0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik profesi insinyur di Indonesia. Secara garis besar mencakup tujuh asas pengaturan keinsinyuran yang meliputi profesionalitas, integritas, etika, keadilan, keselarasan, kemanfaatan, keamanan dan kelestarian lingkungan. Dokumen juga menjelaskan cakupan bidang ilmu teknik yang termasuk keinsinyuran serta hak dan kewajiban insinyur. Kode etik insinyur Indonesia dikenal
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik profesi insinyur di Indonesia. Secara garis besar mencakup tujuh asas pengaturan keinsinyuran yang meliputi profesionalitas, integritas, etika, keadilan, keselarasan, kemanfaatan, keamanan dan kelestarian lingkungan. Dokumen juga menjelaskan cakupan bidang ilmu teknik yang termasuk keinsinyuran serta hak dan kewajiban insinyur. Kode etik insinyur Indonesia dikenal
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik profesi insinyur di Indonesia. Secara garis besar mencakup tujuh asas pengaturan keinsinyuran yang meliputi profesionalitas, integritas, etika, keadilan, keselarasan, kemanfaatan, keamanan dan kelestarian lingkungan. Dokumen juga menjelaskan cakupan bidang ilmu teknik yang termasuk keinsinyuran serta hak dan kewajiban insinyur. Kode etik insinyur Indonesia dikenal
A Profesi Insinyur di Indonesia Insinyur adalah sebagai aktor utama pembangunan, menjalankan profesi keinsinyuran pada proyek-proyek infrastruktur mulai terlibat dari fase inisiasi, fase perencanaan, fase eksekusi dan monitoring serta pada fase project close out. Pemerintah membutuhkan insinyur insinyur handal yang mengedepankan profesionalisme, etika dan integritas dengan menjunjung tinggi dan menjalankan kode etik profesi insinyur. Hal ini sekaligus menjawab betapa pentingnya eksistensi organisasi profesi dalam hal ini Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di dalam mendidik dan membina insinyur-insinyur pembangunan yang juga pastinya akan memegang peranan strategis pada segala lini kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Keinsinyuran merupakan kegiatan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Upaya memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia dicapai melalui penyelenggaraan keinsinyuran yang handal dan profesional yang mampu meningkatkan nilai tambah, daya guna dan hasil guna, memberikan perlindungan kepada masyarakat, serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan lingkungan. yang berwawasan Oleh karena itu, maka diperlukan peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, pengembangan keprofesian berkelanjutan dan riset, percepatan penambahan jumlah insinyur yang sejajar dengan negara teknologi maju, peningkatan minat pada pendidikan teknik, dan peningkatan mutu insinyur profesional. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran diharapkan dapat memberikan pelindungan dan kepastian hukum untuk insinyur, pengguna keinsinyuran, dan pemanfaatan keinsinyuran itu sendiri. Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya guna secara berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. B. Pengaturan Keinsinyuran. Sebagai sebuah profesi yang memiliki idealisme dan tanggung jawab besar bagi kemaslahatan manusia maka didalam penerapan kepakaran dan keahlian insinyur tersebut haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan etika yang berlaku. Oleh karena itu, didalam undang-undang keinsinyuran, disebutkan bahwa ada sembilan asa pengaturan keinsinyuran, yaitu: 1. Profesionalitas adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang didasari pada perilaku yang menuju ideal, meningkatkan dan memelihara citra profesi, mengejar kualitas dan cita-cita profesi, serta mengembangkan diri secara berkelanjutan. 