Anda di halaman 1dari 52

Ir. Indracahya Kusumasubrata, IPU Prof. Dr. Ir. T.M.

Ari Samadhi, IPU


Ketua BKTI PII
Ketua BKSTI

Ir. Made Dana Tangkas, M.Si, IPM


Ketua ISTMI

PII

BKTI PII
BKSTI

ISTMI

Pengertian
Persatuan Insinyur Indonesia atau disingkat PII
(dalam bahasa Inggris The Institution of
Engineers Indonesia IEI) adalah organisasi
profesi yang didirikan di Kota Bandung pada
tanggal 23 Mei 1952 untuk menghimpun para
insinyur atau sarjana teknik di seluruh
Indonesia.

Badan Kejuruan TEKNIK INDUSTRI Persatuan Insinyur Indonesia

Merupakan salah satu Badan Kejuruan yang ada didalam


Persatuan Insinyur Indonesia. Merupakan organisasi profesi yang
mempunyai program pengembangan dan pembinaan kompetensi
insinyur Teknik Industri.
Merupakan organisasi yang bekerja mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui peningkatan kemampuan
sumber daya manusia agar tangguh, handal dan dapat dipercaya.
BKTI PII berupaya mengambil peran strategis yang menentukan
arah pembangunan nasional melalui peningkatan kemampuan
profesional insinyur dalam memadukan ilmu pengetahuan dan
teknologi, aneka matra keterampilan, kesantunan dan ketaatan
etika serta etos kerja, dalam melaksanakan kewajiban pekerjaan
keinsinyuran untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
masyarakat.

Tanggal 23 Mei 1952


Tempat: Aula Barat,
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Bandung (sekarang
menjadi ITB) di Jl.
Ganesha 10, Bandung

Sejarah PII
Persatuan Insinyur
Indonesia

Ir. H. Djoeanda
Kartawidjaja dan Prof.
Ir. R. Roosseno
Soerjohadikoesoemo
berkumpul bersama
kawan-kawannya
sesama insinyur
Indonesia

Keanggotaan Internasional

AFEO (ASEAN Federation of Engineering Organizations)


AEESEAP (Association of Engineering Education South East Asia and Pacific)

Tujuan, Tugas Dan Wewenang, dan Usaha PII


Tujuan
1. Menjadi organisasi profesi keinsinyuran secara nasional yang memiliki kesetaraan
dan diakui internasional.
2. Memupuk keprofesionalan korsa Insinyur Indonesia, meningkatkan jiwa serta
semangat persatuan nasional dalam mendarma baktikan kompetensinya kepada
kepentingan bangsa dan negara melalui peningkatan nilai tambah perwujudan
cita-cita bangsa.
3. Meningkatkan kepedulian dan tanggap profesional terhadap permasalahan,
tantangan, serta peluang pembangunan nasional maupun daerah melalui
optimasi pemberdayaan kompetensi profesional secara integratif.
4. Mendorong keprofesionalan dalam penguasaan, pengembangan, pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi untuk meningkatkan kemandirian dan
kesejahteraan umat manusia pada umumnya dan khususnya rakyat Indonesia.

Tugas dan Wewenang


1. Meningkatkan peran dan tanggung jawab profesional profesi Insinyur
Indonesia dalam pembangunan daerah, nasional, regional dan
internasional.
2. Meningkatkan kompetensi profesional Insinyur Indonesia sehingga
berdaya saing internasional yang mampu menjawab tantangan dalam
kancah lokal, nasional, regional dan internasional.
3. Memberikan pengakuan atas keprofesionalan Insinyur Indonesia bagi
Anggota yang telah memenuhi syarat untuk itu dalam bentuk Sertifikat
Insinyur Profesional, serta melakukan evaluasi atas keprofesionalan
Insinyur Indonesia tersebut secara berkala.
4. Melakukan penilaian atas prestasi Insinyur Indonesia secara berkala, serta
memberikan penghargaan bagi prestasi yang unggul, dan mempromosikan
prestasi yang unggul itu secara luas.

Usaha PII
Menyelenggarakan berbagai kegiatan peningkatan profesi keinsinyuran,
termasuk
1. Kegiatan pengkajian,
2. Penelitian dan pengembangan,
3. Pendidikan dan pelatihan,
4. Sertifikasi keprofesionalan, dan
5. Penghargaan prestasi, secara mandiri dan bebas dari pengaruh siapa pun,
dengan tetap mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik PII, dan
Keputusan-Keputusan Kongres PII.

