Anda di halaman 1dari 7

Bab 10

Kode Etik Profesi Insinyur


A Profesi Insinyur di Indonesia
Insinyur adalah sebagai aktor utama pembangunan, menjalankan profesi keinsinyuran
pada proyek-proyek infrastruktur mulai terlibat dari fase inisiasi, fase perencanaan, fase
eksekusi dan monitoring serta pada fase project close out. Pemerintah membutuhkan insinyur
insinyur handal yang mengedepankan profesionalisme, etika dan integritas dengan
menjunjung tinggi dan menjalankan kode etik profesi insinyur. Hal ini sekaligus menjawab
betapa pentingnya eksistensi organisasi profesi dalam hal ini Persatuan Insinyur Indonesia
(PII) di dalam mendidik dan membina insinyur-insinyur pembangunan yang juga pastinya
akan memegang peranan strategis pada segala lini kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Keinsinyuran merupakan kegiatan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Upaya
memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia dicapai melalui
penyelenggaraan keinsinyuran yang handal dan profesional yang mampu meningkatkan nilai
tambah, daya guna dan hasil guna, memberikan perlindungan kepada masyarakat, serta
mewujudkan pembangunan berkelanjutan lingkungan. yang berwawasan
Oleh karena itu, maka diperlukan peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, pengembangan keprofesian berkelanjutan dan
riset, percepatan penambahan jumlah insinyur yang sejajar dengan negara teknologi maju,
peningkatan minat pada pendidikan teknik, dan peningkatan mutu insinyur profesional.
Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Keinsinyuran diharapkan dapat memberikan pelindungan dan kepastian hukum untuk
insinyur, pengguna keinsinyuran, dan pemanfaatan keinsinyuran itu sendiri. Keinsinyuran
adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya guna
secara berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta
kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
B. Pengaturan Keinsinyuran.
Sebagai sebuah profesi yang memiliki idealisme dan tanggung jawab besar bagi
kemaslahatan manusia maka didalam penerapan kepakaran dan keahlian insinyur tersebut
haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan etika yang berlaku. Oleh karena
itu, didalam undang-undang keinsinyuran, disebutkan bahwa ada sembilan asa pengaturan
keinsinyuran, yaitu:
1. Profesionalitas adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang didasari pada
perilaku yang menuju ideal, meningkatkan dan memelihara citra profesi, mengejar
kualitas dan cita-cita profesi, serta mengembangkan diri secara berkelanjutan.
2. Integritas adalah prinsip menjunjung tinggi kewajiban moral terhadap masyarakat,
profesi, dan rekan seprofesi dalam melaksanakan praktik keinsinyuran.
3. Etika adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang berdasarkan moral, dan
kaidah profesi insinyur.
4. Keadilan adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang menjamin
terlaksananya hak dan kewajiban, tidak diskriminatif bagi insinyur, pengguna
keinsinyuran, dan pemanfaatan keinsinyuran.
5. Keselarasan adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran harus seimbang dan
sejalan dengan kepentingan masyarakat dan negara serta kebudayaan Indonesia dan
peradaban.
6. Kemanfaatan adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang menjamin
terwujudnya nilai tambah dan daya guna secara optimal bagi kepentingan nasional.
7. Keamanan dan keselamatan adalah prinsip terpenuhinya tertib praktik keinsinyuran,
keamanan lingkungan dan keselamatan kerja, serta pemanfaatan hasil pekerjaan
keinsinyuran dengan tetap memperhatikan kepentingan umum.
8. Kelestarian lingkungan hidup adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang
memperhatikan dan mengutamakan perlindungan serta pemeliharaan lingkungan
hidup untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang demi kepentingan
bangsa dan negara.
9. Keberlanjutan adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang menjamin
terjadinya proses pembangunan yang berkelanjutan.
C. Cakupan, Hak dan Kewajiban Insinyur
Ada tujuh disiplin bidang ilmu teknik yang masuk dalam cakupan keinsinyuran di
indonesia, yaitu:
1. Teknik kebumian dan energi.
2. Teknik rekayasa sipil dan lingkungan terbangun.
3. Teknik industri.
4. Teknik konservasi dan pengelolaan sumber daya alam.
5. Teknik pertanian dan hasil pertanian.
6. Teknologi kelautan dan perkapalan.
7. Teknik aeronotika dan astronotika.
Terkait dengan hak dan kewajiban sebagai seorang profesional, maka hak sebagai seorang
insinyur adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan keinsinyuran sesuai dengan standar keinsinyuran.
b. Memperoleh jaminan perlindungan hukum selama melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kode etik insinyur dan standar keinsinyuran.
c. Memperoleh informasi, data dan dokumen lain yang lengkap dan benar dari pengguna
keinsinyuran sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Menerima imbalan hasil kerja sesuai dengan perjanjian kerja.
e. Mendapatkan pembinaan dan pemeliharaan kompetensi profesi keinsinyuran.
Disamping hak sebagai seorang profesional, maka insinyur mempunyai kewajiban sebagai
berikut:
a. Melaksanakan kegiatan keinsinyuran sesuai dengan keahlian dan kode etik insinyur.
b. Melaksanakan tugas profesi sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki.
c. Melaksanakan tugas profesi sesuai dengan standar keinsinyuran.
d. Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja dengan pengguna
keinsinyuran.
e. Melaksanakan profesinya tanpa membedakan suku, agama, ras, gender, golongan,
latar belakang sosial, politik, dan budaya.
f. Memutakhirkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengikuti pengembangan
keprofesian berkelanjutan.
g. Mengutamakan kaidah keselamatan, kesehatan kerja dan kelestarian lingkungan. h.
Mengupayakan inovasi dan nilai tambah dalam kegiatan keinsinyuran secara
berkesinambungan.
h. Menerapkan keberpihakan pada sumber daya manusia keinsinyuran nasional, lembaga
kerja keinsinyuran nasional dan produk hasil keinsinyuran nasional dalam kegiatan
keinsinyuran.
i. Melaksanakan secara berkala dan teratur kegiatan keinsinyuran terkait dengan därma
bakti masyarakat yang bersifat sukarela.
j. Melakukan pencatatan rekam kerja keinsinyuran dalam format sesuai dengan standar
keinsinyuran.