2. Integritas adalah prinsip menjunjung tinggi kewajiban moral terhadap masyarakat, profesi, dan rekan seprofesi dalam melaksanakan praktik keinsinyuran. 3. Etika adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang berdasarkan moral, dan kaidah profesi insinyur. 4. Keadilan adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang menjamin terlaksananya hak dan kewajiban, tidak diskriminatif bagi insinyur, pengguna keinsinyuran, dan pemanfaatan keinsinyuran. 5. Keselarasan adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran harus seimbang dan sejalan dengan kepentingan masyarakat dan negara serta kebudayaan Indonesia dan peradaban. 6. Kemanfaatan adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang menjamin terwujudnya nilai tambah dan daya guna secara optimal bagi kepentingan nasional. 7. Keamanan dan keselamatan adalah prinsip terpenuhinya tertib praktik keinsinyuran, keamanan lingkungan dan keselamatan kerja, serta pemanfaatan hasil pekerjaan keinsinyuran dengan tetap memperhatikan kepentingan umum. 8. Kelestarian lingkungan hidup adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang memperhatikan dan mengutamakan perlindungan serta pemeliharaan lingkungan hidup untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang demi kepentingan bangsa dan negara. 9. Keberlanjutan adalah prinsip pelaksanaan praktik keinsinyuran yang menjamin terjadinya proses pembangunan yang berkelanjutan. C. Cakupan, Hak dan Kewajiban Insinyur Ada tujuh disiplin bidang ilmu teknik yang masuk dalam cakupan keinsinyuran di indonesia, yaitu: 1. Teknik kebumian dan energi. 2. Teknik rekayasa sipil dan lingkungan terbangun. 3. Teknik industri. 4. Teknik konservasi dan pengelolaan sumber daya alam. 5. Teknik pertanian dan hasil pertanian. 6. Teknologi kelautan dan perkapalan. 7. Teknik aeronotika dan astronotika. Terkait dengan hak dan kewajiban sebagai seorang profesional, maka hak sebagai seorang insinyur adalah sebagai berikut: a. Melakukan kegiatan keinsinyuran sesuai dengan standar keinsinyuran. b. Memperoleh jaminan perlindungan hukum selama melaksanakan tugasnya sesuai dengan kode etik insinyur dan standar keinsinyuran. c. Memperoleh informasi, data dan dokumen lain yang lengkap dan benar dari pengguna keinsinyuran sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. d. Menerima imbalan hasil kerja sesuai dengan perjanjian kerja. e. Mendapatkan pembinaan dan pemeliharaan kompetensi profesi keinsinyuran. Disamping hak sebagai seorang profesional, maka insinyur mempunyai kewajiban sebagai berikut: a. Melaksanakan kegiatan keinsinyuran sesuai dengan keahlian dan kode etik insinyur. b. Melaksanakan tugas profesi sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki. c. Melaksanakan tugas profesi sesuai dengan standar keinsinyuran. d. Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja dengan pengguna keinsinyuran. e. Melaksanakan profesinya tanpa membedakan suku, agama, ras, gender, golongan, latar belakang sosial, politik, dan budaya. f. Memutakhirkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengikuti pengembangan keprofesian berkelanjutan. g. Mengutamakan kaidah keselamatan, kesehatan kerja dan kelestarian lingkungan. h. Mengupayakan inovasi dan nilai tambah dalam kegiatan keinsinyuran secara berkesinambungan. h. Menerapkan keberpihakan pada sumber daya manusia keinsinyuran nasional, lembaga kerja keinsinyuran nasional dan produk hasil keinsinyuran nasional dalam kegiatan keinsinyuran. i. Melaksanakan secara berkala dan teratur kegiatan keinsinyuran terkait dengan därma bakti masyarakat yang bersifat sukarela. j. Melakukan pencatatan rekam kerja keinsinyuran dalam format sesuai dengan standar keinsinyuran.
