
kompos dapat meningkatkan diberi biochar mampu meningkatkan
pertambahan tinggi dan diameter kemantapan agregat dibandingkan
anakan bulian dan gaharu serta dapat dengan tanpa pemberian kompos
memperbaiki sifat fisik tanah. (kontrol). Pemberian kompos pupuk
Pemberian kompos 10 ton/ha kandang sapi yang diberi biochar
atau pemberian perlakuan kompos mampu meningkatkan kemantapan
(pupuk kandang sapi 90% + biochar agregat tanah dari 72,711% menjadi
10% (10 ton/ha)) sudah efektif dalam 75,813% hingga 76,060%. Hal ini
pembentukan agregat tanah karena diduga karena kandungan bahan
memiliki hasil yang diberi sama organik dalam pupuk kandang sapi
dengan dosis yang lebih tinggi. Hal mampu mempengaruhi kemantapan
ini disebabkan selain adanya bahan agregat tanah dan adanya
organik juga karena adanya biochar penambahan biochar yang digunakan
yang memiliki keunggulan dalam hal sebagai bahan untuk perlakuan yang
total ruang pori dan kapasitas air berperan menyumbangkan sejumlah
tersedia yang lebih tinggi sehingga bahan organik ke dalam tanah. Hal ini
sesuai untuk habitat fungi dan didukung oleh Arsyad (2004) bahwa
mikroba tanah lainnya. Hal ini sejalan mekanisme pengikatan butir-butir
dengan pernyataan Atmojo (2003), primer menjadi agregat yang

7
diperkirakan dalam tanah sebagai pemberian kompos 10 ton/ha atau
akibat adanya bahan organik antara pemberian perlakuan kompos (pupuk
lain pengikatan secara fisik butir-butir kandang sapi 90% + biochar 10% (10
primer oleh mycelia, jamur, dan ton/ha)) dan perlakuan kompos
aktinomycetes. Pengikatan secara (pupuk kandang sapi 80% + biochar
kimia butir-butir liat melalui ikatan 20% (10 ton/ha)) sudah efektif dalam
antara bagian-bagian butir positif meningkatkan kemantapan agregat
pada butir liat pada gugusan negatif karena memiliki hasil yang diberi
(karboksil) senyawa organik sama dengan dosis yang lebih tinggi.
berbentuk rantai, pengikatan secara
kimia butir-butir liat melalui ikatan 4. Pengaruh Pemberian Kompos
antara bagian negatif liat dengan Pupuk Kandang Sapi Yang Diberi
gugusan negatif (karboksil) senyawa Biochar Terhadap Pertumbuhan
organik dengan perantaraan kation dan Hasil Kacang Tanah
(Ca, Mg, Fe) dan ikatan hidrogen,
pengikatan secara kimia butir-butir Pengaruh pemberian kompos
liat melalui ikatan antara bagian pupuk kandang sapi yang diberi
negatif pada butir liat dengan gugusan biochar terhadap pertambahan tinggi
positif (amine, amida, dan amino) tanaman disajikan dalam Gambar 1.
senyawa organik berbentuk rantai. Gambar 1 menunjukkan bahwa
Soedarmo dan Djojoprawiro (1988) seiring bertambahnya umur tanaman,
menunjukkan bahwa agregat-agregat pertumbuhan tanaman mengalami
tanah terbentuk pada saat peningkatan. Pemberian perlakuan di
mikroorganisme sangat aktif tiap petakan perlakuan terhadap
menghancurkan asal bahan organik. tinggi tanaman cenderung meningkat
Dengan demikian diduga bahwa pada setiap pengamatan dari 3
bahan organik yang diberikan masih minggu setelah tanam sampai dengan
aktif, sehingga memungkinkan minggu ke 8 setelah tanam.
terhadinya kegiatan mikroorganisme Pemberian perlakuan kompos (90%
yang berperan dalam perbaikan pupuk kandang sapi + 10% biochar
struktur tanah. (20 ton/ha)) memiliki pertumbuhan
Perlakuan kompos (pupuk yang lebih tinggi dibandingkan
kandang sapi 90% + biochar 10% (10 perlakuan lainnya, yaitu sebesar
ton/ha)) tidak berbeda nyata dengan 67,24 cm dan tinggi tanaman pada
perlakuan kompos (pupuk kandang perlakuan kompos (pupuk kandang
sapi 80% + biochar 20% (10 ton/ha)), 90% + biochar 10% (10 ton/ha)),
perlakuan kompos (pupuk kandang perlakuan kompos (pupuk kandang
sapi 90% + biochar 10% (20 ton/ha)) 80% + biochar 20% (10 ton/ha)),
tidak berbeda nyata dengan perlakuan perlakuan kompos (pupuk kandang
kompos (pupuk kandang sapi 80% + 90% + biochar 10% (20 ton/ha)) dan
biochar 20% (20 ton/ha)) dalam perlakuan kompos (pupuk kandang
meningkatkan kemantapan agregat. 80% + biochar 20% (20 ton/ha))
Hal ini diperkirakan karena memperlihatkan pengaruh yang tidak
kandungan arang masih tergolong nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi
sedikit sehingga yang lebih terlihat berbeda nyata dengan tanpa kompos.
dominan adalah sifat pupuk kandang Hal ini disebabkan kemantapan
sapi dalam meningkatkan agregat yang berasal dari kompos
kemantapan agregat dan berarti pupuk kandang sapi yang dicampur