Kode Etik PII


1.
2.
3.

4.

5.

PII memiliki Kode Etik yang dimaksudkan untuk menjaga martabat dan
kehormatan profesi Insinyur Indonesia, yaitu sebagaimana terlampir.
Kode Etik menjadi landasan bagi sikap dan tata-laku setiap Insinyur
Indonesia.
Anggota wajib mentaati dan melaksanakan Kode Etik serta ketentuanketentuan pelaksanaannya sebagaimana diatur oleh Majelis Kehormatan
Insinyur.
Bimbingan dan pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik dilaksanakan oleh
Majelis Kehormatan Insinyur.
Penetapan dan perubahan atas Kode Etik dilakukan oleh dan dalam
Kongres PII

Anggota PII
Syarat Anggota:
I. Pengalaman di bidang keteknikan <3 tahun
1. Sarjana Teknik atau Sarjana Pertanian lulusan
perguruan tinggi dalam dan luar
negeri yang terakreditasi oleh lembaga yang diterima
PII
2. Mengisi Formulir Keanggotaan secara online di
www.pii.or.id
3. Menyerahkan fotokopi ijazah (1 lembar)
4. Menyerahkan fotokopi KTP (1 lembar)
5. Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 4 (2 lembar)
6. Membayar luran Pangkal Rp.100.000,- dan luran
Tahunan Rp. 300.000,7. Mengikuti Program Pembinaan Profesi Insinyur
(PPPI)
Anggota akan memperoleh :
Kartu tanda Anggota (KTA) tanpa dicantumkan gelar
Ir. (Insinyur)

II. Pengalaman di bidang keteknikan > 3 tahun


1. Sarjana Teknik atau Sarjana Pertanian lulusan
perguruan tinggi dalam dan luar
negeri yang terakreditasi oleh lembaga yang diterima
Pll
2. Mengisi Formulir Keanggotaan secara online di
www.pii.or.id
3. Mengisi Formulir Aplikasi Insinyur (FAIR) secara
online di www.pii.or.id
4. Mengikuti Program Pembinaan Profesi Insinyur
(PPPI) selama 1 hari
5. Menyerahkan fotokopi ijazah (1 lembar)
6. Menyerahkan fotokopi KTP (1 lembar)
7. Menyerahkan pasfoto ukuran 3 x 4 (2 lembar)
8. Membayar luran Pangkal Rp.100.000,- dan luran
Tahunan Rp. 300.000,Anggota akan memperoleh :
Kartu tanda Anggota (KTA) dengan dicantumkan
gelar Ir. (Insinyur)
Sertifikat kepesertaan PPPI
Sertifikat pengukuhan predikat Insinyur

Kegiatan PII
Topik Kongres:
1. Implementasi UU Keinsinyuran
2. Mempersiapkan organisasi dalam pelaksanaan AEC 2016,
Menghadapi saat-saat final menjelang diberlakukannya ASEAN Economic Community (AEC), dimana
Insinyur akan menjadi salah satu profesi yang paling terdampak. UU Keinsinyuran No. 11/2014 pun
diundangkan pada saat yang tepat menghadapi AEC sehingga para pemangku kepentingan profesi
keinsinyuran akan terlindungi dan terakomodasi. Dalam tataran pelaksanaan dilapangan, saat ini PII terus
mendorong agar aturan teknis UU Keinsinyuran, dalam bentuk Peraturan Pemerintah, bisa segera
diterbitkan dan diterapkan.
3. Pemilihan Wakil Ketua Umum PII masa bakti 2015-2018 akan menjadi bintangnya. Ritual tiga tahunan ini
menjadi penanda bahwa PII adalah organisasi yang progresif, menjaga kaderisasi kepengurusannya, dan
selalu siap beradaptasi menghadapi tantangan dan perubahan.

Kegiatan PII

BKSTI

BKSTI
BKSTI adalah suatu badan yang dibentuk diantaranya
memliliki tujuan untuk:
Menetapkan dan meningkatkan mutu serta relevansi
Pendidikan Tinggi Teknik Industri di Indonesia
Menampung dan mencari penyelesaian permasalahan
dalam penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Teknik Industri
Mengakomodasi kerjasama antar anggota BKSTI dalam
kegiatan pertukaran informasi dan penyelenggaraan
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
dan Menjadi mitra Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional dan Stackeholder lainnya
dalam bidang Pendidikan Tinggi Teknik Industri.

