Anda di halaman 1dari 12

Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 6 (2) Juni 2022

ISSN 2548-7841 (Print) ISSN 2614-011X (Online),


DOI: 10.31289/agr.v6i2.5975

Agrotekma
Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrotekma

Pengaruh Paket Biochar Plus Dan Azotobacter Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Padi Unggul Lokal Pada Tanah Podsolik
Merah Kuning

The Effect Of Biochar Plus And Azotobacter Packages On Local Selected


Rice Growth And Yield On Red Yellow Podsolic Soil
Maylani Lucky, Sutarman Gafur, Saeri Sagiman
Program Magister Agroteknologi, Universitas Tanjungpura
*Coresponding Email: maylani.cs678@gmail.com

Abstrak
Padi unggul lokal, adalah salah satu jenis padi potensial dikembangkan pada lahan kering. Untuk
meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan melalui pemberian bahan organik seperti biochar plus
(biochar sekam padi + kompos + pupuk NPK). Penyedia nitrogen secara hayati adalah dengan
memanfaatkan Azotobacter spitrogen hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
beberapa paket biochar plus dan bakteri Azotobacter sp terhadap pertumbuhan dan hasil padi lokal pada
tanah PMK. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok berbagi (Rancangan Petak
Berbagi/RPB). Petak utama yaitu penggunaan Azotobacter sp (B) B0 = Tanpa Azotobacter sp, dan B1 =
Menggunakan Azotobacter sp. Anak petak yaitu penggunaan paket biochar plus (A) terdiri dari A0 =
Tanpa Biochar Plus, A1 = Biochar (7,5%) + Kompos 5% + NPK (600kg/ha), A2 = Biochar (7,5%) + Kompos
5% + NPK (300kg/ha), A3 = Biochar (7,5%) + Kompos 5%, A4 = Biochar (7,5%) + NPK (300kg/ha).
Terdapat 10 kombinasi perlakuan dalam penelitian ini, setiap perlakuan di ulang 3 kali dan terdapat 3
tanaman sampel sehingga terdapat 90 tanaman sebagai unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan
pemberian paket biochar plus berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan, sedangkan
pemberian Azotobacter sp berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif. Paket biochar (7,5%)
+ kompos 5% + pupuk majemuk NPK (300 kg/ha) dianggap lebih efektif karena memberikan hasil yang
sama dengan perlakuan yang memberikan hasil tertinggi.
Kata Kunci: Azotobacter, Lahan Kering, Paket Biochar plus

Abstract
Local selected rice is one of the potential rice types to be developed on up-land soil of West Kalimantan.
Applying organic material such as biochar plus is one way to increase RYP soil fertility. To improve soil
nitrogen content could be done by applying local selected azotobacter. The study is aimed to study the
impact of biochar plus packages and the azotobacter on local rice growth and yield on RYP soil. The study
used a split plot randomized experimental design. The main plot used azotobacter sp (B) B0 = without
azotobacter, and B1 = using azotobacter. The subplot used biochar plus (A) consisted of A0 = without biochar
plus, A1 = Biochar (7.5%) + Compost 5% + NPK (600kg/ha), A2 = Biochar (7.5%) + Compost 5% + NPK
(300kg/ha), A3 = Biochar (7.5%) + Compost 5%, A4 = Biochar (7.5%) + NPK (300kg/ha). There were 10
treatment combinations, each repeated 3 times. There were 3 plants in each replication so there were total
90 experimental units. Results showed that the biochar plus had a significant effects on all the variables
observed, while the azotobacter had a significant effects on the number of productive tillers. The biochar
package of 7.5% + compost 5% + NPK (300kg/ha) is considered to be more effective because it produced a
similar results with that of highest result treatment.
Keywords: Azotobacter, RYP upland soil, Biochar plus package

How to Cite: Lucky, M. Gafur, S. Saeri, S. (2022). Pengaruh Paket Biochar Plus Dan Azotobacter Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Padi Unggul Lokal Pada Tanah Podsolik Merah Kuning. 6 (2): 1-12

1
Maylani Lucky, Sutarman Gafur, Saeri Sagiman. (2022). Pengaruh Paket Biochar Plus Dan Azotobacter Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Padi Unggul Lokal Pada Tanah Podsolik Merah Kuning.