D. Kode Etik Profesi Insinyur


Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2014, bahwa untuk menjamin kelayakan dan kepatutan insinyur dalam melaksanakan praktek
keinsinyurannya, maka ditetapkan kode etik insinyur sebagai pedoman tata lalu profesi. Kode
etik insinyur tersebut disusun oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Dengan demikian,
maka seseorang yang akan menjadi insinyur wajib menyatakan kesanggupan untuk mematuhi
kode etik insinyur tersebut. Ini berarti bahwa kode etik insinyur harus dijadikan pedoman dan
landasan tingkah laku setiap insinyur dalam melaksanakan praktik keinsinyurannya.
Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang
insinyur yang disebut kode etik insinyur indonesia dalam Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur
Indonesia. Dalam kode etik insinyur terdapat prinsip-prinsip dasar yaitu:
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan
umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran.
Adapun tuntunan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang menjunjung
tinggi kode etik seorang insinyur yang profesional yaitu:
1. Insinyur Indonesia. senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.
3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan
tanggung jawab tugasnya.
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan
masing-masing.
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat
profesinya.
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.
Dengan demikian, substansi utama kode etik insinyur indonesia tidak lain adalah etika
dan integritas. Artinya bahwa apapun yang insinyur lakukan baik itu dalam rangka
pengembangan kompetensi keinsinyuran nya maupun dalam rangka membangun hasil karya
keinsinyurannya tetap saja selalu mengacu pada prinsip prinsip etika dan integritas.
Salah satu tuntunan sikap dan perilaku insinyur yakni membangun reputasi profesi
berdasarkan kemampuan masing-masing. Beberapa uraian dari sikap dan perilaku ini antara
lain: (1) memprakarsai pemberantasan praktek praktek kecurangan dan penipuan; dan (2)
tidak menawarkan, memberi, meminta atau menerima segala macam bentuk perlakuan yang
menyalahi ketentuan dan prosedur yang berlaku baik dalam rangka mendapatkan ontrak atau
untuk mempengaruhi proses evaluasi penyelesaian pekerjaan.