Kegiatan BKSTI
BKSTI sebagai forum kerjasama antar
penyelenggara pendidikan tinggi teknik industri
se- Indonesia, telah mempunyai agenda rutin
pertemuan berkala yang disebut kongres. Sesuai
dengan amanah yang tertuang dalam AD/ART
BKSTI, kongres BKSTI dilaksanakan dalam 3 tahun
sekali. Kegiatan kongres BKSTI VI di Medan yang
telah memutuskan bahwa kongres VII BKSTI dan
Seminar Nasional Teknik Industri dilaksanakan
pada tahun 2014 di kota Bukittinggi (Sumatera
Barat) pada tanggal 2-4 September 2014.

STRUKTUR KURIKULUM MENURUT BKSTI


Pelaksanaan Proses pembelajaran
Sistem pembelajaran dibangun berdasarkan
perencanaan yang relevan dengan tujuan, ranah
belajar dan hierarkinya.Pembelajaran dilaksanakan
menggunakan berbagai strategi dan teknik yang
menantang, mendorong mahasiswa untuk berpikir
kritis bereksplorasi, berkreasi dan bereksperimen
dengan memanfaatkan aneka sumber.Pelaksanaan
pembelajaran memiliki mekanisme untuk memonitor,
mengkaji, dan memperbaiki secara periodik kegiatan
perkuliahan (kehadiran dosen dan mahasiswa),
penyusunan materi perkuliahan, serta penilaian hasil
belajar.

STRUKTUR KURIKULUM MENURUT BKSTI

Mekanisme Monitoring Perkuliahan


Pemantauan pelaksanaan perkuliahan:
a) Sistem kontrol perkuliahan untuk mahasiswa
b) Sistem kontrol perkuliahan untuk dosen
Pemantauan materi perkuliahan
Pemantauan pelaksanaan praktikum:
a) Persyaratan Praktikum
b) Pendaftaran Praktikum
c) Jadwal Penyelenggaraan, Aturan, dan Tata Tertib
Praktikum
d) Materi Praktikum dan Beban Kegiatan Praktikum
e) Nilai Hasil Evaluasi Akhir Praktikum
f) Asisten/Dosen Pembimbing Praktikum

Standar kompetensi lulusan teknik industri berdasarkan BKSTI


1. Memahami dan mampu memakai alat analitis dan
komputasional
2. Memahami dan mampu melakukan pengumpulan dan
pengolahan data serta merancang eksperimen dan
menganalisis data hasil eksperimen
3. Mampu merancang sistem integral yang terdiri dari
manusia, material, informasi, peralatan dan energi serta
menentukan performansinya dengan pendekatan system
4. Mampu mengidentifikasikan dan memformulasikan
masalah perbaikan dalam sistem integral dengan
menggunakan pendekatan system
5. Mampu mencari solusi dari masalah yang diformulasikan

Standar kompetensi lulusan teknik industri berdasarkan BKSTI


6. Mampu membuat keputusan untuk
mengimplementasikan hasil-hasil pemecahan masalah
dan mempunyai wawasan luas sehingga dapat
memahami dampak terhadap konteks sosial, lingkungan,
lokal maupun global
7. Mampu beradaptasi terhadap teknik dan alat analisis
baru yang diperlukan dalam menjalankan profesi
keteknikindustriannya
8. Mampu berkomunikasi dengan efektif
9. Mampu bekerja sama dalam tim secara efektif baik
sebagai pemimpin maupun anggota
10. Memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan
etika.

Tanggung Jawab Profesi Yang Lebih Spesifik


Seorang Professional
a. Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas
baik dalam proses maupun produk hasil kerja
profesional.
b. Menjaga kompetensi sebagai profesional.
c. Mengetahui dan menghormati adanya
hukum yang berhubungan dengan kerja yang
profesional.
d. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan
menunjukkan tanggung jawab.

ISTMI

Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen


Industri

Pada tahun 1993 di Indonesia terdapat 55


perguruan tinggi (negeri dan swasta) dan
pada tahun 1999 ada sekitar 100 lebih
perguruan tinggi yang menyelenggarakan
program studi Sarjana Teknik Industri. Pada
tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik
Industri (Persati), yang hanya aktif dalam
beberapa tahun. Pada tahun 1986 berdirilah
lkatan Sarjana Teknik Industri dan
Manajemen Industri Indonesia (ISTMI).

Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen


Industri

ISTMI (Ikatan Sarjana Teknik Industri dan


Manajemen Industri Indonesia)
ISTMI sebagai organisasi profesi dari disiplin Ilmu
Teknik Industri (TI) dan Manajemen Industri (MI)
di Indonesia lahir pada tanggal 22 Nopember
1986 di Jakarta. Kelahiran organisasi ini didasari
atas pertimbangan bahwa profesi TI dan MI telah
diterima di kalangan yang sangat luas sejak
masuknya disiplin sekitar 16 tahun sebelumnya.
Keberadaannya sudah menembus batas-batas
konvensional keteknikan atau keindustrian.

Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen


Industri

Bertujuan: Mencapai kemantapan peranan


Sarjana dan Ilmu Teknik Industri & Manajemen
Industri
maupun
terapannya
dalam
pembangunan masyarakat pada umumnya dan
khususnya pembangunan industri di Indonesia,
demi mempercepat kesejahteraan bangsa.
Mengembangkan profesi Teknik Industri &
Manajemen Industri di Indonesia sehingga dapat
berperan dalam peningkatan kesejahteraan
bangsa Indonesia khususnya dan umat manusia
umumnya

TUJUAN KERJASAMA BKTI


PII,BKSTI,ISTMI
1. Meningkatkan kualitas pendidikan Insinyur profesional
sesuai dengan amanat Undang-Undang no. 11 th 2014
tentang Keinsinyuran
2. Meningkatkan kualitas pendidikan Teknik Industri Nasional
3. Menjadikan lulusan Teknik Industri entrepreneur dan
motor dalam pembangunan
4. Meningkatkan Ilmu Teknik Industri
5. Membantu percepatan pembangunan nasional khususnya
di sektor industri barang maupun jasa
6. 6. Melaksanakan sosialisasi 9 program kerjasama BKTI PII,
BKSTI dan ISTMI, antara lain melakukan kegiatan
tournamen golf untuk penggalangan dana

9 PROGRAM KERJASAMA BKTI


PII,BKSTI DAN ISTMI
1. Pelatihan Dasar Profesi Ke-insinyuran untuk Perguruan
Tinggi Penyelenggara Pendidikan Teknik Industri.
Pelatihan ini bertujuan untuk menanamkan: pemahaman
tentang kompetensi insinyur profesi Teknik Industri dan
sikap insinyur profesi Teknik Industri yang harus bekerja
sebagai insinyur profesional; memperkaya wawasan
pengetahuan dan pandangan serta informasi tentang
insinyur profesi Teknik Industri untuk melayani para
pengguna profesi Teknik Industri; mengenal kompetensi
dan mempromosikan organisasi profesi Teknik Industri
dalam berkontribusi membangun bidang pengabdian dan
masyarakat Indonesia, yang peran sertanya telah
diamanatkan pada UU Keinsinyuran.

2.

Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Teknik Industri Nasional.


Kerjasama BKTI-PII/BKSTI/ISTMI akan melakukan : Assessment terhadap Program
Studi Teknik Industri dengan menggunakan evaluasi Badan Akreditasasi Nasional
Perguruan Tinggi untuk dapat melakukan penilaian dan mengidentifikasi
kesenjangan mutu penguasaan keilmuan Teknik Industri yang paling strategis;
Bersama Program Studi membuat program unggulan, sebagai prioritas utama
untuk memicu terobosan perbaikan yang dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan khususnya SDM, sarana dan prasarana; Melakukan kolaborasi
mengembangkan sumber daya manusia melalui peran para pakar bidang ilmu
Teknik Industri, praktisi dan korporasi; Mengembangkan laboratorium program
studi dengan pengembangan modul modul berbasis kekayaan lokal SDA dengan
pendekatan iptek yang inovatif;

3.

Pemberdayaan UKM.
BKTI-PII/BKSTI/ISTMI akan turut berperan, dengan sasaran utama adalah
menembus pasar domestik dan International. Sasaran utama kegiatan ini adalah:
Terbangunnya model / pola pengembangan UKM berbasis sinergi antara
Pemerintah dengan Swasta secara berkelanjutan; Memperbanyak pelaku UKM
yang terlibat dan memperkuat sinergi untuk menumbuhkan-kembangkan UKM di
wilayah di luar Jawa; Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan
SDM-UKM untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah.

4.

Sertifikasi Insinyur Profesional.