PENDAHULUAN kondisi biofisik lahan, termasuk terhadap


Padi (Oryza sativa L) merupakan komoditi perubahan iklim. Meningkatnya hasil padi
pangan utama yang kebutuhannya terus unggul lokal disebabkan oleh adanya
meningkat, namun masalah penambahhan bahan organik yang dapat
ketersediaannya menjadi hal yang sangat meningkatkan sifat fisik dan biologis pada
urgensi untuk ditanggulangi. Untuk itu lahan kering. Biochar dapat menyediakan
berbagai upaya pun dilakukan, baik secara habitat bagi mikroba tanah, tapi tidak
ekstensifikasi dengan membuka lahan baru dikonsumsi dan umumnya biochar yang
maupun upaya intensifikasi. Dimana diaplikasikan dapat tinggal dalam tanah
intensifikasi bertujuan meningkatkan hasil selama ratusan tahun. Dalam jangka
tiap satuan luas suatu areal melalui panjang biochar tidak mengganggu
penerapan teknologi baru, diantaranya keseimbangan karbon-nitrogen dan dapat
dengan pemberian input hara ketanah dan menahan dan menjadikan air dan nutrisi
cara pengelolaan yang tepat (Sumaryanto lebih tersedia bagi tanaman. Ketersediaan
dkk, 2001).Luas lahan kering yang tidak unsur N dalam tanah merupakan salah satu
digunakan di Propinsi Kalimantan Barat faktor penting untuk menunjang
pada tahun 2016, yaitu sekitar 905.943 ha. pertumbuhan dan perkembangan padi.
Produksi padi lahan kering di Propinsi Salah satu penyedia nitrogen secara hayati
Kalimantan Barat pada tahun 2015 adalah adalah dengan memanfaatkan bakteri
sebesar 155.281 ton, dimana terjadi Azotobacter sp (Ekawati dan Syekhfani,
penurunan produksi padi dibandingkan 2005). Bakteri tersebut hidup bebas pada
dengan tahun 2014 yaitu sebesar 174.712 daerah perakaran dan jaringan tanaman.
ton. Penurunan produksi produksi ini Bakteri Azotobacter sp sering disebut
dipengaruhi oleh menurunnya luas lahan bakteri diazotrof yang mampu
kering yang tidak digunakan yaitu sekitar menggunakan N udara sebagai sumber N
1.019.956 ha (Badan Pusat Statistik (BPS) untuk pertumbuhannya. Peranan bakteri
Kalimantan Barat (Kal Bar), 2017). dalam memfiksasi nitrogen udara besar
Produksi padi lokal di Kalimantan Barat pengaruhnya terhadap nilai ekonomi tanah
pada tahun 2015 yaitu sebesar 155.281 ton pertanian (Ristiati et al., 2008). Tujuan
dimana terjadi kenaikan pada tahun 2018 penelitian ini adalah untuk mempelajari
yaitu sebesar 622.041 ton. (BPS Kalimantan pengaruh beberapa paket biochar plus dan
Barat, 2019). Tingginya minat petani Azotobacter sp dalam meningkatkan
menanam padi lokal disebabkan karena pertumbuhan dan hasil padi lokal pada
varietas padi lokal sudah adaptif dengan tanah PMK dan menentukan paket

2
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 6(2) Juni 2022: 1-12

kombinasi biochar plus dan Azotobacter sp terdiri dari 50% pupuk kandang sapi dan
yang memberikan respon terbaik pada 50% tandang kosong kelapa sawit. Tandan
pertumbuhan dan hasil padi lokal pada kosong kelapa sawit dicacah menjadi kecil
tanah PMK. dan dicampurkan dengan pupuk kandang
sapi kemudian diinkubasi selama 5 minggu
METODE PENELITIAN sampai kompos terdekomposisi. Jenis
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun pupuk yang digunakan adalah NPK
Fakultas Pertanian Universitas majemuk dengan komposisi kandungan
Tanjungpura Pontianak, selama ± 6 bulan N:P:K = 24%:6%:15%, dan polibag yang
mulai dari 6 Mei 2019 sampai 27 Desember digunakan berukuran 40x50cm masing-
2019. Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) masing diisi 10 kg tanah/polibag.
diambil dari Mungguk Jering, Kecamtaan Penelitian ini menggunakan
Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya rancangan petak berbagi. Petak utama
(LS 0.035768, BT 109.395188). Benih padi perlakuan bakteri Azotobacter sp (B) yang
lokal Akong yang digunakan berasal dari terdiri dari: B0 = Tanpa Azotobacter sp, dan
Kabupaten Kubu Raya. Benih padi B1 = Azotobacter sp. Anak petak yaitu
direndam air selama kurang lebih 8 jam penggunaan paket biochar plus (A) terdiri
kemudian ditiriskan diatas koran. dari: A0 = Tanpa Biochar Plus, A1 = Biochar
Penanaman dilakukan 4-10 butir benih per (7,5%) + Kompos 5% + Pupuk Majemuk
polibag dengan tujuan sebagai benih NPK (600 kg/ha), A2 = Biochar (7,5%) +
cadangan ketika benih tidak tumbuh. Kompos 5% + Pupuk Majemuk NPK (300
Penyiraman dilakukan 2 kali yaitu pagi dan kg/ha), A3 = Biochar (7,5%) + Kompos 5%,
sore. Pengendalian hama dan penyakit dan A4 = Biochar (7,5%) + Pupuk Majemuk
dilakukan dengan frekuensi penyemprotan NPK (300 kg/ha). Ada 10 kombinasi
2 minggu sekali menggunakan fungisida perlakuan. Setiap perlakuan di ulang 3 kali
Topsin dan insektisida Curacron. Biochar dan terdapat 3 tanaman sampel sehingga
sekam padi dibuat dengan cara membakar terdapat total 90 tanaman sebagai unit
sekam padi sehingga menjadi arang sekam, percobaan.
kemudian disiram menggunakan air Variabel pengamatan penelitian ini
supaya arang sekam tidak menjadi abu. meliputi: Tinggi tanaman (cm) yang
Bakteri Azotobacter sp yang digunakan pengukurannya dilakukan 2 minggu sekali
merupakan koleksi FMIPA, Universitas sampai fase vegetatif maksimum,
Tanjungpura. Bakteri diinokulasi dalam persentase jumlah anakan maksimum
media LG broth steril. Pupuk kompos (anakan) yang dihitung setiap 2 minggu