D. Kode Etik Profesi Insinyur
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014, bahwa untuk menjamin kelayakan dan kepatutan insinyur dalam melaksanakan praktek keinsinyurannya, maka ditetapkan kode etik insinyur sebagai pedoman tata lalu profesi. Kode etik insinyur tersebut disusun oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Dengan demikian, maka seseorang yang akan menjadi insinyur wajib menyatakan kesanggupan untuk mematuhi kode etik insinyur tersebut. Ini berarti bahwa kode etik insinyur harus dijadikan pedoman dan landasan tingkah laku setiap insinyur dalam melaksanakan praktik keinsinyurannya. Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang insinyur yang disebut kode etik insinyur indonesia dalam Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia. Dalam kode etik insinyur terdapat prinsip-prinsip dasar yaitu: 1. Mengutamakan keluhuran budi. 2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. 3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. 4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran. Adapun tuntunan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang menjunjung tinggi kode etik seorang insinyur yang profesional yaitu: 1. Insinyur Indonesia. senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya. 3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan. 4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan tanggung jawab tugasnya. 5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing. 6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesinya. 7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya. Dengan demikian, substansi utama kode etik insinyur indonesia tidak lain adalah etika dan integritas. Artinya bahwa apapun yang insinyur lakukan baik itu dalam rangka pengembangan kompetensi keinsinyuran nya maupun dalam rangka membangun hasil karya keinsinyurannya tetap saja selalu mengacu pada prinsip prinsip etika dan integritas. Salah satu tuntunan sikap dan perilaku insinyur yakni membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing. Beberapa uraian dari sikap dan perilaku ini antara lain: (1) memprakarsai pemberantasan praktek praktek kecurangan dan penipuan; dan (2) tidak menawarkan, memberi, meminta atau menerima segala macam bentuk perlakuan yang menyalahi ketentuan dan prosedur yang berlaku baik dalam rangka mendapatkan ontrak atau untuk mempengaruhi proses evaluasi penyelesaian pekerjaan.
E. Insinyur Kreatif dan Profesional
Insinyur sebagai salah satu komponen utama yang melakukan layanan jasa rekayasa teknik harus memiliki kompetensi untuk melakukan pekerjaan secara profesional sehingga kegiatan yang dilakukannya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan dirinya. Hasil karya insinyur harus dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moril-materiil maupun di muka hukum sehingga layanan jasa di bidang keinsinyuran memiliki kepastian hukum, memberikan perlindungan bagi insinyur dan pengguna, serta dilakukan secara profesional, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi etika profesi. Unsur penting dalam praktik keinsinyuran adalah sikap, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknik yang dimiliki yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Pengetahuan yang dimiliki insinyur harus terus-menerus dipertahankan dan ditingkatkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan industri. Perangkat keilmuan yang dimiliki seorang insinyur mempunyai karakteristik yang khas yang terlihat dari kemampuan untuk melakukan upaya rekayasa teknik yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lingkungan serta menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada. Holtzapple dan Reece (2011:83-85) mengemukakan bahwa sifat-sifat seorang insinyur yang kreatif adalah: 1. Pantang menyerah, maksudnya adalah memproduksi penyelesaian yang kreatif untuk berbagai macam masalah membutuhkan komitmen yang tinggi. 2. Tanyakan kenapa, dimana seorang insinyur kreatif selalu ingin tahu tentang dunia dan mencari pemahaman. 3. Tidak pernah puas, dimana seorang insinyur kreatif senantiasa mempunyai keinginan untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik dari sebelumnya. 4. Belajar dari kecelakaan, seorang insinyur kreatif selalu belajar dari kesalahan- kesalahan sebelumnya. Meminjam istilahnya Birowo (2016:74) bahwa insinyur seyogyanya tidak takut dengan kegagalan, seorang insinyur kreatif hanya takut jika tidak bisa mengambil pelajaran dari kesalahan yang dibuatnya. 5. Buatlah analogi, dengan mempunyai antar hubungan yang besar, seorang insinyur kreatif menambah kesempatan untuk menemukan sebuah solusi. 6. Generalisasi, seorang insinyur kreatif mencari usaha untuk mengeneralisasi sebuah fakta agar informasi informasi itu dapat dikembangkan menjadi antar hubungan yang luas. 7. Kembangkan pemahaman kualitatif dan kuantitatif, seorang insinyur kreatif selalu mengembangkan tidak hanya kemampuan analitis kuantitatif, tetapi juga pemahaman kualitatif. 8. Mempunyai kemampuan visualisasi yang baik, seorang insinyur kreatif dalam penyelesaian masalah melibatkan visualisasi tiga dimensi. 9. Mempunyai kemampuan menggambar yang baik, dengan mengkomunikasikan secara akurat melalui gambar dan sketsa teknik, seorang insinyur dapat menyampaikan idenya dengan mudah dan singkat kepada klien. 10. Memiliki pemikiran yang tak terbatas, seorang insinyur kreatif selalu mengembangkan pengetahuan yang cukup untuk melakukan diskusi ilmiah dengan mereka yang berasal dari disiplin ilmu lain. 11. Memiliki minat yang luas, seorang insinyur kreatif harus selalu menjaga kesimbangan intelektual, emosional dan kebutuhan fisik. 12. Mengumpulkan informasi yang tidak jelas, seorang insinyur kreatif harus dapat mengumpulkan informasi umum dan informasi yang masih kabur. 13. Bekerja dengan alam dan tidak melawannya, seorang insinyur kreatif jangan masuk ke sebuah masalah dengan gagasan yang diragukan. Alam kadang kadang akan memberi petunjuk pada kita tentang solusinya, jika kita berminat pada bisikannya.