Pasar terbuka International seperti Asian Free Trade Area (AFTA), ASEAN-China
Free Trade Area(ACFTA), Asian Australia New Zealand Free Trade Area, (AANZFTA),
dan area pasar bebas lainnya. Program sertifikasi bagi insinyur profesi Teknik
Industri merupakan kebutuhan dan keharusan (Mandatory) untuk menjamin dan
meningkatkan kualitas jasa insinyur profesional. Kualifikasi sertifikasi PII yang telah
dibakukan meliputi: Insinyur Profesional Utama, Insinyur Profesional Madya, dan
Insinyur Profesional Pratama yang diberikan oleh Majelis Penilai PII. Dengan
sertifikasi ini maka akan diperoleh jaminan SDM yang handal dan berkompetensi.
Dengan program sertifikasi ini maka pengakuan atas kompetensi masyarakat
profesional akan diperoleh. Kualitas SDM profesional menjadi terukur dan oleh
karena itu dapat ditingkatkan kompetensinya. Sertifikasi profesional dapat
meningkatkan kompetensi dan daya saing global insinyur profesi Teknik Industri.

5.

Pelatihan Profesi Insinyur Lanjutan


Dengan program ini maka insinyur profesi Teknik Industri akan dapat memaintain
dan meningkatkan ke-profesiannya, sejalan perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan mutakhir. Pelatihan Profesi Lanjutan memiliki silabus yang disusun
oleh pakar akademis dan spesialis dibidang Teknik Industri, akan menjadi bagian
dari sistem pelatihan insinyur profesi yang terpadu yang dikembangkan secara
terstruktur dan berkelanjutan.

6.

Seminar Penguatan Struktur Industri Nasional.


Dengan dilatarbelakangi untuk dapat mengambil peran proaktif di
sektor perekonomian nasional, khususnya di sektor industri maka
dilaksanakannya Seminar Penguatan Struktur Industri Nasional,
dengan tujuan utama adalah : Membangun struktur industri yang
kokoh, kukuh, tangguh, dan kompetitif, melalui perumusan dan
interaksi dan sinergitas pemerintah, pemodal, praktisi / profesional
dan akademisi.
7. Data Base Bidang Kerja dan Insinyur Teknik Industri
Tujuan umum pengembangan Sistem Database adalah untuk
menyediakan data dan informasi bidang pengabdian dan sumber
daya insinyur profesi Teknik Industri yang dapat diakses dengan
mudah oleh para pemangku kepentingan atas insinyur profesi
Teknik Industri, dalam kerangka meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan berbagai program kegiatan dan penggunaan
potensi insinyur profesi Teknik Industri secara optimal serta dapat
menjadi landasan program pengembangan insinyur profesi Teknik
Industri pada masa mendatang.

8.

Jurnal Teknik Industri.


Artikel jurnal adalah artikel ilmiah yang merupakan kajian ilmiah.
Publikasinya akan memberikan kontribusi strategis pada
pengembangan pengetahuan teori dan ilmu pada para
profesional.

9.

Penyelenggaraan(ICRBI) International Conference On Resources


Based Industries
Persatuan Insinyur Indonesia, melalui BKTI yang bersinergi dengan
BKSTI dan ISTMI bermaksud menjembatani dan mengakselerasi
sentra - sentra Industri dan ekonomi di seluruh daerah di
Indonesia, yang pada umumnya memiliki SDA yang melimpah.
ICRBI akan mengubah paradigma dengan tidak lagi sekedar
meneruskan keadaan seperti saat ini (business as usual). Sinergi
harus diciptakan melalui tiga komponen utama pembangunan,
yaitu: Akademisi (peneliti dan perguruan tinggi), Business
(pengusaha dan professional ) dan Government (pemerintah).

9
8
7
6
5
4
3

2
1

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia,


yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka
penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan
bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja
dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi
kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai
sektor.
KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri
Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan
dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia

9
8
7

6
5
4
3
2
1

KKNI terdiri dari 9 (sembilan) jenjang


kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi 1 sebagai
kualifikasi terendah dan Kualifikasi 9
sebagai kualifikasi tertinggi
Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian
pembelajaran yang disepakati secara
nasional, disusun berdasarkan ukuran hasil
pendidikan dan/atau pelatihan yang
diperoleh melalui pendidikan formal,
nonformal, informal, atau pengalaman
kerja

Deskripsi KualifikasI pada KKNI


Deskripsi Kualifikasi pada KKNI merefleksikan
capaian pembelajaran (learning outcomes)
yang peroleh seseorang melalui jalur
pendidikan
pelatihan
pengalaman kerja
pembelajaran mandiri

The share of Science, Knowledge,


Knowhow and Skills in each IQF level
may vary according to the national
qualification assessment established by
all concerned parties.