E. Insinyur Kreatif dan Profesional


Insinyur sebagai salah satu komponen utama yang melakukan layanan jasa rekayasa
teknik harus memiliki kompetensi untuk melakukan pekerjaan secara profesional sehingga
kegiatan yang dilakukannya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan dirinya.
Hasil karya insinyur harus dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moril-materiil maupun
di muka hukum sehingga layanan jasa di bidang keinsinyuran memiliki kepastian hukum,
memberikan perlindungan bagi insinyur dan pengguna, serta dilakukan secara profesional,
bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi etika profesi.
Unsur penting dalam praktik keinsinyuran adalah sikap, penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan keterampilan teknik yang dimiliki yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan. Pengetahuan yang dimiliki insinyur harus terus-menerus dipertahankan dan
ditingkatkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan
industri. Perangkat keilmuan yang dimiliki seorang insinyur mempunyai karakteristik yang
khas yang terlihat dari kemampuan untuk melakukan upaya rekayasa teknik yang sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik lingkungan serta menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi yang ada. Holtzapple dan Reece (2011:83-85) mengemukakan bahwa sifat-sifat
seorang insinyur yang kreatif adalah:
1. Pantang menyerah, maksudnya adalah memproduksi penyelesaian yang kreatif untuk
berbagai macam masalah membutuhkan komitmen yang tinggi.
2. Tanyakan kenapa, dimana seorang insinyur kreatif selalu ingin tahu tentang dunia dan
mencari pemahaman.
3. Tidak pernah puas, dimana seorang insinyur kreatif senantiasa mempunyai keinginan
untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik dari sebelumnya.
4. Belajar dari kecelakaan, seorang insinyur kreatif selalu belajar dari kesalahan-
kesalahan sebelumnya. Meminjam istilahnya Birowo (2016:74) bahwa insinyur
seyogyanya tidak takut dengan kegagalan, seorang insinyur kreatif hanya takut jika
tidak bisa mengambil pelajaran dari kesalahan yang dibuatnya.
5. Buatlah analogi, dengan mempunyai antar hubungan yang besar, seorang insinyur
kreatif menambah kesempatan untuk menemukan sebuah solusi.
6. Generalisasi, seorang insinyur kreatif mencari usaha untuk mengeneralisasi sebuah
fakta agar informasi informasi itu dapat dikembangkan menjadi antar hubungan yang
luas.
7. Kembangkan pemahaman kualitatif dan kuantitatif, seorang insinyur kreatif selalu
mengembangkan tidak hanya kemampuan analitis kuantitatif, tetapi juga pemahaman
kualitatif.
8. Mempunyai kemampuan visualisasi yang baik, seorang insinyur kreatif dalam
penyelesaian masalah melibatkan visualisasi tiga dimensi.
9. Mempunyai kemampuan menggambar yang baik, dengan mengkomunikasikan secara
akurat melalui gambar dan sketsa teknik, seorang insinyur dapat menyampaikan
idenya dengan mudah dan singkat kepada klien.
10. Memiliki pemikiran yang tak terbatas, seorang insinyur kreatif selalu
mengembangkan pengetahuan yang cukup untuk melakukan diskusi ilmiah dengan
mereka yang berasal dari disiplin ilmu lain.
11. Memiliki minat yang luas, seorang insinyur kreatif harus selalu menjaga kesimbangan
intelektual, emosional dan kebutuhan fisik.
12. Mengumpulkan informasi yang tidak jelas, seorang insinyur kreatif harus dapat
mengumpulkan informasi umum dan informasi yang masih kabur.
13. Bekerja dengan alam dan tidak melawannya, seorang insinyur kreatif jangan masuk
ke sebuah masalah dengan gagasan yang diragukan. Alam kadang kadang akan
memberi petunjuk pada kita tentang solusinya, jika kita berminat pada bisikannya.