3
Maylani Lucky, Sutarman Gafur, Saeri Sagiman. (2022). Pengaruh Paket Biochar Plus Dan Azotobacter Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Padi Unggul Lokal Pada Tanah Podsolik Merah Kuning.

sekali sampai fase vegetatif maksimum, sedangkan interaksi dan pemberian bakteri
berat kering tanaman (g/rumpun), berat Azotobacter sp memberikan pengaruh
kering akar (g/rumpun) dan serapan N tidak nyata.
tanaman (g/tanaman) diukur pada fase Hasil penelitian menunjukkan bahwa
vegetatif maksimum, dan jumlah anakan pemberian paket biochar plus mampu
produktif (anakan) dihitung pada akhir memberikan hasil yang baik terhadap
penelitian dengan menghitung jumlah semua variabel pengamatan pada tanaman
anakan yang mengeluarkan malai. Panjang padi unggul lokal. Pemberian paket biochar
malai (cm), jumlah biji permalai, berat plus pada tanah PMK saat setelah inkubasi
gabah kering giling (g/rumpun), berat belum menampakkan kenaikan pH dan
1.000 butir gabah (g/rumpun) dugaan berdasarkan kriteria masih kategori
produksi padi per hektar (ton/ha) dan masam (4,08-4,98). Biochar mempunyai
berat jerami (g/rumpun) di ukur pada sifat basa yang dapat meningkatkan pH
akhir penelitian. Pengamatan pH tanah, tanah dan berkontribusi dalam
kandungan N,P,K dan C Organik dilakukan menstabilkan ketersediaan logam berat
pada saat 2 minggu setelah inkubasi dan dalam tanah. Pada perlakuan kontrol pH
pada akhir penelitian. tanah akhir penelitian sebesar 3,84. Nilai
pH tersebut sesuai dengan pendapat
HASIL DAN PEMBAHASAN (Sukbisa, 2006) menyatakan bahwa tanah
Perubahan Sifat-Sifat Tanah Setelah 2 sulfat masam memiliki pH 3,5 - 4,3.
Minggu Masa Inkubasi Kemudian setelah perlakuan pemberian
Hasil analisis sidik ragam biochar plus terjadi kenaikan pH berkisar
manunjukkan bahwa pemberian paket dari 4,12 - 4,81.
biochar plus berpengaruh nyata terhadap N total pada tanah mengalami peningkatan
sifat-sifat tanah setelah inkubasi, dengan pemberian paket biochar plus
sedangkan interaksi dan pemberian dibanding tanpa pemberian paket biochar
Azotobacter sp memberikan pengaruh plus. Menurut Steiner (2007), penggunaan
tidak nyata. biochar merupakan bahan alternatif untuk
Sifat-Sifat Tanah pada Akhir Penelitian perbaikan kesuburan tanah sekaligus
Hasil analisis sidik ragam perlakuan paket untuk perbaikan lingkungan yang murah,
biochar plus dan bakteri Azotobacter sp berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
manunjukkan bahwa pemberian paket Biochar dapat memperbaiki sifat kimia,
biochar plus yang pengaruh nyata terhadap fisik, dan biologi tanah dan dapat
sifat-sifat tanah akhir penelitian, mengurangi kehilangan Nitrogen.