F. Insinyur dan Masyarakat Ekonomi Asean
Menjawab tantangant besar Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah mulai diberlakukan pada Tahun 2015, memberikan jaminan dan rasa aman terhadap profesi insinyur, peluang berkiprah dan menjamin kesejahteraan bagi profesi insinyur, dan meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi persaingan global. MEA merupakan satu era yang menyatukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara menjadi satu basis pasar dan produksi. Dimana akan terjadi arus bebas produk, jasa, investasi, tenaga kerja dan modal yang semuanya bermuara pada prinsip pasar terbuka bebas hambatan. Terkait dengan hal tersebut, maka paling tidak ada dua strategi yang harus segera dilakukan jika negeri ini mau memetik keuntungan dengan adanya MEA. Pertama, strategi kedalam yaitu melalui upaya-upaya yang dilakukan di dalam negeri guna menghadapi MEA, seperti penggunaan produk dalam negeri, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan membangun industri yang berbasis nilai tambah. Sebagaimana kita ketahui bahwa kurangnya dukungan infrastruktur, buruknya sistem transportasi/logistik, lemahnya perangkat hukum, serta terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang kompeten merupakan hambatan utama yang dihadapi bangsa ini. Strategi kedua adalah strategi keluar, yaitu meliputi standar mutu untuk produk atau jasa yang akan masuk ke pasar Indonesia, perbaikan sistem pengelolaan ekspor serta memperketat pengawasan ekspor impor, selain itu yang penting juga adalah memperluas akses di luar negeri. Oleh karena itu, dengan kehadiran Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 diharapkan dapat memperdayakan insinyur Indonesia, sehingga mampu menjawab Asean Economic Community (AEC). Ada tiga alasan penting dalam pengesahan undang-undang keinsinyuran, yaitu banyaknya insinyur Indonesia yang lari ke luar negeri karena kurang mendapatkan apresiasi di Indonesia, banyak insinyur asing yang menguasai level menengah di banyak perusahaan negara dan swasta di Indonesia, serta untuk meningkatkan nilai tambah bagi inovasi produk dan siap ekspor.
G. Peluang dan Tantangan Insinyur
Pada Kompas edisi 15 Juli 2014 sebagaimana dikutip dari http://rumahpengatahuan.web.id. dinyatakan bahwa Indonesia saat ini menghadapi krisis insinyur. Selain jumlah insinyur yang masih kurang, ternyata banyak insinyur yang justru tidak bekerja di bidangnya. Padahal, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kisaran 7-10 persen per tahun, dibutuhkan sekitar 1,5 juta insinyur. Ketua PII, Bobby Gafur Umar mengatakan bahwa saat ini terdata sekitar 750.000 insinyur dan itu baru separuh dari yang dibutuhkan, bahkan sarjana teknik yang ada banyak beralih kerja ke bidang lain. Kondisi ini mengakibatkan Indonesia pun tertinggal dari negara tetangga kita, seperti Malaysia dan Vietnam. Indonesia menghasilkan sebanyak 164 orang per 1 juta penduduk. Sementara Malaysia menghasilkan lebih dari dua kali lipat, yakni 367 insinyur per 1 juta penduduk. Vietnam memiliki 282 insinyur per 1 juta penduduk. Persatuan Insinyur Indonesia menyatakan bahwa insinyur dalam negeri yang memiliki kompetensi dan keahlian sesuai dengan standar Mutual Recognition Arrangements (MRA) dan bersertifikasi Asean Chartered Professional Engineer (ACPE) masih minim. Bobby mengatakan bahwa hingga Agustus 2014, Indonesia baru memiliki 124 tenaga. insinyur yang memenuhi standar kompetensi dan keahlian yang sesuai dengan standar MRA, dan bersertifikasi ACPE. Sementara itu, insinyur