8
biochar pada takaran 10 ton/ha karena agregat yang mantap mampu
dengan perbandingan kompos (pupuk mengurangi nilai kepadatan tanah
kandang 90% + biochar 10% (10 sehingga memudahkan
ton/ha)) mencukupi untuk perkembangan akar dan
meningkatkan pertumbuhan tanaman kemampuannya dalam menyerap
dan berarti pemberian kompos 10 hara. Rachman (2006) menyatakan
ton/ha atau pemberian perlakuan bahwa kemantapan agregat tanah
kompos (pupuk kandang sapi 90% + yang tinggi dapat dijadikan sebagai
biochar 10% (10 ton/ha)) dan indikator yang menunjukkan kualitas
perlakuan kompos (pupuk kandang struktur tanah yang baik untuk
sapi 80% + biochar 20% (10 ton/ha)) menunjang pertumbuhan dan
sudah efektif dalam meningkatkan produksi tanaman. Tanah-tanah yang
tinggi tanaman kacang tanah karena memiliki kemantapan agregat tanah
memiliki hasil yang diberi sama yang tinggi dapat mempertahankan
dengan dosis yang lebih tinggi. agregat dan pori-pori tanah dari
Semakin mantapnya agregat maka berbagai gangguan, khususnya
akan meningkatkan tinggi tanaman, pembasahan dan pukulan air hujan.

Grafik Tinggi Tanaman


80.00
70.00
Tinggi Tanaman (cm)

60.00
k0
50.00
40.00 k1
30.00 k2
20.00
k3
10.00
0.00 k4
2 3 4 5 6 7 8
Minggu ke
Gambar 1. Grafik pertambahan tinggi tanaman Kacang Tanah akibat pemberian
kompos pupuk kandang sapi yang diberi biochar

Hasil penelitian menunjukkan (20 ton/ha)), kompos (pupuk kandang


bahwa pemberian kompos pupuk 80% + biochar 20% (10 ton/ha)) dan
kandang sapi yang dicampur biochar kompos (pupuk kandang 90% +
berpengaruh nyata terhadap bobot biji biochar 10% (10 ton/ha)) saja
kering kacang tanah. Perlakuan menunjukkan perbedaan yang tidak
antara kompos (pupuk kandang 80% nyata, hanya berbeda nyata dengan
+ biochar 20% (20 ton/ha)), kompos tanpa kompos pupuk kandang sapi
(pupuk kandang 90% + biochar 10% yang diberi biochar.