Capaian Pembelajaran (learning outcomes):


internasilisasi dan akumulasi ilmu
pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan
praktis,ketrampilan, afeksi, dan kompetensi
yang dicapai melalui proses pendidikan yang
terstruktur dan mencakup suatu bidang
ilmu/keahlian tertentu atau melalui
pengalaman kerja.

llmu pengetahuan (science): suatu sistem berbasis metodologi ilmiah


untuk membangun pengetahuan (knowledge) melalui hasil-hasil
penelitian di dalam suatu bidang pengetahuan (body of knowledge).
Penelitian berkelanjutan yang digunakan untuk membangun suatu
ilmu pengetahuan harus didukung oleh rekam data, observasi dan
analisa yang terukur dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
manusia terhadap gejala-gejala alam dan sosial.
Pengetahuan (knowledge): penguasaan teori dan keterampilan oleh
seseorang pada suatu bidang keahlian tertentu atau pemahaman
tentang fakta dan informasi yang diperoleh seseorang melalui
pengalaman atau pendidikan untuk keperluan tertentu.
Pengetahuan praktis (know-how): penguasaan teori dan keterampilan
oleh seseorang pada suatu bidang keahlian tertentu atau pemahaman
tentang metodologi dan keterampilan teknis yang diperoleh seseorang
melalui pengalaman atau pendidikan untuk keperluan tertentu.

Keterampilan (skill): kemampuan psikomotorik (termasuk manual


dexterity dan penggunaan metode, bahan, alat dan instrumen) yang
dicapai melalui pelatihan yang terukur dilandasi oleh pengetahuan
(knowledge) atau pemahaman (know-how) yang dimiliki seseorang
mampu menghasilkan produk atau unjuk kerja yang dapat dinilai
secara kualitatif maupun kuantitatif.
Afeksi (affection): sikap (attitude) sensitif seseorang terhadap aspekaspek di sekitar kehidupannya baik ditumbuhkan oleh karena proses
pembelajarannya maupun lingkungan kehidupan keluarga atau
mayarakat secara luas.

Kompetensi (competency): akumulasi kemampuan seseorang dalam


melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen
yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawab
individu pada bidang kerjanya.

Deskripsi Umum
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap level kualifikasi mencakup
proses yang menumbuhkembangkan afeksi sebagai berikut :

Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia
Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang
tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya
Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain
Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

S3
S2

S3T

S2T

SPESIALIS
2
SPESIALIS
1
PROFESI

S1

DIV/ S1T

AHLI

TEKNISI/
ANALIS

TEKNISI/
ANALIS

OPERATOR

OPERATOR

7
5

DI
I
DI

AHLI

8
6

DIII

SMU

4
3

SMK
PROGRAM
PROFESI

2
1

LEVEL 6 (SARJANA/DIPLOMA-4)
Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan
IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta
mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.
Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum
dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut
secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian
masalah prosedural.
Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis
informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam
memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

LEVEL 7 (PROFESI GURU)


Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di
bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara
komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan IPTEKS
untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan
strategis organisasi.
Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi,
dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui
pendekatan monodisipliner.

Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan


strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab
penuh atas semua aspek yang berada di bawah
tanggung jawab bidang keahliannya.

LEVEL 8 (MAGISTER)
Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan
atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek
profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya
inovatif dan teruji.

Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan


atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui
pendekatan inter atau multidisipliner .
Mampu mengelola riset dan pengembangan yang
bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu
mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

LEVEL 9 (DOKTOR)
Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi,
dan atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau
praktek profesionalnya melalui riset, hingga
menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.
Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi,
dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui
pendekatan inter, multi atau transdisipliner.

Mampu mengelola, memimpin, dan


mengembangkan riset dan pengembangan yang
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan
umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan
nasional maupun internasional.