4
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 6(2) Juni 2022: 1-12

Tingginya kandungan posfor sehingga keberadaan C-organik dalam


disumbangkan oleh bahan organik yang tanah akan memacu kegiatan
bersumber dari paket biochar plus. mikroorganisme sehingga meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian Tamtomo et proses dekomposisi tanah dan juga reaksi-
al. (2015) biochar yang diberikan kedalam reaksi yang memerlukan bantuan
tanah selain dapat menyumbangkan unsur mikroorganisme, misalnya pelarutan P, dan
hara dan memberikan dampak positif fiksasi N.
terhadap peningkatan produksi padi juga Jumlah Anakan
dapat meningkatkan kandungan unsur N, P Berdasarkan data hasil pengamatan yang
dan K. Selain itu juga dapat meningkatkan diperoleh selama penelitian, pemberian
kandungan bahan organik tanah yang paket biochar plus berpengaruh nyata
mampu memperbaiki sifat fisik tanah. terhadap jumlah anakan pada umur 4, 6, 8,
Unsur Kalium dalam tanah meningkat dan 10 MST. Pemberian bakteri
dengan adanya penambahan paket biochar Azotobacter dan interaksi keduanya tidak
plus. Dengan adanya pupuk kompos pada memberikan pengaruh nyata pada variabel
paket biochar plus dapat meningkatkan jumlah anakan tanaman padi unggul lokal.
kandungan unsur kalium dalam tanah. Hal Umur 2 MST jumlah anakan belum
ini terkait dengan peran dari pupuk terbentuk. Pada minggu ke 4, 6, 8, dan 10
kompos sebagai salah satu bahan organik MST pemberian paket biochar plus
yang dapat memperbaiki struktur tanah, memberikan pengaruh nyata terhadap
dan meningkatkan daya serap tanah jumlah anakan tanaman padi unggul lokal.
terhadap air, sehingga mampu menahan Pemberian biochar 7,5% + kompos 5% +
unsur hara terlarut. Dampaknya perakaran pupuk majemuk NPK 600kg/ha
tanaman dapat tumbuh baik. menghasilkan rata-rata jumlah anakan
Pemberian paket biochar plus memberikan umur 6, 8, dan 10 MST tertinggi dan terbaik,
peningkatan Corganik tanah, dibanding karena mampu meningkatkan jumlah
tanpa pemberian biochar plus. Utami dan anakan sebesar 14,56 pada umur 4 MST,
Handayani (2003) menjelaskan bahwa 35,55 pada umur 6 MST, dan sebesar 36,05
dengan pemberian bahan organik dapat pada umur 8 MST dan sebesar 36,88 pada
meningkatkan kandungan C-organik tanah umur 10 MST, dibanding tanpa paket
yang pada gilirannya dapat mempengaruhi biochar plus. Tetapi yang efektif dan efisien
sifat tanah menjadi lebih baik secara fisik, adalah pemberian biochar 7,5% + kompos
kimia dan biologi. Karbon merupakan 5%, karena sudah cukup mampu dalam
sumber makanan mikroorganisme tanah, meningkatkan jumlah anakan dibanding

5
Maylani Lucky, Sutarman Gafur, Saeri Sagiman. (2022). Pengaruh Paket Biochar Plus Dan Azotobacter Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Padi Unggul Lokal Pada Tanah Podsolik Merah Kuning.

tanpa biochar plus. Hal ini menunjukkan Tinggi tanaman pada tanaman padi dapat
bahwa, pemberian biochar 7,5% + kompos digunakan sebagai salah satu parameter
5% diduga sudah dapat menyediakan dan pertumbuhan tetapi pertumbuhan
membantu menyediakan unsur hara yang tanaman yang tinggi belum menjamin hasil
dibutuhkan tanaman untuk yang diperoleh lebih besar. Peningkatan
pertumbuhannya. Perbedaan jumlah tinggi tanaman tersebut dipengaruhi oleh
anakan terjadi karena tanaman padi telah unsur hara N di dalam tanah yang
dapat memanfaatkan penggunaan bahan meningkat setelah aplikasi biochar,
organik yang diberikan berupa biochar didukung hasil analisis tanah setelah
sekam. Salah satu peran dari biochar selain inkubasi kandungan N dalam tanah
bisa memperbaiki sifat kimia dari tanah berkisar 0,29-0,39 dibandingkan tanpa
ternyata mampu mengefektifkan pemberian biochar plus. Biochar memiliki
pemanfaatan pemupukan, dengan cara kapasitas menahan air yang tinggi,
mengikat hara pada saat terjadi kelebihan sehingga dapat menjaga unsur hara N agar
hara dan melepaskan hara pada saat tidak mudah tercuci dan menjadikannya
tanaman membutuhkan. Menurut Endrizal lebih tersedia untuk tanaman. Sedangkan
dan Bobihoe (2004), N berperan dalam pemupukan NPK dapat menambahkan
pertumbuhan vegetatif dan merangsang serapan unsur hara terutama unsur N yang
jumlah anakan padi. Jumlah anakan yang dibutuhkan pada fase awal pertumbuhan.
banyak akan mendukung pembentukan Keberadaan paket biochar plus dalam
anakan produktif karena fotosintat yang tanah sangat efektif karena dapat
dihasilkan juga tinggi. meningkatkan ketersediaan hara dan
Tinggi Tanaman memperbaiki sifat tanah dalam mendukung
Data hasil pengamatan yang diperoleh pertumbuhan tanaman, dapat dilihat pada
selama penelitian, pemberian paket hasil analisis tanah Tabel 1 menunjukan
biochar plus berpengaruh nyata terhadap bahwa pada perlakuan paket biochar plus
tinggi tanaman, pemberian bakteri meningkatkan kandungan hara dalam
Azotobacter dan interaksi keduanya tidak tanah dibandingkan tampa pemberian
memberikan pengaruh nyata pada variabel paket biochar plus.
tinggi tanaman padi unggul lokal. Analisis Berat Kering Jerami dan Berat Kering
sidik ragam menunjukkan bahwa Akar
perlakuan paket biochar plus berpengaruh Hasil analisis ragam menunjukkan
nyata terhadap tinggi tanaman pada umur bahwa perlakuan paket biochar plus
2, 4, 6, 8, dan 10 MST. berpengaruh nyata terhadap parameter