9
Tabel 4. Pengaruh Kompos Pupuk Kandang Sapi yang diberi Biochar terhadap
bobot biji kering kacang tanah
Bobot Biji Kering Kacang
Perlakuan
Tanah (kg/petak)
k0 (Kontrol) 1,048 b
k1 (Kompos (PK 90% + B 10% (10 ton/ha))) 1,097 ab
k2 (Kompos (PK 80% + B 20% (10 ton/ha))) 1,103 a
k3 (Kompos (PK 90% + B 10% (20 ton/ha))) 1,127 a
k4 (Kompos (PK 80% + B 20% (20 ton/ha))) 1,114 a
Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan
pada taraf 5%.
PK=Pupuk Kandang, B=Biochar

Berbeda nyatanya hasil kacang arang 10 ton/ha mampu


tanah pada pemberian kompos pupuk meningkatkan kualitas fisika, dan
kandang sapi yang dicampur biochar kimia tanah serta meningkatkan hasil
dikarenakan kemantapan agregat tanaman kentang. Ditambahkan hasil
pada perlakuan kompos (pupuk penelitian Syahputra (2015) yang
kandang 80% + biochar 20% (20 mengungkapkan bahwa pemberian
ton/ha)), kompos (pupuk kandang kombinasi kompos pupuk kandang 15
90% + biochar 10% (20 ton/ha)), ton/ha + biochar 15 ton/ha sudah
kompos (pupuk kandang 80% + mampu meningkatkan pertumbuhan
biochar 20% (10 ton/ha)) dan kompos dan hasil produksi tanaman jagung.
(pupuk kandang 90% + biochar 10%
(10 ton/ha)) juga telah memberikan
pengaruh yang berbeda nyata KESIMPULAN DAN SARAN
dibandingkan dengan perlakuan tanpa
kompos pupuk kandang sapi yang Kesimpulan
dicampur biochar. Hal ini sesuai
Berdasarkan hasil penelitian
dengan pendapat Di’az-Zorita (2005)
yang telah dilakukan, maka dapat
diacu dalam Hasanah (2009) bahwa
diambil kesimpulan sebagai berikut :
susunan agregat tanah memiliki
1. Pemberian kompos pupuk
pengaruh utama terhadap aerasi,
kandang sapi yang dicampur
ketersedian air dan kekuatan tanah
biochar mampu
sehingga berpengaruh terhadap
meningkatkan persen agregat
pertumbuhan akar dan tajuk, yang
terbentuk, kemantapan
pada akhirnya berpengaruh terhadap
agregat tanah, tinggi tanaman
produksi tanaman.
dan hasil kacang tanah.
Kompos pupuk kandang sapi
2. Pemberian kompos pupuk
yang dicampur biochar mampu
kandang sapi yang dicampur
memperbaiki sifat fisik tanah
biochar dengan dosis 20
khususnya kemantapan agregat
ton/ha mampu memperbaiki
sehingga perakaran tanaman lebih
persen agregat terbentuk dan
baik. Kondisi tersebut akan
kemantapan agregat tanah.
meningkatkan serapan hara oleh akar
3. Pemberian kompos pupuk
tanaman. Didukung oleh hasil
kandang sapi yang dicampur
penelitian Effendi (2014)
biochar dengan dosis 10
menunjukkan bahwa pemberian
ton/ha sudah mampu
kombinasi kompos 20 ton/ha dan