F. Insinyur dan Masyarakat Ekonomi Asean


Menjawab tantangant besar Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) yang telah mulai diberlakukan pada Tahun 2015, memberikan
jaminan dan rasa aman terhadap profesi insinyur, peluang berkiprah dan menjamin
kesejahteraan bagi profesi insinyur, dan meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi
persaingan global. MEA merupakan satu era yang menyatukan negara-negara di kawasan
Asia Tenggara menjadi satu basis pasar dan produksi. Dimana akan terjadi arus bebas
produk, jasa, investasi, tenaga kerja dan modal yang semuanya bermuara pada prinsip pasar
terbuka bebas hambatan.
Terkait dengan hal tersebut, maka paling tidak ada dua strategi yang harus segera
dilakukan jika negeri ini mau memetik keuntungan dengan adanya MEA. Pertama, strategi
kedalam yaitu melalui upaya-upaya yang dilakukan di dalam negeri guna menghadapi MEA,
seperti penggunaan produk dalam negeri, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
membangun industri yang berbasis nilai tambah. Sebagaimana kita ketahui bahwa kurangnya
dukungan infrastruktur, buruknya sistem transportasi/logistik, lemahnya perangkat hukum,
serta terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang kompeten merupakan hambatan utama
yang dihadapi bangsa ini.
Strategi kedua adalah strategi keluar, yaitu meliputi standar mutu untuk produk atau
jasa yang akan masuk ke pasar Indonesia, perbaikan sistem pengelolaan ekspor serta
memperketat pengawasan ekspor impor, selain itu yang penting juga adalah memperluas
akses di luar negeri.
Oleh karena itu, dengan kehadiran Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014
diharapkan dapat memperdayakan insinyur Indonesia, sehingga mampu menjawab Asean
Economic Community (AEC). Ada tiga alasan penting dalam pengesahan undang-undang
keinsinyuran, yaitu banyaknya insinyur Indonesia yang lari ke luar negeri karena kurang
mendapatkan apresiasi di Indonesia, banyak insinyur asing yang menguasai level menengah
di banyak perusahaan negara dan swasta di Indonesia, serta untuk meningkatkan nilai tambah
bagi inovasi produk dan siap ekspor.

G. Peluang dan Tantangan Insinyur


Pada Kompas edisi 15 Juli 2014 sebagaimana dikutip dari
http://rumahpengatahuan.web.id. dinyatakan bahwa Indonesia saat ini menghadapi krisis
insinyur. Selain jumlah insinyur yang masih kurang, ternyata banyak insinyur yang justru
tidak bekerja di bidangnya. Padahal, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
dalam kisaran 7-10 persen per tahun, dibutuhkan sekitar 1,5 juta insinyur. Ketua PII, Bobby
Gafur Umar mengatakan bahwa saat ini terdata sekitar 750.000 insinyur dan itu baru separuh
dari yang dibutuhkan, bahkan sarjana teknik yang ada banyak beralih kerja ke bidang lain.
Kondisi ini mengakibatkan Indonesia pun tertinggal dari negara tetangga kita, seperti
Malaysia dan Vietnam. Indonesia menghasilkan sebanyak 164 orang per 1 juta penduduk.
Sementara Malaysia menghasilkan lebih dari dua kali lipat, yakni 367 insinyur per 1 juta
penduduk. Vietnam memiliki 282 insinyur per 1 juta penduduk. Persatuan Insinyur Indonesia
menyatakan bahwa insinyur dalam negeri yang memiliki kompetensi dan keahlian sesuai
dengan standar Mutual Recognition Arrangements (MRA) dan bersertifikasi Asean Chartered
Professional Engineer (ACPE) masih minim. Bobby mengatakan bahwa hingga Agustus
2014, Indonesia baru memiliki 124 tenaga. insinyur yang memenuhi standar kompetensi dan
keahlian yang sesuai dengan standar MRA, dan bersertifikasi ACPE.
Sementara itu, insinyur di seluruh kawasan MEA yang sudah berstandar MRA dan
bersertifikasi ACPE banyak sekali, mencapai 700 orang lebih, didominasi Singapura dan
Malaysia. Hal ini menjadi tantangan insinyur Indonesia dalam menghadapi pemberlakuannya
MEA. Tentunya kita harus siap menghadapi situasi ini dan bagi insinyur Indonesia tidak
mudah menerima kenyataan ini, oleh karena itu, maka kita harus benar-benar siap
mengantisipasinya. Meningkatkan daya saing para insinyur Indonesia, sehingga mereka
memiliki kompetensi dan keahlian yang sesuai dengan standar MRA dan bersertifikasi ACPE
adalah sebuah tantangan dan pekerjaan rumah yang harus segera kita atasi.
Enam kriteria MRA adalah pendidikan, ujian, registrasi, dan pemberian lisensi,
pengalaman pendidikan profesional lanjutan, dan kode etik (professional conduct). Karena
itu, Bobby menghimbau tenaga insinyur Indonesia. untuk segera memenuhi kriteria-kriteria
tersebut.
Oleh karena itu, dengan disahkannya Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11
tahun 2014 tentang Keinsinyuran menurut Bobby bermakna penting dalam rangka
meningkatkan profesi insinyur. Nantinya sarjana teknik yang berprofesi insinyur mesti
menjalani pendidikan profesi insinyur. Penyesuaian paling lambat dua tahun setelah undang-
undang keinsinyuran disahkan.