di seluruh kawasan MEA yang sudah berstandar MRA dan bersertifikasi ACPE banyak sekali, mencapai 700 orang lebih, didominasi Singapura dan Malaysia. Hal ini menjadi tantangan insinyur Indonesia dalam menghadapi pemberlakuannya MEA. Tentunya kita harus siap menghadapi situasi ini dan bagi insinyur Indonesia tidak mudah menerima kenyataan ini, oleh karena itu, maka kita harus benar-benar siap mengantisipasinya. Meningkatkan daya saing para insinyur Indonesia, sehingga mereka memiliki kompetensi dan keahlian yang sesuai dengan standar MRA dan bersertifikasi ACPE adalah sebuah tantangan dan pekerjaan rumah yang harus segera kita atasi. Enam kriteria MRA adalah pendidikan, ujian, registrasi, dan pemberian lisensi, pengalaman pendidikan profesional lanjutan, dan kode etik (professional conduct). Karena itu, Bobby menghimbau tenaga insinyur Indonesia. untuk segera memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Oleh karena itu, dengan disahkannya Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran menurut Bobby bermakna penting dalam rangka meningkatkan profesi insinyur. Nantinya sarjana teknik yang berprofesi insinyur mesti menjalani pendidikan profesi insinyur. Penyesuaian paling lambat dua tahun setelah undang- undang keinsinyuran disahkan.
H. Profesi Insinyur Ketekniksipilan
Ciri mendasar masyarakat modern adalah kehadiran orang-orang yang memiliki mendalam pada satu bidang tertentu. Mereka disebut para ahli. Di dalam profesi profesi tersebut terselip sebuah gelar yang mulia, yakni para profesional. Apa konsekuensi menjadi seorang profesional di satu bidang? Pertanyaan itu semakin penting untuk diajukan, mengingat begitu banyak pekerja profesional di segala bidang sekarang ini yang melakukan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) terkait profesi mereka. Profesi adalah sebuah panggilan. Profesi tidak hanya sekedar seseorang belajar sampai level tertentu, lalu bisa disebut profesional, melainkan suatu panggilan untuk mengabdi pada kepentingan masyarakat secara keseluruhan, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Seorang profesional juga menyatakan diri mau dan mampu untuk bekerja demi kepentingan orang banyak, dan bukan hanya berfokus pada kepentingan pribadinya sendiri, la adalah manusia untuk sesamanya. Dalam tanggung jawabnya, tugas pertama dari seorang insinyur sipil adalah memeriksa dan menganalisis proyek konstruksi yang diusulkan. Mereka tidak hanyal akan memeriksa rencana itu sendiri tetapi akan pergi ke lokasi berkali-kali untuk memastikan bahwa rencana tersebut sesuai dengan lokasi dan sebaliknya. Tugas seorang insinyur sipil tidak berakhir pada saat ini. Para insinyur sipil akan mengikuti proyek dari awal sampai akhir dan membuat perubahan yang diperlukan di sepanjang jalan. Mereka akan memastikan bahwa insinyur sipil harus menggunakan persamaan yang berbeda, aplikasi dan angka untuk memastikan penerapan prosedur yang tepat. Insinyur sipil juga harus yakin untuk mengikuti hukum dan peraturan penggunaan lahan setiap langkah dari jalan. Hal ini sangat penting sebagai salah satu yang tidak mematuhi ketentuan dan peraturan mungkin menemukan bahwa proyek ini terhenti, baik sementara atau secara permanen. Oleh karena itu, sebagai profesional maka seorang insinyur sipil harus memastikan tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan pengabdian di dalam pekerjaan mereka. Etika adalah panggilan di dalam diri manusia. untuk memahami apa yang baik dan apa yang buruk, serta kemudian hidup berdasarkan pengetahuan itu.