6
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 6(2) Juni 2022: 1-12

berat kering daun dan berat kering akar Pada berat kering akar pemberian biochar
(Tabel 5). Pemberian biochar (7,5%) + (7,5%) + kompos 5% + pupuk majemuk
kompos 5% + pupuk majemuk NPK (600 NPK (600 kg/ha) menghasilkan rata-rata
kg/ha) menghasilkan rata-rata berat kering berat kering tanaman tertinggi yaitu
jerami tertinggi, karena mampu sebesar 58,34 g, namun pada pemberian
meningkatkan berat kering jerami sebesar biochar (7,5%) + kompos 5% + pupuk
85,06 g, namun pada pemberian biochar majemuk NPK (300 kg/ha) sudah lebih
(7,5%) + kompos 5% memberikan hasil efektif dan efisien karena memberikan hasil
yang tidak berbeda nyata yaitu sebesar yang tidak berbeda nyata yaitu sebesar
63,16 g, sehingga sudah lebih efektif dan 38,34 g. Hal ini membuktikan bawah
efisien dibanding pemberian biochar semakin banyak bahan organik yang
(7,5%) + kompos 5% + pupuk majemuk diberikan kedalam tanah maka
NPK (600 kg/ha). Peningkatan bobot pertumbuhan tanaman akan semakin
kering jerami disebabkan oleh kandungan optimal.
beberapa hara yang dimiliki oleh biochar Serapan N
seperti nitrogen C-organik, P, Ca, Mg, K dan Kandungan N yang terdapat pada kompos
Na yang menjadi pensuplai hara bagi dan NPK majemuk pada paket biochar plus
tanaman. Hasil analisis tanah Tabel 1 sudah dapat meningkatkan serapan pada
menunjukan bahwa pemberian paket tanaman padi (lihat Tabel 5). Serapan N
biochar plus mempuyai nilai kandungan pada tanaman yang makin besar maka
hara lebih tinggi dibanding tanpa hasil yang diperoleh akan optimal.
pemberian paket biochar plus. Beberapa penelitian mengungkapkan
Ketersediaan hara yang cukup di dalam bahwa penambahan paket biochar plus
tanah akan dimanfaatkan oleh tanaman dalam tanah mampu meningkatkan
melalui serapan akar tanaman. Keadaan ketersediaan hara bagi tanaman. Dengan
tersebut mendorong proses metabolisme tersedianya hara didalam tanah, akar
yang terjadi pada tubuh tanaman akan tanaman mampu meningkatkan serapan
semakin meningkat, termasuk fotosintesis, hara. Menurut Sukartono (2012), setelah
mengakibatkan laju fotosintesis semakin aplikasi biochar ketersediaan hara N, P, dan
tinggi dan semakin banyak fotosintat yang Ca meningkat. Biochar dapat berfungsi
terbentuk. Semakin banyak fotosintat yang sebagai pembenah tanah, meningkatkan
dihasilkan maka berat kering tanaman akan pertumbuhan tanaman dengan memasok
semakin tinggi juga. sejumlah nutrisi yang berguna serta

7
Maylani Lucky, Sutarman Gafur, Saeri Sagiman. (2022). Pengaruh Paket Biochar Plus Dan Azotobacter Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Padi Unggul Lokal Pada Tanah Podsolik Merah Kuning.

meningkatkan sifat fisik dan biologi tanah dalam meningkatkan jumlah anakan, juga
(Glauser et. al., 2002). untuk meningkatkan jumlah anakan
Jumlah Anakan Produktif produktif serta kualitas hasil
Tabel 5 menunjukkan hasil analisis sidik (Abdulrachman, 2012).
ragam bahwa pengaruh pemberian biochar Panjang Malai dan Jumlah Biji Per Malai
plus berpengaruh nyata terhadap jumlah Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan
anakan produktif. Pada pemberian biochar paket biochar plus memberikan pengaruh
7,5% + kompos 5% + pupuk majemuk NPK nyata terhadap panjang malai dan jumlah
300kg/ha sudah lebih efektif dan efisien biji per malai tanaman padi. Pemberian
karena memberikan hasil yang tidak biochar 7,5% + kompos 5% + pupuk
berbeda nyata yaitu sebesar 38,34g. Jumlah majemuk NPK 300kg/ha menghasilkan
anakan produktif ditentukan oleh jumlah rata-rata panjang malai tertinggi, karena
anakan yang tumbuh sebelum mencapai mampu meningkatkan panjang malai
fase primordial, namun kemungkinan ada sebesar 19,67 cm, namun pada pemberian
peluang bahwa anakan yang membentuk biochar 7,5% + kompos 5% sudah lebih
malai terakhir bisa saja tidak akan efektif dan efisien karena memberikan hasil
menghasilkan malai yang bulir-bulirnya yang tidak berbeda nyata yaitu sebesar
terisi penuh semuanya, sehingga 18,62 cm. Malai merupakan tempat
berpeluang menghasilkan gabah hampa. melekatnya gabah, jumlah gabah/malai
Azotobacter merupakan kelompok genus tergantung pada panjang malai. Semakin
bakteri kemoorganotrofik yang menghuni panjang malai maka jumlah gabah yang
tanah, umumnya yang pH tanah netral, dihasilkan akan makin banyak setiap
namun pertumbuhannya dapat tetap malainya. Menurut Kaya (2013), unsur
berlangsung pada pH 4,8-8,5 (Ambarsari, makro yaitu N, P, dan K merupakan unsur
2015). Hal ini diduga pada saat penelitian hara yang sangat penting dibutuhkan oleh
pH tanah berkisar 3,82 sampai 4,84 tanaman, dimana interaksi ketiga unsur ini
sehingga bakteri tidak bekerja dengan baik akan dapat menunjang pertumbuhan dan
pada jumlah anakan produktif. Reproduksi hasil padi yang lebih baik. Fairhurst et al.,
lebih membutuhan hara P tanaman, jumlah 2007 menyatakan bahwa nitrogen dapat
anakan produktif merupakan fase meningkatkan jumlah gabah per malai dan
perkembangan pada tahap reproduksi. jumlah gabah isi per malai.
Pada tahap ini tanaman lebih banyak Berat 1.000 Biji
memerlukan unsur hara P dibanding unsur Tabel 5 memperlihatkan bahwa perlakuan
hara N, sebab unsur hara P selain berperan paket biochar plus memberikan pengaruh