10
memperbaiki tinggi tanaman Gusmailina, G. Pari dan S.
dan hasil kacang tanah. Komarayati. 2003.
Pengembangan penggunaan
Saran arang untuk rehabilitasi
Berdasarkan hasil penelitian lahan. Buletin Penelitian dan
yang telah dilaksanakan untuk Pengembangan Kehutanan
melihat pengaruh yang lebih nyata 4(1) : 21-30. Badan
terhadap pemberian kompos pupuk Penelitian dan
kandang sapi yang diberi biochar
Pengembangan Kehutanan.
pada Ultisol lokasi penelitian
disarankan melakukan penelitian Jakarta.
musim tanam kedua.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah.
DAFTAR PUSTAKA Penerbit Akademika
Pressindo. Jakarta.
Agus F, R.D. Yustika dan U.
Haryati. 2006. Penetapan Hasanah, U. 2009. Respon Tanaman
Berat Volume Tanah dalam Tomat pada Awal
Kurnia U, F. Agus, A. Pertumbuhan terhadap
Abdurachman dan A. Dariah Keragaman Ukuran Agregat
(editor). Sifat Fisika Tanah Entisol. Jurnal Agroland.
dan Metode Analisisnya. 16(2): 103-109.
Balai Besar Litbang Sumber
Daya Lahan Pertanian, Hidayati, U. 2008. Pemanfaatan
Bogor. Hal 25-34. Arang Cangkang Kelapa
Sawit untuk Memperbaiki
Arsyad, S. 2004. Konservasi Tanah Sifat Fisik Tanah yang
dan Air. Institut Pertanian Mendukung Pertumbuhan
Bogor. IPB Press, Bogor. Tanaman Karet. Jurnal
Penelitian Karet 26(2): 166
Atmojo, SW. 2003. Peranan Bahan 175.
Organik terhadap Kesuburan
Tanah dan Upaya Lehmann, J., J. Gaunt, and M.
Pengelolaannya. Sebelas Maret Rondon. 2006. Biochar
University Press, Surakarta. Sequestration in Terrestrial
Ecosystems. A review.
Effendi, D. 2014. Aplikasi Biochar Mitigation and Adaptation
dan Kompos Kulit Kopi Untuk Strategies for Global Change.
Meningkatkan Kualitas Tanah 11:403-427.
Tanaman Kentang (Solanum
Nurida, N.L., A. Dariah, dan A.
tuberosum L.). Tesis.
Rachman. 2013. Peningkatan
Universitas Syiah
Kualitas Tanah dengan
Kualadarussalam, Banda Aceh.
Pembenah Tanah Biochar
Limbah Pertanian. Jurnal

11
Tanah dan Iklim. 37(2): 69 Lahan Indonesia dan
78. Pengelolaannya. 21-66.

Purwowidodo. 1986. Tanah dan Subowo, J. Subaga, dan M. Sudjadi.


Erosi. Jurusan Manajemen 1990. Pengaruh Bahan Organik
Hutan Fakultas terhadap Pencucian Hara
Kehutanan. Bogor: Institut Tanah Ultisol Rangkas bitung,
Pertanian Bogor. Jawa Barat. Pemberitaan
Penelitian Tanah dan Pupuk.
Rachman, A dan Abdurachman. Bandung.
2006. Penetapan Agregat
Tanah. Sifat Fisik Tanah Suripin. 2004. Pelestarian Sumber
dan Metode Analisisnya : 63 Daya Tanah dan Air. Edisi 2.
74. Balai Besar Litbang. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sumberdaya Lahan Pertanian.
Departemen Pertanian. Sutedjo, MM dan AG Kartasapoetra.
2010. Pengantar Ilmu Tanah.
Santi, LP., A Dariah dan DH Rineka Cipta. Jakarta.
Goenadi. 2008. Peningkatan
kemantapan agregat tanah Suwardji, W.H. Utomo dan
mineral oleh bakteri Sukartono. 2012.
penghasil eksopolisakarida. Kemantapan Agregat Setelah
Menara Perkebunan 76(2): Aplikasi Biochar di Tanah
93-103. Berpasir Pada Pertanaman
Jagung di Lahan Kering
Sarief, S. 1989. Fisika-Kimia Tanah Kabupaten Lombok Utara.
Pertanian. Pustaka Buana. Dalam Makalah Ilmiah.
Bandung. Mataram.

Soedarmo, H. D. H. dan P. Syahputra, R. 2015. Pengaruh Pupuk


Djojoprawiro. 1998. Fisika Kompos dan Biochar
Tanah Dasar. Department Terhadap Pertumbuhan
Ilmu-ilmu Tanah. Fakultas dan Hasil Tanaman Jagung
Pertanian. IPB. Bogor. Manis Varietas Bonanza F1
(Zea Mays Saccharata).
Subagyo, H., N Suharta dan AB Skripsi. Universitas Syiah
Siswanto. 2004. Tanah-tanah Kualadarussalam, Banda
Pertanian di Indonesia. Aceh.
Bogor. Jurnal Sumber Daya

12

Anda mungkin juga menyukai