H. Profesi Insinyur Ketekniksipilan


Ciri mendasar masyarakat modern adalah kehadiran orang-orang yang memiliki
mendalam pada satu bidang tertentu. Mereka disebut para ahli. Di dalam profesi profesi
tersebut terselip sebuah gelar yang mulia, yakni para profesional. Apa konsekuensi menjadi
seorang profesional di satu bidang? Pertanyaan itu semakin penting untuk diajukan,
mengingat begitu banyak pekerja profesional di segala bidang sekarang ini yang melakukan
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) terkait profesi mereka.
Profesi adalah sebuah panggilan. Profesi tidak hanya sekedar seseorang belajar
sampai level tertentu, lalu bisa disebut profesional, melainkan suatu panggilan untuk
mengabdi pada kepentingan masyarakat secara keseluruhan, sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Seorang profesional juga menyatakan diri mau dan mampu untuk bekerja demi
kepentingan orang banyak, dan bukan hanya berfokus pada kepentingan pribadinya sendiri, la
adalah manusia untuk sesamanya.
Dalam tanggung jawabnya, tugas pertama dari seorang insinyur sipil adalah
memeriksa dan menganalisis proyek konstruksi yang diusulkan. Mereka tidak hanyal akan
memeriksa rencana itu sendiri tetapi akan pergi ke lokasi berkali-kali untuk memastikan
bahwa rencana tersebut sesuai dengan lokasi dan sebaliknya.
Tugas seorang insinyur sipil tidak berakhir pada saat ini. Para insinyur sipil akan
mengikuti proyek dari awal sampai akhir dan membuat perubahan yang diperlukan di
sepanjang jalan. Mereka akan memastikan bahwa insinyur sipil harus menggunakan
persamaan yang berbeda, aplikasi dan angka untuk memastikan penerapan prosedur yang
tepat.
Insinyur sipil juga harus yakin untuk mengikuti hukum dan peraturan penggunaan
lahan setiap langkah dari jalan. Hal ini sangat penting sebagai salah satu yang tidak mematuhi
ketentuan dan peraturan mungkin menemukan bahwa proyek ini terhenti, baik sementara atau
secara permanen.
Oleh karena itu, sebagai profesional maka seorang insinyur sipil harus memastikan
tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan pengabdian di dalam pekerjaan mereka.
Etika adalah panggilan di dalam diri manusia. untuk memahami apa yang baik dan apa yang
buruk, serta kemudian hidup berdasarkan pengetahuan itu.

Anda mungkin juga menyukai