8
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 6(2) Juni 2022: 1-12

tidak nyata terhadap berat 1000 biji buah terkait dengan peran dari pupuk kompos
padi. Darwis (1979) menerangkan bahwa sebagai salah satu bahan organik yang
berat 1.000 butir gabah bernas ditentukan dapat memperbaiki struktur tanah, dan
oleh ukuran butir, namun ukuran butir itu meningkatkan daya serap tanah terhadap
sendiri sudah ditentukan selama malai air, sehingga perakaran tanaman dapat
keluar. Dalam mengisi butir sesuai dengan tumbuh baik. Menurut Leiwakabessy
ukuran butir yang telah ditentukan dan (1988), kandungan unsur hara dalam
bobot 1.000 butir gabah juga pupuk kompos tidak terlalu tinggi, tetapi
menggambarkan kualitas dan ukuran biji mempunyai keistimewaan lain yaitu dapat
tergantung pada hasil asimilat yang bisa memperbaiki sifat fisik tanah seperti
disimpan. Interaksi antara paket biochar permeabilitas tanah, porositas tanah,
plus dan bakteri Azotobacter sp struktur tanah, daya menahan air. Selain
berpengaruh tidak nyata terhadap berat itu, pupuk kompos dapat membantu
1.000 biji. Hal ini diduga disebabkan bentuk penyerapan hara dari pupuk kimia yang
dan ukuran biji ditentukan oleh faktor ditambahkan, sehingga ketersediaan hara
genetic sehingga berat 1.000 butir yang bagi pertumbuhan tanaman lebih optimal.
dihasilkan hampir sama. Menurut Masdar Berat Kering Giling
(2007) tinggi rendahnya berat biji Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan
tergantung dari banyak atau tidaknya paket biochar plus memberikan pengaruh
bahan kering yang terkandung dalam biji. nyata terhadap berat kering giling tanaman
Bahan kering dalam biji diperoleh dari hasil padi. Unsur hara yang ada dalam tanaman
fotosintesis yang selanjutnya dapat berperan dalam proses metabolisme
digunakan untuk pengisian biji. tanaman untuk memproduksi bobot basah
Dugaan Produksi per Hektar yang tergantung pada laju fotosintesis. Hal
Parameter dugaan produksi padi per ini juga didukung oleh pendapat Syarief
hektar menunjukan bahwa pemberian (1985) yang menyatakan bahwa
biochar 7,5% + kompos 5% + pupuk tersedianya unsur hara yang cukup pada
majemuk NPK 300kg/ha, telah saat pertumbuhan, maka proses
memberikan hasil yang tinggi. Penggunaan fotosintesis akan lebih aktif. tinggi
paket biochar plus dapat meningkatkan rendahnya bobot kering gabah tanaman
produksi padi per hektar. Penambahan ditentukan dari banyak sedikitnya bahan
bahan organik didalam tanah mampu kering yang terdapat dalam tanaman.
meningkatkan perkembangan Bahan kering ini umumnya terdiri dari
mikroorganisme didalam tanah. Hal ini karbohidrat, protein dan lemak. Besarnya

9
Maylani Lucky, Sutarman Gafur, Saeri Sagiman. (2022). Pengaruh Paket Biochar Plus Dan Azotobacter Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Padi Unggul Lokal Pada Tanah Podsolik Merah Kuning.