Acuan yang diarahkan KKNI


Sarjana Teknik Industri harus memenuhi standar kualifikasi
tertentu
Standar kualifikasi dinyatakan dalam uraian yang mencirikan
kualifikasi untuk dapat menjadi sarjana
Disebut sebagai deskriptor
Secara umum (generik) termasuk level 6
Secara spesifik sudah dibuat juga deskriptor kualifikasi untuk
program studi teknik
Untuk keperluan kurikulum inti diperlukan deskriptor lebih
spesifik untuk program studi teknik industry.

Sertifikasi
Profesional

PENGERTIAN SERTIFIKASI
PROFESIONAL
suatu penetapan yang diberikan oleh suatu organisasi
profesional terhadap seseorang untuk menunjukkan bahwa
orang tersebut mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau
tugas spesifik. Sertifikasi biasanya harus diperbaharui secara
berkala, atau dapat pula hanya berlaku untuk suatu periode
tertentu. Sebagai bagian dari pembaharuan sertifikasi,
umumnya diterapkan bahwa seorang individu harus
menunjukkan bukti pelaksanaan pendidikan berkelanjutan atau
memperoleh nilai CEU (continuing education unit).

Lembaga Sertifikasi Profesi


Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah lembaga pelaksanaan
kegiatan sertifikasi profesi yang memperoleh lisensi dari Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Lisensi diberikan melalui
proses akreditasi oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP
bersangkutan telah memenuhi syarat untuk melakukan kegiatan
sertifikasi profesi. Sebagai organisasi tingkat nasional yang
berkedudukan di wilayah Republik Indonesia, LSP dapat
membuka cabang yang berkedudukan di kota lain.

BNSP
BNSP merupakan badan independen yang bertanggung jawab kepada
Presiden yang memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi personil
dan bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi bagi tenaga
kerja.
sistem penyiapan tenaga kerja dalam format paradigma yaitu
1. penyiapan tenaga kerja didasarkan atas kebutuhan pengguna (demand
driven
2. proses diklat sebagai wahana penyiapan tenaga kerja dilakukan dengan
menggunakan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi (Competency
Based Training / CBT)
Pengembangan sistem penyiapan tenaga kerja dengan paradigma baru ini
dimulai pada awal tahun 2000 yang ditandai dengan ditandatanganinya
Surat Kesepakatan Bersama (SKB) antara Menteri Tenaga Kerja, Menteri
Pendidikan Nasional, Ketua Umum Kadin Indonesia.

Manfaat sertifikasi profesi


Melindungi organisasi dan anggota profesi dari praktek penyelenggraan
layanan sesuai tugas dan fungsi yang tidak kompeten sehingga dapat
merusak citra organisasi profesi itu sendiri
Melindungi masyarakat atau warga negara dari praktek layanan yang
merugikan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dapat menghambat
kepentingan yang lebih luas
Mendorong upaya pembinaan sumber daya manusia yang memiliki
kualifikasi yang dipersyaratkan oleh organisasi profesi
Sebagai wahana dalam penjaminan mutu bagi lembaga atau organisasi
profesi yang bertugas mempersiapkan anggotanya untuk memberikan
layanan secara berkualitas
Melindungi dan memelihara organisasi profesi dalam menyelenggarakan
tugas dan fungsinya dari kepentingan internal dan eksternal yang
berpotensi menimbulkan menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang
berlaku
Sarana akuntabilitas publik
Pengembangan karir dalam masyarakat bagi anggota profesi

contoh
Sertifikasi Insinyur Profesional memiliki 3 level
keinsinyuran yaitu:
- Insinyur Profesional Pratama (IPP)
- Insinyur Profesional Madya (IPM)
- Insinyur Profesional Utama (IPU)

Insinyur Profesional, adalah Insinyur yang sudah memiliki


sertifikasi Insinyur Profesional dari Persatuan Insinyur
Indonesia. Syarat mutlak untuk meraih gelar IP ini adalah
Insinyur yang memiliki pengalaman yang terukur dalam
dunia keinsinyuran melalui gemblengan proyek-proyek
konstruksi baik proyek-proyek publik maupun untuk
industri dengan minimal pengalaman 3,5 Tahun untuk IPP
dan minimal 6 Tahun untuk IPM. Seorang Insinyur
Profesional Madya (IPM) sudah mendapatkan
penyetaraan di tingkat Internasional yaitu di tingkat
ASEAN dan APEC. Penulis adalah seorang Insinyur
Profesional Madya dan sudah teregistrasi sebagai ASEAN
Engineer dan sementara proses registrasi di tingkat APEC
Engineer Registration.

Anda mungkin juga menyukai