bobot kering gabah per tanaman ini mampu menghasilkan substansi zat
mencerminkan status hara yang diserap pemacu tumbuh yang dapat memacu
tanaman. Dengan ini dapat dilihat status pertumbuhan tanaman (Indriani dkk.,
hara yang diserap tanaman sama atau 2011). Unsur nitrogen berguna untuk
komposisi haranya tidak jauh berbeda merangsang pertumbuhan tanaman secara
sehingga memberikan pengaruh yang sama keseluruhan, merangsang pertumbuhan
terhadap berat kering giling. Bobot kering vegetatif dan berfungsi untuk sintesa asam
gabah merupakan komposisi hara dari amino dan protein dalam tanaman
jaringan tanaman tanpa mengikutsertakan (Subowo dkk., 2010)
kandungan airnya. Sesuai dengan pendapat
Widowati (2004) bahwa berat kering SIMPULAN
mencerminkan standar nutrisi tanaman, Paket biochar plus dapat
karena berat kering tergantung dari hasil meningkatkan kesuburan tanah,
fotosintesis. Bobot gabah suatu biji penting pertumbuhan dan hasil tanaman padi
karena erat hubungannya dengan besarnya unggul lokal pada tanah PMK. Pada
hasil. Tinggi rendahnya bobot kering ini interaksi paket biochar plus dan bakteri
tergantung dari banyak atau sedikitnya Azotobacter memberikan pengaruh yang
bahan kering yang terdapat dalam biji. nyata terhadap berat kering giling. Paket
Pada Tabel 7 diketahui bahwa pemberian biochar 7,5% + kompos 5% + pupuk
paket biochar plus dan aplikasi bakteri majemuk NPK 300kg/ha dianggap lebih
Azotobacter sp secara bersama-sama efektif karena memberikan hasil yang
memperlihatkan interaksinya terhadap relatif sama dengan perlakuan yang
parameter pengamatan berat kering giling. memberikan hasil tertinggi.
Hal ini disebabkan karena paket biochar
DAFTAR PUSTAKA
plus dan bakteri azotobacter sp yang
Abdulrachman, S., H. Sembiring, dan Suyamto. 2012.
digunakan merupakan bakteri non- Pemupukan Tanaman Padi. Subang-Jawa
Barat.
simbiosis yang mampu meningkatkan http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/index.
php/in/be rita/info-aktual/511-
pertumbuhan tanaman. Azotobacter sp.
pemupukan-tanaman-padi.
merupakan bakteri penambat nitrogen non
Ambarsari, H. Dkk, 2015 Pengaruh Penambahan
simbiotik, bakteri penambat nitrogen yang Inokulum Azotobacter sp. Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sorghum Bicolor
diaplikasikan bersama biochar plus Untuk Aplikasi Fitoremediasi. Institut
Teknologi Bandung
memiliki kemampuan dalam meningkatkan Badan Pusat Statistik, 2017. Kalbar Dalam Angka.
246-250 hal.
maupun memperbaiki kandungan unsur
Bustami, Sufardi dan Bakhtiar. 2012. Serapan hara
nitrogen dalam tanah. Selain itu juga dan efisiensi pemupukan phosfat serta

10
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 6(2) Juni 2022: 1-12

pertumbuhan padi varietas lokal. Jurnal Ristiati, N. P., Muliadiharja, S., Frieda, N. 2008. Isolasi
Manajemen Sumberdaya Lahan. 1 (2): 159- dan Identifikasi Bakteri Penambat Nitrogen
170. Non Simbiosis dari Dalam Tanah. J Penelit
Cepy dan W. Wayan. 2011. Pertumbuhan dan hasil Pengem Sains Humaniora. 2: 68-80.
tanaman padi (Oryza sativa L.) di media Rochayati S. dan A. Dariah. 2012. Perkembangan
vertisol dan entisol pada berbagai teknik Lahan Kering masam: Peluang, Tantangan
pengaturan air dan jenis pupuk. dan Strategi serta Teknologi Pengelolaan
Darwis, S. N. 1979. Agronomi Tanaman Padi, Teori dalam Prospek Pertanian Lahan Kering dalam
Pertumbuhan dan Peningkatan Hasil Padi. mendukung Ketahanan Pangan. Editor
Jilid Satu. Lembaga Pusat Penelitian Dariah et al. hal 187-206. Badan Penelitian
Pertanian. Perwakilan Padang dan Pengembangan Pertanian
Simangunsong, M. 2013. Analisis Produktivitas
Dwijoseputro, D. 1981. Pengantar Fisiologi beberapa tipe padi. skripsi. Institut Bogor.
Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta. 237-248 Bogor. Subroto H.G. 2002. Evaluasi lanjutan
hal. enam genotipe padi gogo asal Kalimantan
Timur terhadap cekaman aluminium. skripsi.
Ekawati, I., Syekhfani. 2005. Dekomposisi tajuk padi Institut Pertanian Bogor. Bogor
oleh biakan campuran bakteri selulolisis dan Steiner C. 2007. Soil charcoal amendments maintain
azotobacter spitrogen. J. Pembangunan soil fertility and establish carbon sink-
Pedesaan 5:120-128. researchand prospects. Soil Ecology ResDev.
6 hal.
Endrizal dan Bobihoe, J. 2004. Efisiensi Penggunaan Subowo. 2011. Biologi Sel Edisi 6. Jakarta
Pupuk Nitrogen dengan Penggunaan Pupuk Suhartatik. 2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman
Organik pada Tanaman Padi Sawah. Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Sukabumi. Subang
Pertanian 7 (2): 118-124. 1-9. Sukartono dan W.H. Utomo. 2012. Peranan biochar
sebagai pembenah tanah pada pertanaman
Fairhurst, T., C. Witt, R. Buresh, and A. Doberman, jagung di tanah lempung berpasir (sandy
2007. Padi : Panduan Praktis Pengelolaan loam) semiarid tropis Lombok Utara. Jurnal
Hara. Diterjemahkan oleh A. Widjono. IRRI. Penelitian Ilmu-Ilmu Kelaman: Buana Sains.
Jakarta. Tribhuana Press. Hal: 91-98
Fitri, L. 2015. Pengaruh Variasi Dosis Biochar Dari Sumaryanto, S. Friyatno, dan B. Irawan. 2001.
Limbah Tandan Kelapa Sawit Terhadap Konversi Lahan Sawah Kepenggunaan Non
Perubahan Sifat Fisika-Kimia Tanah Ultisol Pertanian dan Dampak Negatifnya. Dalam
Dengan Parameter BD, WHC, pH, KTK dan Al- Prosiding Seminar Nasional Multifungsi
dd. Fakultas Teknik. Banjarbaru. Lahan Sawah. Bogor. Pusat Penelitian dan
Glaser, B., J. Lehmann, and W. Zech. 2002. Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Hal. 1-
Ameliorating physical and chemical 18.
properties of highly weathered soils in the Syarif, RA, Muhajir, M, Ahmad, AR & Malik, A. 2015.
tropics with charcoal: A review. Biol. Fertil. Identifikasi Golongan Senyawa Antioksidan
Soils 35:219-230. Dengan Menggunakan Metode Peredaman
Indriani, Y, H. (2011). Membuat Kompos Secara Radikal DPPH Ekstrak Etanol Daun Cordia
Kilat. Edisi I. Jakarta: Penebar Swadaya. myxa L., Jurnal Fitofarmaka Indonesia, pp. 83-
Indriani, Y, H. (2011). Membuat Kompos Secara 89.
Kilat. Edisi I. Jakarta: Penebar Swadaya. Syekhfani, 2009. Hubungan Hara Tanah Air Dan
Kaya E. 2013. Pengaruh Kompos Jerami Dan Pupuk Tanaman. Edisi Ke-2. Malang. Hal. 21 – 28.
Npk Terhadap N-Tersedia Tanah, Serapan-N, Tamtomo, S. Rahayu dan A. Suyanto. 2015. Pengaruh
Pertumbuhan, Dan Hasil Padi Sawah (Oryza Aplikasi Kompos Jerami Dan Biochar Sekam
Sativa L). Fakultas Pertanian. Universitas Padi Terhadap Produksi Dan Kadar Pati Ubi
Pattimura. Hal. 43-50 Jalar. Jurnal Agrosains. ISSN: 1693-5225
Masdar. 2007. Interaksi jarak tanam dan jumlah Utama, M.Z.H. 2015. Budidaya Padi pada Lahan
bibit per titik tanaman pada sistem Marjinal. Yogyakarta.
intensifikasi padi terhadap pertumbuhan Utami, S. N. H. dan Handayani. 2003. Sifat kimia pada
vegetatif tanaman. Jurnal Akta Agrosia, Edisi entisol sistim pertanian organik. Jurnal Ilmu
Khusus (1): 92- 98. Pertanian, 10 (2): 63-69.
Prawiranata, W., S. Harran. dan P. Tjondronegoro. Vici. I.P. 2017. Pemberian Beberapa Jenis Biochar
1988. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. untuk Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Ultisol
Departemen Botani Fakultas Pertanian IPB. dan Pertumbuhan Tanaman Jagung. Jurnal
Bogor. 313 hal. Purwono dan Purnamawati H. Agroteknologi. 5(4). Hal 824-828.
2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Welly Herman Dan Elara Resigia, 2018.
Unggul. Penebar Swadya, Jakarta. “Pemanfaatan Biochar Sekam Dan Kompos

11
Maylani Lucky, Sutarman Gafur, Saeri Sagiman. (2022). Pengaruh Paket Biochar Plus Dan Azotobacter Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Padi Unggul Lokal Pada Tanah Podsolik Merah Kuning.

Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Dan


Produksi Padi (Oryza Sativa) Pada Tanah
Ordo Ultisol” Jurnal Ilmiah Pertanian Volume
15,
Widowati. L. R., Sri Widati, U. Jaenudin, dan W.
Hartatik. 2004. Pengaruh Kompos Pupuk
Organik yang Diperkaya dengan Bahan
Mineral dan Pupuk hayati Terhadap Sifat-
sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi
Sayuran Organik. Laporan Proyek Penelitian
Program Pengembangan Agribisnis. Balai
Penelitian Tanah. TA. 2004.
Wuriesyliane, Nuni G., A. Madjid, Hary W., dan Nih
L.P.SR. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Padi
pada Inceptisol Asal Rawa Lebak yang
Diinokulasi Berbagai Konsorsium Bakteri
Penyumbang Unsur Hara. Jurnal Lahan
Suboptimal.
Zhao, Jianku. 2016. “Effects of Biochar Amendment
on Soil Thermal Properties in the North China
Plain.” Soil Science Society of America Journal
80(5): 1157–66.

12

Anda mungkin juga menyukai